Anda di halaman 1dari 4

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dibuat Sebagai Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

OLEH:
Nama : Yogi Pranoto ( 0611 3020 0143 ) Randa Elbino ( 0611 3020 0138 ) Kelas Dosen : 3-MC ( Alat Berat ) : Yuli Asmara Triputra, SH., M.Hum.

Politeknik Negeri Sriwijaya


Tahun Akademik 2011/2012

Jika turbo mengandalkan tekanan gas sisa pembakaran, berputarnya turbin atau kompresor pada supercharger memanfaatkan tenaga putaran mesin. Karena putaran mesin umumnya hanya 'bermain' kurang dari 7.000rpm maka tekanan yang dihasilkan tidak sedahsyat turbocharger. Meski demikian, supercharger unggul pada putaran bawah karena perangkat ini sudah mulai bekerja pada rpm rendah. Peningkatan tenaganya pun sangat halus karena putaran turbin selaras dengan putaran mesin. Jika supercharger sudah bekerja di rpm bawah, turbocharger baru akan bekerja menunggu mesin berputar pada rpm tertentu agar gas buang memiliki cukup tekanan untuk memutar turbin sekunder. Oleh karena itu ketika mesin merangkak dari rpm bawah hingga turbo bekerja optimal akan terasa ada 'hentakan' yang disebut sebagai 'turbolag'. Untuk menyiasati hal itu, para perancang turbocharger mendesain sudu-sudu turbin dengan kemiringan yang dapat berubah-ubah sehingga saat berputar rendah, turbin utama sudah bisa memberikan tekanan yang cukup. Setelah putaran ideal tercapai, sudu-sudu tadi berubah ke posisi semula. teknologi ini dinamai variable turbine geometry. Putaran turbin yang demikian cepat pada turbocharger membutuhkan pelumasan yang baik untuk menjaga poros turbin tak cepat aus. Terlebih perangkat ini dibuat sangat presisi. Umumnya turbo memanfaatkan pelumas mesin yang dipompakan pada perangkat turbo. Karena itu mesin turbo tidak dianjurkan untuk dimatikan langsung ketika habis digeber pada kecepatan tinggi. Ketika mesin langsung dimatikan otomatis suplai oli terhenti, padahal saat itu turbo masih berputar cepat akibat gaya inersia yang masih tersimpan. Umumnya mesin turbo dipasangkan perangkat tambahan yang diberi nama turbo timer agar mesin tetap hidup beberapa saat meski kunci kontak dicabut. Tujuannya untuk memberikan kesempatan sampai turbin di dalam turbo berkurang putarannya ke kondisi idle.

Karena perangkat turbo terhubung dengan saluran gas buang yang merupakan sumber panas, maka suhu udara yang terhisap dalam intake manifold ikut meningkat. Padahal jika suhu udara panas membuat molekul oksigen renggang dan menipis. Pada mesin turbo moderen disisipkan lah perangkat intercooler diantara turbo dan intake manifold untuk menurunkan kembali suhu udara yang panas agar kandungan oksigen menjadi lebih rapat. Sebagai gambaran betapa dahsyatnya perangkat ini mendongkrak tenaga ini, di era kejayaan turbo di ajang balap Formula 1, mesin dengan kapasitas 1.600cc sanggup menghasilkan tenaga hingga 1.200 hp! (Cdx)

1. Udara masuk ke filter udara 2. Udara bersih dan dingin masuk ke instalasi turbo (turbin/rumah keong) 3. Udara panas akan mengalir dari turbin ke intercooler dengan tujuan mendinginkan aliran udara yang akan masuk. (memang jika tanpa intercooler pun tidak apa-apa, hanya saja mesin Anda akan mudah panas dan jika pemakaian lama dan mesin digeber alhasil engine blow yang terjadi) 4. Udara masuk ke intercooler 5. Udara yang telah dingin baru masuk ke ruang bakar 6. Sisa pembakaran yang akan dikeluarkan 7. Sisa gas buang yang panas inilah inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin 8. Sisa gas buang dikeluarkan melalui knalpot.

Anda mungkin juga menyukai