Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mesin bubut, milling machine dan welding. Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan yang sangat di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang mampu bersaing di dunia industri.. Penulis juga berterima kasih atas semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini, baik secara langsung maupun tidak langsung terutama Bpk Djuhana selaku dosen pembimbing.

Pamulang 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1 BAB I PENDAHULUAN A.Tujuan 2 B.Prinsip Kerja Mesin Bubut ......3 C.Bagian -

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya dibidang teknologi terutama bidang pemesinan, diharapkan adanya sumber daya manusia yang mampu menjalankan dan menciptakan hal hal yang bermanfaat bagi manusia dibidang teknologi. Di lingkungan kampus mahasiswa belum mengetahui perkembangan teknologi secara detail. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan teori dan praktek dalam bidang pemesinan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Program Pendidikan Teknik Industri Universitas Pamulang, maka mahasiswa diwajibkan menempuh mata kuliah teori dan praktek proses produksi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat menerapkan bekal yang diperoleh dibangku perkuliahan ke dalam dunia kerja, sehingga mahasiswa lebih mengetahui permasalahan yang berhubungan langsung dengan pemesinan. Selain itu, hasil belajar yang dicapai mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri (internal) mahasiswa dan faktor yang datang dari luar atau faktor lingkungan (eksternal). Hal inilah yang melatar belakangi mahasiswa untuk melaksanakan praktek, dengan melaksanakan praktek berarti menyelaraskan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki mahasiswa sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tempat praktek dilaksanakan adalah di lab mesin yang merupakan tempat praktek yang dimiliki oleh Universitas Pamulang. B. Tujuan Adapun tujuan dari praktek adalah: 1. Tujuan Umum a) Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, menggali informasi dan teknologi dalam upaya mengembangkan kualitas sumber daya manusia. b) Meningkatkan kualitas lulusan Program Pendidikan Teknik Industri yang terampil dan handal serta dinamis.

2.

Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat mengetahui dan merasakan situasi dunia kerja khususnya

pemesinan dengan ikut terjun langsung dalam praktek.


b) Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang sistem kerja

pemesinan.
c) Mahasiswa dapat menggunakan atau mengoperasikan mesin bubut, mesin

frais, dan mesin las. d) Untuk memenuhi mata kuliah Praktek Industri. C. Manfaat Praktek Industri Adapun manfaat praktek industri adalah: a) Menambah ilmu pengetahuan dengan cara terjun langsung ke tempat praktek. b) Mengetahui sistem kerja.
c) Menambah pengetahuan serta keterampilan dalam memperbaiki dan merawat

mesin.

D. Tempat pelaksanaan Praktek ini dilaksanakan di lab mesin yang merupakan tempat praktek yang dimiliki oleh Universitas Pamulang. Dalam pelaksanaan Praktek ini kami terdiri dari tiga mahasiswa antara lain : NO. 1. 2. 3. 4. 5. NAMA Ali Nurdin Kuatman Aji Pamoso Muchamad Mansur Opi Sopiati Robyansah Irawan NIM 2010080097 2010080159 FAKULTAS Teknik Industri Teknik Industri Teknik Industri Teknik Industri Teknik Industri

E. Sasaran kegiatan Praktek Sasaran yang ingin dicapai selama pelaksanaan Praktek Industri adalah : 1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan. 2. Mahasiswa mengetahui proses kerja.

3. Mahasiswa

mengetahui

macam-macam

jenis

mesin

dan

mampu

mengoperasikan dengan baik dan benar. F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam menyusun laporan Praktek Industri ini adalah : a. Metode Praktek Metode praktek merupakan metode pengumpulan data dengan cara melaksanakan langsung praktek di lapangan. b. Metode Interview Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab secara langsung kepada asisten dosen atau dengan mahasiswa yang berpengalaman. c. Metode Literatur Metode literatur adalah metode pengumpulan data dengan jalan mencari informasi dari buku-buku dan internet.

G. Pembatasan Masalah Untuk memberikan gambaran yang jelas dan mempertegas arah laporan praktek ini maka penulis memberikan batasan mengenai pengoperasian mesin, yaitu : 1) Bubut
a) Membubut rata sepanjang 50 mm dengan 20 mm. b) Membubut tirus sepanjang 10 mm 20 mm

c) Membuat ulir 2) Frais (milling) Dalam pengerjaan mesin frais hanya membuat kepala baut segi enam menggunakana kepala pembagi. 3) Pengelasan Pengerjaan pengelasan dilakukan untuk pembuatan zig/ dudukan mesin. BAB II

KAJIAN TEORI

A. Mesin Bubut 1. Pengertian Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang digunakan untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnynya, sedangkan benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan. Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin-mesin yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled) ataupun kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional mutlak diperlukan keterampilan manual dari operatornya. Pada kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam pergerakkannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistim otomasi baik yang dilayani dengan sistim hidraulik, pneumatik ataupun elektrik. Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/ memproduksi benda-benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus, poros bertingkat (step shaft), poros tirus (cone shaft), poros beralur (groove shaft), poros berulir (screw thread), dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion dll)

2.

Bagian bagian utama mesin bubut

Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi handel/ tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/ posisinya berbeda. Demikian juga cara pengoperasianya karena memilki fasilitas yang sama juga tidak jauh berbeda. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional (biasa) yang pada umumnya dimilki oleh mesin tersebut. a) Main spindel (dudukan chuck)

b) Chuck

c) Bed (tempat kepala lepas, eretan, penyangga diam/ steady rest)

d) Tail stock/ kepala lepas (dudukan senter pusat)

e) Tuas pengatur kecepatan transporter dan sumbu pembawa f) Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa

g) Plat tabel kecepatan sumbu utama

h) Eretan i) Tuas pengatur kecepatan sumbu utama

j) Transporter dan sumbu pembawa

k) Penjepit pahat

l) Eretan atas

m) Keran pendingin

n) Roda pemutar o) Tuas penghubung p) Eretan lintang

3.

Alat potong

Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat yang digunakan untuk menyayat produk/ benda kerja berupa pisau atau pahat. Adapun jenisnya antara lain adalah : Pahat rata kanan Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80 dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.

Pahat rata kiri Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55 dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas.

Pahat bubut muka Pahat bubut muka memilki sudut baji 55 dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.

Pahat bubut ulir Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat, sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60. 4. 1.

1. TUJUAN Proses bubut atau berbagai proses permesinan lainnya yang sering juga disebut dengan istilah machining tentunya sudah sering kita dengar. Hanya saja proses dan penggunaannya tidak semua orang mampu mengoperasikannya. Adapun beberapa jenis yang umum kita kenal adalah istilah mesin bubut, mesin milling, mesin grinding dan lain sebagainya. Untuk laporan kali ini kami menggunakan mesin bubut dan mesin milling dengan Tujuan yang ingin dicapai antara lain: Mampu mengoperasikan mesin bubut secara baik dan benar. Mampu mengoperasikan mesin milling dan membuat hexagon. Menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan. Mengetahui urutan atau cara untuk pembuatan produk dari material yang belum jadi menjadi produk baru sesuai desain.

2. BATASAN MASALAH Pada pembuatan laporan ini, pembahasan yang diuaraikan hanya menyangkut beberapa hal seperti dibawah ini: Mampu membubut benda silinder baik horizontal dan vertical Mampu membuat benda tirus Mampu membuat ulir pada benda kerja. Mampu membuat hexagon 3.MACAM-MACAM PERMESINAN Ada bebrapa jenis mesin yang sering digunakan dalamm proses permesinan diantaranya adalah mesin bubut, mesin freis, mesin grinding, mesin drilling, mesin milling dan lainnya sebagainya. Dari beberapa jenis diatas masih dapat dibagi lagi ke dalam beberapa sub menurut penggunaannya dan dan cara pengeoperasianya. Dalam pembuatan tugas ini yang dipakai adalah : 1. mesin bubut. 2. mesin milling.

Alat ukur yang digunakan adalah: 1. sigmat. Benda kerja lain yang menjadi factor pendukung adalah: 1. gurinda 2. kunci ring 17. 3. kunci L Namun tidak dibahas secara terperinci dalam laporan ini

BAB II DASAR TEORI A. PENGERTIAN BUBUT Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan khususnya bidang mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan benda kerja dengan cara

pengikisan menggunakan alat dalam hal ini disebut pisau sehingga bisa menghasilkan benda kerja yang diinginkan. Pada mesin bubut yang berputar adalah benda kerjanya, sedangkan pahatnya diam. Dalam hal ini mesin bubut pun mempunyai bagian-bagian yang harus dikenal sebelum menjalan atau mengoperasikannya. Agar tidak terjadi keselahan dalam pembuatan. Proses bubut itu sendiri dapat dibagi dalam bebera sub diantaranya adalah: 1. Proses bubut ( lathe machining) 2. Proses turning, diataranya; Silinder Tirus Konis Untuk pembubutan benda silinder yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Feed : Gerak kerja Hantaran : kecepatan pergerakan pahat atau pisau dalam mm/putaran. RPM : putaran dudukan benda kerja . Kecepatan potong: tergantung material yang digunakan. Dalamnya atau besarany jarak yang akan dipotong atau dikecilkan. Antara material benda kerja dan pahat yang digunakan pun harus disesuaikan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu yang mendasa untuk diketahui adalah mengenal beberapa jenis material yang umum digunakan 1. material Fero : Baja lunak : Baja keras 2. material non Fero: Alumunium Tembaga Campuran Al dan Magenesium Campuran lainnya.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang maksimal dalam proses pengerjaan benda kerja ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengoperasiannya. Yang harus diperhatiakan adalah mencari kecepatan potong trelebih dahulu. Disesuaikan sesuai dengan jenis material yang digunakan yaitu dengan cara : V = D N (m/mnt) 1000 Keterangan; V = Kecepatan potong bahan ( m/ mnt) N = Putaran benda kerja ( rpm) D = Dimensi benda kerja ( mm )

N = V . 1000 ( rpm ) .D mencari waktu proses ; Tm = L ( menit ) S.N Keterangan : Tm = waktu proses L = panjang benda kerja S = gerak kerja N = putaran

Membuat benda tirus atau konis harus mencari sudut kemiringannya. Dengan cara

Tg = D - d 2. L = keterangan ; D = Diameter besar

d = diameter kecil L = panjang benda kerja yang akan dibuat tirus.

B. MESIN MILLING Mesin milling atau sering juga disebut dengan mesin freis. Produk yang dapat dihasilkan dari mesin ini adalah benda kerja dengan bentuk plat, alur atau roda gigi. 1. Jenis-jenis mesin Milling Mesin milling dapat di bedakan memjadi beberapa jenis yaitu: Mesin milling Horizontal Mesin milling vertical Mesin milling copy Mesin NC/ CNC Mesin milling senter. Pada mesin milling yang berputar atau bergerak adalah pahatnya atau pisaunya. Dengan mengacu pada beberapa hal yang sama seperti pada mesin bubut, langkah pertama yang diambil adalah mengetaui kecepatan potong mesin milling itu sendiri yaitu: V = D N (m/mnt) 1000 Keterangan; V = Kecepatan potong bahan ( m/ mnt) N = Putaran benda kerja ( rpm) D = Dimensi benda kerja ( mm ) Kemudian mencari waktu potong dengan cara :

T = L + Vd ( D d ) + 6 F Keterangan ; T = waktu potong ( menit ) S = jarak

F = hantaran ( m/mnt) Untuk Pembuatan roda gigi atau kepala baut atau bentuk lainnya menggunakan kepala pembagi dan piringan pembagi

BAB III METODE PRAKTIKUM 1. MATERIAL Untuk praktikum kali ini material yang digunakan adalah jenis besi biasa atau sering disebut dengan SS 400. dengan ukuran awal adalah 110 x Diameter 30. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Dimeter = 30 mm Panjang = 110 mm Dan hasil yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut:

2. PROSES PEMBUATAN Proses yang harus dilalui untuk pembuatan benda kerja ini adalah dengan menggunakan 2 mesin yang berbeda. Yaitu proses pertama dilakukan dengan menggunakan mesin bubut. Dimana pada mesin bubut ini menyelesaikan beberapa tahapan yaitu : 1. pengikisan dimensi dari 30 mm menjadi 20 mm 2. pemotongan panjang untuk diameter sebaesar 50 mm. sehingga ukuran yang dinginkan menjadi 50 x dia.20 3. pembuatan tirus pada diameter 30mm. proses yang dilakukan pada mesin milling adalah: 1. pembuatan hexagon langkah langkah pembuatan langkah yang harus diselaikan adalah secara bertahap MESIN BUBUT : atur mata pahat yang akan digunakan mata ditik tengah. Ataur sehingga mata pahat benar-benar berada di titik tengah benda kerja putar mesin berlawan arah jarum jam atur spindle dibagian belakang mesin bubut dan sesuaikan putaran RPM nya. Gunakan spindle otomatis sampai batas panjang 50 mm.

Untuk pengaturan otomatis gunakan spindle otomatis. Dan pahat akan berjalan otomatis sesuai dengan setting yang telah dilakukan. Setiap beberapa kali proses pemakanan harus selalu di cek dengan menggunakan sigmat. Setelah hasil yang sesuai ukuran didapat yaitu panjang = 50 dan diameter 20. balik benda kerja ke ujung yang lainnya untuk membuat benda tirus. Untuk membuat benda tirus harus menggunakan rumus Tg = D - d 2. L MESIN MILLING : Gunakan mesin milling pada untuk proses selanjutya yaitu pembuatan hexagon. Dimana cara yang dilakukan adalah: 1. mulai melakukan proses pemakann. 2. setelah satu sisi selesai lakukan pada sisi berikutnya. 3. lakukan seperti pada tahapan no. 1 4. lakukan proses pemakanan hanya sepanjang pisau potong jaya atau sekitar 10 mm

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 1. BUBUT SILINDER Dari hasil yang telah diperoleh melalui praktikum didapat ukuran yang bervariasi disetiap titiknya yaitu: TITIK TITIK UKURAN (mm) Rata rata (mm)

1 A 20.00 20.075 B 20.10 C 20.15 D 20.05

2 A 20.05 20.05 B 20.15

C 20.00 D 20.00 Panjang total dari hasil silinder adalah 90.10 mm. 2. BUBUT TIRUS Dari perhitungan yang didapat yaitu dengan menggunakan rumus Tg = D - d 2. L Tg = 30 - 20 2. 20 = 17.2 o Setelah dilakukan proses pemakanan didapat data sebagai berikut: Diameter kecil yang didapat adalah sebesar

TITIK TITIK UKURAN (mm) Rata rata (mm)

1 A 20.00 19.875 B 19.80 C 19.75 D 19.90

3. PEMBUATAN HEXAGON Pada proses pembuatan hexagon gunakan mesin freis atau miling. Sebelum menyalakan mesin. Setting terlabih dahulu kepala pembagi. Dan hasil dari yang didapat adalah beberapa ukuran yang tidak simetris. Kemungkianan terjadi karena beberapa factor diatanranya adalah:

Mesin yang sudah tidak standar lagi. Kelalaian operator. Benda kerja yang goyang Benda kerja yang memang karena pemotangan awal menjadi oval karena panas dan hal lainnya. Hasil pengukuran didapat sebagai berikut. TITIK UKURAN p x l x t(mm) 1 10 x 6.80 x 1.45 2 10 x 5.75 x 1.20 3 10 x 4.50 x 0.85 4 10 x 3.2 x 0.30 5 10 x 3.25 x 0.1 6 10 x 2.30 x 0

BAB V KESIMPULAN 1. KESIMPULAN. Dari hasil praktikum proses produksi didapat data sebagai berikut Ukuran untuk proses silinder didapat berbagai macama variasi disetiap titik. Nilai rata-rata yangdidapat adalah 20. 075 pada titik ke-1 dan 20,05 pada titik ke 2 Panjang total uang diperoleh sebesar 90.10 mm. Hasil diameter kecil diperoleh ukuran rata-rata sebasar 19.875 Proses pemakanan pembuatan ulir tidak dilakukan. Proses pembuatan hexagon mempunyai nilai yang sangat bervariasi yaitu seperti terlihat pada table dibawah ini

TITIK UKURAN p x l x t(mm) 1 10 x 6.80 x 1.45 2 10 x 5.75 x 1.20 3 10 x 4.50 x 0.85 4 10 x 3.2 x 0.30 5 10 x 3.25 x 0.1 6 10 x 2.30 x 0 Menyetelan mata pahat dengan sudut yang benar akan memperlama ketumpulan pahat atau pisau potong.

Anda mungkin juga menyukai