Anda di halaman 1dari 8

modul 14

Genap 2008/2009

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana PROGRAM KULIAH KARYAWAN MODUL KULIAH KE 14 Mata Kuliah Dosen : Pengetahuan Bahan : Mahfudz Al Huda CERAMICS MATERIALS_3 I. Glass Product Window Glass. Contoh produk ini adalah kaca soda-kapur (soda-lime glass) dan kaca jendela (window glass). Formula dari kaca soda-kapur dikenal sejak terbentuknya industri peniupan kaca pada 1800-an dan sebelumnya. Produk kaca ini dibuat dengan mencampurkan soda (Na2O) dan kapur (CaO) dengan silica (SiO2). Komposisinya diatur secara empiris sehingga bisa menghindari terjadinya kristalisasi selama pendinginan dan mencapai kestabilan kimiawi pada produk akhir. Kadang ditambahkan magnesia (MgO) untuk membantuk mengurangi devitrification. Containers. Pada waktu terdahulu, komposisi yg sama dg basic soda-kapur digunakan utk membuat botol dan kaleng kaca dg metode peniupan kaca manual. Proses modern untuk membentuk containers mampu mendinginkan kaca lebih cepat. Kapur digunakan utk meningkatkan fluiditas dan menghambat kristalisasi selama pendinginan. Karena proses pendinginan dapat dilakukan dg lebih cepat maka peran kapur (CaO) disini menjadi kurang penting. Sehingga komposisi kapur dapat dikurangi. Pengurangan kapur akan meningkatkan stabilitas kimiawi dan mengurangi daya larut kaleng kaca. Light Bulb Glass. Bahan kaca yg digunakan utk bola lampu pijar dan aplikasi kaca tipis lainnya (seperti gelas minum, ornamen lampu hias) adalah komposisi soda tinggi dan kapur rendah; ditambah sedikit magnesia dan alumina. Laboratory Glassware. Produk ini meliputi botol-botol kimia (seperti pipa kaca, gelas kimia, tabung kaca). Bahan ini harus tahan terhadap reaksi kimia

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

modul 14

Genap 2008/2009

dan thermal shock. Bahan dg komposisi silica tinggi cocok karena memiliki muai panas rendah, produk ini dinamai Vicor, bersifat sulit terlarut dalam air dan asam. Penambahan oksida boric (B2O3) dapat menghasilkan kaca yg koefisien muai panasnya rendah. Beberapa kaca laboratorium mengadung B2O3 sekitar 13%. Nama Pyrex digunakan untuk produk kaca borosilicate yg dikembangkan oleh Corning Glass Work. Glass Fibers. Serat kaca (glass fibers) dibuat untuk sejumlah aplikasi penting seperti fiberglass reinforced plastics, insulation wool, dan fiber optics. 1. Fiberglass reinforced plastics. Bahan yg digunakan adalah: i. E-glass, mengandung CaO dan Al2O3 dalam jumlah besar, memiliki kekuatan tarik baik, dan harganya relatif murah. ii. S-glass, memiliki kekuatan tarik lebih tinggi, tapi harganya lebih mahal. 2. Insulating fiber glass wool. Dibuat dari kaca silica soda-kapur. 3. Fiber optics. Kaca yg digunakan untuk serat optik memiliki inti (core) yg kontinu dan panjang dg indeks bias (refractive index) tinggi dikelilingi oleh kaca dg indeks bias lebih rendah. Sehingga memiliki kemampuan mengirimkan (transmit) cahaya sebagai media komunikasi. Optical glasses. Contoh produk ini adalah bahan yg digunakan untuk kaca mata, lensa optik kamera, mikroskop, dan teleskop. Bahan kaca ini memiliki indeks bias yg berbeda dengan komposisi yang homogen. Bahan produk ini umumnya dibagi dua: crowns (indeks bias rendah) dan flint (mengandung oksida timbal (PbO) shg indeks bias tinggi). II. Glass - Ceramics Glass-ceramics (keramik kaca) adl jenis bahan keramik yg diproduksi dg konversi bahan kaca (glass) menjadi struktur poly-crystalline melalui heat treatment. Proporsi fasa crystalline pd produk akhir umumnya berkisar 90 98%, dg sisanya berupa bahan vitreous (seperti kaca) yg tidak terkonversi. Ukuran butir (grain size) biasanya antara 0.1 1.0 m, jauh lebih kecil dibandingkan ukuran keramik konvensional. Struktur mikro ini menjadikan glass-ceramics jauh lebih kuat (stronger) dibandingkan kaca. Dan biasanya tidak tembus cahaya (berwarna abu-abu atau putih).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

modul 14

Genap 2008/2009

Urutan proses pembuatan glass-ceramics adalah: o Proses pemanasan dan pembentukan (heating & forming) untuk membuat geometri produk seperti pada proses pembentukan kaca. Metode ini umumnya lebih ekonomis dibandingkan proses pressing dan sintering untuk membentuk keramik dari serbuknya. o o Proses pendinginan (cooling). Proses pemanasan kembali (reheating) hingga suhu tertentu sehingga terbentuk jaringan inti kristal yang memiliki kerapatan tinggi pada seluruh bahan, sehingga terbentuk ukuran butir yang halus. Proses pembentukan inti yg rapat ini dapat dipercepat dg penambahan sejumlah kecil zat pengintian (nucleation agent), seperti TiO2, P2O5, dan ZrO2. o Setelah proses pengintian (nucleation) terjadi, pemanasan dilanjutkan hingga suhu lebih tinggi hingga terbentuk fasa crystalline. III. Properties and Several Examples of Glass-Ceramics Systems Sistem Li2O Al2O3 SiO2 adl yg terpenting secara komersial, misalnya Corning Ware (Pyrocoram), produk Corning Glass Work. Beberapa kelebihan penting glass-ceramics adalah: o o o Efisiensi pemrosesan pada kondisi glassy. Kontrol dimensi lebih baik pada bentuk akhir produk Sifat mekanik dan fisik lebih baik. Sifat ini meliputi kekuatan (strength) tinggi (lebih kuat dibanding kaca), porosity tidak ada (high density), koefisien muai panas rendah, daya tahan terhadap thermal shock tinggi. Aplikasi glass-ceramics: peralatan masak (cooking ware), heat exchanger, dan kubah misil (missile randomes). System tertentu (seperti MgO Al2O3 SiO2) memiliki sifat resistansi listrik tinggi, sehingga cocok pada aplikasi listrik dan elektronik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

modul 14

Genap 2008/2009

IV.

Several Examples of Glass-Ceramics Systems and Typical Compositions

V.

Some Important Elements Relatied to Ceramics Beberapa unsur memiliki penting utk aplikasi engineering, seperti carbon, silicon, dan boron. Meskipun tidak termasuk sebagai bahan keramik seperti yg didefinisikan disini, tetapi memiliki sifat dan digunakan seperti aplikasi keramik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

modul 14

Genap 2008/2009

VI.

Carbon Carbon tersedia dalam dua jenis bentuk sebagai bahan teknik yg penting dan komersial: graphite dan diamond. Graphite digunakan pada aplikasi yang memerlukan daya tahan panas tinggi (refractory). Diamond digunakan pada aplikasi dimana kekerasan menjadi faktor terpenting (seperti cutting dan grinding tools).

VII.

Graphite Graphite memiliki kandungan tinggi kristal karbon dalam bentuk layer. Ikatan antar atom di dalam layer berupa ikatan covalent sehingga berkekuatan tinggi, tetapi ikatan paralel antar layer berupa ikatan van der Waals yang lemah. Struktur ini menjadikan graphite memiliki sifat sangat anisotropic; kekuatan tinggi dan sifat lain yg sangat berbeda tergantung arah. Graphite dapat digunakan sebagai pelumas (lubricant) dan serat (fiber) pada bahan composite modern. Dalam bentuk serbuk, graphite memiliki koefisien gesek rendah karena mudah terjadi regangan geser di antara layers, shg dapat berfungsi sebagai pelumas. Dalam bentuk serat (fiber), graphite diorientasikan pada arah bidang hexagonal sehingga menghasilkan bahan filament yg memiliki kekuatan dan modulus elastisitas sangat tinggi. Graphite ini digunakan sebagai bahan composite, mulai dari raket tenis hingga komponen pesawat tempur. Graphite memiliki karakter tertentu pada suhu tinggi yang sangat berguna dan tidak biasa. Daya tahan terhadap thermal shock dan kekuatannya meningkat seiring dengan naiknya suhu. Kekuatan tarik pada suhu ruang sekitar 100 MPa, dan naik dua kali lipat pada suhu 2,500 C.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

modul 14

Genap 2008/2009

Secara teoritis berat jenis karbon adalah 2.22 g/cm3, tetapi graphite memiliki berat jenis lebih rendah (1.7 g/cm3) karena banyak mengandung porosity. Berat jenis ini dapat ditingkatkan dengan pemampatan dan pemanasan. Graphite juga bersifat penghantar listrik, tetapi tidak sebesar kebanyakan logam. Kekurangan graphite adalah teroksidasi dalam udara pada suhu 500 C. Pada reducing atmosphere, graphite dapat digunakan hingga suhu 3000 C, tidak jauh dari titik sublimasi 3727 C. Bentuk tradisional graphite adalah polycrystalline dengan campuran sejumlah amorphous karbon. Kristal graphite sering diorientasikan (hingga derajat terbatas) pada proses produksi komersial untuk meningkatkan sifat mekanik. Kekuatan juga dapat ditingkatkan dengan memperkecil ukuran butir (grain size). Graphite ini digunakan untuk wadah leburan logam (crucible) dan aplikasi refractory lainnya, electroda, elemen tahan panas, bahan antifriction, dan serat untuk bahan composites. VIII. Diamond Diamond memiliki struktur kristal kubus (cubic crystalline) dengan ikatan covalent antar atom, merupakan struktur tiga dimensi bukan layer seperti pada graphite. Sehingga memiliki kekerasan yang sangat tinggi. Diamond alami kristal tunggal (ditambang di Afrika Selatan) memiliki kekerasan 10,000 HV, sedangkan kekerasan diamond sintesis (polycrystalline) sekitar 7,000 HV. Diamond digunakan sebagai pahat potong dan batu gerinda untuk memesin bahan yang keras dan getas, atau bahan yang sangat abrasive. Misalnya, pahat diamond digunakan untuk memotong keramik, fiberglass, dan hardened metals selain baja. Diamond juga digunakan sebagai pahat dressing untuk menajamkan batu gerinda yg memiliki bahan abrasive lain seperti alumina dan silicon carbide. Diamond juga memiliki kecenderungan teroksidasi dalam udara pada suhu sekitar 650 C.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

modul 14

Genap 2008/2009

Diamond sintetis mulai diproduksi sejak 1950-an, dan dibuat dengan memanaskan graphite hingga sekitar 3,000 C dibawah tekanan tinggi. Proses ini meniru kondisi geologi dimana diamond alami terbentuk jutaan tahun lalu. IX. Silicon Silicon adalah unsur semi-metal pada group yg sama dg carbon di tabel periodic unsur. Silicon merupakan salah satu unsur terbesar terkandung dalam kulit bumi (sekitar 26%). Tersedia di alam sebagai senyawa kimia dengan unsur lain di dalam karang, pasir, lempung (clay), dan tanah; bukan dalam bentuk silicon dioksida (SiO2). Sebagai unsur, Silicon memiliki struktur kristal mirip dengan diamond, tetapi kekerasan lebih rendah. Silicon bersifat keras tetapi getas, ringan, tidak aktif secara kimiawi dalam suhu ruang, dan dikelompokkan sebagai semi-konduktor. Jumlah terbesar silicon pada proses manufaktur adalah dalam senyawa keramik (SiO2 pada kaca dan silicates pada clay) dan sebagai unsur paduan pada paduan baja, aluminium dan tembaga. Juga digunakan sebagai zat reduksi pada proses metalurgi tertentu. Silicon murni menjadi bahan utama pada proses manufaktur komponen semikonduktor elektronik. Mayoritas IC (integrated circuit) dibuat dari silicon. X. Boron Silicon adalah unsur semi-metal pada group yg sama dg aluminium di tabel periodic unsur. Boron terkandung di kulit bumi hanya sekitar 0.001%, umumnya dalam bentuk mineral borax (Na2B4O7 10H2O) dan kernite (Na2B4O7 4H2O). Boron bersifat ringan, semi-konduktor (konduktivitas berbeda tergantung suhu; bersifat insulator pada suhu rendah dan konduktor pada suhu tinggi), dan sangat kaku (modulus elastisitas tinggi) dalam bentuk serat. Sebagai bahan industri, boron biasanya digunakan dalam bentuk senyawa. Misalnya, digunakan sebagai larutan pada proses nickel electroplating,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

modul 14

Genap 2008/2009

sebagai unsur penyusun komposisi kaca tertentu (B2O3), katalis pada reaksi kimia organik, dan pahat potong cubic boron nitride (cBN). Serta dalam bentuk murni sebagai serat pada bahan composites.

Referensi. 1. Fundamentals of Modern Manufacturing, Materials, Processes, and Systems; Second Edition, Mikell P. Groover; John Wiley & Sons, Inc. 2. Teknologi Mekanik, Sriati Djaprie, Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Manufacturing Process, B.H. Amstead, Philip F. Ostwald, Myron L. Begeman John Wiley & Sons 3. Manufacturing Process I, Kenji Asakura, Fumio Hasimoto, Kyouritsu Syuppan, 2002. 4. Teknologi Mekanik Jilid 2, Bambang Priambodo, Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Manufacturing Process, B.H. Amstead, Philip F. Ostwald, Myron L. Begeman John Wiley & Sons 5. Manufacturing Process II, Kenji Asakura, Fumio Hasimoto, Kyouritsu Syuppan, 2002 6. Manufacturing Processes for Engineering Materials, Fourth Edition, Serope Kalpakjian and Steven R. Schmid, Prentice Hall, New Jersey, 2003.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dr. Mahfud Al-Huda

PENGETAHUAN BAHAN

Anda mungkin juga menyukai