Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Mineral lempung merupakan senyawa aluminium silikat yang kompleks

dan terdiri dari satu atau dua unit dasar, yaitu silika tetrahedral dan aluminium oktahedral. Mineral lempung sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopik dan submikroskopik yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikel dari mika mineral lempung dan mineral yang sangat halus lainnya (Fatal dkk, 2006). Lempung secara mudah dapat dikenal dari warna dan sifatnya. Biasanya berwarna abu-abu atau kecoklatan dan bersifat liat dan plastis. Kandungan lempung di Indonesia tersebar di beberapa Provinsi dengan jumlah yang cukup besar. Salah satu daerah dengan kandungan lempung yang melimpah yaitu Kabupaten Trenggalek. Masyarakat daerah Trenggalek

memanfaatkan mineral ini sebagai bahan dasar industri rumahan pembuatan batu bata dan genting. Usaha untuk meningkatkan kualitas lempung yang digunakan sebagai bahan baku batu bata dan genting adalah dengan melakukan kajian sifat fisikokimianya yang meliputi batas cair, batas plastis, batas susut, komposisi unsur dan senyawa serta morfologi permukaannya. Batas cair (liquid limit) adalah kadar air dimana tanah akan mengalir akibat berat sendiri. Lempung yang memiliki batas cair <50% memiliki plastisitas yang rendah, sedangkan batas cair >50% memiliki plastisitas yang tinggi. Batas plastis adalah besar kadar air dimana lempung apabila digulung sampai diameter

3,2mm tanah akan retak. Plastisitas melukiskan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume yang tetap tanpa retakan. Plastisitas rendah <35%, sedang 35% - 50%, tinggi >50%. Batas susut adalah besar kadar air tanah dimana tanah tersebut mempunyai volume terkecil saat airnya mengering. Lempung yang memiliki batas susut yang semakin kecil menunjukkan lempung bersifat kembang susut yang semakin besar. Kemudahan mengalami kembang susut yang besar dan kandungan air yang tinggi merupakan sifat lempung yang kurang baik (Santoso, dkk., 1998). Sifat kembang susut ini berhubungan langsung dengan kadar mineral lempung khususnya mineral montmorillonite dan illite. Apabila kadar mineral lempung naik, maka luas permukaan naik, dan batas cair serta indeks plastisitas akan naik, sehingga potensi kembang susut akan naik (Muhunthan, 1991). Fenomena kembang susut yang tinggi tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan (Gourley, dkk., 1993). Proses kembang susut lempung dipengaruhi oleh faktor lingkungan, di antaranya faktor perbedaan iklim, curah hujan, sistem drainasi dan fluktuasi muka air tanah. Myers (2005) menyebutkan bahwa perubahan kadar air pada tanah lempung, akan menyebabkan perubahan volume. Pengurangan kadar air menyebabkan lempung menyusut dan sebaliknya bila kadar air bertambah lempung mengembang. Pada penelitian ini, akan dilakukan karakterisasi fisko kimia lempung dari Kecamatan Kampak dan Gandungsari Kabupaten Trenggalek dengan metode penentuan batas cair, batas plastis, batas susut dan identifikasi mineralogi

menggunakan X-ray Diffraction (XRD) komposisi unsur dan senyawa serta morfologi permukaannya menggunakan SEM-EDS. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas batu bata dan genting pada kecamatan Kampak dan Gandusari Kabupaten Trenggalek.

1.2

Rumusan Masalah a. Bagaimana batas cair, Indeks Plastisitas dan batas susut lempung di daerah kecamatan Kampak dan kecamatan Gandusari kabupaten Trenggalek? b. Bagaimana komposisi, senyawa penyusun lempung dari daerah kecamatan Kampak dan gandusari kabupaten Trenggalek? c. Bagaimana morfologi permukaan dan kandungan unsur penyusun lempung dari daerah kecamatan Kampak dan Gandusari kabupaten Trenggalek?

1.3

Tujuan Penelitian a. Mengetahui batas cair, Indeks Plastisitas dan batas susut lempung di daerah kecamatan Kampak dan Gandusari kabupaten Trenggalek b. Mengetahui komposisi, senyawa penyusun lempung dari daerah kecamatan Kampak dan Gandusari kabupaten Trenggalek c. Mengetahui morfologi permukaan dan kandungan unsur penyusun lempung dari daerah kecamatan Kampak dan Gandusari kabupaten Trenggalek

1.4

Batasan Masalah a. Jenis lempung yang digunakan dalam penelitian ini bersal dari Kecamatan Kampak dan kecamatan gandusari Kabupaten Trenggalek b. Karakterisasi batas cair, indeks plastisitas dan batas susut dilakukan dengan menggunakan metode Atterberg

1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keadaan lempung mengenai batas cair, indeks plastisitas, batas susut, unsur penyusun, morfologi permukaan dan jenis lempung yang ada di daerah kecamatan Kampak dan Gandusari kabupaten Trenggalek dan bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas batu bata dan genting yang selama ini sudah diproduksi.

Anda mungkin juga menyukai