Anda di halaman 1dari 1

malam ini aku putuskan untuk mengikuti di dalam, aku merasa dengan didalam aku bisa lebih berkonsentrasi.

tapi sebelumnya aku minta izin dulu dengan temanku, pas mulai, aku putuskan untuk masuk, ternyata benar perkiraanku, aku bisa lebih menangkap pesan yang disampaikan, meskipun mungkin tidak maksimal, tapi semoga ada bekasnya. ... Ujian-ujian bagi seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan. Yang pertama bisa jadi khusus untuk laki-laki, fitnah terbesar bagi laki-laki ya itu perempuan. Pak ustadz (maaf apabila salah dalam penulisan) menjelaskan, bahwa pernyataan in i bukan untuk merendahkan kaum hawa sedikitpun melainkan sebagai peringatan bagi saya dan kita kaum adam (red-laki") untuk bisa menjaga diri dari fitnah yang di sebabkan oleh perempuan. Yakni salah satunya dengan menjaga pandangan. Wanita diciptakan, sebagai penentram pasangannya masing-masing, bukan malah memb uat resah. <--kurang lebih seperti itu yang aku masih ingat. Rasanya ini saja yang akan saya sampaikan, maksudnya yang cobaan pertama saja, t api ini bukan hanya untuk kaum pria saja, melainkan wanita pun demikian. Mengingat diri ini yang masih diusia remaja, memang sangat terasakan sekali bahw a lawan jenis merupakan ujian terberat. Jika dibandingkan dengan ujian yang lain diantaranya : anak, dan harta kekayaan duniawi. Aku belum memiliki tanggung jaw ab untuk keduanya, jikapun ada, mungkin tidak sebesar ujian yang disebabkan oleh wanita. Untuk harta, aku belum memiliki kewajiban untuk mencarikan nafkah, bahkan aku be lum bisa mencari uang sendiri, bisanya menghabiskan uang. Harta merupakan titipa nnya, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita lakukan dengan ha rta yang kita miliki. Untuk anak, aku masih harus memperbaiki diriku sebelum bisa memperbaiki anakku n anti !, InsyaAllah. Orang Tua kita, sangat menyayangi kita, tapi mungkin kita belum sadar bahwa mere ka bahkan rela membiarkan anaknya senang (meskipun hanya didunia), sampai-sampai Mereka lupa bahwa kesenangan yang dialami anak-anaknya itu hanya sementara. Ora ng tua kita sangat berharap anaknya bahagia, sampai-sampai Mereka tidak sampai h ati melarang-larang tingkah laku anak-anaknya yang 'maaf' kadang kurang ajar. Kita hidup bukan untuk diri kita sendiri, melainkan ada orang lain didekat kita yang sangat butuh kebaikan kita. Setidaknya dengan kita menjadi anak yang sholeh , yang bisa mendo'akan kedua orang tua. InsyaAllah kita menjadi anak yang bisa m embahagiakan orang tua di dunia dan akhirat kelak, :). Cukup sekian, terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai