MP)
Kelas : I Anggota kelompok : Nobyka Almayda S.S Ina Yunita Dicky Listyan V. Khaidir Adam W. Yanuar Setia Budi (105040201111157) (105040201111158) (105040201111160) (105040201111161) (105040201111163)
terlaksananya berbagai forum kegiatan, dan Menginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang berada di wilayah kabupaten /kota. Dalam ketiga kalimat ini digunakan istilah kelembagaan tani sebagai istilah untuk menyebut kepada organisasiorganisasi milik petani, yaitu kelompok tani dan Gapoktan. Sementara, pada kalimat Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait, kata lembaga disini bermakna sebagai organisasi milik pemerintah. Dalam ilmu sosiologi, ini tergolong organisasi. Kekacauan penggunaan istilah ini berlangsung pula pada berbagai produk legislasi lain. Secara umum, dalam berbagai produk hukum yang dikeluarkan pemerintah, istilah yang dipakai adalah kelembagaan dan organisasi. Kadang-kadang juga digunakan istilah lembaga sebagai kata lain untuk organisasi. UNSUR-UNSUR KELEMBAGAAN Ada beberapa unsur penting yang terkandung dari pengertian kelembagaan, antara lain : Institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial masyarakat Norma tingkah laku yang mengakar dalam masyarakat dan diterima secara luas untuk melayani tujuan bersama yang mengandung nilai tertentu dan menghasilkan interaksi antar manusia yang terstruktur Peraturan dan penegakan aturan/hukum Aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan bekerjasama dengan dukungan tingkah laku, hak dan kewajiban anggota Kode etik Kontrak Pasar Hak millik Organisasi
2. Kelembagaan penyuluhan Pengertian kelembagaan pertanian dan pelaku usaha tani lainya adalah organisasi yang anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian lainnya dimana di bentuk oleh mereka, baik formal maupun non-formal. Kelembagaan petani yang non formal misalnya seperti kelompok tani dan gabungan kelompok tani atau lebih dikenal dengan GAPOKTAN. Menurut Dinas Pertanian RI dikatakan bahwa kelompok tani merupukan kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa baik pria maupun wanita juga petani taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasarkeserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. Kelembagaan penyuluhan pertanian di Indonesia sekarang ini memiliki beragam bentuk institusi. Ada yang namanya Badan Penyuluhan Pertanian, Balai Informasi Penyuluhan Pertanian, Kantor Penyuluhan Pertanian, Unit Pelaksana Teknis Daerah Penyuluhan Pertanian, Sub Dinas Penyuluhan Pertanian, Seksi Penyuluhan Pertanian, Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluhan Pertanian dan lain sebagainya. Bentuk dan nama tersebut sesuai dengan kemauan yang diingini oleh Pemerintah Kabupaten/Kota setempat. Di sebagian daerah ada pula yang tidak membuat institusi penyuluhan pertanian, karena menganggap tidak penting. Beragamnya bentuk kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota itu, mencerminkan beragamnya pula persepsi pemerintah daerah tentang penyuluhan
pertanian, yang pada gilirannya akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas penyuluhan pertanian untuk mendukung keberhasilan program pembangunan daerah yang bersangkutan. Pada era otonomi daerah ini, ditemui pula banyak instansi yang menangani penyuluhan pertanian, sehingga terjadi overlapping tugas dan fungsi penyuluhan pertanian. Ada tugas-tugas lain yang bukan tupoksi penyuluh pertanian, dibebankan kepada Penyuluh Pertanian, seperti penagihan hutang kredit, pencacahan sensus dan lain sebagainya. Di beberapa Kabupaten/Kota, Penyuluh Pertanian tidak diakui eksistensinya, dan betul-betul menjadi kelompok terbuang. Pola karir tidak jelas, pengurusan angka kridit poin tidak bisa dilaksanakan, dan kenaikan pangkat sering terlambat. Persoalan penyuluhan pertanian ini semakin komplit ketika peningkatan kompetensi penyuluh, terutama melalui pendidikan dan latihan sudah jarang atau tidak dilakukan lagi, kelangkaan biaya operasional, pemberangusan tunjangan fungsional atau bila ada yang membayarkannya, jumlahnya sering tidak sesuai dengan yang seharusnya. Perencanaan programa penyuluhan tidak dilakukan lagi. Ada yang melaksanakan tetapi tidak memenuhi prinsip-prinsip penyuluhan pertanian. Ada yang melakukan pembuatan programa, tetapi masih dalam nuansa keproyekan, belum ke nuansa kelanggengan (sustainability), kegiatan penyuluh pertanian masih berdiri sendiri, belum dilakukan sebagai sistem pemberdayaan. 3. Kelembagaan penyedia sarana produksi Ditingkat nasional dan provinsi, kabupaten dan kecamatan ditangani oleh BUMN dan swasta (produsem, distributor, penyalur) sedang ditingkat desa/kelurahan ditangani swasta (pengecer) dan KUD. 4. Kelembagaan pengolahan dan pemasaran hasil : BUMN (Bulog), swasta dan koperasi. 5. Kelembagaan keuangan : BRI dan swasta (pedagang, tengkulak, pelepas uang). 6. Kelembagaan pengangkutan (transportasi) : masih ditangani oleh swasta.
Tugas Modul 8
1. Permasalahan-permasalahan dalam usahatani seringkali tidak mendapat solusi akibat adanya hambatan petani dalam berhubungan dengan kelembagaan terkait, misal karena terbentur masalah birokrasi. Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai hal tersebut! 2. Carilah artikel-artikel tentang peran kelembagaan dalam pengembangan usahatani di Indonesia! Berilah komentar dan analisislah secara deskriptif artikel tersebut! Jawab : 1. Secara teoritis birokrasi adalah alat kekuasaan untuk menjalankan keputusan-keputusan politik, namun dalam prakteknya birokrasi telah menjadi kekuatan politik yang potensial yang dapat merobohkan kekuasaan. Birokrasi juga merupakan alat politik untuk mengatur dan mewujudkan agenda-agenda politik, sifat kekuasaan aparat birokrasi sebenarnya bukan tanpa kendali tetapi tetap dibatasi oleh perangkat kendali dari luar dan dari dalam. Birokrasi juga dapat dibedakan dengan dua tipe, yaitu tipe birokrasi klasik dan birokrasi perilaku. Dalam pemerintahan, kekuasaan publik dijalankan oleh pejabat pemerintah atau para birokrat yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan peranan dan fungsinya dalam sistem birokrasi negara dan harus mampu mengendalikan orang-orang yang dipimpinnya. Birokrasi dalam hal ini mempunyai tiga arti, yaitu : 1. Sebagai tipe organisasi yang khas; 2. Sebagai suatu sistem; 3. Sebagai suatu tatanan jiwa tertentu dan alat kerja pada organ negara untuk mencapai tujuannya. Birokrasi juga dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan banyak orang, birokrasi adalah tipe dari suatu organisasi untuk mencapai tugastugas administrasi besar dengan cara mengkoordinasi secara sistematis atau teratur pekerjaan dari banyak orang. Birokrasi sebagai suatu sistem kerja dimaksudkan sebagai sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentimen tanpa emosi atau pilih kasih, tanpa pamrih dan prasangka. Apa yang ingin ditonjolkan disini adalah suatu tata hubungan antara jabatan-jabatan, pejabat-pejabat, unit instansi dan departemen pemerintahan. Dalam tata hubungan ini, bagaimana suatu penyampaian gagasan, rencana, perintah, nilai-nilai, perasaan dan tujuan
dapat diterima dengan baik oleh pihak lain sebagai penerima dengan cara penyampaiannya harus mudah dan tepat serta berdasarkan hukum. Birokrat dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya harus dilandasi persepsi dan kesadaran hukum yang tinggi, adapun ciri-ciri birokrasi, yaitu : Adanya pelaksanaan prinsip-prinsip organisasi dengan sepenuhnya. Adanya peraturan yang benar-benar ditaati. Para pejabat bekerja dengan penuh perhatian menurut kemampuan masing-masing (sense of belonging). Para pejabat terikat oleh disiplin. Para pejabat diangkat berdasarkan syarat-syarat teknis berdasarkan peraturan. Adanya pemisahan yang tegas antara urusan dinas dan urusan pribadi. Dalam melaksanakan birokrasi negara, setiap pejabat dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi dengan dua asas, yaitu: 1. Asas Legalitas Asas ini berarti tidak ada satu pun perbuatan atau keputusan dari pejabat atau para birokrat yang bersangkutan, boleh dilakukan tanpa dasar suatu ketentuan undang-undang, untuk itu para pejabat atau para birokrat harus memperhatikan delapan unsur legalitas, yaitu peraturan tertulis, penyebaran atau penggunaan peraturan, tidak berlaku surut, peraturan bisa dimengerti, tidak bertentangan satu sama lain, tidak menuntut diluar kemampuan orang, tidak sering berubah-ubah dan sesuai antara peraturan dan pelaksanaannya. 2. Asas Freies Ermessen atau Diskresi Artinya pejabat atau para birokrat tidak boleh menolak mengambil keputusan dengan alasan tidak ada peraturan, oleh karena itu diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pendapatnya sendiri asalkan tidak melanggar asas legalitas. Dalam setiap hal yang dikerjakan oleh aparatur administrasi negara, dapat dilihat apa yang menjadi hak, kewajiban, tanggung jawab serta peranan aparatur administrasi negara. Adapun hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang aparatur administrasi negara (birokrat) adalah : Wajib atau taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wajib membuat suatu kebijaksanaan terhadap suatu hal walaupun tidak ada peraturan yang mengaturnya, hal ini sesuai dengan freies ermessen. Harus sesuai dengan susunan pembagian tugas. Wajib melaksanakan prinsip-prinsip organisasi. Wajib melaksanakan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB).
Pendapat dari kelompok kami, pada era sekarang birokrasi yang seharusnya bekerja melayani dan berpihak kepada rakyat berkembang menjadi melayani penguasa dengan keberpihakan pada politik dan kekuasaan. Masyarakat selama ini masih berpandangan bahwa birokrasi (administrasi negara) sama dengan pemerintah, padahal keduanya berbeda dan tidak dapat disamakan. Birokrasi merupakan alat negara yang perlu memiliki aturan main sendiri dan didukung oleh perundang-undangan tersendiri, oleh karena itu korelasi antara birokrasi dan eksekutif harus diatur sedemikian rupa sehingga birokrasi menjadi sungguh-sungguh bekerja sebagai abdi negara dan bukan sebagai abdi kekuasaan. Administrasi negara sebagai organ birokrasi negara adalah alat-alat negara yang menjalankan tugas-tugas negara, diantaranya menjalankan tugas pemerintahan. Pemikiran ini mengasumsikan bahwa pemerintah tidak selalu sama dengan negara dan karenanya aparat negara bukanlah selalu aparat pemerintah. Birokrasi juga memegang peranan penting dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan publik, termasuk evaluasi kinerjanya. Birokrasi pada pemerintahan sebagai penyelenggara pelayanan publik sering atau selalu dikeluhkan karena ketidak efisien dan efektif. Untuk mendorong terbentuknya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka segenap aparatur pemerintah (birokrat) wajib melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Kekuatan birokrasi Indonesia sebenarnya bisa menjadi mesin penggerak yang luar biasa apabila mampu didayagunakan untuk memajukan kesejahteraan rakyat.
Tujuan kemitraan
Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan uasaha kecil Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional Memperluas kesempatan kerja Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional
Sosial : Dengan kemitraan merupakan wujud dari keadilan sosial dan keadilan ekonomi yang diamanatkan UUD 1945. Ketahanan Ekonomi Nasional : diharapakan ada pembagian keuntungan dari masingmasing pelaku yang bermitra, sehingga terjadi peningkatan pendaatan dan kesejahteraan bagi pengusaha kecil.
Model Kemitraan
Model Inti Plasma Model Inti Plasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti dan usaha kecil selaku plasma, perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis, sampai dengan pemasaran hasil produksi. Model Subkontrak Model subkontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari produksinya. Kelemahan pola subkontrak ini adalah pada besarnya kebergantungan pengusaha kecil pada pengusaha menengah atau besar. Hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kemandirian dan keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha kecil. Manfaat yang diperoleh pengusaha kecil melalui pola subkontrak ini adalah dalam hal : a. Kesempatan untuk mengerjakan sebagian produksi dan atau komponen. b. Kesempatan yang seluas-luasnya dalam memperoleh bahan baku. c. Bimbingan dan kemampuan teknis produksi dan atau manajemen. d. Perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang digunakan.
e. Pembiayaan. Dagang Umum Adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar memasarkan produksi usaha kecil atau usaha kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar mitranya. Waralaba Adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi merk dan saluran distribusi perusahaan kepada usaha kecil penerima waralaba dengan disertai bantuan dan bimbingan manajemen. Pengaturan yang terinci mengenai kemitraan bisnis pola waralaba ini telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 26 Tahun 1997 tentang waralaba. Di dalam peraturan pemerintah kemitraan sendiri terdapat pengaturan khusus tentang waralaba ini, antara lain dalam pasal 7 yang menentukan sebagai berikut : a. Usaha besar dan atau usaha menengah yang bermaksud memperluas usahanya dengan memberi waralaba, memberikan kesempatan dan mendahulukan usaha kecil yang memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai penerima waralaba untuk usaha yang bersangkutan. b. Perluasan usaha oleh usaha besar dan atau usaha menengah dengan cara waralaba di kabupaten atau kotamadya Daerah Tingkat II di luar ibukota propinsi hanya dapat dilakukan melalui kemitraan dengan usaha kecil. Keagenan Adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha besar mitranya. Pengertian agen hampir sama dengan distributor karena sama-sama menjadi perantara dalam memasarkan barang dan jasa perusahaan menengah atau besar (prisipal). Namun, secara hukum berbeda karena mempunyai karakteristik dan tanggungjawab hukum yang berbeda.
Modal Ventura Modal Ventura dapat didefinisikan dalam berbagai versi. Pada dasarnya berbagai macam definisi tersebut mengacu pada satu pengertian mengenai modal ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaannya adalah penyertaan modal. Meskipun prinsip dari modal ventura adalah penyertaan namun hal tersebut tidak berarti bahwa bentuk formal dari pembiayaannya selalu penyertaan. Bentuk pembiayaannya bisa saja obligasi atau bahkan pinjaman, namun obligasi atau pinjaman itu tidak sama dengan obligasi
atau pinjaman biasa karena mempunyai sifat khusus yang pada intinya mempunyai syarat pengembalian dan balas jasa yang lebih lunak.
1. 2. 3.
4.
Tugas Modul 9
1. Carilah sebuah skripsi/ hasil penelitian lain/ artikel yang membahas tentang pelaksanaan kemitraan suatu kegiatan usahatani. 2. Pelajari dan pahami pola kemitraan yang dilaksanakan dalam topik tersebut. Berilah komentar dan pembahasan terhadap topik tersebut dalam bentuk paper sebagai bahan diskusi dan presentasi.