Anda di halaman 1dari 19

II. ACARA PRAKTIKUM M. CENTRIFUGASING 1.

Tinjauan Pustaka Sentrifugasi merupakan salah satu metode dasar yang sangat penting dalam studi biologi biosel maupun biologi molekuler. Sentrifugasi tidak hanya digunakan untuk memisahkan sel atau organel subseluler, melainkan juga dipergunakan untuk pemisah molekuler. Prinsip sentrifugasi didasarkan atas fenomena bahwa partikel yang tersuspensi dalam suatu wadah (tabung atau bentuk lain) akan mengendap ke dasar wadah karena pengaruh gravitasi. Laju pengendapan tersebutdapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengaruh gravitasional terhadap partikel. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan tabung berisi suspensi partikel ke dalam rotor suatu mesin sentrifugasi kemudian diputar dengan kecepatan tinggi (Yuwono, 2008). Sentrifugasi merupakan salah satu proses penghilangan kotoran dalam rafinasi yang bertujuan untuk memisahkan massecuite menjadi kristal gula dan molasses dengan melibatkan kerja dari mesin sentrifugal. Proses sentrifugasi menggunakan prinsip dari putaran motor dan gaya sentrifugal. Mesin sentrifugal menggunakan motor induksi sebagai penggerak untuk memutar chamber mesin sentrifugal yang berisi massecuite yang akan diolah. Dalam satu kali proses sentrifugasi massecuite dapat dimasukkan dalam beberapa kali dengan jumlah yang berbeda sehingga akan menyebabkan perubahan beban yang akan mempengaruhi kecepatan putaran motor induksi. Perubahan kecepatan motor akan mempengaruhi waktu proses sentrifugasi (Putri dkk, 2009). Sentrifugasi menggunakan gaya sentrifugal untuk mempercepat pengendapan padatan-padatan yang terdapat di dalam lumpur. System dewatering yang ada dapat berupa solid bowl dan basket sentrifuge. Pada beberapa kasus, lumpur yang terkondisikan dipompakan ke dalam horizontal atau cylindrical bowl yang berputar dengan kecepatan 1600-

2000 rpm. Padatan akan dilemparkan keluar dari bowl dan diambil oleh screw conveyor, sedangkan cairan atau centrate akan dikembalikan ke dalam IPAL untuk diolah (Siregar, 2005). Pompa sentrifugal sebagai salah satu jenis pompa yang banyak dijumpai dalam industri bekerja dengan prinsip putaran impeler sebagai elemen pemindah fluida yang digerakkan oleh suatu penggerak mula. Zat cair yang berada di dalam akan berputar akibat dorongan sudu-sudu dan menimbulkan gaya sentrifugal yang menyebabkan cairan mengalir dari tengah impeler dan keluar melalui saluran di antara sudu-sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan tinggi. Cairan dengan kecepatan tinggi ini dilewatkan saluran yang penampangnya makin membesar (diffuser) sehingga terjadi perubahan head (tinggi tekan) kecepatan menjadi head tekanan. Setelah cairan dilemparkan oleh impeler, ruang di antara sudu-sudu menjadi vacuum, menyebabkan cairan akan terhisap masuk sehingga terjadi proses pengisapan (Hanandoko, 2000). Pemisahan dua macam bahan cair yang tidak tercampur atau bahan dengan bahan padat secara pengendapan, gaya tarik bumi terhadap komponen. Kadang-kadang pemisahan ini dapat sangat lambat oleh karena berat spesifik komponen sangat tidak berbeda nyata atau karena gaya yang menahan komponen dalam ikatan. Akan tetapi, peristiwa ini berlangsung sangat lama, sekitar satu hari dan peristiwa ini sesuai untuk skala kecil dan unit skala pabrik. Dengan maksud untuk meningkatkan kecepatan peningkatan gaya sentrifugasi dapat dipergunakan untuk menekankan perbedaan daya terhadap komponen. Gaya sentrifugasi pada partikel yang dipaksa untuk berputar melelui suatu lorong. Pemisahan salah satu bahan yaitu bila bahan cair tersebut tidak tercampur akan tetap sangat terdispersi. Gaya sentrifugasi menjadi skim dan krim. Kelihatan sangat patut untuk mengamati posisi kedua fase didalam sentrifugasi ketika operasi sedang berlangsung (Earle, 1969). Gaya sentrifugal yang bekerja pada bahan pelarut, dimana tingginya kecepatan putaran sentrifugasi akan menyebabkan gaya sentrifugal yang

bekerja pada bahan pelarut bertambah besar sehingga mempercepat pemisahan antara pelarut metanol dan kloroform. Hasil tersebut sejalan dengan prinsip pemisahan bahan cair secara sentrifugasi yang menyatakan gaya sentrifugal tergantung pada jari-jari dan kecepatan putaran terhadap massa partikel, jika kecepatan putaran tinggi maka gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel tersebut akan bertambah besar, artinya jika dua bahan cair yang satu dua kali lebih rapat daripada yang lain, diletakkan dalam tabung diputar pada sumbu tegaknya dengan kecepatan yang tinggi, maka gaya sentrifugal per satuan isi akan dua kali lebih besar pada bahan cair yang lebih berat daripada untuk bahan cair yang lebih ringan. Bahan cair yang berat akan menempati lingkaran keliling bagian bawah tabung dan bahan cair yang lebih ringan akan menempati bagian tengah-tengah (Nasution, 1982 dalam Dewi, 2010). Sentrifugasi dianggap sebagai metode untuk memisahkan cairan kepadatan yang berbeda, lumpur penebalan, atau menghapus padatan. Salah satu model centrifuge listrik dimana maksimum revolusi 5000 rpm bisa diproduksi. Ini komersial namanya Himac CT 6D, Hitachi. Tabung terdiri dari satu luar tabung seperti kaca, tabung PVC bagian dalam, kertas saring dan saring pakaian. Tabung seperti kaca mencocokkan ke dalam satu eksternal metalik tabung. Tabung eksternal ini punya satu diameter bagian dalam dari 4.0 cm dan melekat pada mesin pemisah dua benda elektrik pengarah. Aparatur centrifuge menghadapkan tabung ini ke satu bilangan tertentu dari daya listrik penggunaan revolusi. Revolusi ini mempengaruhi permukaan lumpur dengan tekanan setara. Tekanan diproduksi kompres lumpur dan memisahkan padatan partikel dari air melalui media filter (EL-Zahar, 2010). Prinsip dasar dari model sentrifugasi adalah; (i) peningkatan dari berat diri sebanyak N waktu oleh peningkatan dari pemecutan sama dengan pengurangan dari skala panjang model sebagai kecil seperti N waktu, dan (ii.) pengurangan dari waktu untuk test model sebagai skala dikurangi. N adalah 20 faktor mengelupas. Pada pokoknya, prinsip dari model

sentrifugasi adalah menaikkan kecepatan model skala untuk menekan bentuk asli / menekan taraf pada model (Nakajima, 2006). Pemisahan ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan emulsi. Hal ini disebabkan karena ketidakstabilan emulsi yang disebabkan oleh migrasi emulgator ke fase kontinyu air eksternal sehingga menyebabkan pecahnya tetesan air dalam. Air kemudian bermigrasi ke fase kontinyu air sehingga menyebabkan pemisahan fase dan kerusakan emulsi tersebut. Semakin lama waktu penyimpanan, kerusakan emulsi semakin meningkat sehingga volume sedimentasinya juga semakin besar (Syukri dkk, 2006). Mesin pemisah dua benda (centrifuge) mempergunakan prinsip sedimentasi, ketika percepatan memusat maka penggunaan untuk memisahkan unsur dengan kepadatan lebih besar dan lebih sedikit. Dengan mempergunakan mesin pemisah dua benda (centrifuge), ini kemungkinan untuk memecah emulsi dan untuk memisahkan dispersi dari rintik benda cair denda, meskipun demikian dalam hal ini dinon-aktifkan secara bertahap menggunakan bentuk dari rintik benda cair yang yang akan berfusi pemisahan berikut (Coulson and Richardson, 1991 dalam Nour, 2009). Penggunaan kontaktor sentrifugal sangat intensif pemisah (CCS) peralatan (Cinc V02) untuk sintesis biodiesel. Dalam reaksi perangkat CCS dan pemisahan digabungkan dalam satu aparatur, sehingga membuatnya menjadi contoh yang baik dari proses intensifikasi (PI). PI saat ini salah satu tren yang signifikan themost dalam rekayasa proses dan bertujuan menggantikan besar, proses mengkonsumsi energi oleh kecil, proses yang sangat terintegrasi untuk mengurangi ukuran dan konsumsi energi tanaman proses. Untuk mengetahui contih dari PI adalah distilasi reaktif, ekstraksi reaktif dan aplikasi mikro-reaktor. Cinc V02 pada dasarnya adalah sebuah centrifuge berputar dalam statis reaktor perumahan. Cairan bercampur diumpankan ke CCS mana mereka tersebar di zona annular antara perumahan statis dan centrifuge berputar. Dispersi ini kemudian ditransfer ke dalam hollowcentrifuge, melalui lubang di bottomplate, di mana fase

dipisahkan oleh kekuatan sentrifugal hingga 900 g, sehingga mungkin untuk cairan terpisah dengan kepadatan yang berbeda hanya 10 kgm. Kedua fase cair dikumpulkan secara individual, memanfaatkan bendung sistem. CCS pada awalnya dirancang untuk membersihkan air limbah di industri nuklir dan telah berhasil digunakan untuk minyak-air pemisahan (misalnya untuk membersihkan tumpahan minyak), untuk ekstraksi kaldu fermentasi dan beberapa proses ekstraksi lainnya (Kraai, 2009). Untuk memperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak kelapa sawit kasar mengalami pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan ke dalam tangki minyak kasar dan mngalami pemurnian maka akan dihasilkan minyak sawit mentah. Proses penjernihan untuk menurunkan kandungan air di dalam minyak (Tim Penulis PS, 1999). Pembuatan minyak kelapa murni dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pemanasan suhu rendah, cara pemancingan dan cara sentrifugasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan pengadukan dan lama pengadukan terhadap kualitas minyak kelapa murni. Kecepatan sentrifugasi berpengaruh nyata terhadap kadar air dan angka peroksida minyak kelapa murni. Kecepatan dan lama sentrifugasi juga berpengaruh nyata terhadap berat jenis dan angka asam minyak kelapa murni. Lama sentrifugasi memiliki pengaruh terhadap angka asam (Siahaan, 2012). Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar. Virgin Coconut Oil (VCO) bermanfaat bagi kesehatan tubuh, hal ini karena VCO mengandung banyak asam lemak rantai menengah. Proses inti pada pembuatan VCO terletak pada pemisahan minyak dari air dan protein. Pemisahan minyak dengan emulsi asam dapat dilakukan dengan metode sentrifugasi. Pada prose pemisahan memerlukan kecepatan centrifuge yang tinggi dan waktu yang cukup lama, karena semakin tinggi kecepatan centrifuge semakin tinggi pula % kadar air yang diperoleh. minyak dengan berat jenis yang lebih ringan akan terkumpul dibagian atas sedangkan air dengan berat jenis lebih berat dibagian bawah, maka semakin

lama waktu pendiaman semakin besar % kadar air yang diperoleh (Hapsari, 2004). 2. Gambar, Bagian Utama dan Fungsi

Gambar M.1. Mesin Sentrifugasi Keterangan : a. Penutup : untuk menutup agar bahan tidak berhamburan keluar b. Sentrifug : tempat tabung reaksi c. Tabung reaksi : tempat bahan d. Pengatur waktu : mengukur lamanya waktu yang dikehendaki e. Indikator waktu : mendeteksi nyala atau tidak f. Pengatur rpm : mengatur rpm yang dikehendaki g. Steker : menghubungkan ke sumber listrik 3. jenis 4. Mekanisme Kerja Alat Motor diputar sehingga timbul gaya sentrifuge dari proses mesin. Gaya terjadi pada tabung crude oil (VCO yang belum dimurnikan). Air dan VCO Prinsip Kerja Alat Memisahkan air dengan minyak, dalam hal ini VCO berdasarkan berat

akan memisah akibat gaya sentrifugal (pemisahan terjadi karena berbeda berat jenis). Berat jenis air lebih besar daripada VCO. 5. Cara Kerja Alat/mesin sentrifuge disiapkan dan tabung reaksi dibersihkan Rpm diatur sesuai yang dikehendaki

Produk dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan kita tutup

Tabung reaksi diletakkan pada sentrifuge

Power dihidupkan (ditandai indikator power)

Diamati dan dicatat hasil sentrifuge 6. Hasil dan Pembahasan Secara umum sentrifugasi adalah proses pemisahan dengan menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force. Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan padatan yang ukurannya cukup kecil dan tersebar merata dalam cairan. Volume campuran yang akan dipisahkan biasanya sedikit sehingga tidak mungkin untuk disaring. Pemisahan dilakukan terhadap fasa padat cair tersuspensi maupun campuran berfasa cair-cair. Pada pemisahan dua fasa cair dapat dilakukan apabila kedua cairan mempunyai perbedaan rapat massa. Semakin besar perbedaan berat jenis dari kedua cairan semakin mudah dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Semakin mudah dipisahkan yang dimaksud adalah semakin kecil energi yang diperlukan untuk proses pemisahannya. Kecepatan sentrifugasi sangat

berpengaruh terhadap hasil ekstrak. Semakin cepat putaran sentrifugasi, maka hasil yang diperoleh semakin tinggi. Bahan yang biasanya digunakan bisa berasal dari kelapa untuk memisahkan air dengan minyak VCO, spermatozoa, campuran bahan yang mengandung minyak, darah, dan campuran bahan-bahan yang memiliki berat jenis berbeda. Dalam melakukan proses sentrifugasi, kelapa terlebih dahulu diparut dan diambil ekstraknya, kemudian ekstrak kelapa tersebut didiamkan selama satu hari. Setelah itu ekstrak kelapa dimasukkan ke dalam tabung bersih dan ditutup. Rpm pada alat sentrifugasi diatur, kemudian tabung yang berisi ekstrak kelapa dimasukkan ke dalam alat sentrifugasi, power dinyalakan, lalu diamati perubahannya. Dalam proses sentrifugasi perlu diperhatikan bahwa selama proses berlangsung, tabung reaksi dalam sentrifuge harus terisi penuh dengan ketinggian yang sama pada masing-masing tabung. Karena jika sentrifuge tabung reaksi tidak diisi penuh dan ketinggian masing-masing tabung tidak sama, maka tabung reaksi lainnya dalam sentrifuge tersebut akan pecah. Hal ini dapat terjadi karena tidak ada keseimbangan dalam sentrifuge selama proses sentrifugasi berlangsung. Dengan bantuan gaya sentrifugal, air dan minyak VCO terjadi pemisahan karena perbedaan berat jenis. Karena berat jenis air lebih besar dari VCO maka VCO akan berada di atas dan air berada dibawah. Dan hasil akhir dari proses sentrifugasi berupa minyak VCO, endapan protein dan air. Faktor yang mempengaruhi sentrifugasi ialah bahan yang digunakan, kecepatan rotasi per menit, jenis produk, berat jenis produk, dan waktu. Semakin besar perbedaan berat jenis dari kedua cairan semakin kecil energi yang diperlukan untuk proses pemisahannya. Kecepatan sentrifugasi sangat berpengaruh terhadap hasil ekstrak. Semakin cepat putaran sentrifugasi, maka hasil yang diperoleh semakin tinggi. Kecepatan sentrifugasi juga berpengaruh terhadap rendemen sentrifugasi yang didapatkan.

7. Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum acara Centrifugasing antara lain sebagai berikut: a. Prinsip kerja sentrifugasi adalah memisahkan air dan minyak berdasarkan perbedaan berat jenis. b. Selama proses berlangsung, tabung reaksi dalam sentrifuge harus terisi penuh dengan ketinggian yang sama pada masing-masing tabung, karena jika tidak terisi penuh dengan ketinggian yang sama pada masing-masing tabung maka tabung reaksi lainnya dalam sentrifuge tersebut akan pecah. c. Berat jenis air lebih besar dari VCO, sehingga air di lapisan bawah dan VCO di lapisan atas. d. Faktor yang mempengaruhi sentrifugasi ialah bahan yang digunakan, kecepatan rotasi per menit, jenis produk, berat jenis produk, dan waktu. e. Semakin besar perbedaan berat jenis dari kedua cairan semakin kecil energi yang diperlukan untuk proses pemisahannya. Semakin cepat putaran sentrifugasi, maka hasil yang diperoleh semakin tinggi. 8. Saran

DAFTAR PUSTAKA Dewi, Kurnia Harlina., Devi Silsia, Laili Susanti, Masturah Markom, Nova Yanti. 2010. Pengaruh Kecepatan Sentrifugasi Pada Pemisahan Hasil Ekstrak Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Sumber Testosteron Alami Dan Antigen. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. dan Evi Proses Sebagai Industri

Earle, R L. 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. ITB. Bogor El-Zahar, Medhat. 2010. Dewatering Waste Activated Sludge Using GreenhouseGas Flotation followed by Centrifugation. International Journal of Environmental Science and Development, Vol. 1, No. 2, June 2010. Hanandoko, Theodorus Bayu. 2000. Deteksi Instalasi Pompa Sentrifugal Terhadap Gejala Kavitasi. Jurnal Teknologi Industri, Vol. 4, No. 1, Januari 2000: 15-22. Hapsari, Nur., Tjatoer Welasih. 2004. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Metode Sentrifugasi. Jurusan Teknik Kimia, Fak Teknolog Industri, UPN Veteran. Jawa Timur. Kraai, G. N., B. Schuur, F. Van Zwol, H. H. Van De Brovencamp, and H. J. Heeres. 2009. Novel Highly Integrated Biodiesel Production Technology in a Centrifugal Contactor Separator Device . Chemical Engineering Journal 154 (2009) 384-389. Nakajima, H., and A. T. Stadler. 2006. Centrifuge modeling of one-step outflow tests for unsaturated parameter estimations . Hydrol. Earth Syst. Sci. Discuss., 3, 731768, 2006. Putri, Ratna Ika., Mila Fauziyah, dan Agus Setiawan. 2009. Penerapan Kontroler Neural Fuzzy Untuk Pengendalian Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa Pada Mesin Sentrifugal. Jurnal INKOM, Vol. 3, No. 1-2, November 2009: 53-65. Siahaan, Inggrid. 2012. Pengaruh Kecepatan dan Lama Sentrifugasi Terhadap Rendemen dan Beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni . Universitas Sumatra Utara. Medan Siregar, Sakti A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Kanisius. Yogyakarta. Syukri, Yandi., Freftina Sari, dan Siti Zahliyatul. 2006. Stabilitas Fisik Emulsi Ganda Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Emulgator Span 80 Dan Tween 40. Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Islam Indonesia. Jakarta. Tim Penulis PS, 1999. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Yuwono, Triwibowo. 2008. Biologi Molekular. Erlangga. Jakarta. Nour, Abdurahman H., F. S. Mohammed, Rosli M. Yunus, and A. Arman. 2009. Demulsification of Virgin Coconut Oil by Centrifugation Method: a Feasibility Study. International Journal of Chemical Technology 1 (2): 59-64 2009.

N. ROTARY EVAPORATOR 1. Tinjauan Pustaka Didalam industry pangan, sering suatu bahan mentah atau suatu bahan pangan yang sangat penting, mengandung jumlah air yang lebih bnyak daripada yang dibutuhkan pada hasil akhir. Untuk memindahkan air adalah dengan cara mengupkan air tersebut. Penguapan adalah proses yang sering digunakan oleh ahli pengolahan pangan (Earle, 1969). Cara ekstraksi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ekstraksi dengan pelarut menguao, ekstraksi dengan lemak dingin, dan ekstraksi dengan lemak panas. Ekstraksi minyak atsiri umumnya dilakukan dengan pelarut menguap (solvent extraction). Prinsip metode ekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri di dalam bahan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut yang dapat digunakan diantaranya alkohol, heksana, benzene, dan toluena. Selain itu dapat juga menggunakan pelarut non-polar seperti methanol, etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan etilasetat dengan kadar 96% (Rusli, 2010). Evaporasi adalah suatu proses penghilangan zat pelarut dari dalam larutan dengan menggunakan panas (kalor). Zat pelarut yang dimaksud dalam proses penguapan nira adalah air. Bila nira dinaikkan suhunya (dipanaskan) terjadilah penguapan molekul air yang terdapat didalamnya. Makin tinggi suhunya makin banyak air yang menguap dan akan mencapai maksimal pada titik didih nira. Akibat penguapan nira maka kadar zat yang dilarutkan menjadi naik atau pekat (Martoharsono, 1979). Vaccuum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Cairan yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian dipanaskan dengan bantuan penangas, dan diputar. Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu pendingin (kondensor) dan ditampung pada suatu tempat (receiver flask). Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi sangat cepat, terutama bila dibantu oleh vakum. Terjadinya

bumping dan pembentukan busa juga dapat dihindari. Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut yang diuapkan. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya kondensor (suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid) (Nugroho, et al. 1999 dalam Senjaya, ). Biasanya ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi awal ini (ekstraksi dari bahan tumbuhan) disebut sebagai ekstrak kasar (crude extract) (Senjaya, 2008). Alat ini terdiri dari lima baling-baling ditempatkan menjadi satu rotor. Rotor berputar di dalam rongga melingkar lebih besar dan baling-baling mempertahankan kontak dengan dinding sebagai rotor berputar. Pusat-pusat kedua lingkaran disajikan untuk menciptakan ekspansi volume sel. Balingbaling adalah diizinkan untuk meluncur masuk dan keluar dari rotor. Volume baling-baling kamar meningkat dari inlet ke outlet. Expander tersebut dapat dioperasikan pada kecepatan putaran tinggi hingga 7.000 rpm dan pada tinggi tekanan hingga 1,1 Mpa (Tahir, 2010). Rotary Evaporator digunakan juga pada ekstraksi cair dari hasil maserasi kemudian filtratnya diuangkan untuk menghasilkan ekstrak kental methanol. Untuk memperoleh fraksi aseton, ekstrak kental methanol dari hasil maserasi ditimbang kemudian diekstraksi dengan menggunakan aseton sebanyak dua kali. Larutan aseton yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan alat rotary evaporator (Al-Ashary, 2010). Sampel dibersihkan, dikeringkan, dan dibuat serbuk halus. Serbuk sampel ditimbang beratnya kemudian direndam dalam metanol, lalu diekstraksi. Ekstrak yang diperoleh kemudian ditambahkan dietil eter untuk menghilangkan tannin yang mungkin ada karena tannin dapat menyulitkan dalam tahap pemurnian senyawa. Ekstrak metanol kemudian dipisahkan dan dikeringkan menggunakan rotari evaporator hingga diperoleh ekstrak kering (Nohong, 2006).

Langkah selanjutnya adalah pemurnian dan ekstraksi. Pelarut THF dipisahkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh produk yang pekat. Produk ini diekstraksi dengan diklorometan dan akan terbentuk dua lapisan, yaitu fasa air dan fasa organik. Kemudian, fasa organik dipisahkan lalu dievaporasi dengan rotary evaporator sehingga senyawa yang dihasilkan sudah terbebas dari zat-zat pengotor. Padatan yang terbentuk dikeringkan dalam desikator (Nufailah, 2008). Residu diangin-anginkan agar terbebas dari n-heksana. Residu kering direndam dengan etil asetat. Hasil rendaman disaring untuk memisahkan filtrat dan residunya. Perendaman dilakukan empat kali sampai filtrat mendekati bening. Filtrat dipekatkan dengan vacum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak etil asetat daun saga. Ekstrak etil asetat daun saga ditimbang (Juniarti, 2009). Sebaliknya, dalam kasus reagen polimer, kromium anion tetap tegas terikat pada larut polimer dukungan setelah reaksi oksidasi dan oleh karena itu produk isolasi dan pemurnian adalah mudah dilakukan dengan penyaringan reaksi campuran, penguapan dari pelarut dan dalam beberapa kasus jika perlu lebih lanjut pemisahan bereaksi bahan awal atau produk. Adapun reaktivitas dan selektivitas dari monomer versus reagen polimer, di umum, FD lebih reaktif dan sampai batas tertentu kurang selektif daripada reagen polimer (Tamami, dkk. 1994). Jika minyak mawar disuling menggunakan rotary evaporator, maka feniletil alkohol tidak terdapat dalam minyak bunga atau dalam air suling. Karena pengurangan tekanan uap tergantung dari jumlah uap air, maka bahan yang mengandung komponen dalam air dan bertitik didih tinggi dan sebaliknya disuling menggunakan penyulingan air (Ketaren, 1987). Sedangkan pada buah mengkudu, buah bubuk diekstraksi sinambung dengan alat soxhlet dengan 300ml 50% volume atau volume etanol sampai ekstraksi selesai. Ekstrak disaring, didinginkan dan menguap sampai kering pada tekanan rendah dalam evaporator berputar. Hasil dari ekstrak hydroalcoholic 25,4% 6/6 dari bubuk kering (Nayak, 2010).

Selain itu pada benih-benih Brassica nigra Linn dibeli dari lokal diidentifikasi dan dikonfirmasi oleh Departemen Botani. Smt. U. B. Bhagat Ilmu Mahila kuliah, Amreli, Gujarat. Unggulan bubuk diekstraksi deangan methanol dengan soxhlet aparatur. Pelarut terkonsentrasi methanol menggunakan rotary evaporator (Upwar, 2011). 2. Gambar, Bagian Utama dan Fungsi

Gambar N.1 Alat Rotary Evaporasi Bagian Utama dan Fungsinya : 1) Pipa kondensor : mendinginkan bahan yang telah dipanasi 2) Tabung tempat produk : untuk tempat produk yang akan dipisahkan 3) Tempat Penangas air : untuk mendidihkan air 4) Labu destilat : tempat menampung hasil pemisahan. 5) Pengaturan Rpm : untuk mengatur kecepatan rotasi 6) Pengatur suhu : untuk penunjuk besarnya suhu 7) Indikator suhu : untuk menunjukkan suhu 8) Pompa vacuum : untuk mengurangi titik didih pada tabung produk

3. Prinsip Kerja Alat Memisahkan 2 cairan antara pelarut dan larutan berdasrkan perbedaan titik didih dengan cara rotasi. 4. Mekanisme Kerja Alat Larutan yang akan dipisahkan ditempatkan pada tabung tempat produk. Penangas air diisi air. Alat atau mesin diaktifkan kemudian atur Rpm dan suhu sesuai larutan yang dipisahkan. Setelah itu pompa vacum diaktifkan. Setelah mesin rotari evavorator bekerja biarkan hingga batas waktu tertentu dan amati kejadian yang terjadi. Proses pemisahan produk dengan pelarut diakibatkan adanya perbedaan titik didihnya sehingga mengakibatkan produk terpisah dengan pelarut. 5. Cara Kerja Air dipanaskan

Tabung destilan berisi larutan dipasang

Pengunci dipasang

Rpm kecepatan diatur dan kemudian Rpm dinyalakan Pompa vacuum dinyalakan

Ditunggu sampai proses evaporasi selesai

Rpm dimatikan dan pompa vacuum dimatikan

Katup dibuka

Destilat dan destilan dilepaskan

6. Hasil dan Pembahasan Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Rotary Evaporator bertujuan untuk untuk memisahkan pelarut dari larutan sehingga menghasilkan larutan yang lebih pekat. Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi sangat cepat, terutama bila dibantu oleh vakum. Terjadinya bumping dan pembentukan busa juga dapat dihindari. Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut yang diuapkan. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya kondensor (suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid). Bahan yang biasa dipakai untuk rotary evaporator yaitu minyak atsiri, minyak goreng bekas (minyak jlantah), ekstrak daun dan masih banyak lagi. Pelarut yang dapat digunakan diantaranya alkohol, heksana, benzene, dan toluena. Selain itu dapat juga menggunakan pelarut non-polar seperti methanol, etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan etilasetat dengan kadar 96%. Langkah-langkah dalam praktikum rotary evaporator yang pertama, air dipanaskan terlebih dahulu dalam waterbath kemudian tabung destilan diisi larutan dan dipasang, pengunci juga dipasang. Rpm kecepatan diatur dan dinyalakan, kemudian pompa vakum dinyalakan. Setelah proses rotary selesai rpm dan pompa vakum dimatikan, lalu katup dibuka, tabung destilat dan tabung destilan dilepas kemudian diamati. Rotary evaporator menggunakan prinsip vacuum distilasi. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu

pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses rotary evaporasi yaitu, temperatur steam, disesuaikan dengan bahan yang akan dievaporasi karena bahan yang tidak tahan suhu yang tinggi dan akan membentuk kerak pada kolom evaporator sehingga akan mempengaruhi perpindahan panas dari steam ke bahan tersebut. Kemudian tekanan operasi, mempengaruhi proses penguapan pelarut. Laju alir umpan, bila laju alir umpan terlalu kecil atau terlalu besar proses kurang effisien, sehingga untuk suatu proses laju harus dapat menghasilkan proses yang optimal. Sifat fisik dan kimia, luas permukaan kontak antara umpan dan media pemanas (panjang dan jumlah tube), laju alir steam dan laju air pendingin (kondenser) juga mempengaruhi rotary evaporator. 7. Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum acara rotary evaporator ialah 1. Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan larutan berdasarkan perbedaan titik didih. 2. Prinsip utama alat rotary evaporator terletak pada penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik didihnya. 3. Faktor yang mempengaruhi proses evaporator adalah besar kecilnya titik didih, suhu serta kecepatan perputaran. 4. Bahan yang biasa digunakan dengan rotary evaporator antara lain estrak daun cengkeh, ekstrak kayu putih, ekstrak nilam, ekstrak cendana, ekstrak adas, ekstrak cabe,dan lain-lain. 8. Saran

DAFTAR PUSTAKA Al-Ashary, Muhammad Nurdin., F. M. Titin Supriyanti, dan Zackiyah. 2010. Penentuan Pelarut Terbaik Dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif dari Kuliat Batang (Artocarpus heterophyllus). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol. 1, No. 2, Oktober 2010: 150-158. Earle, R L. 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. ITB. Bogor Juniarti., Delvi Osmeli, dan Yuhernita. 2009. Kandungan Senyawa Kimia, Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) dan Antioksidan (1,1-Diphenyl-2Pikrilhydrazyl) Dari Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.). Makara, Sains, Vol. 13, No. 1, April 2009: 50-54. Ketaren, S. 1987. Minyak Atsiri. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Martoharsono, Soeharsono. 1979. Pengolahan Tebu (Saccharum Officinarum) menjadi gula. Penerbit Yayasan fakultas Teknologi Pertanian, UGM. Yogyakarta. Nayak, Smita., and Sushma Mengi. 2010. Premilinary Physicochemical And Phytochemical Evaluation of Morinda Citrifolia Fruit Extractives . International Journal of Pharmacy and Pharmacentical Sceinces, 2:4 2010. Nohong., Hadijah Sabarwati. 2006. Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis). Jurusan Kimia, FMIPA, Unhalu. Nufailah, Dina., Pratama Jujur Wibawa, dan Wijanarko. 2008. Uji Aktivitas Antibakteri Produk Reduksi Asam Palmitat Dalam Sistem NaBH4/ BF3.Et2O Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kimia Organik Jurusan Kimia dan Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Diponegoro Semarang. Rusli, Syahbana Meika. 2010. Sukses memproduksi minyak atsiri. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Senjaya, Yusuf Andi dan Wahyu Surakusumah . 2008. Potensi Ekstrak Daun Pinus (Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese) Sebagai Bioherbisida Penghambat Perkecambahan Echinochla Colonu L. dan Amarantus Viridis. Jurnal Litbang. IPB. Bogor. Tahir, Musthafah B. Mohd., Noboru Yamada, and Tetsuya Hoshino. 2010. Efficiency of Compact Organic Rankine Cycle System with Rotary-VaneType Expander for Low-Temperature Waste Heat Recovery. International Journal of Civil and Environmental Engineering 2:1 2010. Tamami, Bahman., Habib Firouzabadi, Moslem Mansour L., and Ali-Reza M. 1994. Poly (vinylpyridine) Supported Versus Unsupported Ferric Dichromate in Oxidation of Different Organic Compounds . Iranian J. of

Polymer Science and Technology Vol 3 No 2 (1994) Chemistry Department, Shiraz University, Shiraz, I.R.Iran. Upwar, Nitinkumar., Roshan Patel, Naheed Waseem and Naveen Kumar Mahobla. 2011. In Vitro Anthelmintic Activity of Brassica Nigra Linn. Seeds. International Journal of Natural Products Research 2011, 1 (1) 1-3.

Anda mungkin juga menyukai