Anda di halaman 1dari 1

Skenario 1 : Nn. Cinta, seorang perempuan 20 tahun merasakan batuk yang tidak berkurang sejak 3 hari yang lalu.

Batuk yang dirasakan mula-mula tidak disertai dahak, akan tetapi sejak tadi pagi mulai batuk berdahak, bahkan menjadi sesak napas. Selain itu, penderita juga mengalami demam. Sebelumnya os membersihkan rak-rak buku lama ayahnya yang penuh dengan debu. Os kemudian minum obat teosal dan medixon tetapi sesak tidak berkurang dan makin berat. Os kemudian dibawa ke IGD oleh keluarganya, disana dokter memeriksa pasien untuk mendapatkan gejala dan tanda respirasi lainnya. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, gelisah (agitasi). KU tampak sakit berat, TD 110/80 mmHg, nadi 110x/menit, RR 34x/menit, pada inspeksi paru tampak retraksi interkostal, pada auskultasi ditemukan wheezing di semua lapangan paru pada saat ekspirasi dan inspirasi. Menurut ibu Cinta, kakak Cinta juga menderita penyakit paru kronik yang pada rontgen thoraksnya menunjukkan gambaran honeycomb appearance tetapi tidak pernah ditemukan wheezing, dan menyampaikan hal tersebut kepada dokter, dia bertanya apakah penyakit kakak Surti ada hubungannya dengan penyakit yang diderita Surti sekarang. Setelah mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat, kondisi Cinta membaik, dokter IDG menyarankan Cinta untuk kontrol ulang ke poliklinik paru dan menjalani spirometri dan peak flow meter. Apa yang terjadi pada Cinta? Bagaimana penatalaksanaannya?

Anda mungkin juga menyukai