Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Zeolit merupakan kelompok mineral aluminosilikat yang pertama kali ditemukan tahun 1756 oleh mineralogis dari Swedia bernama Baron Axel Cronstedt dan telah dipelajari oleh mineralogis selama lebih dari 200 tahun (Mumpton, 1990). Zeolit alam terdapat di daerah gunung berapi, tepi sungai, laut, dan danau berupa sedimen mineral alam, biasanya terdapat dalam jumlah besar dalam skala megaton (Trisunaryati, 2009). Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan zeolit alam, yang tersebar luas di berbagai lokasi antara lain di Bayah (Banten Selatan), Cikembar (Sukabumi), Nanggun (Tasikmalaya), Malang, Lampung, dan Sulawesi Selatan (PPTM, 1994), namun, potensi yang besar ini belum dimanfaatkan secara optimal dan baru terbatas untuk mengolah limbah industri, suplemen pada makanan ternak, dan pupuk (Laniwati, 1999). Zeolit alam terdiri atas gugus alumina oksida dan gugus silika oksida yang masing- masing berbentuk tetrahedral dan saling dihubungkan oleh atom oksigen sedemikian rupa sehingga membentuk kerangka tiga dimensi yang disebut struktur kerangka (framework) tiga dimensi. Sifat yang dimiliki oleh zeolit dimungkinkan untuk dimodifikasi menjadi katalis, adsorben, penukar ion, maupun sebagai pengemban logam aktif (Kirk & Othmer 1995). Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surat Ali Imran ayat 191 yang menjelaskan bahwa

Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi dengan banyak hikmah dan manfaat.

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran : 191) Salah satu ciri bagi orang yang berakal yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu menggambarkan kebesaran Allah SWT, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. Ia selalu mengingat Allah di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau berbaring. Tidak ada satu waktu dan keadaannya dibiarkan berlalu begitu saja. kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan

kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah SWT pencipta Nya. Menurut tafsir Al-Maraghi (1993) ayat di atas bermakna tidak ada segala sesuatu yang Allah ciptakan yang tidak berarti dan sia-sia, bahkan semua ciptaanNya adalah hak, yang mengandung hikmah-hikmah yang agung dan maslahatmaslahat yang besar. Sedangkan Sayyid Quthb (2002) dalam kitab tafsirnya Fi Zhilalil Quran menafsirkan penggalan ayat di atas bahwa Allah tidak

menciptakan alam ini dengan dengan sia-sia dan batil melainkan menciptakannya dengan penuh benar dan kebenaran. Benar nilainya, benar undang-undangnya, dan benar dasarnya. Kebenaran mengenai ayat tersebut terbukti diantaranya dengan adanya zeolit alam yang memiliki banyak manfaat. Zeolit alam memiliki klasifikasi tertentu yang berpengaruh terhadap kualitas dan penggunaannya. Pada zeolit alam Malang diketahui memiliki kualitas yang tergolong baik ditinjau dari nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK). Selain itu banyak mengandung mineral mordenit (55 % - 85 %) (Laniwati, 1999). Zeolit alam pada umumnya memiliki kristalinitas rendah, ukuran porinya tidak seragam, aktivitas katalitiknya rendah, dan mengandung banyak pengotor. Oleh karena itu perlu diaktivasi dan dimodifikasi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan (Handoko 2001). Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan daya guna zeolit alam dengan cara memodifikasi struktur zeolit, menambahkan gugus fungsional (Rosjidi dan Saputra, 2010), ataupun memodifikasi permukaan zeolit alam (Skeels dan Breck, 1984). Karakter permukaan zeolit dapat diubah sifatnya dengan melakukan proses modifikasi permukaan dengan menggunakan berbagai teknik. Salah satu cara untuk memodifikasi permukaan zeolit alam, yaitu interaksi dengan surfaktan (Haggerty dan Bowman, 1994). Surfaktan merupakan suatu bahan kimia organik yang bersifat ampifilik, artinya senyawa ini merupakan senyawa organik yang dalam molekulnya memiliki sedikitnya satu gugus hidrofilik (suka air) dan satu gugus hidrofobik (tidak suka air). Salah satu surfaktan yang dapat digunakan

untuk memodifikasi zeolit adalah CTAB (cetilltrimethylammonium bromida). CTAB merupakan surfaktan yang memiliki karbon rantai panjang dengan kepala bermuatan positif (kationik) yang hidrofilik dan ekor yang hidrofobik (Ullah dan Kamal, 2007). Adanya surfaktan dalam permukaan yang solid bisa memodifikasi sifat dan meningkatkan adsorpsi molekul organik tertentu, dalam penelitian Anabel lam (2006), sistem yang dikombinasikan dibentuk oleh surfaktan, obat-obatan, air dan model saluran Klinoptilolit telah dipelajari dengan menggunakan perhitungan semiempiris, dengan memodelkan interaksi setiap molekul organik dengan permukaan eksternal dari model klinoptilolit. Hasil menunjukkan surfaktan kationik dengan baik teradsorpsi pada model klinoptilolit tidak seperti surfaktan anionik. Obat yang paling polar metronidazol adalah yang terbaik teradsorpsi pada model zeolit, diikuti oleh aspirin dan sulfametoksazol. Mempertimbangkan fakta diatas, maka dimodelkan sistem lain yang dibentuk oleh surfaktan-air-obat (S-D-W) dalam rangka untuk mereproduksi interaksi obat yang berbeda dengan surfaktan kationik dalam larutan dan untuk mengevaluasi peran surfaktan dalam proses adsorpsi obat, dalam sistem ini urutan dari adsorpsi obat berlawanan dengan yang diperoleh untuk zeolit saja. Selain itu, untuk aspirin dan sulfametoksazol dengan entalpi adsorpsi lebih tinggi dalam sistem S-D-W. Fakta ini menunjukkan bahwa adanya surfaktan pada permukaan eksternal Klinoptilolit bisa meningkatkan adsorpsi dari beberapa obat pada zeolit (Anabel lam dkk, 2006).

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pola perubahan interaksi saat proses adsorpsi Aspirin yang terjadi pada zeolit alam termodifikasi permukaannya dengan surfaktan CTAB dalam berbagai variasi pH dan konsentrasi dengan menggunakan metode spektroskopi FTIR?

1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pola perubahan interaksi saat proses adsorpsi Aspirin yang terjadi pada zeolit alam termodifikasi permukaannya dengan surfaktan CTAB dalam berbagai variasi pH dan konsentrasi dengan menggunakan metode spektroskopi FTIR

1.4 Batasan Masalah 1. Zeolitalam yang digunakan berasal dari Kecamacatan Sumber Majing kabupaten Malang. 2. Sampel Aspirin yang digunakan adalah sampel sintesis dan tablet komersil. 3. Proses adsorpsi di lakukan pada suhu kamar. 4. Variasi pH adsorpsi yang digunakan adalah 1,2; 3; dan 5,5. 5. Variasi konsentrasi Aspirin yang digunakan adalah 1 mg/ml, 2 mg/ml dan 4 mg/ml.

1.5 Manfaat 1. Meningkatkan nilai guna zeolit alam. 2. Dapat menjadi rujukan sebagai pemanfaatan mineral alam Indonesia, khususnya zeolit alam Kecamatan Sumber Manjing Kabupaten Malang sebagai adsorben Aspirin.

Anda mungkin juga menyukai