Anda di halaman 1dari 12

108 Dielektrika, ISSN 2086-9487

Vol. 2, No. 2 : 108 - 119, Agustus 2011




ZIGBEE PADA SENSOR NIRKABEL DAN JARINGAN ACTUATOR
Zigbee on Wireless Sensor and Actuator Network

Ali Mustofa
1

ABSTRAK
Sebuah sensor Nirkabel dan Jaringan Actuator dapat didefinisikan sebagai sebuah
jaringan yang terdiri dari perangkat yang disebut node (sensor/Actuator) yang dapat melakukan
proses sensing lingkungan sekitar dan dapat mengkomunikasikan informasi yang didapat dari
lingkungan yang diukur melalui sambungan (link) tanpa kabel, yang diteruskan ke sebuah sink
(controller, monitor, atau server) sekaligus juga dapat memanipulasi atau merubah kondisi
lingkungan melalui aktuator. ZigBee merupakan protokol teknologi nirkabel yang bersifat
terbuka sesuai dengan spesifikasi radio IEEE 802.15.4. ZigBee dapat digunakan pada frekuansi
2,4-2,484 GHz, 902-928 MHz, dan 868-868,6 MHz. Aplikasi yang dapat dilakukan
memungkinkan untuk proses monitoring dan kontrol, sehingga sangat tepat jika dikombinasikan
dengan sensor dan mikrokontroler.
Dari hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semua data hasil
sensing dari tiap gedung dapat diterima dengan baik oleh sink pada ukuran payload data frame
maksimum 45 byte untuk address 16 bit didapatkan delay end to end 4,387 ms, throughput
82,061 kbps, dan efisiensi bandwidth 32,824 %, sedangkan untuk address 64 bit didapatkan
delay end to end 4,771 ms, throughput 75,456 kbps, dan efisiensi bandwidth 30,182 %; delay
proses pengiriman data dari komputer- transceiver atau transceiver-modul sensor sebesar
26,358 ms, ukuran maksimum paket data tiap transmisi 1.302,08 byte dengan jumah maksimal
node 20 buah, power loss maksimum 89,790 dB dengan daya terima -69.790 dBm, SNR
85.651 dBm pada daya transmisi 100 mW.

Kata kunci : ZigBee, Xbee, node, delay, throughput, power loss

ABSTRAC
A Wireless Wireless Sensor and Actuator Network can be defined a network that
consist of a device of node (sensor/ actuator). It can process sensing and communicate
information from near area that be counted over wireless and continues to a sink (controller,
monotor, or server) and changes condition of area over actuator. Zigbee is open wireless
protocol technology with radio specification of IEEE 802.15.4. ZigBee can be used on
frequency 2,4 - 2,484 GHz , 902-928 MHz, dan 868-868,6 MHz. The application is to
monitoring and control and can be combined with sensor and microcontoller.
It can be concluded from analysis that from sensing of buildings can be received by sink with
maximum payload data frame 45 bytes for 16 bits, delay end to end is 4,387 kbps, and
eficiency of bandwidth is 30,182%, delay process for sending data from komputer- tranceiver or
transceiver-modul sensor is 26,358 ms, maximum data packet per transmision is 1.302,08 bytes
with 20 maximum nodes, power loss is 89,790 dBwith received power is -69.790 dBm, SNR is
85.651 dBm on transmitted power 100mW.
Keywords: ZigBee, Xbee, node, delay, throughput, power loss

ENDAHULUAN PENDAHULUAN
Umumnya sebuah datalogger hanya
dapat digunakan untuk pembacaan satu
macam sensor saja dan harus diletakkan di
dekat sensor yang bekerja. Hal ini menimbul-
kan masalah dalam suatu aplikasi dimana
jarak antara lokasi obyek yang diukur dengan
pengamat/tempat penyimpanan data ber-
jauhan. Untuk mengatasi masalah tersebut
dibuat suatu jaringan sensor dimana tempat
pengamatan terhubung dengan beberapa

tempat pengukuran melalui suatu jaringan
tertentu. Untuk menghubungkan tempat peng-
amatan dengan tempat pengukuran dapat
menggunakan kabel. Hal ini sulit dilakukan
karena harus mengatur agar kabel terlindung
dan tidak mengganggu. Selain itu peng-
gunaan kabel kurang fleksibel karena jika
suatu saat terjadi perubahan/penambahan
lokasi pengukuran maka harus mengatur
ulang instalasi kabel. Dengan pertimbangan
1.
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167 Malang
Email: alim@ub.ac.id


Ali Mustofa: Zigbee Pada Sensor Nirkabel Dan J aringan Actuator 109
tersebut, maka dirancanglah jaringan sensor
nirkabel. Dengan menggunakan nirkabel
maka jaringan sensor dapat fleksibel dan
mudah dalam instalasinya. Dan dengan
menambahkan Actuator sehingga kondisi
objek bisa diatur.
Sistem yang diinginkan dengan adanya
sensor Nirkabel dan Jaringan Actuator ini
adalah dapat melakukan fungsi pensensoran
dengan meng-gunakan sensor, mempunyai
jangkauan yang cukup jauh, dapat melakukan
fungsi kontrol, mudah dikembangkan dan
dapat dipantau secara terpusat. Frekuensi
kerja yang akan dipakai adalah pada kisaran
2,4 - 2,484 GHz.
Konsep dasar Sensor Nirkabel dan Jari-
ngan Actuator. Sebuah sensor nirkabel dan
Jaringan Actuator merupakan jaringan sensor
nirkabel yang juga ditambahkan dengan aktu-
ator yang dapat memanipulasi atau merubah
kondisi lingkungan di sekitar node. Jadi,
sebuah sensor nirkabel dan jaringan Actuator
terdiri dari sensing node dan aktuator.
Elemen utama dari Sensor Nirkabel
dan Jaringan Actuator adalah node (baik
sensor maupun aktuator), sink (controller,
monitor, atau server), dan gateway. Energi
yang digunakan pada node berupa baterai
sehingga penyebaran node menjadi leluasa.
Arsitektur sederhana dari sebuah node yang
berupa sensor (sensor node) diperlihatkan
pada Gambar 1.


Gambar 2.1. Skema Sensor Nirkabel dan
Jaringan Actuator
(sumber : Wireless Sensor & Actuator Network-technologi
es, analysis and design 2008: 5 )
Single-sink single-hop pada Sensor Nir-
kabel dan Jaringan. Skenario ini berarti
semua node dapat secara langsung me-
ngirimkan data kepada sink (jika meng-
gunakan topologi star). Misalnya pada sebuah
Sensor Nirkabel dan Jaringan ter-dapat node
yang akan mengirimkan hasil pengamatannya
(masing-masing terdiri dari D byte) setiap T
R

detik. Nilai throughput dari aplikasi ini men-
dekati
R
ND8/T .
Kemudian persamaannya
seperti berikut :
R ND8/T
A b R
o s


Single-sink multi-hop Sensor Nirkabel dan
Jaringan. h
m
sebagai rata-rata jumlah hop
per data sample yang diambil dari objek; serta
tidak ada smart reuse dari sumber radio yang
digunakan, maka kita dapatkan sebuah
single-sink multi-hop WSN:
) /(8Dh T R N
m R A b
o s


Dari pertidaksamaan tersebut, terlihat bahwa
kapasitas network tereduksi karena faktor
m
h
.
Multi-sink Multi-hop WSN. Ada dua meka-
nisme yang bisa dipakai jika menggunakan
multi-sink multi hop Sensor Nirkabel dan
Jaringan.
1. Sinks-connected.
2. Sinks-disconnected
Misalkan jumlah sink yang merupakan
single-sink adalah
S
N
, maka jumlah mak-
simum node yang dapat ditangani adalah :
) /(8Dh T R N
m R A b
o
S
N s

Fungsi dan Aplikasi. Sensor Nirkabel dan
Jaringan Actuator dapat digunakan untuk
fungsi monitoring & controlling diberbai
lingkungan.
Aplikasi utama dari Sensor Nirkabel
dan Jaringan Actuator dikategorikan ber-
dasarkan tipe informasi yang diukur atau data
yang ditransmisikan jaringan. Secara umum,
Sensor Nirkabel dan Jaringan Actuator di-
kategorikan menjadi dua macam yaitu, event
detection (ED) dan spatial and time random
process estimation (PE).
Propagasi ektromagnetik pada Sensor Nir-
kabel dan Jaringan Actuator. Persamaan
Friis untuk menghitung power loss antara
transmitter dan receiver pada antena konektor
sebagai fungsi dari jarak d dan panjang
gelombang elektromagnetik .
2
4
.
.
1
) ( |
.
|

\
|
=

t d
G G
d L
r t
free

Dimana dan menyatakan gain antana
pada saat kirim dan terima.
Model kanal narrowband. Pada frekuensi
ISM band, pemodelan yang sering digunakan
untuk menentukan path loss (break-point
model) adalah

> +
s +
=
m d d
m d d
d L
8 ) 8 log( 33 3 . 58
8 ), log( 20 2 . 40
) (
0

t
G
r
G
......................(4)
............................(2)
...........................(3)
)
..............(5)
...............................(1)

110 Dielektrika, 2 (2), Agustus 2011


Pemodelan diatas menggunakan asumsi
propagasi line-of-sight (LOS) untuk 8 meter
pertama. Tanpa mengabaikan hal-hal umum,
power loss, dalam skala dB dapat dinyatakan
dalam bentuk berikut
S d L d L + = ) ( ) (
0

Dimana L
0
(d) adalah path loss yang
didapat, misalnya dengan perhitungan meng-
gunakan persamaan (5) dan S adalah
variabel acak/random variable (r.v).
Konektivitas link (link connectivity). Dalam
skala dB, P
r
= P
t
- L, dimana L adalah
atenuasi kanal atau rugi daya (termasuk
penguatan antena) yang dinyatakan dalam
dB. Hal ini akan membentuk direct radio link
antar node jika
th
L L <
, dimana

r t r t th
G G P P L + + ~
min
.

Model deterministik : disk model. Berdasar-
kan model ini, rugi-rugi daya L merupakan
fungsi deterministik
) (
0
r L
dari jarak r antar
node. Besarnya rugi daya, dalam dB, ditentu-
kan oleh persamaan berikut,

r k k r L ln ) (
1 0 0
+ =

Dimana k
o
adalah path loss pada jarak
referensi 1 meter. Pada model ini besarnya
TR kosntan dan secara sedeerhana
ditentukan oleh,

1
0
0
k
k L
th
e r TR

= =

Model stastitikal: log-normal shadowing.
Model log-normal digunakan untuk men-
deskripsikan rugi-rugi daya, dalam dB, antara
dua node komunikasi,

S r k k L + + = ln .
1 0

Dimana
S
adalah shadowing sample yang
diasumsikan oleh distribusi Gaussian, dengan
zero mean dan standar deviasi o .
Perhitungan tansmission range (TR)
yang digunakan pada model ini.
1
0
k
s k L
th
e TR

=
Oleh karena itu, jumlah node yang
dapat dijangkau oleh node tertentu (yang
memenuhi syarat
th
L L <
) bisa bervariasi dari
shadowing sample satu dengan yang lainnya.


Gambar 2.2 Konektivitas link tanpa efek shadowing
(sumber:Wireless Sensor& Actuator Network-
technolo- gies, analysis and design 2008: 69)
Cakupan dan efisiensi energi. Untuk meng-
hitung besarnya daya yang diterima
) (n
r
P
pada
jarak
d
pada Sensor Nirkabel dan Jaringan
Actuator dengan jumlah hop sebanyak n
buah, dapat ditentukan dengan

) ( ) (
) ( ) (
d L P d P
n
t
n
r
=

Dimana
) ( n
t
P
adalah daya yang dipancarkan
dari masing-masing node dalam jumlah hop
sebanyak n buah dan
) (d L
adalah rugi-rugi
daya pada jarak
d
dalam dB.
|
.
|

\
|
+
+ + =
1
log 10
10
) (
min
n
D
L P P
r
n
t

Kemudian untuk menghitung nilai SNR
dari data yang diterima dari sensor, dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
noise
n
r
n
P
n
D
P SNR |
.
|

\
|
+
+ =
1
log 10
10
) ( ) (
Dimana
noise
P
adalah level daya noise dan
SNR adalah Signal to Noise Ratio, keduanya
dalam dB. Dalam hal ini,
noise
P
disebabkan
oleh White Gaussian Noise. Besarnya
noise
P

dapat dihitung dengan persamaan (2.14)
berikut.
BW T K P
noise
. . =

Keterangan :
noise
P
= White Gaussian Noise
K = Konstanta Boltzman = 1,38 x 10
-23
J/K
T = Temperatur absolut (
o
K)
BW = Bandwidth jaringan (Hz)
Sensitivitas penerimaan. Untuk menghitung
level daya penerimaan (Pr) digunakan ,
L G G P P
r t t r
+ + =

Keterangan :
r
P
: Daya terima
t
P
: Daya transmisi,
t
G
:
Gain antena pemancar ,
r
G
: Gain antena
penerima
L : power loss (rugi-rugi daya)

....................................(8)
...................................(9)
............(14)
.............(16)
................................(6)
............................(7)
................................(11)
.....................(12)
.........(13)
...........................(15)
...........................(10)

Ali Mustofa: Zigbee Pada Sensor Nirkabel Dan J aringan Actuator 111
TEKNOLOGI ZIGBEE SEBAGAI PEMA-
NCAR DAN PENERIMA SENSOR NIRKA-
BEL dan JARINGAN ACTUATOR. Zigbee
merupakan pro-tokol teknologi nirkabel yang
bersifat ter-buka sesuai dengan spesifikasi
radio ieee 802.15.4. zigbee dapat digunakan
pada frekuansi 2,4 - 2,484 ghz, 902 - 928
mhz, dan 868 - 868,6 mhz. perbandingan
zigbee dengan standard wireless lainnya
dapat dilihat pada tabel 1 berikut:


Tabel 1. Perbandingan ZigBee dengan protokol
lainnya
Standard
ZigBee
802.15.4
Wi-Fi
802.11b
Bluetooth
802.15.1
Transmission
Range (meters)
1 100* 1 - 100 1 10
Battery Life
(days)
100 1,000 0.5 5.0 1 - 7
Network Size (#
of nodes)
> 64,000 32 7
Application
Monitoring &
Control
Web,
Email,
Video
Cable
Replacement
Stack Size (KB) 4 32 1,000 250
Throughput
(kb/s)
20 250 11,000 720
* XBee-PRO Module mempunyai jangakauan 2 3x dari
standard ZigBee Modules (hingga 1200 meter).
Sumber: www.digi.com

Beberapa keuntungan yang diperoleh
pada penggunaan protokol ZigBee ini antara
lain :
1. Low duty cycle mempunyai umur baterai
dengan umur yang cukup panjang
2. low latency
3. Mendukung untuk topologi multiple
jaringan: static, dynamic, star, dan mesh.
4. Direct sequence spread spectrum (DSSS)
5. Dapat menangani jaringan dengan jumlah
hingga 64.000 node
6. Menggunakan enkripsi 128 bit-AES
(Advanced Encryption Standard) untuk
keamanan data
7. Mendukung untuk collision avoidance
8. Dapat mengindikasikan kualitas link
Interferensi dapat dihindari dengan
membuat jarak antara ZigBee (802.15.4)
dengan WiFi (802.11b) minimal sejauh 8
meter, sehingga pengaruh interferensi dapat
diabaikan.
ZigBee MAC sublayer. IEEE 802.15.4
secara penuh menggunakan acknowled-
gement protocol yang berdasarkan pada
algoritma CSMA/CA.
Fungsi utama MAC sublayer antara
lain: menghasilkan frame acknowledgement,
assosiation & disassosiation, security control,
opsi fungsi topologi star (misalnya meng-
hasilkan beacon dan menjamin managemen
slot), dan yang terakhir merupakan syarat
bagi aplikasi yang mendukung untuk dua
topologi standar IEEE 802.15.4. Ada tiga
macam data transfer protocol pada MAC
layer, yaitu :
Beacon-enable star topology
Non-beacon-enable star topology,
Peer-to-peer topology,
Transceiver XBee/XBee-PRO. XBee/XBee-
PRO merupakan sebuah transceiver yang
dapat mendukung ZigBee wireless standard
dalam penggunaanya.
XBee module mempunyai dua mode
operasi :
1. Transparent serial port mode. Pengiriman
data dari sensor ke modul XBee melalui
serial port, kemudian XBee module mengi-
rimkan data ke module XBee lainnya
secara wireless.
2. Packet mode. Pengiriman pesan ke
module XBee itu sendiri. Terdapat dua
macam pac-ket mode, yaitu IO packet dan
command packet.
RF Modul Operation. Komunikasi XBee/
XBee-Pro ke host device adalah melalui
sebuah logic-level asynchronous serial port.
Melalui serial port ini, modul dapat
berkomunikasi dengan be-berapa logic atau
voltage compatible UART, atau melalui
sebuah level translator ke beberapa
perangkat serial (misalnya: melalui RS 232
atau USB interface board).
Throughput & Delay. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung throughput
adalah:
) (
. 8
x delay
x
TP =

Pada persamaan ini x merepresentasikan
jumlah byte yang diterima dari upper layer
yaitu payload bytes. Kemudian delay dari
masing-masing paket dihitung dengan
persamaan berikut.
W IFS ACK TA frame BO
T x T T T x T T x delay + + + + + = ) ( ) ( ) (

Keterangan :
BO
T
= Back off period dalam sekon
) (x T
frame
= Waktu transmisi untuk sebuah
payload sejumlah x byte
TA
T
= Waktu turn around
ACK
T
= Waktu transmisi untuk sebuah ACK
) (x T
IFS
= Waktu IFS (Inter frame space)
..................................(13)
(14)

112 Dielektrika, 2 (2), Agustus 2011


W
T
= Delay antrian
) (x delay
= Delay transmisi
Untuk IFS, SIFS (Short Inter frame
space) digunakan ketika MPDU
(
payload L L MPDU
FTR MAC HDR MAC
+ + =
_ _
)
berjumlah lebih sedikit atau sama dengan 18
byte. Jika tidak, maka menggunakan LIFS.
Untuk menghitung Back off period
digunakan persamaan berikut ini.
slots BO slots BO
T BO T . =

slots
BO
= Jumlah back off slot
BO
T
= waktu untuk sebuah back off
Nilai dari back off slot merupakan nilai yang
acak yang teratur dengan interval [
1 2 , 0
BE
]
dengan BE adalah back off component yang
mempunyai nilai minimum 3. dan nilai
maksimum 5 (Internal minimum [0,7] dan
internal maksimum [0, 31]).
Durasi total dari pengiriman sebuah
frame dihitung dengan persamaan berikut.

data
FTR MAC address HDR MAC PHY
frame
R
L x L L L
x T
_ _
* 8 ) (
+ + + +
=

Keterangan :
PHY
L
= Panjangnya PHY header (byte)
HDR MAC
L
_
= Panjangnya MAC header (byte)
address
L
= Panjangnya MAC address
(byte)
FTR MAC
L
_
= Panjangnya MAC footer (byte)
data
R
= Raw data rate (bps)
x = Besarnya payload (byte)
Nilai dari
data
R
dari berbagai frekuensi
IEEE 802.15.4 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Parameter modulasi dari 802.15.4
Frequency
band
Symbol
rate
(baud/s)
Modulati
on
Bit
rate
(kbps)
868.0-868.6
MHz
20.000 BPSK 20
902-928.0 MHz 40.000 BPSK 40
2.4-2.4835
GHz
62.500
16-ary
orth
250
Sumber: Benoit Latre, dkk 2006

Durasi dari sebuah acknowled-gement
dihitung dengan menggunakan persamaan
(17).
data
FTR MAC HDR MAC PHY
ACK
R
L L L
T
_ _
* 8
+ +
=

Jika tidak menggunakan acknowledgement
maka
ACK
T
dan
TA
T
tidak diperhitungkan.
Parameter-parameter diatas dapat dite-
rapkan pada tiga frekuensi IEEE 802.15.4.
Parameter berikut hanya dapat digunakan
pada perhitungan IEEE 802.15.4 band
frekuensi 2.4 Ghz.
S slots BO
T T . 20 =


S TA
T T . 21 =

S SIFS
T T . 12 =

S LIFS
T T . 40 =

Dimana
S
T
merupakan durasi yang dibutuh-
kan untuk mengirimkan satu symbol. Nilai
S
T

dapat dihitung dari tabel 3.3.
rate baud
symbol
T
S
1
=

Besarnya delay antrian yang terjadi pada
router/ receiver yaitu,

serv queue W
T T T + =

1
=
serv
T


L
C
=

Performansi sistem antrian ditunjukkan dalam
bentuk utilitas :

= =

Dengan menggunakan teori Little diper-
oleh nilai delay antrian,
) 1 (
1

=
W
T

Dari persamaan di atas maka waktu tunggu
paket dirumuskan :




Dari Persamaan (24) dan (25) maka
delay antrian dapat dituliskan sebagai :

1
) (
+

=
w
T

Keterangan:
W
T
= delay antrian pada penerima (s)
queue
T
= delay paket pada penerima (s)
serv
T
= delay pelayanan penerima (s)

= kecepatan pelayanan penerima


(paket/s)
C = kapasitas kanal (bps)
L = panjang paket data diterima (bit/paket)
= utilitas ( 1 0 < < )
= kecepatan kedatangan paket pada
receiver (paket/s)
Delay pengiriman untuk tiap 1 byte data
dapat dihitung dengan persamaan berikut.
.............................(15)
.......................................(18)
...............................(19)
) (

= =
serv w queue
T T T
............................(23)
.....................................(24)
................................(26)
...........(16)
..........................(20)
............................(21)
...............................(22)
..........................(25)
......(17)

Ali Mustofa: Zigbee Pada Sensor Nirkabel Dan J aringan Actuator 113
11
mod
1
mod
x
ul rate Baud
T
ul
=
.
Kemudian untuk menghitung keseluruhan
data yang akan ditransmisikan dihitung
dengan persamaan (3.9) berikut.
ul ul proses
T A T x T
mod mod
. . + =

Keterangan :
x = Besarnya payload (byte)
A= Delay proses paketisasi (0,1,2,3,.)
Pengiriman paket data dari dan ke
transceiver menggunakan model komu-nikasi
UART dengan nilai RO=1, sehingga nilai
A=RO=1. Dan kecepatan transfer data pada
interface menggunakan nilai para-meter BD
pada Xbee yaitu data rate sebagai berikut.
Tabel 3. Interface data rate pada ATBD
Parameter Configuration rate (bps)
0 1200
1 2400
2 4800
3 9600
4 19200
5 38400
6 57600
7 115200
Digi International, www.digi.com

Efisiensi bandwidth (prosentase band-
width efektif adalah,
data
R
TP
= q

data
R adalah Raw data rate pada Tabel 2.
Antena XBee/XBee-PRO. Terdapat bebe-
rapa alternatif antena yang dapat digunakan
pada modul XBee/XBee-PRO: antena whip,
antena chip, dan antena external (dengan
menggunakan konektor U.FL). Tabel 4. Mem-
perlihatkan perbandingan performansi antena
Xbee/Xbee-PRO.
Tabel 4 Perbandingan performansi antena
XBee/XBee-PRO

Sumber: Digi International, www.digi.com
Gain antena Dipole (2.1 dBi, Omni-
directional, Articulated RPSMA, Digi part
number A24-HABSM), Chip Antenna (-1.5
dBi), & Attached Monopole Whip (1.5 dBi).
Daya terima minimum receiver adalah
sebesar -100 dBm dengan daya transmisi 100
mW.
METODOLOGI PENELITIAN
Studi literatur dan survei lokasi yang di-
lakukan bertujuan untuk mengkaji hal-hal
yang berhubungan dengan teori-teori yang
mendukung dalam perencanaan dan pereali-
sasian jaringan serta diketahui gambaran
jelas tentang obyek.
Perencanaan Sensor Nirkabel dan Jari-
ngan Actuator. Perancangan jaringan me-
liputi penentuan topologi jaringan, perhitungan
jumlah titik pengukuran, pembuatan skema
jaringan, perhitungan performansi jaringan,
dan perancangan perangkat yang akan
digunakan. Penerapan rancangan jaringan
dengan membuat koneksi nirkabel antara
module nirkabel ke sentral, dengan jumlah
wireless module lebih dari satu sesuai dengan
rancangan jaringan. Desain jaringan dengan
menggunakan topologi mesh atau star
dengan menggunakan operasi API (Appli-
cation Programming Interface).
Perhitungan performansi dan analisa
Sensor Nirkabel dan Jaringan Actuator.
Analisis Sensor Nirkabel dan Jaringan Actu-
ator dilakukan untuk mengetahui apakah jari-
ngan yang dibuat telah akan memberikan
hasil sesuai dengan yang direncanakan.
Analisis didasarkan pada kondisi objek
dengan menggunakan sensor suhu untuk
monitoring kondisi ruangan atau sistem
dengan jumlah 10 channel. Pada pengujian
ini, data akan dipantau secara real-time pada
semua sensor yang telah terpasang secara
point to point atau point to multipoint dengan
jeda pembacaan 30 detik sesuai dengan
spesifikasi datalogger yang tersedia. Perfor-
mansi jaringan yang diperhitungkan adalah
throughput, delay, SNR, dan jangkauan
transmisi.
Perencanaan Desain Jaringan. Jaringan
sensor nirkabel dan jaringan actuator pada
penelitian ini didasarkan pada kondisi objek
penelitian yaitu gedung pasca panen pusat
penelitian kopi dan kakao indonesia yang
berlokasi di jember.
Topologi jaringan yang akan digunakan
pada desain jaringan yang dibuat adalah
topologi star. Skenario yang digunakan se-
bagai desain jaringan adalah Single-sink
single-hop WSN, yaitu menggunakan satu
PAN coordinator sebagai sentral dengan
mode full function device (FFD) dan sembilan
node dengan mode reduced function device
(RFD).
Analisis dilakukan pada unbeaconed/
unslotted version pada 16 frequency carrier
.............(27)
..................(28)
.......................................(29)

114 Dielektrika, 2 (2), Agustus 2011


yang berbeda (channel 1 berada pada
frekuensi 2405 MHz hingga channel 16 pada
2480 MHz).
Data transfer protocol pada MAC layer
yang digunakan adalah non-beacon-enable
star topology, Perangkat jaringan yang akan
mengirimkan frame data ke PAN coordinator
akan menggunakan mekanisme CSMA/CA.
Gambar 8. memperlihatkan hubungan antara
dua module XBee yang terhubung secara
nirkabel, dengan S1, S2, S3 adalah pe-
misalan sensor yang me-lakukan sensing
terhadap obyek.
Gambar 8. memperlihatkan hubungan
antara dua module XBee yang terhubung
secara nirkabel, dengan S1, S2, S3 adalah
pemisalan sensor yang melakukan sensing
terhadap obyek.
Proses ini dirancang sehingga masing-
masing node akan mengirimkan data hasil
proses pengukurannya tiap 30 detik, sesuai
dengan kemampuan modul sensor yang
tersedia di Pusat Penelitian Kopi & Kakao
Indonesia.

Gambar 8. Blok diagram wireless sensor
network sederhana.
Pada proses monitoring, PAN coor-
dinator akan mengirimkan data request ke
node yang akan mengirimkan hasil sensing.
Kemudian node akan mengirimkan pesan
acknowledgement dan data frame yang berisi
data hasil sensing atau keterangan kondisi
node. Kemudian PAN coordinator akan me-
responnya dengan mengirimkan pesan ack-
nowledgement, seperti yang terlihat pada
Gambar 9.
Ketika PAN coordinator akan mengirim-
kan data ke perangkat jaringan, maka data
yang akan dikirim akan disimpan sementara
hingga perangkat jaringan mengirimkan pe-
san permintaan data. Kemudian PAN coor-
dinator akan mengirimkan MAC command
frame yang dibutuhkan. Akhirnya perangkat
jaringan akan mengirimkan acknowledgement
yang menandakan bahwa data telah diterima.


Gambar 9. Mekanisme pengiriman hasil sensing
dari node ke sink (data frame)


Gambar 10. Mekanisme pengiriman command ke
node/Actuator (MAC command frame)
MAC command frame dapat berisi
perintah maupun pengaturan untuk node;
misal-nya pada proses inisialisasi, permintaan
hasil sensing, maupun perintah ke actuator
(jika node berupa actuator).
Perhitungan throughput dan delay Sensor
Nirkabel dan Jaringan Actuator. MAC layer
yang digunakan adalah non-beacon-enable
star topology, maka jenis frame yang akan
dikirimkan ada tiga macam yaitu data frame,
Acknowled-gement frame,& MAC command
frame.
Pengiriman frame antar Sink & node
dirancang dengan mekanisme berikut :
Pengiriman hasil sensing dari node ke
sink (data frame)
Pengiriman command ke node/Actuator
(MAC command frame)
Throughput maksimum ( TP) dihitung
sebagai berikut. Delay secara keseluruhan
adalah delay yang berasal dari data yang di-
kirimkan dan delay yang disebabkan oleh
semua elemen yang merupakan frame
sequence pada saat pengiriman data, seperti
dalam Gambar 11.

Ali Mustofa: Zigbee Pada Sensor Nirkabel Dan J aringan Actuator 115

Gambar 11. frame sequence pada 802.15.4
(Sumber: Benoit Latre, dkk 2006)

Dari Gambar 11. yang dimaksud
dengan durasi sebuah frame baik data frame
maupun MAC command meng-gunakan LIFS
(Long Inter Frame Space) jika yang ditrans-
misikan berupa frame berukuran lebih besar
18 byte. Jika frame berukuran kurang dari
atau sama dengan 18 byte menggunakan
SIFS (Short Inter Frame Space).
Payload pada data frame berasal dari
hasil sensing masing-masing sensor yang
kemudian diteruskan ke pembaca data me-
lalui channel pada pengkondisi sinyal. Alat
yang digunakan sebagai peng-kondisi sinyal
dan pembaca data pada penelitian ini terdiri
dari 10 CH. Masing-masing CH terhubung
dengan sensor yang melakukan pengukuran
terhadap kondisi objek. Data hasil pengamat-
an dari sensor masing-masing diset maksimal
berukuran 4 byte, sehingga format payload
data frame adalah seperti ditunjukkan pada
gambar 5.8. Jadi untuk keseluruhan ukuran
peket data yang ditransmisikan maksimal
adalah sebesar 64 byte untuk address 16 bit
dan 76 byte ketika menggunakan address 64
bit.


Gambar 12. Payload pada data frame
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Delay end to end untuk Pe-
ngiriman Satu Paket Data Frame. Delay dari
masing-masing paket dihitung dengan per-
samaan (14). Dalam perhitungan delay
sensor nirkabel dan jaringan Actuator pada
penelitian ini, pengaruh delay propagasi di-
abaikan karena nilainya sangat kecil.
c
d
T
P
=
, d merupakan panjang link (m),
c merupakan cepat rambat gelombang
( s m x
8
10 3 ).
Pengiriman data frame digunakan nilai
tengah dari interval minimum yaitu 3,5. Se-
dangkan untuk pengiriman MAC command
frame dari sink ke node digunakan nilai
tengah interval maksimum yaitu 15.5.
Perhitungan delay end to end adalah
sebagai berikut.
ms T T
S slots BO
320 , 0
62.500
20
. 20 = = =

ms T T
S TA
336 , 0
62.500
21
. 21 = = =

ms T T
S SIFS
192 , 0
62.500
12
. 12 = = =

ms T T
S LIFS
640 , 0
62.500
40
. 40 = = =

Sehingga besarnya back off period adalah
ms ms x T BO T
slots BO slots BO
12 , 1 32 , 0 5 , 3 . = = =

untuk pengiriman data frame.
ms ms x T BO T
slots BO slots BO
96 , 4 32 , 0 5 , 15 . = = =

untuk pengiriman MAC command frame.
Durasi total dari pengiriman sebuah
frame dihitung dengan Persamaan (16).
Misalkan pada perhitungan payload 9 byte
a. Address 16 bit,
ms x T
frame
736 , 0 ) ( =

b. Address 64 bit,
ms x T
frame
120 , 1 ) ( =

Durasi dari sebuah acknowledgement
dihitung dengan menggunakan persamaan
(17).
ms T
ACK
192 , 0 =

Jika ke semua node yang tersedia aktif,
maka akan ada sembilan node yang me-
ngirimkan data secara wireless dan satu node
dengan kabel UTP dengan baud rate serial
sebesar 19.200 bps. Dengan demikian, maka
akan terjadi delay antrian antara sembilan
wireless node yang mengirimkan hasil
sensing secara bersamaan.
Pengiriman paket data dari transceiver
ke komputer (pada sink/sentral) dan dari
modul sensor ke transceiver (pada node)
mengguna-kan komunikasi UART dengan
panjang paket 10 bit/paket. Kapasitas kanal
ZigBee wireless adalah 250 kbps, sehingga
besarnya delay antrian,
W
T
yang terjadi
adalah 0,2105 ms
Delay end to end untuk pengiriman satu
paket data frame dengan ukuran payload 9,
13, 17, ..., 45 byte dengan ukuran address 16
byte atau 64 byte.
Untuk memudahkan dalam mengetahui
pengaruh ukuran payload terhadap delay
yang terjadi, seperti dalam Gambar 5.9 dan
5.10.
Dari Gambar 5.9 terlihat bahwa untuk ukuran
payload maksimal yang direncanakan (45
byte), lamanya delay end to end, ) (x delay
adalah 4,387 ms jika menggunakan address

116 Dielektrika, 2 (2), Agustus 2011


16 bit atau 4,771 ms jika menggunakan
address 64 bit.
Untuk delay yang terjadi karena meka-
nisme back off dihitung sebagai berikut,
ms ms x T BO T
slots BO slots BO
96 , 4 32 , 0 5 , 15 . = = =

Hasil perhitungan delay end to end be-
serta komponen yang mempengarugi
transmisi satu MAC command frame dengan
ukuran payload maksimal sebesar 25 byte
dapat di-hitung dengan persamaan (3.2)
sebagai berikut.
) ( ) ( ) ( x T T T x T T x delay
IFS ACK TA frame BO frame command MAC
+ + + + =

Direncanakan ukuran payload maksimal untuk
MAC command frame sebesar 25 byte.
a. Address 16 bit

ms x delay
frame command MAC
5408 , 7 ) ( =

b. Address 64 bit

ms x delay
frame command MAC
792 , 7 ) ( =


Gambar 12. Kurva karakteristik delay terhadap
ukuran payload dengan address 16 bit


Gambar 13. Kurva karakteristik delay terhadap
ukuran payload dengan address 64 bit
Perhitungan delay end to end untuk pengi-
riman satu paket MAC command frame.
Dalam perencanaan, ukuran pay-load mak-
simal sebesar 25 byte. Sehingga nilai delay
frame untuk mengirimkan satu MAC com-
mand frame dapat dihitung dengan per-
samaan (16).

a. Address 16 bit ,
ms x T
frame
280 , 1 ) ( =

b. Address 64 bit,
ms x T
frame
664 , 1 ) ( =

Untuk menghitung delay LIFS dihitung
dengan Persamaan (18) dan (19).
ms T T
S LIFS
640 , 0
62.500
40
. 40 = = =

Delay total proses pengiriman arisensor
ke komputer sentral. Komunikasi data dari
komputer ke sink-XBee dan dari nod-XBee ke
modul sensor menggunakan komunikasi
UART dengan media kabel UTP, baud rate
serial sebesar 19.200 bps. Delay paket yang
terjadi dapat dihitung dengan delay pengirim-
an tiap byte data,
ms x
UTP rate Baud
T
ul
573 , 0 11
1
mod
= =

Besarnya delay proses dan delay sistem yang
terjadi dapat dilihat pada Tabel 5. berikut.
Pada node dengan koneksi menggunakan
kabel UTP, delay yang terjadi hanyalah delay
proses yaitu sebesar 26,358 ms.
Tabel 5. Hasil perhitungan delay proses &
delay sistem secara keseluruhan
Delay end to end tanpa menggunakan
ACK. Jika ternyata sistem yang dirancang
mempunyai penerimaan yang baik dan range
yang jauh lebih kecil dari range maksimal,
maka penggunaan ACK bisa diabaikan
karena sistem dianggap dapat secara penuh
melakukan komunikasi secara nirkabel
dengan sangat baik. Jika delay yang digunkan
untuk mekanisme ACK
ACK
T
, diabaikan maka
nilai delay end to end pada sensor nirkabel
dan jaringan Actuator akan semakin kecil.
Untuk ukuran payload maksimal yang
direncanakan (45 byte), lamanya delay end to
end tanpa ACK,
) (x delay
adalah 4,195 ms jika
menggunakan address 16 bit atau 4,579 ms
jika menggunakan address 64 bit.
Untuk MAC command frame sebesar
25 byte delay end to end tanpa ACK
didapatkan.

No
Ukuran
payload
proses
T *
(ms)
) (total sistem delay
* (ms)
16 bit 64 bit
1. 9 byte 5,730 8,965 9,349
2. 13 byte 8,022 11,385 11,769
3. 17 byte 10,314 13,805 14,189
4. 21 byte 12,606 16,185 16,569
5. 25 byte 14,898 18,605 18,989
6. 29 byte 17,190 21,025 21,409
7. 33 byte 19,482 23,445 23,829
8. 37 byte 21,774 25,865 26,249
9. 41 byte 24,066 28,285 28,669
10. 45 byte 26,358 30,705 31,089
11. MAC cmd 14,898 18,605 18,989

Ali Mustofa: Zigbee Pada Sensor Nirkabel Dan J aringan Actuator 117
a. Address 16 bit
ms x delay
frame command MAC
216 , 7 ) ( =

b. Address 64 bit
ms x delay
frame command MAC
600 , 7 ) ( =

Perhitungan Throughput & Efisiensi
Band-width untuk Transmisi Data Frame.
Thro-ughput pada sensor nirkabel dan
jaringan Actuator untuk transmisi data frame
dihitung dengan menggunakan persamaan
(3.1).
Dengan diketahuinya nilai throughput,
maka kita dapat mementukan besarnya
efisiensi bandwidth (prosentase bandwidth
efektif), yaitu dengan menggunakan per-
samaan (3.8) dalam persen .
Untuk pengiriman data frame tanpa
ACK didapatkan pada ukuran payload mak-
simum, 45 byte didapatkan Throughput
dengan address 16 bit sebesar 82,061 kbps
dan dengan address 64 bit sebesar 75,456
kbps. Sedangkan Efisiensi bandwidth dengan
address 16 bit sebesar 32,824% dan dengan
address 64 bit sebesar 30,182%.
Perhitungan Throughput & efisiensi Band-
width untuk Transmisi MAC Command
Frame. Throughput pada sensor nirkabel dan
jaringan Actuator untuk trans-misi MAC com-
mand frame dihitung dengan menggunakan
persamaan (3.1) sebagai berikut:
Ukuran payload MAC command frame
adalah 25 byte
a. Address 16 bit,
kbps TP 26,522 =

b. Address 64 bit,
kbps TP 25,667 =

Efisiensi bandwidth (prosentase bandwidth
efektif), dalam persen sebagai berikut.
a. Address 16 bit,
% 10,609 = q

b. Address 64 bit,
% 10,267 = q

Untuk pengiriman MAC command
frame tanpa ACK didapatkan Throughput
dengan address 16 bit sebesar 27,716 kbps
dan dengan address 64 bit sebesar 26,316
kbps. Sedangkan Efisiensi bandwidth dengan
address 16 bit sebesar 11,086 % dan address
64 bit sebesar 10,526 %
Analisis data untuk delay, throughput dan
efisiensi bandwidth. Seperti yang diperlihat-
kan dalam (gambar 14 dan 15), dimana
Sensor Nirkabel dan Jaringan Actuator
dengan menggunakan ACK mempunyai delay
end to end lebih besar dan throughput serta
efisiensi bandwidth yang lebih kecil
dibandingkan dengan Sensor Nirkabel dan
Jaringan Actuator tanpa menggunakan ACK.
Kemudian Sensor Nirkabel dan Jaringan
Actuator dengan menggunakan address 16 bit
mempunyai performasi yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Sensor Nirkabel dan
Jaringan Actuator dengan address 64 bit.


Gambar 14. Grafik karakteristik throughput
terhadap ukuran payload pada
frekuensi 2.4 GHz


Gambar 15. Grafik efisiensi terhadap berbagai
ukuran payload pada frekuensi 2.4 GHz
Perhitungan Jumlah Node dan Kapasitas Data
Maksimal. Untuk menghitung jumlah maksimal
node yang bisa terkoneksikan pada Single-
sink single-hop WSN, digunakan persamaan
(2.1),
/(8D) T R N
R A b
o s
.
Berdasarkan spesifikasi Xbee-PRO, RF
data rate maksimum adalah sebesar 250
Kbps dan
A
o = 0,1. Maka ukuran maksimum
paket data yang bisa ditransmisikan adalah
bit. 667 , 416 . 0 1 Ds

Jadi ukuran maksimum paket data tiap
transmisi 667 , 416 . 0 1 bit atau 1.302,08 byte.
Ukuran paket data yang ditransmisikan mak-
simal adalah sebesar 64 byte untuk address
16 bit dan 76 byte ketika menggunakan
address 64 bit. Sehingga untuk menghitung
jumlah maksimal node yang mengirimkan
data secara bersama-sama dengan model
jaringan single sink-single hop sebagai
berikut.

118 Dielektrika, 2 (2), Agustus 2011


a. address 16 bit,
node sensor maks jumlah 20 . =

b. address 64 bit,
node sensor maks jumlah 17 . =

Perhitungan path loss dan power loss
untuk link 1 (43 m) dengan coverage disk
adalah 82,402 dB.
Dengan cara yang sama didapatkan
path loss dan power loss untuk link yang
lain.
Dari data sheet transceiver Xbee-PRO
diketahui bahwa
mW dBm P
t
100 20 = =
dan
sensitifitas
mW dBm P
r
10
10 100
min

= =
, sehingga
L
th
=120 dBm
Pemodelan koneksi antar link (link
connectivity) yang dipakai adalah model
deterministik, disk model. Hal ini didasarkan
pada kondisi objek yang tersebar hampir
disegala penjuru dan bentuk pemodelan ini
adalah yang paling efisien dengan kondisi
seperti ini.
Kemudian untuk transmission range
dengan nilai gain antena whip yang diguna-
kan untuk transceiver
dBi G
t
5 , 1 =
dan gain
antena chip pada receiver
dBi G
r
5 , 1 =
sehing-
ga bisa menjangkau semua link. Panjang link
terjauh 72 m maka nilai transmission range
m TR 145 , 457 =

Sehingga Sensor Nirkabel dan Jaringan Ac-
tuator diperhitungkan dapat menjangkau node
terjauh yaitu pada jarak 72 m dari sentral.
Perhitungkan besarnya daya terima
pada receiver sebagai berikut. Misalkan
perhitungan daya terima untuk link 1 (43 m).
dBm mW P
t
20 100 = =
.
Besarnya daya terima pada receiver
dihitung dengan persaamaan (2.38). adalah -
62,402 dBm. Karena
mi n
r r
P P >
maka dengan
sensitifitas (daya terima minimum)
mW dBm P
r
10
10 100
min

= =
dan daya keluaran
mW dBm P
out
100 20 = =
, sinyal dapat diterima
dengan baik oleh receiver.
Kemudian kita hitung SNR sebagai
berikut,
MHz BW 6875 , 4
16
2405 2480
=

=

Kemudian
noise
P
adalah 136,868 dB
Perhitungan SNR untuk link 1 (43 m).
Karena model yang digunakan adalah single
sink-single hop maka nilai 0 = n , yaitu 90,80
dBm.
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan analisis yang
dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Semua data hasil sensing dari tiap gedung
dapat diterima dengan baik oleh sink yang
diletakkan pada gedung Alsin Pengolahan
Coklat. Hal ini terbukti dari
mi n
r r
P P >
maka
dengan sensitifitas (daya terima minimum)
mW dBm P
r
10
10 100
min

= = dan daya
keluaran mW dBm P
out
100 20 = = , sinyal
dapat diterima dengan baik oleh receiver.
Semua node berada dalam range Sensor
Nirkabel dan Jaringan Actuator yang
dirancang. Range maksimum = 475,145
m, sedangkan node terjauh berada pada
72 m.
2. Pada ukuran payload data freme mak-
simum 45 byte dengan address 16 bit
didapatkan delay end to end 4,387 ms,
throughput 82,816 kbps, dan efisiensi
bandwidth 33,126 %, sedangkan.
3. Pada ukuran payload data frame
maksimum 45 byte dengan address 64 bit
didapatkan delay end to end 4,387 ms,
throughput 76,094 kbps, dan efisiensi
bandwidth 30,437 % 4,771 ms;
4. Delay proses pengiriman data dari
komputer-transveicer atau transceiver-
modul sensor sebesar 26,358 ms.
5. Power loss maksimum 89,790 dB dengan
daya terima -69.790 dBm, SNR 85.651
dBm pada daya transmisi 100 mW.
SARAN
Saran yang diberikan untuk mengem-
bangkan penelitian ini adalah. Mengem-
bangkan analisis dengan menggunakan
Single sink-multi hop, multi sink-multi hop
dan dengan model log-normal shadowing
untuk memperluas area jangkauan Sensor
Nirkabel dan Jaringan Actuator.
DAFTAR RUJUKAN
Datasheet_XBee.http://www.johnhenryshamm
er.com/TEChREF/XBeePage/series1/dat
asheet_XBee_OEM_RF-Modules.pdf
diakses tanggal 07 juni 2009 jam 21.27
Dierdonck, N. V. 2006. ,Throughput and
Delay Analysis of Unslotted, IEEE
802.15.4. Academy Publisher. Zele-
Belgium.
F.L. Lewis. 2004.,Wireless Sensor Network.
John Wiley. New York,
Mesh networking.
http://en.wikipedia.org/wiki/Mes
h_networking diakses tanggal 07 juni
2009 jam 21.16

Ali Mustofa: Zigbee Pada Sensor Nirkabel Dan J aringan Actuator 119
Mesh networking XBee.
http://itp.nyu.edu/~raf275/meshnetworkin
g/XBee/ diakses tanggal 07 juni 2009 jam
21.34
Rappaport, T. S., 1996.,Wireless Commu-
nication., Prentice Hall. Upper Saddle
River-NJ.
Verdone, R., Dardari, D., Mazzini, G., Conti,
A., 2008. Wireless Sensor and Actuator
Networks: Technologies, Analysis and
Design. Elsevier Ltd, London.
Wireless Communication with XBee Radios
diakses di www.itp.nyu.edu. pada
tanggal 5 Mei 2009
XBee mesh modules.
http://www.delmation.nl/Maxstream/XB
eemeshmodules.pdf diakses tanggal 07
juni 2009 jam 21.18

Anda mungkin juga menyukai