Anda di halaman 1dari 24

Presentasi Kasus

Urolithiasis _ BNO-IVP
Disusun Oleh: Yogi Pratama Mustaram 20070310173 Diajukan kepada : dr. Budi Prawati, Sp. Rad

Identitas Pasien
Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Tanggal periksa : : : : :
Bp. Harno

57 tahun
Laki-Laki Ledok Tukangan, Yogya 4 April 2013

Perjalanan Penyakit
Anamnesis : Tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan makanan. 1. Keluhan Utama Nyeri pinggang kiri, sering ingin BAK, mual (-) dan muntah (-) 2. Riwayat Penyakit Sekarang Sakit sudah dirasakan + 2 bulan yang lalu, awal gejala hanya dirasakan pegal pada punggung. Gejala dirasakan semakin memberat ketika sehabis aktivitas, mual (-) dan muntah (-). 3. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit serupa ada pada tahun 1991 (22 tahun yang lalu)

Pemeriksaan Fisik
Vital sign : nadi = 82 x/menit TD = 120/70 mmHg T = 36,5o C RR = 20 x/menit
Inspeksi : Tidak terdapat udem dan tanda peradangan (-) Perkusi : Suara abdomen timpani Palpasi : ketok ginjal bagian kiri (+) nyeri Auskultasi : Suara peristaltik usus (+)

Pemeriksaan BNO-IVP
BNO : Tampak lesi opaq bulat/opal di cavum pelvis sinistra, ukuran + 0,5cm x 0,8cm.

IVP Menit ke-5 : Nefrogram serentak mengisi kedua ren, normal.

IPV Menit ke-15-30 : SPC ren sinistra melebar ringan, calyces blunting kaliber ureter sinistra sedikit melebar dibagian distal. Lesi opaq di cavum pelvis terlumuri kontras. Vu dinding licin, additional / fillig defect (-)

Post miksi : kontras masih melumuri vu

Diagnosis Radiologi

Urolithiasis sinistra dengan hidronefrosis sinistra gr I. Ren dextra, ureter, Vu normal. Fungsis kedua ren dan fungsi vu normal.

BNO-IVP
Definisi : BNO atau foto polos abdomen adalah foto pemeriksaan tanpa kontras IVP adalah Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica urinary) menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena.

Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary, dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien. Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri) dan sakit pada daerah punggung. Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari : batu ginjal pembesaran prostat Tumor pada ginjal, ureter dan vesica urinaria

Indikasi
Renal agenesis Polyuria BPH (benign prostatic hyperplasia) Congenital anomali : duplication of ureter n renal pelvis ectopia kidney horseshoe kidney malroration Hydroneprosis Pyelonepritis Renal hypertention

Kontra indikasi
Alergi terhadap media kontras Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung Multi myeloma Neonatus Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah Pasien yang sedang dalam keadaan kolik Hasil ureum dan creatinin tidak normal

Persiapan Pasien
Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-IVP dilakukan. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna meminimalisir udara dalam usus. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent

Prosedur Pemeriksaan
Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia). Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri.

Penilaian BNO-IVP
Penilaian Foto BNO Normal : Tidak tampak bayangan batu radiopaque pada lintasan tractus urinarius Psoas line kiri dan kanan intak Pre-peritoneal fat line kiri dan kanan intak Tulang-tulang tervisualisasi intak Penilaian IVP normal : Fungsi sekresi dan ekskresi kedua ginjal dalam batas normal SPC kedua ginjal baik dengan ujung cupping Kontras mengisi ureter dextra/sinistra, tidak tampak tanda-tanda obstruksi Vesica urinaria terisi kontras dengan permukaan yang reguler, indentasi (-), filling defect (-), additional defect(-), shadow (-).

Derajat Hidronefrosis
Hidronefrosis grade 1 : dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi calyces. Calyces berbentuk blunting atau tumpul Hidronefrosis grade 2 : dilatasi pelvis renalis dan calyces mayor. Calyces mayor berbentuk flattening, atau mendatar. Hidronefrosis grade 3 : dilatasi pelvis renalis, calyces mayor dan calyces minor tanpa adanya penipisan korteks. Calyces berbentuk clubbing atau menonjol. Hidronefrosis grade 4 : dilatasi pelvis renalis, calyces mayor dan calyces minor. Serta adanya penipisan korteks calyces berbentuk balloning atau menggelembung.

Urolitiasis
Urolithiais adalah terbentuknya batu (kalkulus) dimana saja pada system penyalur urin, tetapi batu umumnya terbentuk di ginjal. (Robbins, 2007).

Etiologi
Faktor intrinsik antara lain : Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan Faktor ekstrinsik diantaranya adalah : Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt. Iklim dan temperatur Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atausedentary life

Gambaran Klinis
Tidak ada gejala atau tanda Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral Hematuria makroskopik atau mikroskopik Pielonefritis dan/atau sistitis Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing Nyeri tekan kostovertebral Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan Gangguan faal ginjal.

Pemeriksaan Penunjang
Radiologi USG Laboratorium

Penatalaksanaan
1. Terapi medis dan simtomatik Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik. 2. Litotripsi Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut. 3. Tindakan bedah Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau bila cara non-bedah tidak berhasil

Daftar Pustaka
Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004. 756763. Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari :http://www.medicastore.com. Last update : Januari 2008. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional republik Indonesia. 2003. 6265. Webmaster. Renal Calculus. Diunduh dari :http://www.icm.tn.gov.in. Last update : November 2007. Tanagho EA, McAninch JW. Smiths General Urology. Edisi ke-16. New York : Lange Medical Book. 2004. 256-

Anda mungkin juga menyukai