Anda di halaman 1dari 10

13 Antenna di Atas Bumi

1 dari 10

13 Antenna di Atas Bumi

13.1 Pendahuluan

Di pembahasan sebelum kita hanya membahas antena di ruang yang tak terbatas (ruang bebas). Jadi karekteristik antena tersebut hanya berlaku jika antena dipasangkan di ruang bebas. Pada prakteknya setiap antena akan dimontasikan pada suatu platform tertentu, misalnya pada gedung, kendaraan, tower, atau pada satelit. Pada pembahasan di modul ini hanya akan diperhatikan pengaruh bumi terhadap karakteristik antena (khususnya diagram radiasi). Sebagian energi yang dipancarkan oleh antena menuju ke bumi, oleh bumi energi ini akan direfleksikan. Sebanyak apa gelombang tersebut akan direfleksikan, dan kemana, tergantung dari material penyusun bumi, dan geometri dari bumi itu sendiri.

Pada dasarnya bumi memiliki kandungan material yang memiliki kerugian (dengan konduktivitas 0 tetapi << ). Dengan bertambahnya frekuensi, konduktivitas bumi akan membesar, dan jika frekuensinya di atas frekuensi tertentu, bisa dikatakan bumi merupakan konduktor yang sangat baik. Untuk mempermudah pembahasan, mulamula diamati bumi dengan konduktivitas yang sangat tinggi ( ) dengan permukaan bumi yang datar, kemudian dibahas bumi berkonduktivitas normal (bumi dengan material yang riil), tetapi masih berpermukaan datar. Dan terakhir akan dibahas pengaruh kelengkungan bumi terhadap propagasi gelombang.

13. 2 Permukaan Penghantar Ideal

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi

2 dari 10

13. 2.1 Metoda Image

Gambar 13.1 dan gambar 13.2 menunjukkan masing-masing orientasi dari antena di atas permukaan bumi dan bagaimana gelombang yang dipancarkan oleh antena tersebut sampai pada penerima.

Gambar 13.1

Gambar 13.2

Ada dua berkas gelombang: gelombang langsung dari antena ke penerima, dan gelombang refleksi dari antena ke bumi kemudian arah perambatan gelombang berubah menuju penerima. Yang mana proses refleksi ini harus mengikuti hukum refleksi (sudut yang dibentuk gelombang datang dengan vektor normal, harus sama dengan sudut yang dibentuk gelombang refleksi dengan vektor normal, ). Kita perhatikan pada gambar 13.3 lebih mendetail pada proses refleksi ini pada titik terjadinya refleksi.

Et ,1 = E ,1 cos i
E n ,1 = E ,1 sin i Et , 2 = E , 2 cos r E n , 2 = E , 2 sin r

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi

3 dari 10

i Et ,1

r Et , 2

E ,1

E , 2 En ,1 , En , 2
Gambar 13.3

Pada permukaan penghantar ideal komponen tangensial haruslah nol dan dari gambar terlihat

Et = Et ,1 Et , 2 = 0
Dan dengan hukum refleksi di atas didapatkan E ,1 = E , 2 . Arah orientasi dari E ,1 di atas dipilih berdasarkan acuan pada sumbu z, sehingga sesuai dengan medan listrik yang dihasilkan oleh antena dipol (di medan jauh hanya ada komponen ). Dari hasil pengamatan detail di atas, pada proses refleksi harus terbentuk medan listrik kedua E , 2 , yang di titik refleksi sama besarnya dengan E ,1 . Kita bisa membayangkan medan listrik kedua ini dihasilkan oleh suatu antena yang lain (antena fiktif), dan karena perambatan gelombangnya dari titik refleksi ke titik P, maka antena fiktif ini harus terletak di bawah permukaan bumi. Besar amplitudo arus pada antena ini sama dengan antena pembangkit, jarak dari titik refleksi ke antena juga harus sama sehingga menghasilkan besar medan listrik yang sama. Orientasi dari antena fiktif ini juga harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan listrik E , 2 seperti pada gambar 13.3. Dari kesemua syarat di atas, antena fiktif tersebut terletak pada titik cerminan antena pembangkit dengan cerminnya permukaan bumi.
Antena dan Propagasi Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi

4 dari 10

Gambar 13.4

Pada dipol vertikal orientasi antena fiktif sama dengan antena pembangkit (gambar 13.4), sedangkan pada dipol horisontal, orientasi antena fiktif berlawanan. Dengan besar gelombang refleksi yang sama dengan gelombang datang ini, dikatakan pula, penghantar ideal memiliki faktor refleksi sebesar 1 untuk orientasi vertikal dan 1 untuk orientasi horisontal.

13. 2. 2 Dipol Vertikal

Gambar 13.5
Antena dan Propagasi Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi

5 dari 10

Dengan melakukan pengamatan pada medan jauh, bisa digunakan model pada gambar 13.5, yang mana kedua kontribusi gelombang mempunyai arah perambatan yang paralel. Dengan amplitudo yang sama, bisa dipergunakan hasil yang diturunkan pada pembahasan array, yaitu

E = jZ 0

kI o l jkr e sin [2 cos(kh cos )] 4 r

di udara di dalam bumi

E = 0

Gambar 13.6

Gambar 13.6 dan 13.7 menunjukkan diagram radiasi untuk antena yang diorientasikan secara vertikal di atas penghantar ideal. Untuk antena yang terletak di atas permukaan bumi (h = 0) sampai pada ketinggian h = / 4 (sehingga jarak kedua antena menjadi

2h = / 2 ) diagram radiasi yang dihasilkan semakin direktif

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi

6 dari 10

Pada saat ketinggian terus bertambah akan muncul side lobes, yang jumlahnya secara aproksimatif bisa didekati dengan

Jumlah side lobes =

2h

Gambar 13.7

Pada saat

h = 5

terdapat

hb = 50m

sebuah main lobe dan 10 buah side lobes. Pada aplikasi telefon wireless dengan mengandaikan

ketinggian antena handphone

1,5 m atau 5 pada frekuensi 900 MHz, kita gambar bisa 13.7

= arctan

d hb hm

menggunakan

untuk melakukan aproksimasi terhadap performance

Gambar 13.8

hubungan komunikasi ini.

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi 500 = 84,5 o 50 1,5

7 dari 10

Dengan jarak sekitar d = 500m, didapat = arctan

pada sudut = 84,5 o ini antena mobile memancarkan atau menerima sinyal pada lobe yang maksimal (mendekati satu). Tetapi jika user handphone menjauhi base stasiun sampai ke d = 1000m (sudut 87,2 o ) atau mendekati sampai ke d = 320m (sudut = 81,4 o ) akan terkena minimal dari antena mobile dengan daya terima yang mendekati nol (tak ada komunikasi).

13. 2. 2 Dipol Horisontal

Gambar 13.9

Untuk orientasi horisontal, karena medan elektromagnetika-nya tidak simetris secara rotasi, maka diamati juga variabel . Dengan menggunakan model untuk medan jauh pada gambar 13.9 didapatkan medan listrik untuk antena 1 (di atas permukaan bumi) dan antena 2 (antena cermin)

E ,1 = jZ 0

kI o l jkr1 e sin , dan 4 r1

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi


E , 2 = jZ 0 kI ol jkr2 e sin 4 r2

8 dari 10

Sudut pada gambar 13.9 bisa dihitung dengan perkalian skalar

r r r r r r cos = ar a y = (sin cos ax + sin sin a y + cos az ) a y = sin sin


dan

sin = 1 (sin sin )

Maka

E = jZ 0

kI ol jkr 2 e 1 (sin sin ) [2 j sin (kh cos )] 4 r

Gambar 13.10 dan 13.11 menunjukkan diagram radiasi antena orientasi horisontal di atas permukaan bumi dengan ketinggian berbeda-beda.

Gambar 13. 10

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi

9 dari 10

Gambar 13.11

13. 3 Pengaruh Bumi (Permukaan Riil)

13.3.1 Bumi dengan kerugian

Bumi riil memberikan beberapa hal yang berbeda. Yang paling penting untuk disinggung di

Gelombang datang

Gelombang refleksi

sini adalah: Adanya gelombang yang ditransmisikan ke dalam bumi, sehingga secara global medan listrik yang direfleksikan akan mengecil. Kemudian gelombang refleksi juga akan

Bumi riil Gelombang transmisi


Gambar 13.12

mengalami tambahan phasa pada saat refleksi yang ini tergantung dari frekuensi kerja dan material penyusun bumi.

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

13 Antenna di Atas Bumi


13. 3. 2 Pengaruh Kelengkungan Bumi

10 dari 10

Penyebaran energi (divergensi) pada bumi datar

Penyebaran energi divergensi) pada bumi melengkung

Gambar 13.13 Kelengkungan bumi menyebabkan gelombang refleksinya yang makin mengecil karena permukaan melengkung lebih menyebarkan energi pada bidang sudut yang lebih luas.

Antena dan Propagasi

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus Teknik Elektro, UMB

Anda mungkin juga menyukai