Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK Revitalisasi Nilai-Nilai Ideologis Pancasila dengan Menggalakkan Kurikulum Pancasila Model Inogratif (Inovatif, Integralistik dan Aplikatif)

Sebagai Upaya Membangun Kesadaran Pancasila Bagi Generasi Muda Bangsa Indonesia Gunawan, Muhammad Nur, Andi Rinanti Batari, Dosen Pembimbing: Romi Librayanto,S.H.,M.H. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Implementasi Pancasila salah satunya diwujudkan melalui pengajaran tentang Pancasila di jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengan Atas selama ini. Namanya pun kerap berganti Pada tahun 1962, praktik Pendidikan Pancasila tercakup dalam Pelajaran Civics. Pada tahun 1968, berganti menjadi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Negara.Kemudian pada tahun 1975 berganti menjadi Pendidikan Moral Pancasila.Selanjutnya, pada tahun 1994 berganti menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Pada tahun 2004 menjadi Kewarganegaraan dan pada tahun 2006 hingga kini berganti lagi menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.Perubahan Pendidikan Pancasila dalam lintasan sejarah tersebut sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup dan pergeseran sistem politik di Indonesia.Selama rentang waktu tersebut model pembelajaran Pendidikan tentang Pancasila di dunia Pendidikan formal tidak banyak berubah dan cenderung tergolong kaku dan membosankan. Model seperti ini mendapat kritikan dari beberapa tokoh, salah satunya dilontarkan oleh Listiyono Santoso yang mengemukakan bahwa Pendidikan Pancasila yang berjalan selama ini terlalu idealis, utopis, indoktrinatif, statis, monoton, penuh pengulangan, dan sarat dengan kepentingan penguasa. Lebih lanjut menurutnya, Pendidikan Pancasila hanya menghasilkan orang-orang yang pintar menghafal, namun tidak mengimplementasikan. Melihat kenyataan tersebut maka dibutuhkan sebuah upaya nyata yang dapat dilakukan untuk mereformasi kembali mata pelajaran/kuliah Pendidikantentang Pancasila dengan paradigma baru.Sebab, pengajaran Pendidikan Pancasila di institusi-institusi pendidikan selama ini lebih dominan bercorak dogmatis, kaku, dan statis, sehingga sebagian peserta didik menganggapnya hanya sebagai mata pelajaran/kuliah pelengkap yang tidak penting dan menjemukan.Akibatnya, nilai-nilai Pancasila yang sangat penting tidak pernah dapat terinternalisasi dengan baik dalam diri peserta didik. Paradigma baru yang penulis maksud adalah setidaknya dengan merekonstruksi kurikulum, sumber/materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Kata Kunci: Revitalisasi, Pancasila, Ideologis, Kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai