Anda di halaman 1dari 4

Periksa TORCH yuk ;)

Mar by diah indri

Rate This

Penularan TORCH pada manusia dapat melalui 2 (dua) cara. Pertama, secara aktif (didapat) dan yang kedua, secara pasif (bawaan). Penularan secara aktif disebabkan antara lain sebagai berikut : 1. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista), misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan lainnya. Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan sate yang setengah matang atau masakan lain yang dagingnya dimasak tidak sempurna, termasuk otak, hati dan lainnya. 2. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang menderita TORCH. Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun hewan. Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang tercemar, disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah sampai beberapa bulan 3. Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista), kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka. 4. Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya TORCH. 5. Wanita hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui plasenta.

6. Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit salah satu penyakit TORCH 7. Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit. 8. Kebiasaan makan sayuran mentah dan buah buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar. Untuk menghindari sedini mungkin penyakit TORCH yang sangat membahayakan ini, ada beberapa hal sebagai solusi awal yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut : 1. Memasak daging dengan matang hingga suhu mencapai 66 C, agar oosista oosista yang mungkin terbawa di dalam daging tersebut bisa mati. 2. Pemberian makanan matang pada binantang piaran kucing atau anjing, dan selalu menjaga kebersihannya. 3. Rutin memeriksakan binatang piaraan ke dokter hewan agar binatang piaraan selalu terjaga kesehatannya. 4. Hindari kontak dengan hewan hewan mamalia liar, seperti rodensia liar (tikus, bajing, musang dan lain lain) serta reptilia kecil seperti cecak, kadal, dan bengkarung yang kemungkinan dapat sebagai hewan perantara TORCH. 5. Bagi wanita yang sedang hamil, terutama yang dinyatakan secara serologis sudah negatif, jangan memelihara atau menangani kucing kecuali dengan sarung tangan. 6. Bila sedang memegang daging, bekerja di tempat atau perusahaan daging atau organ yang masih mentah, hindari untuk tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung dan peralatan dapur setelah selesai sebaiknya dicuci dengan sabun. 7. Mencuci bersih setiap sayuran dan buah yang akan dikonsumsi 8. Darah penderita seropositif tidak boleh ditransfusikan pada penderita yang menderita imunosupresif, demikian pula transplantasi organ pada penderita seronegatif harus dari orang dengan seronegatif TORCH. 9. Pemberantasan terhadap lalat dan kecoa sebagai pembawa oosista perlu dilakukan. [ST]

From : http://www.labcito.co.id/layanan/85-pentingkah-pemeriksaantorch.html Ceritanya saya mau posting tentang pemeriksaan TORCH, artikel diatas sempat saya kopas dari web lab cito. Pas mau cari definisi masing-masing komponen TORCH, modemnya udah bobok . Kemarin saya beli modem yang Cuma sehari hihihi selanjutnya di posting via blekky saja . Dulu sewaktu saya hamil Yusuf, saya minta untuk diperiksa TORCH. Dokter tempat saya kerja bilang no need karena masih kehamilan pertama. Eh padahal kalau yang pasien semua kudu di periksa TORCH kalau hamil. Ya daku memaksanya untuk nulis pengantar TORCH dong, sampai di Al-WILADAH GENERAL HOSPITAL tempat saya check up kehamilan, di tolak again sama Dokter Obsgynnya. Heuuuhhh tau dulu itu alasannya apa. Padahal kan munpung geratis -_Tak bisa mengeyel lagi, ya sudah deh ga usah cek TORCH, bismillah semoga semua baik. Belakangan jadi kepikiran, sakitnya Yusuf apa karena ada TORCH di saya. Begitu juga dokter Obsgyn saya sekarang. Menganjurkan dengan sangat untuk periksa TORCH. Di Semarang saya pilih periksa di Lab CITO cabang Indraprasta. Saya sempat menanyakan sekali sebelum periksa, tentang biaya cek darah untuk TORCH. Si embak operator Lab Cito bilang satu juta lima ratus sekian ribu rupiah. Biaya ini ternyata berubah, sudah naik lagi harganya. Embak operator (cs) yang lain di hari saya periksa menjelaskan kalau sebelum bulan ini, biaya pemeriksaannya satu juta enam ratus sekian ribu rupiah. Bulan ini (waktu saya periksa) ada specimen baru yang diperiksa yaitu HSV II yang tadinya hanya HSV I. Perbedaannya pemeriksaan ini pada area/jangkauan yang diperiksa. Jadi 1 jenis HSV hanya memeriksa separo badan katanya. Kalau saya tidak salah HSV I untuk bagian perut keatas dan HSV II untuk bagian perut ke bawah. Wal hasil untuk pemeriksaan TORCH satu paket jumlahnya Rp. 1. 915.000,- dengan rincian : IgG Anti Toxoplasma 180.000 IgM Anti Toxoplasma 180.000 Ig G Anti CMV 175.000 IgM anti CMV 230.000

Ig G Anti Rubella 195.000 IgM anti Rubella 240.000 Ig G Anti HSV I 190.000 IgM anti HSV I 190.000 Ig G Anti HSV II 160.000 IgM anti HSV II 175.000 Berapapun deh yang penting diperiksa. Namanya juga In-do-ne-sia. Pemeriksaannya termasuk cepet, cuma diambil darah 3cc sehabis tanda tangan persetujuan prosedur. Hasilnya sebenarnya bisa diambil keesikan harinya. Namun, waktu saya periksa. Lab Cito sedang kesripahan or lagi ada Lelayu. Pemilik Lab Cito meninggal dunia, innalillahi wa inna illaihi rajiun. Berpulangnya beliau menyebabkan Lab Cito tutup jam 3 pm yang seharusnya jam 9 pm. Pasien setelah saya ditolak, syukurlah saya tidak terlambat datang. Esok hari Lab Cito-nya tutup (dalam rangka berkabung) jadi hasil bisa diambil lusa. Karena belum sempet ketemu bu dokter cantik setelah pengambilan hasil Lab ini, jadi saya belum melaporkan ke beliau. Kalau dari hasilnya sih semua negative kecual IgG Anti CMV. Saya tanyakan ke temen ngaji yang profesinya dokter, katanya Engga papa, itu history penyakitnya saja. Dulu sudah pernah kena dan sekarang punya imunitasnya. Alhamdulillah. Buat kamu-kamu *berasa penyiar radio remaja * yang mau dan kepengin atau memiliki keperluan, niat dan indikasi untuk pemeriksaan TORCH semoga gambaran biaya untuk pemeriksaan diatas bisa sedikit bermanfaat ya. Paketan itu boleh diambil seperlunya loh, misal Anti Toxo saja, atau Anti Hsv I saja. Mengenai apa saja penjelasan dari ke 10 spesimen diatas, silahkan gugling yaaaa karena sudah banyak materi tentang TORCH bertebaran di internet salah satunya di ibuhamil.com *ngeles ga mau jelasin *.

Anda mungkin juga menyukai