Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Salah satu tantangan dalam pembangunan pertanian adalah adanya

kecenderungan menurunnya produktifitas lahan. Di sisi lain sumber daya alam terus menerus menurun sehingga perlu di upayakan untuk menjaga kelestariannya. Demikian pula usahatani padi, agar usahatani padi dapat berkelanjutan maka teknologi yang di terapkan harus memperhatikan faktor lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, sehingga agribisnis padi dapat terlanjutkan. Kegiatan praktek lapangan ini adalah kegiatan yang nyata yang dilaksanakan dilapangan tentang usaha yang dikelola oleh petani untuk mengetahui teknik budidaya tanaman padi sawah dan menambah wawasan tentang padi. Padi merupakan makanan pokok penduduk indonesia oleh karena itu di indonesia tidak sedikit yang membudidayakan tanaman padi.

1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana keterampilan pengembangan padi sawah 2. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan budidaya padi sawah 3. Pemeliharaan padi sawah 1.2 Tujuan Adapun tujuan diadakannya praktek lapangan ini adalah psebagai berikut: 1. 2. 3. Menambah keterampilan didalam pengembangan padi sawah Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang budidayapadi sawah Menambah pengetahuan tentang pemeliharaan padi sawah

1.3 Manfaat Adapun manpaat yang didapat selama dilaksanakannya parktek lapangan adalah sebagai berikut: 1. Dapat megetahui cara-cara pengendalian hama dan penyakit yang menyerankan tanaman padi 2. Dapat mengetahui struktur tanah yang baik untuk tanaman padi sawah 3. Dapat mengetahui cara-cara membudidayakan tanaman padi sawah
1

BAB II PROFIL BPTP GORONTALO

PROFIL
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo

Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROVINSI GORONTALO Sejarah BPTP

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian memiliki tupoksi melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi. Dalam pelaksanannya BPTP Gorontalo mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian dan Program Pembangunan Pertanian Provinsi Gorontalo. BPTP Gorontalo pada awalnya adalah sebagai Satuan Kerja Pengkajian Teknologi Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 104/Kpts/KU.610/2/2003 tanggal 5 Pebruari 2003 dan SPAAP Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1/031/A.21/01/2003 tanggal 1 Januari 2003, sebagai respon Depertemen Pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian atas terbentuknya propinsi Gorontalo. Sejak tanggal 1 Maret 2006 berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No. 16/Permentan/ OT.140/3/2006, berubah dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).Tugas pokok BPTP adalah melaksanakan kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

Dasar Pembentukan BPTP Gorontalo :

Permentan No. 16/Permentan/ OT.140/ 3/2006 tanggal 16 Maret 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

SK Menteri Pertanian No. 394/Kpts/ Kp.330/6/2006, bulan Juni 2006 tentang Penunjukan Kepala BPTP Gorontalo.

Struktur Organisasi BPTP Gorontalo sebagai berikut :

Visi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo

merupakan bagian

integral dari visi pertanian dan pedesaan 2020; ruh, visi, dan misi pembangunan pertanian 2010 2014; visi dan misi Badan Litbang Pertanian 2010 2014; serta visi dan misi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) yang dirumuskan untuk menggali dan menyampaikan persepsi yang sama mengenai masa depan pembangunan pertanian dan pedesaan. Persepsi tersebut diwujudkan dalam bentuk komitmen jajaran BPTPGorontalo dalam merealisasikan tujuannnya. Oleh karena itu, dalam mengemban

tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spsesifik lokasi di Provinsi Gorontalo, maka BPTP Gorontalo harus mempunyai visi yang

bersifat futuristik dan mampu menjadi akselerator kegiatan penelitian pengkajian dan perakitan teknologi pertanian spesifik lokasi. Berdasarkan hal tersebut, BPTP Gorontalo menetapkan Visi yaitu Menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yang unggul dan berkelanjutan dalam mendukung program strategis Kementrian Pertanian dan pembangunan agropolitan Provinsi Gorontalo.Sedangkan misi BPTP Gorontalo merupakan pernyataan mengenai garis besarkiprah utama BPTP dalam

mewujudkan visi di tersebut. Untuk itu, BPTP Gorontalo menetapkan Misi sebagai berikut : 1. Melaksanakan pengkajian, pengembangan, penyebarluasan dan pendayagunaan inovasi pertanian spesifk lokasi yang berorietasi agribisnis.
4

2. Memperkuat keterpaduan peneliti/pengkaji, penyuluh dan stakeholder lainnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani. 3. Melaksanakan dan mengembangkan program strategis Kementerian Pertanian dan Agropolitan Propinsi Gorontalo . Tujuan dan Sasaran Sesuai mandat Badan Litbang Pertanian kepada BPTP Gorontalo untuk melakukan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi maka tujuan BPTP Gorontalo adalah: 1. 2. 3. Meningkatkan ketersediaan inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem. Meningkatkan penyebarluasan inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem.

Sasaran : 1. 2. 3. Tersedianya inovasi pertanian unggulan. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) inovasi pertanian. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian). 4. 5. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

Kebijakan, Program, dan Kegiatan-Kegiatan BPTP Gorontalo Mengacu pada kebijakan umum penelitian dan pengembangan pertanian yang telah dirumuskan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 2014, maka BPTP Gorontalomenetapkan kebijakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian sebagai berikut: 1. Meningkatkan fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian dan pengembangan berorientasi pasar/preferensi konsumen berdasarkan pada potensi sumberdaya wilayah. 2. Meningkatkan kuantitas/kualitas iinformasi, media dan lembaga diseminasi inovasi pertanian.

3.

Meningkatkan kapabilitas manajemen pengkajian dan diseminasi untuk memperluas jejaring kerjasama.

4.

Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

5.

Meningkatkan efektivitas manajemen institusi. Dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsinya, program BPTP Gorontalo yang

dilaksanakan dalam kurun waktu 2010 2014 dengan satu program yaitu: Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Untuk

mengimplementasikan mandatnya, selanjutnya program tersebut dijabarkan dalam beberapa kegiatan utama dan indikator, yaitu : 1. Pengkajian inovasi pertanian unggulan spesifik agroekosistem, dengan indikator utama jumlah inovasi pertanian. 2. Penyediaan dan penyebarluasan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah jenis materi inovasi. 3. Pendampingan program strategis pembangunan pertanian wilayah, dengan indikator utama jumlah program strategis pembangunan pertanian wilayah yang mencapai sasaran. 4. Advokasi teknis dan kebijakan operasional pembangunan pertanian wilayah, regional dan nasional, dengan indikator utama jumlah rekomendasi. 5. Pengembangan kerjasama nasional dan internasional dalam pengkajian dan pendayagunaan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian. 6. Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian. 7. Penyediaan petunjuk pelaksanaan (juklak) /petunjuk teknis (juknis) pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian, dengan indikator utama jumlah juklak/juknis. 8. Penguatan manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta adminstrasi institus, dengan indikator utama jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana. 9. Peningkatan kualitas manajemen institusi, dengan indikator utama jumlah dokumen pedoman penerapan ISO 9001:2008

10. Pengembangan kompetensi SDM, dengan indikator utama jumlah SDM yang meningkat kompetensinya. 11. Peningkatan pengelolaan laboratorium, dengan indikator utama jumlah laboratorium yang produktif. 12. Peningkatan pengelolaan kebun percobaan, dengan indikator utama jumlah kebun percobaan yang produktif. 13. Peningkatan pengelolaan website dan database, dengan indikator utama Jumlah website dan database yang ter-update secara berkelanjutan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya , BPTP Gorontalo didukung dengan sarana prasarana antara lain: Gedung Kantor, 1 Gedung Peneliti, 1 Gedung Perpustakaan Digital, 1 Gedung Aula, 1 Gudang benih UPBS, 1 Guest house, rumah dinas jabatan kepala balai dan 13 rumah dinas (sementara). Jumlah SDM sampai tahun 2011 berjumlah 46 orang pegawai, dimana 9 orang fungsional peneliti, 12 orang peneliti non fungsional, 3 orang penyuluh non fungsional, 6 orang teknisi lapangan, 10 orang administrasi dan 6 orang tenaga honorer/kontak bagian rumah tangga.Jumlah pegawai sampai Desember 2011 sebagai berikut: Pendidikan S3 1 2 3 4 Sub Bagian Tata Usaha KSPP Kelji Budidaya dan Pasca Panen Kelji Sumber Daya dan Sosek Jumlah S2 5 4 9 S1 3 2 10 3 18 SM/ D3 1 1 SLT A 10 6 16 SLTP/ SD 2 2 Jumlah

No.

Bidang/Seksi/ Kelji

16 8 15 7 46

Keterangan : 2 honorer, 2 harian kontrak, 2 satminkal, 1 titipan, 3 staf S3 dan 2 Staf S2 Kegiatan yang telah dilakukan oleh BPTP Gorontalo semenjak berdirinya (2003 - 2011) dalam mendukung program pembangunan pertanian di Provinsi Gorontalo antara lain :

1. Peta AEZ Kabupaten Bone Bolango dan Gorontalo Utara, yang melengkapi peta AEZ sebelumnya (Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Boalemo) yang dijadikan salah satu acuan dalam penyusunan pewilayahan komoditas. 2. Penyusunan rekomendasi pemupukan padi sawah sebanyak 187 desa di 19 kecamatan, sedangkan untuk jagung sebanyak 184 desa di 18 kecamatan sepropinsi Gorontalo dan menjadi acuan dalamrekomendasi pemupukan spesifik lokasi padi dan jagung di Propinsi Gorontalo. 3. Pengembangan teknologi integrasi ternak sapi-jagung.Dampak pengkajian tercermin pada antusiasme para petani/peternak di sekitar lokasi pengkajian untuk ikut-serta sebagai petani kooperator. Berdasarkan wawancara terhadap penerimaaan usahatani integrasi tanaman ternak dengan B/C ratio di atas 1,3 dengan nilai kualitatif positif terhadap dayadukung lahan (keawetan produktivitas lahan) sehingga kegiatan ini dapat berdampak secara efektif bagi pendapatan dan kesejahteraan petani/peternak 4. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Primatani). Keberhasilan suatu kegiatan diukur dari manfaat serta dampak yang ditimbulkan sesudah kegiatan tersebut. Sejumlah manfaat signifikan dari Primatani Biyonga yaitu diadopsinya Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah khususnya penggunaan varietas-varietas unggul baru berlabel serta sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1. Keberhasilan lain adalah ditetapkannya Biyonga sebagai wilayah / desa inovasi teknologi padi sawah irigasi sehingga dijadikan tempat show window padi sawah, studi banding maupun praktek lapang. Keberhasilan dalam aspek budidaya tersebut ditunjang oleh aspek penyediaan benih berkualitas berupa kemudahan perolehan benih melalui kelompok penangkar yang dibentuk sebagai salah satu seksi usaha dalam Gapoktan. Kelembagaan kelompok penangkar tersebut telah berkembang dengan tidak hanya menjadi pemasok kebutuhan benih di Biyonga dan diluar desa. Penangkar tersebut juga telah membentuk sub kelompok binaan penangkar diluar Biyonga yang bertujuan memperluas jaringan pemasaran benih. 5. Primatrans, merupakan duplikasi dari Primatani yang dikelola oleh transmigrasi dan didampingi oleh BPTP. Pendampingan dan pengembangan kelembagaan, berdampak makin seringnya diadakan pertemuan diantara warga sehingga mereka berdiskusi, tukar pendapat dan berinteraksi satu sama lain. Peningkatan pengetahuan petani mengenai budidaya jagung, hortikultura, kakao dan buah-buahan yang diperoleh baik dari pelatihan, pendampingan, diskusi maupun melalui buku yang disediakan di klinik agribisnis. Hasil evaluasi pendapatan transmigran mulai mengalami peningkatan yang semula memiliki
8

pendapatan Rp 9.844.499/KK/tahun menjadi Rp. 12. 626.710/KK/tahun. Akses petani terhadap saprodi semakin mudah dengan didirikannya koperasi Prima Trans. 6. Klinik Teknologi Pertanian di Desa Puncak, Kecamatan Pulubala, Kab. Gorontalo. Setelah pelaksanaan kegiatan Klittan, hingga saat ini sistem pengelolaan usahatani jagung di Desa Puncak sudah diwarnai oleh penerapan teknologi spesifik lokasi yang semakin baik dan telah dilaksanakan secara terpola dari musim ke musim. 7. Penyebaran varietas unggul baru padi sawah (VUB).Pada tahun 2007-2008 dilakukan penangkaran varietas unggul Mekongga di lokasi Primatani, dalam perkembangannya hingga tahun 2009 diperkirakan telah ditanam pada 15-25% dari luas pertanaman padi sawah di Propinsi Gorontalo. Varietas Inpari-3 dan inpari-4 telah berkembang melalui jalur benih antar lapang dengan sistem pertukaran hasil gabah dengan benih sebanyak 19 titik dengan luas 18,3 ha untuk varietas Inpari-3 melalui penangkar AmrullahHasiru di Desa Lamahu, Kabupaten Bone Bolango dan penangkar Sura Adam I Desa Iloheluma, Tilongkabila, Kabupaten BoneBolango dan 15 titik dengan luas 5,35 ha untuk varietas Inpari-4 melalui penangkar Umar Latekka di Desa Toluwaya, Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango. Sebanyak 723 kg benih Inpari-3 kelas SS pada 43 lokasi dengan luas 44,4 ha dan 162 kg benih Inpari-4 pada 72 lokasi dengan luas 7,7 ha menyebar sekabupaten/kota Gorontalo melalui BPTP Gorontalo. 8. Gelar Teknologi Hortikultura. Gelar Teknologi ini dikunjungi oleh beberapa stakeholder baik pemda propinsi, kunjungan staf ahli menteri, serta menjadi tempat praktek siswa SMK Pertanian. Sebagai dampak dari kegiatan Gelar Teknologi Hortikultura terutama adalah semakin terperhatikannya pengembangan usaha hortikultura yang di kawasan ini dengan menetapkan Desa Permata sebagai Kawasan Hortikultura. 9. Penyebarluasan juknis, leaflet, dan poster teknologi pertanian keseluruh BPP dan kepada sekitar 300 PPL di Propinsi Gorontalo. Penyebaran buku leaflet baik kepada BPP, penyuluh, dan petani menyabkan banyak animo petani ataupun para PPL untuk berkomunikasi langsung dengan BPTP, hal ini tercermin dari banyaknya permintaan pelatihan atau memberi materi pada acara pelatiha yang dilaksanakan pada kegiatan FMA di tingkat petani.Disamping itu penyebaran poster Inpari-3 menyebabkan banyak pemintaan akan benih Inpari-3, sehingga pada musim tanam 2009 dan 2010 sudah tersebar keberbagai lokasi di Propinsi Gorontalo. Penyebaran poster sistem tanam legowo juga sangat bermanfaat dalam mempercepat adopsi teknologi pada pelaksanaan SPTT padi. Pada 2011, Perbanyakan dan distribusi materi diseminasi sebanyak 500 eksemplar booklet (5 judul); 2000 eksemplar poster (4 judul) dan 1000 eksemplar leaflet
9

(2 judul). Semua cetakan tersebut disalurkan ke seluruh BP4K dan BP3K se-Provinsi Gorontalo 10. Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (UPPTIP) atau Farmer Empowerment Through Agricultural Technology and Information (FEATI) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaku usahatani melalui pemberdayaan dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi untuk

mengembangkan usaha agribisnis dan kemitraan dengan sektor swasta secara optimal dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga pelaku usahatani secara berkelanjutan. BPTP melakukan pendampingan terhadap kelompok tani FMA di 4 Kabupaten pelaksana FEATI (Gorontalo, Bone Bolango, Boalemo dan Pohuwato) antara lain Narasumber pelatihan penyuluh, Pemateri pelatihan FMA, Penyebaran Materimateri Teknologi, Demplot Teknologi di 4 Kabupaten. 11. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Tujuan pelaksanaan kegiatan PUAP adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja diperdesaan, meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi perdesaan dan mitra lembaga

meningkatkan

keuangan.Setiap gapoktan/desa mendapat bantuan modal sebesar Rp.100 juta.Jumah desa yang mendapatkan Program PUAP tahun 2008 sebanyak 132 desa, tahun 2009 sebanyak 113 Desa, dan 2010 sebanyak 91 desa meliputi kabupaten Gorontalo, Pohuwato, Bone Bolango, Gorontalo Utara, Boalemo dan Kota Gorontalo. Tahun 2010 Gapoktan Kota Gorontalo menjadi juara I PUAP tingkat nasional. 12. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi dan Jagung di Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Pohuwato, Kab. Boalemo dan Kota Gorontalo. Program SL-PTT ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani.Model pendampingan BPTP pada pelaksanaanSL-PTT di Provinsi Gorontalo antara lain melalui Display Varietas Unggul Baru, Penyebaran Materi Teknologi, Narasumber Pelatihan Pemandu Lapang/Penyuluh dan Narasumber pelaksanaan SL-PTT, Demfarm PTT Padi 5 ha tiap Kabupaten sebanyak 60% dari unit SL-PTT di Gorontalo. Produktivitas VUB padi pada kegiatan demfarm dan display di 6 kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel berikut:

10

Produktivitas (t/ha) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Varietas Inpari 3 Inpari 4 Inpari 6 Inpari 10 Inpari 13 Inpari 2 Inpari 3 Inpari 4 Inpari 6 Inpari 7 Inpari 8 Inpari 9 Inpari 10 Inpari 11 Inpari 13 Bima-3 Bisi-2 Padi 5,2 - 7,3 5,2 - 9,0 5,6 - 8,1 6,2 - 8,0 6,3 - 9,2 5,7 6,8 5,6 7,8 7,8 7,6 7,0 5,9 7,6 Jagung 8,2 7,4 Keterangan Demfarm Demfarm Demfarm Demfarm Demfarm Display Display Display Display Display Display Display Display Display Demfarm Demfarm

13. Dari berbagai kegiatan diseminasi PTT Padi sawah telah tersebar komponen teknologi PTT khususnya varietas unggul baru hasil Badan Litbang Peranian sebagai berikut : Kab. Kab. Jenis Kota Kab. Kab. Kab. Bone Gorontalo Jumlah No Tanaman Gorontalo Gorontalo Boalemo Pohuwato Bolango Utara (Ha) (Varietas) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 1 Bondoyudo 71,20 36,00 107,20 2 Cibogo 96,80 16,87 215,60 76,50 405,77 3 Cigeulis 111,60 1.061,77 140,00 112,65 90,72 57,50 1.574,24 4 Ciherang 310,50 3.311,20 1.648,00 934,38 60,91 157,50 6.422,49 5 Ciliwung 1.048,00 1.048,00 6 Cimelati 43,00 43,00 7 Cisantana 6,00 6,00 8 Inpari 1 26 15 41 9 Inpari 3 55 100 17 311 40 17 540 10 Inpari 4 70 6 207 134 417 11 Inpari 6 10 20 17 47 12 Inpari 8 26 26 13 Inpari 9 26 15 41 14 Inpari 10 22 153 175 15 IR 64 1,80 7,30 275,00 475,45 26,10 785,65 16 Luk Ulo 20,00 48,00 68,00 17 Mekongga 202,00 6.553,78 982,00 394,75 96,00 63,00 8.291,53 Tukad 18 Balian 154,60 25,00 179,60 11

19 Way Apo JUMLAH % VUB Badan Litbang % Kontribusi BPTP

777.7 82.7 %

8,61 11.406,73 86.31 %

53,00 3.357 84.3 %

202,45 4.103,85 74.6 %

313.73 17 %

64,00 586.5 11.19 %

328,06 20.546,54

39.22 %

60.33 %

31.51 %

40.48 %

12.3 %

5.51 %

Potensi lahan sawah di Provinsi Gorontalo adalah 28.254 ha.Dari potensi tersebut seluas 20.546 ha atau 73 % telah ditanami varietas unggul dari Badan Litbang Pertanian. BPTP Gorontalo cukup berperan dalam distribusi inovasi teknologi terutama komponen varietas unggul baru dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dengan memberikan kontribusi sebesar 11.331 ha atau 40,1% khususnya untuk varietas Mekongga, Tukad Balian, Cigeulis dan Inpari. Persentasi sebaran varietas Badan Litbang Pertanian di Provinsi Gorontalo terlihat pada tabel di atas. 14. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Gorontalo telah dirintis sejak tahun 2006, namun dukungan dana/pembiayaan masih berasal dari Koperasi Pegawai Negeri BPTP Gorontalo, dan mulai TA 2011 telah dibuat Surat Keputusan (SK) pembentukan UPBS BPTP Gorontalo. Lahan BPTP Gorontalo yang dapat dimanfaatkan untuk UPBS seluas 4 ha untuk komoditas Padi Sawah. Sampai bulan Juni 2011 pemanfaatan lahan UPBS baru berkisar 1.5 ha dari dana APBN, sisanya 2.5 ha masih dikelola oleh Koperasi BPTP Gorontalo. Kedepan luas lahan sebesar 4 ha tersebut akan dimanfaatkan seluruhnya oleh UPBS. Varietas Unggul Baru Padi yang dikembangkan oleh UPBS adalah Inpari 3, 4, 6, 8, 10, 13, dan Tukad Balian. TA 2011 telah dibangun Gudang Benih UPBS dan lantai jemur guna mendukung pelaksanaan perbenihan BPTP Gorontalo. Total Produksi Benih Padi Tahun 2011 sebanyak 12,86 ton Varietas Inpari 3, 4, 7, 10 dan Inpari 13. Hasil produksi benih ini didistribusikan untuk keperluan

pendampingan SL-PTT berupa Display VUB, distribusi ke petani penangkar, dan PT Sang Hyang Seri. 15. Pada tahun 2010 2014, BPTP Gorontalo akan lebih mengarahkan kegiatan-kegiatan pada : a). Pendampingan program strategis Kementerian Pertanian (SL-PTT, Gernas Kakao,Kawasan Hortikultura dan PSDS), b). Peningkatan indeks panen baik dilahan optimal maupun sub optimal, c). Pengembangan integrasi ternak dengan jagung, padi, dan kakao, d). Percepatan penyebarluasan VUB tanaman pangan dan hortikultura e). Meningkatkan penyebarluasan paket teknologi spesifik lokasi baik ke PPL, petani,
12

institusi, atau stakeholder lainnya dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk elektronik, f). Pengembangan inovasi dan penyebaran informasi teknologi pertanian g) Kegiatan penelitian dan pengkajianh). Pengembangan UPBS, Peningkatan Diversivikasi Pangan, M-KRPL (Model Kawasan Rumah Pangan Lestari),dan MP3MI (Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi). 16. Untuk meningkatkan peran BPTP di Propinsi Gorontalo, dilakukan kerjasama program antara lain :a)Rancang Bangun dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (dilaksanakan 2011) b) Peningkatan Indeks Panen Padi dari 200 menjadi IP 300 di Kabupaten

BoneBolangobekerjasama dengan Pemda Kabupaten Bone Bolango, c) Pengembangan benih jagung hibrida, bekerjasama dengan Pemda KabupatenGorontalo Utara, d). Pengembangan benih padi sawah inbrida, bekerjasama dengan PT. Shangyangseri dan Pemda Kabupaten Gorontalo.Pada TA 2011 telah dilaksanaan kerjasama penyusunan profil dan road map pengembangan kawasan hortikultura di Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato berkerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo. 17. Pada Tahun 2011 dilakukan Kajian pola dan faktor penentu distribusi penerapan inovasi pertanian spesifik lokasi di provinsi gorontalo. Hasil wawancara pada 120 petani responden di 4 Kabupaten lokasi penelitian bahwa umumnya pola distribusi inovasi teknologi yang diinginkan petani responden adalah dari Balit komoditas ke BPTP, melalui PPL dan langsung ke petani. Disamping itu 37% petani responden juga memilih pola yang sudah ada sekarang (Balit-BPTP-Dinas/Bakorluh-BP4K/BP3K-Poktan-Petani) sebagai pola yang masih efektif saat ini. Sedangkan metode yang efektif menurut pendapat petani responden umumnya adalah melalui dempot (60%)

13

BAB III PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan Tempat 1. Waktu Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 2 April 2012 sampai dengan 2 Juli 2013 2. Tempat Kegiatan praktek lapangan ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Gorontalo yang beralamat di : Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi : Iloheluma : Tilongkabila : Bonebolango : Gorontalo

Pelaksanaan praktek lapangan budidaya padi sawah di BPTP Gorontalo meliputi kegiatan: 1. 2. 3. jadwal kegiatan Jadwal Pembelajaran Daftar Peserta Praktek Lapangan

2.2 Teknik produksi budidaya tanaman padi sawah Budidaya padi sawah di mulai dari persiapan bahan tanam, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. 1. Persiapan bahan tanam Kegiatan untuk mendapatkan bahan tanam yang baik meliputi: a. Pemilihan benih Salah satu cara untuk memilih benih yang baik yaitu dengan cara di rendam dengan air, ciri bahwa benih tidak hampa yaitu benih terendam di dalam air sedangkan benih yang hampa terapung, benih yang terapung dibuang. b. Merendam benih Setelah pemilihan benih selesai benih direndam selama 24 jam, apabila alat yang digunakan mengandung oksigen/menggunakan air yang sedikit maka setiap 12 jam airnya di
14

ganti,karena O2 yang ada dalam air habis. Tujuan dari perendaman ini adalah untuk mempercepat tumbuhnya calon akar, Ciri bahwa benihselesai di rendam yaitu benih membengkak. c. Memeram benih Setelah benih di rendam selama 24 jam selanjutnya benih diperam selama 48 jam, alat untuk memeram sebaiknya menyerap air seperti karung goni. Selama pemeraman, benih ataupun wadah benih harus selalu lembab, ciri bahwa pemeraman selesai yaitu muncul titik putih atau calon akar pada permukaan benih. d. Persiapan bedengan persemaian Sebelum benih di semai dibuat bedengan dengan lebar 1,25 m, tinggi 15-30 cm, dan panjang di sesuaikan, luas persemaian yaitu 3-5 % dari luas lahan yang akan di tanami, setelah itu di pupuk dengan pupuk organik. Syarat bedengan: Jauh dari pemukiman penduduk Dekat dengan air Mudah di jangkau Menghadap Timur Barat

Untuk memperoleh bibit yang baik persemaian perlu dilakukan pemupukan berimbang dengan urea 10 gr/m2, kcl 5 gr/m2dan SP-36 sebanyak 7,5 gr/m2 ditabur merata pada bedengan 1-2 hari sebelum tabur benih. e. Persemaian Tanaman padi di semai dengan cara ditaburkan di atas permukaan bedengan sebanyak 2 genggam/m2, dengan jarak 10 cm dari samping kiri dan kanan. Setelah itu ditutup dengan mulsa untuk mengurangi sinar matahari yang masuk yang akan menyebabkan tanaman padi mati, pada musim panas sebaiknya tanaman padi disiram setiap hari karena padi sangat membutuhkan air yang banyak untuk tumbuh.

2. Persiapan lahan Kegiatan persiapan lahan di mulai dari: a. Pembersihan lahan Sebelum dilakukan pengolahan tanah jerami harus di potong terlebih dahulu untuk memudahkan pengolahan tanah, jerami yang ada di lahan dan gulma-gulma yang ada di lahan di potong lalu dibenamkan untuk menambah kesuburan tanah.

15

b. Perbaikan tanggul dan saluran air Perbaikan tanggul bertujuan untuk mengokohkan tanggul/pematang supaya tidak mudah jebol. Langkah-langkahnya yaitu: Pematang yang sudah lama dibersihkan Setelah itu dibuat pematang yang baru

Pematang sebaiknya tidak terlalu lebar untuk mencegah supaya tidak menjadi sarang tikus, Setelah itu saluran air yang masih belum lancar di perbaiki. c. Pengolahan tanah Sebelum tanah dibajak sebaiknya sawah di airi/digenangkan selama satu minggu agar sisa jerami mudah membusuk, menghambat tumbuhnya gulma dan tanah menjadi lebih lembut sehingga mudah di olah, setelah itu lahan dibajak dengan menggunakan handtractor, cangkul atau hewan ternak. Setelah itu digenangkan selama satu minggu lalu di garu, sebelum dilakukan penggaruan sebaiknya lahan di keringkan untuk memudahkan penggaruan lalu di garu, biasanya penggaruan dilakukan dua kali supaya tanah betul-betul hancur.

3. Penanaman Penanaman dilakukan pada saat tanaman telah berumur 20-25 hst, dengan cara pindah cabut. Tanaman padi ditanam di lahan sawah biasanya menggunakan sistem jajar legowo dengan perbandingan (2 : 1) dapat dilihat pada gambar A dengan jarak tanam 12,5 x 25 x 50 cm, dan perbandingan (4:1) dengan ukuran 12,5 x 25 x 25 x 50 cm pada gambar B Gambar A Gambar B

Keterangan : Gambar A = jajar legowo perbandingan 2:1 Gambar B = jajar legowo perbandingan 4:1
16

Adapun keuntungan dengan menggunakan sistem jajar legowo yaitu: memudahkan dalam pemeliharaan menambah populasi tanaman Penanaman dilakukan pada saat kondisi lahan macak-macak atau becek supaya tanaman tidak mudah roboh. jumlah bibit perlubang tanam sebanyak 1-2 bibit dengan kedalaman 3-5 cm. Kedalaman tanam jangan terlalu dangkal karena tanaman akan mudah roboh dan jangan terlalu dalam karena perkembangan anaknya lambat dan akan berkurang, adapun populasi tanaman per hektar (ha) sebanyak 160.000 Rpn untuk jarak tanam 25 x 25 cm dan 250.000 Rpn untuk jarak tanam 23 x 23 cm.

4. Pemeliharaan a. Penyiangan Penyiangan dilakukan sebanyak 2-3 x yaitu pada saat tanaman berumur 15, 35, dan 45 hari. Dua hari setelah dilakukan penyiangan tanaman di pupuk. Penyiangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu; Secara manual (Tradisional) yaitu dicabut dengan tangan. Dengan alat sederhana bulusan yang terbuat dari kayu (sekaligus untuk menggemburkan tanah) Dengan Herbisida Pada saat penyiangan sebaiknya lahan dikeringkan supaya lebih mudah dalam penyiangan.

b. Pemupukan Pemupukan pada tanaman padi terbagi atas dua macam yaitu pupuk Dasar dan NPK, pemupukan dasar diberikan pada saat penanaman atau sebelum tanam sedangkan pemupukan NPK di berikan pada saat tanaman berumur 20 25 hari dan 30 40 hari dengan dosis urea 200 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, dan Kcl 50-100 kg/ha.

17

c. Pengendalian hama dan penyakit Adapun penyakit utama pada tanaman padi sawah yaitu : 1. Keong mas Keongmas menyerang tanaman padi sejak di persemaian maupun tanaman berumur dibawah 4 MST. Pada tanaman tua (di atas 4 MST) keongmas cenderung merusak anakan padi. Peningkatan populasi hama keongmas sangat cepat. Proses perkembangan telur hingga menetas menjadi siput-siput kecil membutuhkan waktu 7 14 hari dan jumlah telur yang menetas mencapai 80%. Hama ini terbilang ganas dan keongmas muda (ukuran kecil sampai sedang) tergolong paling ganas menyerang tanaman padi baik di persemaian maupun tanaman padi di sawah, dibandingkan dengan keongmas dewasa. Cara Pengendalian Hama keongmas termasuk sulit untuk dibasmi secara tuntas. Bila pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida, keongmas memang dapat terbunuh, tetapi cangkang atau rumahnya akan tertinggal di dalam tanah dan menimbulkan masalah bagi petani yaitu melukai telapak kaki apabila petani masuk ke areal sawah, sehingga petani perlu kegiatan tambahan untuk mengumpulkan cangkang di areal yang telah diberi pestisida. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (tahun 1999 dan 2000) menunjukkan bahwa pengendalian dengan bahan kimia, biologi, dan mekanik secara statistik tidak berbeda nyata. Hasil kajian terhadap lingkungan, kepraktisan kerja, mudah dilaksanakan, dan murah, maka pengendalian keongmas dianjurkan dengan cara pemungutan berkala (seminggu 3 kali), pemberian umpan perangkap, pemasangan perangkap telur, dan pelepasan itik ke lahan sawah. Beberapa cara pengendalian di atas, mampu mengendalikan perkembangan hama ini sehingga tidak menimbulkan kerusakan terhadap tanaman padi, dan populasinya berada di bawah ambang ekonomi. 2. Hama Putih Palsu Hama putih palsu jarang menjadi hama utama padi. Serangannya menjadi berarti bila kerusakan pada daun pada fase anakan maksimum dan fase pematangan mencapai > 50%. Tanda-tanda Serangan Kerusakan akibat serangan larva hama putih palsu terlihat dengan adanya warna putih pada daun di pertanaman (Gb. 1). Larva (Gb. 2) makan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Siklus hidup hama ini berkisar 30-60 hari. Tanda pertama adanya infestasi hama putih palsu adalah kehadiran ngengat berwarna kuning coklat

18

yang memiliki tiga buah pita hitam dengan garis lengkap atau terputus pada bagian sayap depan. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segi tiga Cara Pengendalian Untuk mengendalikan hama putih palsu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Upayakan pemeliharaan tanaman sebaik mungkin agar pertanaman tumbuh secara baik, sehat, dan seragam. 2. Gunakan insektisida (bila diperlukan) berbahan aktiffipronil atau karbofuran. 3. Jangan menggunakan insektisida sampai tanaman berumur 30 hari setelah tanam pindah atau 40 hari sesudah sebar benih. 4. Tanaman padi yang terserang pada fase ini dapat pulih apabila air dan pupuk dikelola dengan baik.

19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dengan di adakannya praktik lapangan budidaya padi sawah mendapatkan pengalaman belajar, ilmu pengetahuan dan keterampilan penulis serta

menambahkan wawasan tentang budidaya padi sawah

3.2 Saran Saran yang dapat disampaikan oleh penulis setelah melaksanakan Praktek lapangan antara lain : - Untuk memudahkan pemeliharaan sebaiknya penanaman Padi Sawah sistem Legowo (2:1, 4:1). Pengendalian hama tanaman padi sebaiknya menggunakan sistem ramah lingkungan (PHT).

20

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian, 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Balitbang pertanian. Departemen pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. petunjuk teknis lapang Badan penelitian pengembangan pertanian 2008. Teknologi budidaya padi. Petunjuk teknis lapang. Mugnisjah W.Q. Setiawan A. 2006. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. Ngapio, 2010, BBU, kepala laboratorium pengamat hama dan penyakit, kab.Musi rawas. Soemartono Dkk, 1974 bercocok tanaman padi CV Yasaguna Jakarta Tohirin, 2010, Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabinet Produksi Tanaman Pangan, Musi Rawas

21

22

Anda mungkin juga menyukai