Anda di halaman 1dari 43

Laporan Pendahuluan

Bab 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN PENATAAN RUANG JEMBATAN SURAMADU
2.1 UMUM Pembahasan pada bab ini pada dasarnya meliputi empat hal yaitu pertama; pembahasan mengenai manfaat jembatan SurabayaMadura (SURAMADU), kedua; pembahasan mengenai gambaran wilayah yang terkait dengan perencanaan makro (Gerbangkertosusila/GKS dan Madura), ketiga ; pembahasan mengenai gambaran kawasan yang terkait dengan perencanaan detail (sisi Surabaya dan sisi Madura), keempat permasalahan yang dihadapi serta perlunya disusun rencana tata ruang wilayah Gerbangkertosusila-Madura.

Keempat

aspek

pembahasan dan

diatas informasi

pada awal

prinsipnya mengenai

bertujuan wilayah

memberikan

gambaran

perencanaan Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa-Madura, dengan demikian tidak menutup kemungkinan pada pembahasan selanjutnya dapat/perlu dilakukan penyempurnaan sesuai dengan tujuan studi serta produk/keluaran yang diharapkan.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 1

Laporan Pendahuluan
2.2. MANFAAT DAN PERAN JEMBATAN SURAMADU

Pembahasan pada bagian ini akan meliputi uraian mengenai lokasi proyek, jadwal pelaksanaan dan progress pembangunan Jembatan SURAMADU, serta manfaat Jembatan SURAMADU.

2.2.1

Lokasi Proyek Jembatan SURAMADU Lokasi proyek Jembatan SURAMADU terdiri dari 2 sisi yaitu pertama lokasi ujung jembatan SURAMADU untuk wilayah Surabaya dan lokasi untuk wilayah Madura. Untuk wilayah Surabaya lokasi ujung jembatan SURAMADU berada di Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya, sedangkan untuk wilayah Madura lokasi ujung jembatan SURAMADU berada di Sukolilo Barat Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan.

2.2.2

Manfaat dan Peran Jembatan SURAMADU Manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh penduduk di wilayah Gerbangkertosusila pada umumnya dan Madura pada khususnya yakni sebagai berikut : 1) Meningkatkan kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa maupun penduduk, sehingga barang dan jasa dapat terdistribusi secara merata didaerah Jawa Timur pada khususnya dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan cepat dan harga yang murah. 2) Jalur transportasi yang pendek dan cepat dari dan menuju Madura (dengan semakin singkatnya jarak dan waktu) akan berdampak semakin murahnya biaya transportasi. 3) Terjadinya mobilitas penduduk dan barang (keluar masuk Pulau Madura) yang cepat akan memberi kontribusi terhadap pendapatan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui pembayaran tarif tol sehingga akan meningkatkan kelayakan finansial dari pembangunan Jembatan.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 2

Laporan Pendahuluan
4) Mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Timur dan Masyarakat Madura (Sambutan Presiden Megawati Soekarnoputri pada peresmian pemancangan bentang tengah jembatan SURAMADU, Kompas 2 Juli 2004). 5) Dalam konteks pengembangan infrastruktur wilayah Gerbangkertosusila, Jembatan

pembangunan

termasuk

pembangunan

SURAMADU mempunyai peran penting dalam memacu percepatan dan pemerataan pembangunan antar daerah, terutama dalam mengintegrasikan Kabupaten Bangkalan menjadi suatu sistem pengembangan wilayah Gerbangkertosusila. 6) Peran Jembatan SURAMADU dalam pengembangan

Gerbangkertosusila-Madura adalah sebagai prasarana pendukung dekonsentrasi planologis, yaitu pengalihan fungsi-fungsi aktivitas dari Kota Surabaya (sebagai growth center), Kota Sidoarjo (sub pusat aktivitas Surabaya) dan Kota Mojokerto (dilalui DAS Brantas) ke Pulau Madura (khususnya kabupaten Bangkalan dan secara umum ke Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep), selain itu peran jembatan SURAMADU sebagai prasarana pendukung adalah dapat meningkatkan aktivitas perekonomian karena tumbuhnya industri dan kegiatan lainnya serta pusatpusat pelayanan perkotaan pada wilayah Madura, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Madura.

Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh (terutama) masyarakat Madura dengan beroperasinya Jembatan SURAMADU adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya jumlah penduduk merangsang naiknya permintaan barang dan jasa, sehingga memperlancar roda perekonomian. 2) Mendorong masyarakat untuk lebih meningkatkan kegiatan produksi barang pada berbagai sektor ekonomi seperti sektor kelautan,

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 3

Laporan Pendahuluan
pertanian, industri, maupun sektor jasa seperti perdagangan (baik perdagangan besar maupun perdagangan kaki lima), sektor pariwisata, sektor perhotelan dan sebagainya. Peningkatan produksi ini akan merangsang peningkatan aktivitas perekonomian di Madura yang selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah yang akan semakin cepat disatu sisi, serta mengurangi terjadinya kesenjangan perkembangan wilayah di sisi lainnya. 3) Mengurangi tingkat pengangguran tenaga kerja, dan menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai dengan budaya masyarakat Madura (sekaligus mengurangi masalah sosial) sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kesenjangan pendapatan antara daerah dan antara sektor ekonomi. 4) Pendapatan masyarakat yang tinggi dapat mendorong permintaan atau daya beli yang lebih tinggi, dan tabungan tinggi sehingga dapat mendorong kembali investasi. 5) Meningkatnya kebutuhan akan permukiman dan infrastruktur, yang pada gilirannya akan meningkatkan PDRB dan kesejahteraan masyarakat. 6) Mempercepat investor untuk informasi dan memantapkan modal, integritas nasional dan

sehingga tercipta situasi yang kondusif dan membuat daya tarik para menanamkan perbaikan teknologi manajemen di daerah Madura.

2.3.

GAMBARAN WILAYAH YANG TERKAIT DENGAN PERENCANAAN MAKRO (GERBANGKERTOSUSILA/GKS DAN MADURA)

2.3.1.

Umum Berdasarkan bahan-bahan presentasi mengenai Strategi Pengembangan GerbangkertosusilaMadura (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Direktorat Penataan Ruang

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 4

Laporan Pendahuluan
Wilayah Tengah, Agustus 2003), diperoleh beberapa informasi yang terkait dengan pengembangan wilayah Gerbangkertosusila Madura yaitu : Struktur Ruang Eksisting Jawa Timur. Pola Pemanfaatan Ruang Eksisting Gerbangkertosusila. Konsep Keterkaitan Gerbangkertosusila dan sekitarnya dengan Madura. Pola Asal dan Tujuan Pergerakan Penumpang.

Selain informasi yang telah dikemukakan diatas, sumber informasi lainnya berasal dari www.suramadu.com yaitu ; Pola Pengembangan dan Struktur Wilayah GerbangkertosusilaMadura. Kebijakan pengembangan jaringan jalan dalam lingkup

Gerbangkertosusila.

Serta dari Rubrik Otonomi di Harian Umum Kompas yang meliputi data/informasi wilayah wilayah, jumlah penduduk yang dan kegiatan Kota ekonomi Surabaya khususnya mengenai Karakteristik daerah Kabupaten/Kota didalam Gerbangkertosusila-Madura meliputi (Kompas, 2 Maret 2001), Kabupaten Gresik (Kompas, 9 Maret 2001), Kabupaten Sidoarjo (Kompas, 19 Maret 2002), Kabupaten Mojokerto (Kompas, 25 Maret 2003), Kota Mojokerto (Kompas, 30 April 2002), Kabupaten Lamongan (Kompas, 12 Maret 2003), Kabupaten Bangkalan (Kompas, 26 April 2002), Kabupaten Pamekasan (Kompas, 13 Maret 2001), Kabupaten Sampang (Kompas, 22 Maret 2002), dan Kabupaten Sumenep (Kompas, 1 April 2003).

2.3.2.

Struktur Ruang Eksisting Jawa Timur Pada dasarnya Konsep Ruang Eksisting Jawa Timur khususnya

Gerbangkertosusila dan sekitarnya serta Madura meliputi sistem kota pusat kegiatan, sistem jaringan jalan arteri primer, sistem jaringan jalan tol,

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 5

Laporan Pendahuluan
berbagai lingkungan. kawasan pengembangan, serta kawasan konservasi

Sistem kota pusat kegiatan meliputi kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang meliputi Surabaya, Bangkalan, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto; Kota Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang meliputi Sampang, Tuban, Jombang, Kediri, Tulungagung, Madiun, Pasuruan, Sedayu, Gempol, Malang, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi; sedang Kota Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi Priorejo, Porong, Krian, Krigen, Sedayu, Tanggul Angin, Gedep, Manyar, Diwele, Kamal, Waru, Singosari, Batu, Bulu Lawang, Lawang, Bangil, Leces, Pandaan, Lumajang, Jatiroto, Bojonegoro, Babat, Blitar, Trenggalek, Bondowoso, Panarukan, Jember, Tamanan, Besuki, Puger, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Nanjuk, Pacitan, Muncar, Genteng, Blega, Ambuten, Glenmore, Pamekasan, Sumenep, Kali Anget.

Sedangkan sistem jaringan jalan arteri primer yang melingkupi Jawa Timur khususnya Gerbangkertosusila dan sekitarnya yaitu : Surabaya Sidoarjo Pasuruan Probolinggo/Jember Situbondo Banyuwangi. Surabaya Sidoarjo Malang. Surabaya Mojokerto Nganjuk/Kediri Madiun Solo. Surabaya Gresik Lamongan Tuban Semarang. Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep.

Untuk pengembangan sistem jaringan jalan Tol yang ada dalam lingkup Jawa Timur adalah : SurabayaSidoarjoPasuruanProbolinggo/JemberSitubondo Banyuwangi. SurabayaSidoarjoMalang. SurabayaMojokertoJombangKertosono-NganjukNgawi Solo. SurabayaGresikTuban Semarang. GresikMojokerto.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 6

Laporan Pendahuluan
Mojokerto-Gempol. SurabayaKamal Bangkalan) Lihat Gambar New CityTwin City (rencana, Jawa diatas utara

2.2

Ruang

Eksisting

Timur

terutama

Gerbangkertosusila dan sekitarnya.

Berbagai Kawasan Pengembangan yang terdapat di wiilayah Jawa Timur terutama Gerbangkertosusila dan sekitarnya yang meliputi : Kawasan pengembangan pantai utara, Kawasan Kota metropolitan Surabaya, Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi di Bojonegoro, Kawasan industri/berikat disekitar Tuban, sekitar Gresik, dan sekitar Pasuruan; kawasan Pusat Pembangkit Listrik di Paiton Pasuruan, dan kawasan permukiman skala besar di sekitar Surabaya mengarah ke Gresik dan mengarah Mojokerto (Lihat Gambar 2.2).

Sedangkan untuk kawasan konservasi lingkungan terdiri dari 2 DAS yaitu DAS Bengawan Solo terletak dibagian Barat dan Barat Daya Surabaya/GKS serta DAS Brantas yang terletak dibagian Selatab Barat Daya dari Surabaya/GKS, dan didalam kawasan inilah terdapat Kawasan sumber air baku di Umbulan (dekat Pasuruan) (Lihat Gambar 2.2).

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 7

Laporan Pendahuluan
GAMBAR 2.2

KONSEP RUANG EKSISTING JAWA TIMUR TERUTAMA GERBANGKERTOSUSILA & SEKITARNYA


KAWASAN PENGEMBANGAN PANTAI

TUBAN

BOJONEGORO

KAWASAN METROPOLITAN

KAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN

PASURUAN

KAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN

MINYAK & GAS BUMI

PAITON / PLT

KAWASAN INDUSTRI/ BERIKAT

Pusat Kegiatan Nasional Pusat Kegiatan Wilayah Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Jaringan Arteri Jaringan Kolektor Primer Jaringan Jalan Tol

PERMUKIMAN SKALA BESAR

AIR BAKU

Sumber : Direktorat Penataan Ruang Wilayah Tengah, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Agustus 2003

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 8

Laporan Pendahuluan
Untuk sistem jaringan kereta api yang ada dalam lingkup Jawa Timur adalah : SurabayaBanyuwangi. JemberSurabaya. SurabayaMadiun . SurabayaMalang. Jalur Utara : SurabayaSemarangJakarta.

Pelabuhan Laut yang dapat merupakan outlet sesuai dengan fungsi masing-masing dalam lingkup Jawa Timur meliputi: Tanjung Perak Surabaya : Pelabuhan samudera, mendominasi aliran arus barang domestik KTI. Pelabuhan container. Kendala pendangkalan Selat Madura. Meneng Banyuwangi (pengangkutan minyak). Gresik (hasil dan bahan industri). Probolinggo dan Pasuruan (angkutan inter-insulair). Kalianget Sumenep (pengangkutan garam).

Untuk Bandar udara dalam lingkup Jawa Timur yaitu : Juanda Surabaya (bandar udara utama). Abdurahman Saleh Malang (angkutan domestik). Banyuwangi dan Sumenep (penerbangan perintis).

Sedangkan untuk Sumberdaya air potensial, daerah rawan banjir serta daerah yang masuk dalam kategori kekurangan air tanah dalam lingkup Jawa Timur adalah sebagai berikut : Rawan banjir : pada DAS Bengawan Solo & DAS Brantas. Kekurangan air tanah : di Tuban, Gresik dan Madura. Sumber mata air sangat besar : di Umbulan Pasuruan. Sumber air lainnya : Bendung Nipah dan Sedayu Lawis.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 9

Laporan Pendahuluan
Untuk sumberdaya energi yang meliputi minyak bumi dan gas alam serta beberapa Pembangkit Listrik baik tenaga air, tenaga uap maupun tenaga gas dalam lingkup Jawa Timur adalah sebagai berikut : Potensi gas bumi : di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep. Potensi minyak dan gas alam di beberapa daerah perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah. PLTU : Paiton Pasuruan. PLTG : Gresik. seperti

PLTA : Soetami, Selorejo, Tulungagung, Wlingi, Lodoyo, Sengguruh.

2.3.3.

Pola Pemanfaatan Ruang Eksisting Gerbangkertosusila. Pembahasan pola pemanfaatan ruang eksisting Jawa Timur terutama

Gerbangkertosusila dan Madura meliputi sebaran daerah aliran sungai (DAS), kawasan lindung, potensi pertanian sawah teknis skala besar, lokasi perkebunan, lokasi perikanan, lokasi permukiman, serta wilayah tertinggal. Terdapat tujuh aliran sungai yang melingkupi Jawa Timur yaitu DAS Solo Hilir, DAS Madiun, DAS Brantas, DAS Bondoyudo, DAS Pekalen, DAS Sampeyan, dan DAS Madura. Sedangkan untuk kawasan lindung terdiri dari Taman Nasional (TN) meliputi TN Alas Purwo, TN Blauran, TN Bromo Tengger, dan TN Meru Betiri; Taman Hutan Rakyat (THR) THR R. Soeryo; Cagar Alam (CA) CA Nusa Barung, CA Kawah Ijen Merapi Ungup-ungup; Kawasan Perlindugan terhadap bencana alam dipegunungan bagian selatan Gerbangkertosusila. Potensi pertanian sawah teknis skala besar terdapat pada kawasankawasan Ngawi, Magetan, Madiun, dan Ponorogo; kawasan Nganjuk, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan Pasuruan; kawasan Lumajang dan Jember; serta kawasan Banyuwangi. Untuk sebaran lokasi perkebunan terdapat di Banyuwangi, Jember, dan tersebar di Jawa Timur bagian selatan.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 10

Laporan Pendahuluan
Sedangkan sebaran lokasi perikanan meliputi perikanan laut potensial yaitu di pantai Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Malang; pertambakan yaitu dipantai Kabupaten Tuban, Kabupaten utara. Gresik, Kabupatan Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan/ Probolinggo dan Kabupaten Situbondo; serta potensi ikan laut dipantai

Lokasi perkembangan permukiman terdiri dari perkembangan pesat permukiman pada jalur arteri primer antara SurabayaSemarang, SurabayaMadiunSolo, SurabayaProbolinggoBanyuwangi dan SurabayaMalang; perkembangan villa di wilayah pegunungan; serta konsentrasi-konsentrasi permukiman di wilayah Gerbangkertosusila.

Sedangkan

sebaran

wilayah

tertinggal

terdapat

terutama

pada

kepulauan yang termasuk dalam Kabupaten Sumenep serta pada wilayah Jawa Timur bagian selatan.

2.3.4.

Konsep Keterkaitan Gerbangkertosusila dan sekitarnya dengan Madura. Pada dasarnya pola keterkaitan antara antar Gerbangkertosusila dan

sekitarnya disatu pihak dengan Madura dilain pihak dicerminkan dengan keeratan/interaksi hubungan pusat-pusat/simpul-simpul pengembangan yang dalam hal ini direpresentasikan dengan hubungan antar kota-kota yang ada sebagai berikut : Surabaya Raya-Lamongan-Tuban (dalam hubungan/interaksi yang kuat)-Bojonegoro (dalam hubungan yang kurang kuat). Surabaya Raya-Mojokerto(dalam hubungan/interaksi yang kuat). Surabaya Raya-Malang (dalam hubungan/interaksi yang kuat). Surabaya Raya-Pasuruan-Probolinggo-Lumajang (dalam hubungan/ interaksi yang kuat).

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 11

Laporan Pendahuluan
Surabaya Raya-Bangkalan (dalam hubungan/ interaksi yang kuat)Sampang (dalam hubungan/interaksi yang kurang kuat)-Pamekasan dan Sumenep (dalam masuk hubungan/interaksi dalam Kabupaten yang kuat)-Wilayah (dalam Kepulauan yang Sumenep

hubungan/interaksi yang tidak kuat/lemah). Surabaya Raya-ke Pemekaran Wilayah di Selatan Surabaya Raya (dalam hubungan/interaksi yang cukup kuat). Gambaran lebih jelasnya mengenai keterkaitan/interaksi antara kotakota dalam lingkup GKS dan sekitarnya dengan Madura dapat dilihat pada Gambar 2.8 Konsep Keterkaitan GKS dsk-Madura.

2.3.5.

Pola Asal dan Tujuan Pergerakan Penumpang. Berdasarkan peta asal dan tujuan pergerakan dari wilayah GKS dan sekitarnya dapat dilihat jumlah pergerakan orang dari satu titik ke titik lainnya (dan sebaliknya) serta besarnya jumlah pergerakan yang dicerminkan dari tebal tipisnya garis anak panah, yaitu sebagai berikut : dari Surabaya menuju Bangkalan dengan jumlah pergerakan diatas/lebih besar dari 700 orang, sebaliknya dari Bangkalan ke Surabaya dengan jumlah pergerakan diatas/lebih besar dari 600 orang. dari Surabaya menuju Pamekasan dengan jumlah pergerakan antara 350-700 orang, dan sebaliknya dari Pamekasan ke Surabaya dengan jumlah pergerakan antara 100-350 orang. dari Sidoarjo menuju Bangkalan dengan jumlah pergerakan antara 100-350 orang, dan sebaliknya dari Bangkalan ke Sidoarjo dengan jumlah pergerakan antara 100-350 orang. dari Sidoarjo menuju Sampang dengan jumlah pergerakan antara 50-100 orang, dan sebaliknya dari Sampang ke Sidoarjo dengan jumlah pergerakan dibawah 50 orang.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 12

Laporan Pendahuluan

Gambar 2.3 Konsep Keterkaitan GKS dsk-Madura.


Perikana

WILAYAH

Peternaka

Wilayah - Penerb.

TUBA

Peternaka

Industr Pertania Jasa Rmh

Pusat SWP - Koleksi Energi &

BOJONEGOR

Jasa Peroranga

Pusa Jasa Hiburan & Kebudayaa Kehutana

BANGKALA LAMONGA

Pertania Perumaha

Penggarama

SAMPAN
Perikana Industr Olaha Pusa Industr Pertania Konserva Peternaka Pertania

PAMEKASA
Penerbanga Perinti Komersi Penyebara Fasilita Peternaka

SUMENE

Pariwisat

Perkebuna Pertam Pusa Daera Pertania Pertania Pusa

Peternaka Perikana

Perumaha

Kota Perumaha Informa Perdaganga Keuanga Komersi

Pertania

Penyebara Fasilita AgroIndustr Kecil Kerajina Penyebara Fasilita

Pusa Pusa Penyebara Fasilita

Perkebuna

Perikana

SURABAYA
Rekrea Penyebara Industr Rekrea Agro Perikana Perikana Perumaha Fungsi CBD Perdaganga Keuanga Administra Informas

MOJOKERT
Produk Pertania Rekrea

Rekrea

Penyebara Fasilita Pendidika Penelitia Pertania Pusa AgroIndustr Kecil Kerajina Industr Kecil Kerajina Rekrea

Perumaha

Penyebara Industr

PASURUA
Pertanian Sawah

PROBOLINGG

Perikana Kegiatan Pemekaran

MALAN
Pusa Perkebuna Pertania

Pariwisata pegununga n,

Pariwisata & Suaka Industr i n

Pusa Perkebuna Industr Industr Konserva Industr

Pertania

Pusa Pariwisat

Perkebuna Penyebara n

LUMAJAN

Pertania Pusa Perkebuna

Sumber : Direktorat Penataan Ruang Wilayah Tengah, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Agustus 2003

Perikana

Konserva

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 13

Laporan Pendahuluan
sedangkan sisanya merupakan pergerakan antar satu titk ke titik lain dengan jumlah pergerakan dibawah 50 orang meliputi : dari Surabaya ke Sumenep, dari Surabaya ke Pamekasan, dari Surabaya ke Bangkalan, dari Sidoarjo ke Sumenep, dari Sidoarjo ke Sampang, dari Sidoarjo ke Bangkalan, dari Probolinggo ke Pamekasan, dari Probolinggo ke Bangkalan, dari Malang ke Sampang, dari Malang ke Bangkalan, dari Jawa Tengah ke Pamekasan. Sedangkan dari Sumenep menuju Malang, dari Bangkalan menuju Gresik, dari Sumenep ke Madiun, dari Sampang ke Probolinggo, dari Sumenep ke Surabaya, besarnya jumlah pergerakan untuk kesemuanya adalah antara 50-100 orang. Gambaran lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar Tujuan Pergerakan Orang ke Madura dan Gambar 2.5. Tujuan Pergerakan Orang dari Madura.

Catatan : meski didalam bahan presentasi Strategi Pengembangan Gerbangkertosusial-Madura, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Agustus 2003 terdapat peta arahan struktur pemanfaatan ruang, peta O-D barang wilayah GKS dan Madura, dan peta arahan pola pemanfaatan ruang, namun mengingat kecilnya maka skala peta serta ketidak jelasan didalam dapat membacanya ketiga peta/informasi tesebuttidak

menjelaskan/menggambarkan segala informasi yang terdapat di ketiga peta tersebut. Dengan demikian ketiga peta tersebut untuk sementara tidak ditampilkan didalam Laporan Pendahuluan ini.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 14

Laporan Pendahuluan

PENATAAN RUANG WILAYAH PENGEMBANGAN JEMBATAN JAWA MADURA Peta Tujuan Pergerakan Orang ke Madura
Keterangan : > 700 Orang 350 - 700 Orang

Jawa Tengah

"

Tuban

"

B angkalan G resik

S um enep P am ekasan S am pang


" 8 "

100 - 350 Orang 50 - 100 Orang < 50 Orang

"

"

"

DIY

"

M adiun

"

" " M ojokerto S idoarjo


S urabaya
" 8

P robolinggo

"

"
M alang Je" m ber
Nusabarung

Sumber : Hasil Analisis

" angi B anyuw

W S

Direktorat Penataan Ruang Wilayah Departemen

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 15

Laporan Pendahuluan
PENATAAN RUANG WILAYAH PENGEMBANGAN JEMBATAN JAWA MADURA Peta Tujuan Pergerakan Orang dari Madura
Keterangan : > 600 Orang 100 - 350 Orang

Jawa Tengah

Tuban

B angkalan G resik S urabaya


" " 8 " 8

S um enep P am ekasan
" 8

50 - 100 Orang < 50 Orang

S am pang

M ojokerto S idoarjo DIY M adiun

"
Probolinggo

"
M aang l
N

Jem ber

B anyuw angi

W S

Nusabarung

Sumber : Direktorat Penataan Ruang Wilayah Tengah Departemen Kimprawil, 2003

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 16

Laporan Pendahuluan
2.3.6. Pola Pengembangan dan Struktur Wilayah Gerbangkertosusila-Madura Pola pengembangan dan struktur wilayah Gerbangkertosusila-Madura, pada prinsipnya menjelaskan pembagian fungsi dan peran dari masingmasing wilayah Kabupaten/Kota yang masuk dalam GerbangkertosusilaMadura ( www.suromadu.com ) yaitu sebagai berikut : a. Kota Surabaya/Surabaya Raya (termasuk di dalamnya Gresik) Kota Surabaya mempunyai fungsi dan peran sebagai Central Business District (CBD), komersial, perdagangan, keuangan, administrasi dan informasi, sedangkan daerah sekitar Surabaya dalam hal ini termasuk Gresik akan dikembangkan untuk beberapa kegiatan antara lain penyebaran industri, perumahan dan rekreasi disamping fungsi Pelabuhan Tanjung Perak sebagai outlet. b. Bangkalan Bangkalan terbagi dalam beberapa peruntukan kegiatan besar seperti Pusat Kota, peruntukan industri olahan, industri pertanian, perumahan, pertanian perumahan serta beberapa kota baru yang berfungsi sebagai pusat informasi, perdagangan, keuangan, dan komersial. Selain pengembangan peruntukan yang disebutkan diatas, di sebelah timur laut Bangkalan tepatnya di daerah Tanjung Bumi diperuntukan sebagai areal pengembangan kawasan industri. Dengan adanya Jembatan SURAMADU yang menghubungkan Surabaya dengan Madura/Bangkalan ini maka diharapkan kecepatan pertumbuhan Bangkalan dapat meningkat karena adanya imbas dari perkembangan Surabaya. c. Mojokerto Mojokerto dibagi dalam berbagai peruntukan kegiatan dengan pola mengelilingi pusat Kota Mojokerto. Adapun peruntukan tersebut antara lain adalah : peruntukan agro industri, produksi pertanian, pendidikan penelitian pertanian, industri kecil kerajinan dan penyebaran fasilitas.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 17

Laporan Pendahuluan
d. Sidoarjo Untuk Sidoarjo tidak ada penjelasan secara detail mengenai bentuk pola pengembangan yang direncanakan, namun dari penafsiran informasi dengan yang diperoleh, Sidoarjo Jembatan diperuntukan SURAMADU bagi maka tempat tarikan kegiatan pemekaran wilayah Surabaya Raya. Namun demikian beroperasinya perkembangan ke arah Sidoarjo boleh jadi berkurang mengingat sebagian tarikan kegiatan akan beralih ke Bangkalan-Madura e. Lamongan Seperti halnya Mojokerto, Lamongan pun mempunyai pusat kota yang dikelilingi oleh berbagai peruntukan kegiatan seperti peruntukan pertanian, agro industri dan industri kecil kerajinan, peternakan dan perikanan, perikanan dan penyebaran fasilitas. Selain itu perumahan ruang diantara Surabaya-Mojokerto dan Lamongan diperuntukan bagi perumahan. Sedangkan pengembangan kawasan industri dalam skala besar direncanakan peruntukannya di daerah bagian utara Lamongan. Gambaran lebih jelasnya mengenai pola pengembangan dan struktur wilayah Gerbangkertosusila dapat dilihat pada Gambar 2.6 Gambar 2.6

Sumber : www.SURAMADU.com

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 18

Laporan Pendahuluan

2.3.7.

Kebijakan

pengembangan

Jaringan

Jalan

dalam

Lingkup

Gerbangkertosusila. Kebijakan berikut : Menunjang terwujudnya Rencana Tata Ruang Wilayah/Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur yang mengacu pada Pola Dasar Pembangunan Jawa Timur 2001-2005 serta Program Pembangunan Daerah (Propeda) 2001-2005, dengan mengembangkan sistem jaringan jalan yang membentuk struktur ruang sesuai kaidah penataan ruang. Meningkatkan efisiensi dan keterpaduan antar moda transportasi dengan meningkatnya aksesibiltas dari Madura ke simpul-simpul transportasi di Surabaya seperti Pelabuhan Tanjung Perak, Bandara Juanda, Stasiun Semut dan Gubeng serta Terminal Angkutan Barang dan Penumpang. Meningkatkan efektifitas pelayanan antar sistem jaringan primer dan jaringan sekunder termasuk jalan tol. pengembangan jaringan jalan dalam lingkup

Gerbangkertosusila dapat dikemukakan ( www.suromadu.com )sebagai

Gambaran lebih jelasnya mengenai kebijakan pengembangan jaringan jalan Gerbangkertosusila yang terkait dengan pengembangan Jembatan SURAMADU dapat dilihat pada Gambar 2.7

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 19

Laporan Pendahuluan
Gambar 2.7 PETA RENCANA JARINGAN JALAN GERBANGKERTOSUSILA

Sumber : www.SURAMADU.com

2.3.8.

Karakteristik Daerah Kabupaten/Kota Gerbangkertosusilo-Madura A. Kota Surabaya Wilayah

di

Dalam

Wilayah

Kota Surabaya mempunyai luas wilayah 1.450 Km2, wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 20 m di atas permukaan laut. Kota Surabaya dilalui beberapa sungai yang mengalir menuju ke selat Madura, antara lain Sungai Brantas. Sebagian besar wilayah Kota Surabaya berupa pantai dan memiliki pelabuhan laut yang cukup sibuk. Batas wilayah Kota Surabaya adalah di sebelah utara Selat Madura, sebelah timur Selat Madura,
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura II - 20

Laporan Pendahuluan
sebelah selatan Kabupaten Sidoarjo, sebelah barat Kabupaten Gresik. Pemerintahan Pemerintah kota Surabaya terbagi dalam 28 kecamatan dan 163 kelurahan. (BPS : 2000) Kependudukan Jumlah penduduk Kota Surabaya sampai akhir 2001 telah mencapai 2.588.816 jiwa. (BPS : 2000) Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kota Surabaya yaitu pertama ; industri pengolahan (34,96%); kedua perdagangan, hotel dan restoran (31,71%); dan ketiga konstruksi bangunan (10,10%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : jasa-jasa; pertambangan dan penggalian; listrik gas dan air bersih; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta pertanian. Gambaran Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kota Surabaya Tahun 2000 dapat dilihat pada gambar 2.8. Gambar 2.8. Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kota Surabaya Tahun 1999

Keuangan, Pertanian; 0,22 Persewaan dan Jasa-Jasa; 5,10 Jasa Perusahaan; Pertambangan 6,46 dan Penggalian ; Angkutan dan 0,01 Komunikasi; 9,35 Industri Pengolahan; 34,96 Listrik, Gas dan Air Bersih; 2,02 Perdagangan, Hotel dan Konstruksi Restoran; 31,71 Bangunan; 10,10

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, 2000

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 21

Laporan Pendahuluan
B. Kabupaten Gresik Wilayah Kabupaten Gresik mempunyai luas wilayah 1.192 Km2, wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 2-12 m di atas permukaan laut, kecuali wilayah Kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 m di atas permukaan laut. Hampir sepertiga dari wilayah Kab. Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang Kec. Kebomas, Kec. Gresik, Kec. Manyar, Kec. Bungah dan Kec. Ujung Pangkah, sedangkan Kec. Tambak dan Kec. Sangkapura berada di Pulau Bawean. Batas wilayah Kab. Gresik adalah di sebelah utara Laut Jawa, sebelah timur Selat Madura, sebelah selatan Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, Kota Surabaya, sebelah barat Kabupaten Lamongan. Pemerintahan Pemerintah Kab. Gresik terdiri dari 18 kecamatan dan 357 desa. Kependudukan Jumlah penduduk Kab. Gresik sampai tahun 2001 mencapai sekitar 996.608 jiwa. (BPS : 2000). Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Gresik yaitu pertama ; industri pengolahan (47,20%); kedua perdagangan, hotel dan restoran (20,21%); dan ketiga pertanian (11,71%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : jasa-jasa; pertambangan dan penggalian; listrik gas dan air bersih; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta konstruksi bangunan. Gambaran Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kota Gresik Tahun 1999 dapat dilihat pada gambar 2.9.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 22

Laporan Pendahuluan
Gambar 2.9. Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kota Gresik Tahun 1999
Pertambangan dan Penggalian 1,52 Jasa-Jasa 2,71 Pertanian 11,71 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,03 Konstruksi Bangunan 5,98 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,21 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,26 Angkutan dan Komunikasi 2,38

Industri Pengolahan 47,20

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik, 2000

C.

Kabupaten Sidoarjo Wilayah Kab. Sidoarjo seluas 63.438.534 Ha. Kurang lebih 40,81% lahannya terletak d ketinggian 3 sampai 10 m di atas permukaan laut berada di bagian tengah dan ber air tawar, sedangkan 29,99 % berketinggian 0 sampai 3 m di atas permukaan laut berada di sebelah timur dan merupakan daerah pantai dan pertambakan ; sisanya 29,20 % terletak di ketinggian 10 sampai 25 m di atas permukaan laut berada di bagian barat. Batas wilayah sebelah utara Kodya Surabaya, Kab. Gresik, sebelah timur Selat Madura, sebelah selatan Kab. Pasuruan, sebelah barat Kab. Mojokerto. Pemerintahan Pemerintah Kab. Sidoarjo terbagi dalam 18 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 535 (BPS : 2000). Kependudukan Jumlah penduduk Kab. Sidoarjo pada tahun 2000 mencapai 1.549.883 jiwa. (BPS : 2000) Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Sidoarjo yaitu pertama ; industri pengolahan (54,00%); kedua perdagangan, hotel

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 23

Laporan Pendahuluan
dan restoran (23,34%); dan ketiga pertanian (8,31%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : jasa-jasa; pertambangan dan penggalian; listrik gas dan air bersih; angkutan dan komunikasi; keuangan, bangunan. persewaan Gambaran dan jasa perusahaan Persentase serta konstruksi Ekonomi Distribusi Kegiatan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2000 dapat dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10. Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Sidoarjo Tahun 2000
Pertambangan dan Penggalian 0,01 Jasa-Jasa 3,21 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,33 Konstruksi Bangunan 1,89 Pertanian 8,31 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,12 Angkutan dan Komunikasi 4,79

Industri Pengolahan 54,00

Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,34

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo, 2001

D.

Kabupaten Mojokerto Topografi wilayah Kab. Mojokerto cenderung cekung di tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara, bagian selatannya merupakan wilayah pegunungan yang subur meliputi Kec. Pacet, Gondang dan Jatirejo, bagian tengah merupakan wilayah daratan sedangkan daerah utara merupakan daerah perbukitan kapur yang cenderung kurang subur. Sekitar 21 % dari seluruh wilayah Kab. Mojokerto memiliki kemiringan tanah lebih dari 25 derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah daratan dengan kemiringan lahan kurang dari 25 derajat. Batas wilayah sebelah utara Kab. Lamongan, Kab. Gresik, sebelah timur Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, sebalah selatan Kab. Malang, Kab. Pasuruan, sebelah barat Kab. Jombang dan Kab.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 24

Laporan Pendahuluan
Malang, di samping itu Kab. Mojokerto juga mengitari wilayah Kodya Mojokerto. Pemerintahan Pemerintah Kab. Mojokerto terbagi dalam 14 kecamatan dan 304 desa. (BPS:2000). Kependudukan Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kab. Mojokerto mencapai 904.274 jiwa (BPS:2000). Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Mojokerto yaitu pertama ; industri pengolahan (30,79%); kedua pertanian (26,80%); dan ketiga perdagangan, hotel, dan restoran (19,40%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : jasa-jasa; pertambangan dan penggalian; listrik gas dan air bersih; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta konstruksi bangunan. Gambaran Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Mojokerto Tahun 2001 dapat dilihat pada gambar 2.11.

Distribusi Gambar 2.11. Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Mojekerto Tahun 2001

Pertambangan dan Penggalian 1% Industri Pengolahan 31% Listrik, Gas dan Air Bersih 1% Bangunan 3%

Pertanian 27% Jasa-jasa 7% Keuangan 5% Perdagangan, Hotel dan Restoran 19% Pengangkutan & Komunikasi 6%

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mojokerto, 2002

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 25

Laporan Pendahuluan
E. Kota Mojokerto Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kab. Mojokerto seluas wilayah 1.646,54 Ha. Kota Mojokerto mempunyai ketinggian rata rata 22 m di atas permukaan laut dengan kondisi permukaan tanah yang agak miring ke timur dan utara (0 sampai 3 persen). Sungai yang melintasi Kota Mojokerto antara lain Sungai Brantas di sebelah utara dan S. Sadar di sebelah selatan, sedangkan di sebalah barat terdapat S. Brangkal dan S. Gedeg. Pemerintahan Pemerintah Kota Mojokerto hanya terbagi dalam 2 kecamatan dan 18 kelurahan. (BPS:2000). Kependudukan Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kota Mojokerto mencapai 109.164 jiwa. (BPS:2000). Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kota Mojokerto yaitu pertama ; perdagangan, hotel dan restoran (35,15%); kedua angkutan dan komunikasi (18,27%); dan ketiga industri pengolahan (14,76%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : jasa-jasa; pertambangan dan penggalian; listrik gas dan air bersih; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pertanian serta konstruksi bangunan. Gambaran Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kota Mojokerto Tahun 2000 dapat dilihat pada gambar 2.12.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 26

Laporan Pendahuluan
Distribusi Gambar 2.12. Persentase Kegiatan Ekonomi Kota Mojekerto Tahun 2000

Konstruksi Bangunan 6,49 Perdagangan, Hotel dan Restoran 35,15

Listrik, Gas dan Air Bersih 3,70 Industri Pengolahan 14,76 Jasa-Jasa 12,83 Pertanian 1,38

Angkutan dan Komunikasi 18,27

Keuangan 7,43

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Mojokerto, 2001

F.

Kabupaten Lamongan Administrasi Wilayah Kabupaten Lamongan secara administratif dibatasi oleh sebelah Utara : Laut Jawa; sebelah Selatan : Kabupaten Mojokerto dan Jombang; sebelah Barat : Kabupaten Tuban dan Bojonegoro; serta sebelah Timur : Kabupaten Gresik. Pemerintah Kabupaten Lamongan terbagi dengan 26 Kecamatan. Kependudukan Pada tahun 2002 jumlah penduduk Kabupaten Lamongan mencapai 1.181.660 jiwa, dengan luas wilayah 1.812,80 Km2 dan kepadatan penduduk mencapai 652 jiwa/ Km2. Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Lamongan yaitu pertama ; pertanian (52,92%); kedua perdagangan, hotel dan restoran (21,91%); dan ketiga jasa (10,64%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : pertambangan dan penggalian; listrik gas dan air bersih; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pengangkutan dan komunikasi serta konstruksi bangunan.
II - 27

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

Laporan Pendahuluan
Gambaran Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten

Lamongan Tahun 2001 dapat dilihat pada gambar 2.13. Distribusi Gambar 2.13. Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Lamongan Tahun 2001

Pengangkutan & Komunikasi; 2,03 Keuangan ; 2,87 Jasa-jasa; 10,64 Pertambangan & Penggalian; 0,17 Industri Pengolahan; 5,88 Perdagangan, Hotel & Restoran; 21,91

Bangunan; 3,27 Listrik, Gas dan Air Bersih; 0,32

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, 2002

G.

Kabupaten Bangkalan Administrasi Wilayah Kabupaten Bangkalan secara administratif dibatasi oleh sebelah Utara : Laut Jawa; sebelah Selatan : Selat Madura; sebelah Barat : Selat Madura; sebelah Timur : Kabupaten Sampang. Pemerintah Kabupaten terbagi dengan 18 Kecamatan. Kependudukan Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan mencapai 805.048 jiwa, dengan luas wilayah 1.260,14 Km2 dan kepadatan penduduk mencapai 638,86 jiwa/ Km2. Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Bangkalan yaitu pertama ; pertanian (34,51%); kedua perdagangan, hotel dan restoran (21,82%).

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 28

Laporan Pendahuluan
H. Kabupaten Sampang Administrasi Wilayah Kabupaten Sampang secara administratif dibatasi oleh sebelah Utara : Laut Jawa; sebelah Selatan : Selat Madura; sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan; sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan. Pemerintah Kabupaten Sampang terbagi dengan 12 Kecamatan. Kependudukan Pada tahun 2002 jumlah penduduk Kabupaten Sampang mencapai 750.046 jiwa, dengan luas wilayah 1.233,02 Km2 dan kepadatan penduduk mencapai 608,30 jiwa/ Km2. Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Sampang yaitu pertama ; pertanian (59,89%); kedua perdagangan, hotel dan restoran (13,88%); dan ketiga jasa (9,65%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah perusahaan, bangunan. pertambangan dan penggalian; industri dan komunikasi Persentase serta konstruksi Ekonomi pengolahan, listrik gas dan air bersih; keuangan, persewaan dan jasa pengangkutan Gambaran Distribusi Kegiatan

Kabupaten Sampang Tahun 2000 dapat dilihat pada gambar 2.14. Distribusi Gambar 2.14. Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2000

Pertanian; 59,89 Pertambangan & Penggalian; 2,70 Industri Pengolahan; 1,55 Bangunan; Listrik, Gas & 4,65 Air Bersih; 0,58 ;

Jasa-jasa; 9,65 Keuangan ; 4,09 Pengangkutan & Komunikasi; 3,01

Perdagangan, Hotel & Restoran; 13,88

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sampang, 2001

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 29

Laporan Pendahuluan
I. Kabupaten Pamekasan Administrasi Wilayah Kabupaten Pamekasan secara administratif dibatasi oleh sebelah Utara : Laut Jawa; sebelah Selatan : Selat Madura; sebelah Barat : sebelah Timur : Kabupaten Sumenep. Kabupaten Sampang; Kependudukan Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Pamekasan mencapai 687.946 jiwa, dengan luas wilayah 792,30 Km2 dan kepadatan penduduk mencapai 868 jiwa/ Km2. Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Pamekasan yaitu pertama ; pertanian (63,67%); kedua jasa pemerintahan dan swasta (13,22%); dan ketiga perdagangan, hotel dan restoran (8,66%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik gas dan air bersih; keuangan, pengangkutan dan komunikasi serta konstruksi bangunan. Gambaran Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Pamekasan Tahun 2000 dapat dilihat pada gambar 2.15 Distribusi Gambar 2.15. Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Pamekasan Tahun 2000

Pemerintah Kabupaten Pamekasan terbagi dengan 13 Kecamatan.

Pertambangan & Penggalian; 0,83 Industri Pengolahan; 1,08 Perdagangan, Listrik, Gas & Hotel & Air Bersih; 0,38 Bangunan/ Restoran; 8,66 Konstruksi; 3,88

Pertanian; 63,67 Jasa Pemerintahan Keuangan, & Swasta; Persewaan; 13,22 5,11 Pengangkutan & Komunikasi; 3,15

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan, 2001

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 30

Laporan Pendahuluan
J. Kabupaten Sumenep Administrasi Wilayah Kabupaten Sumenep secara administratif dibatasi oleh sebelah Utara : Laut Jawa; sebelah Selatan : Selat Madura; sebelah Barat : Kabupaten Pamekasan; sebelah Timur : Laut Jawa dan Laut Flores. Pemerintah Kabupaten Sumenep terbagi dengan 25 Kecamatan. Kependudukan Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Sumenep mencapai 985.981 jiwa, dengan luas wilayah 1.998,54 Km2 dan kepadatan penduduk mencapai 493 jiwa/ Km2. Kegiatan Ekonomi Tiga besar sektor kegiatan ekonomi Kabupaten Sumenep yaitu pertama pertanian (48,31%); kedua pertambangan dan penggalian (19,32%); ketiga perdagangan, hotel dan restoran (10,49%). Sedangkan sektor kegiatan ekonomi lainnya adalah : industri pengolahan, listrik gas dan air bersih; keuangan; jasa-jasa , pengangkutan Gambaran dan komunikasi Persentase serta Kegiatan konstruksi Ekonomi bangunan. Kabupaten Distribusi

Sumenep Tahun 2001 dapat dilihat pada gambar 2.16. Distribusi Gambar 2.16. Persentase Kegiatan Ekonomi Kabupaten Sumenep Tahun 2001

Pertanian; 48,31

Jasa-Jasa; 9,08 Pertambangan & Penggalian; 19,32 Industri Keuangan; 3,62 Pengangkutan & Komunikasi; Pengolahan; Perdagangan, 4,18 2,94 Listrik, Gas & Hotel & Air Bersih; 0,12 Restoran; 10,49 Bangunan; 1,94

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep, 2002

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 31

Laporan Pendahuluan

Dari karakteristik kegiatan sektor ekonomi Kota dari ke tujuh Kota/Kabupaten yang ada dalam lingkup Gerbangkertosusila yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota dan Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bangkalan,

Kabupaten Lamongan, terlihat bahwa industri pengolahan; dan perdagangan, hotel dan restoran merupakan dua sektor kegiatan ekonomi yang dominan untuk wilayah Gerbangkertosusilo. Sedangkan karakteristik kegiatan sektor ekonomi Kabupaten yang ada di wilayah Madura (diluar Kabupaten Bangkalan) yaitu Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Sampang, terlihat bahwa pertanian; dan perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor kegiatan ekonomi dominan untuk wilayah Madura. Selain kedua sektor tersebut, jasa-jasa (untuk Kabupaten Pamekasan); dan pertambangan dan penggalian (untuk Kabupaten Sumenep) dapat menjadi sektor potensial bagi wilayah Madura. K. PDRB Kabupaten/ Kota Terhadap PDRB GKS-Madura Berdasarkan tabel PDRB keseluruhan Kab. / Kota dalam lingkup GKSMadura (lihat Tabel 2.1) berikut

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 32

Laporan Pendahuluan

DAERAH

NILAI (Juta Rp)

SHARE (%)

Gresik Surabaya Kab. Mojokerto Kota Mojokerto Sidoarjo Lamongan Sumenep Bangkalan Sampang Pamekasan

12,445,696.08 54,050,365.03 3,629,931.79 445,102.93 11,842,341.58 3,316,381.48 3,801,754.25 2,318,643.93 1,798,381.94 866,362.32

13.17 57.19 3.84 0.20 12.53 3.51 4.02 2.45 1.90 0.92

Total

94,514,961.33

100.00

PDRB JATIM

226,957,306.68

Tabel 2.1 PDRB keseluruhan Kab. / Kota dalam lingkup GKS-Madura Maka besaran masing-masing PDRB Kab./ Kota tersebut terhadap keseluruhan GKS-Madura dapat dipresentasikan dalam bentuk Piechart sebagai berikut (lihat Gambar 2.17)

Lamongan 3,52% Sidoarjo 12,56% Kota Mojokerto 0,20%

Bangkalan Sumenep 2,46% 4,03%

Sampang 1,91% Pamekasan 0,92% Gresik 13,20%

Kab. Mojokerto 3,85% Surabaya 57,34%

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 33

Laporan Pendahuluan
L. Kaitan Distribusi Penduduk Dengan PDRB Dalam Lingkup GKS-Madura Beberapa hal yang dapat dikemukakan berkaitan dengan penduduk denga PDRB GKS-Madura (dalam bentuk hipotesis awal) adalah sebagai berikut 1. Madura tidak lebih buruk dari GKS, misal : dengan jumlah penduduk yang sama PDRB Kab. Sumenep lebih besar dari Kab. Mojokerto 2. Jumlah penduduk Gresik lebih kecil dari Sidoarjo, tetapi PDRB Gresik lebih besar dari Sidoarjo 3. Jumlah penduduk Sidoarjo No. 2 setelah Surabaya dengan PDRB No. 3 dibawah Gresik namun pemerataan ekonomi lebih baik Sidoarjo (yang didominasi oleh home industri) dibanding Gresik (didominasi PT. Petro Kimia) 2.3.9. Potensi dan Pengembangan Wilayah Madura Potensi Wilayah Madura, Kebijakan Pengembangan Wilayah Madura, dan Strategi Pembangunann Wilayah Madura 1. Potensi Wilayah Madura Meskipun selama ini kita mengenal Madura dengan

kekurangannya, namun dibalik itu Madura menyimpan beberapa potensi baik potensi sumber daya alam, potensi ekonomi, dan potensi sosial budaya. Potensi sumber daya alam yang dipunyai Madura meliputi galian, minyak dan gas alam, bahan galian C, kekayaan fauna 32 jenis (burung Gosong satwa unik), flora 24 jenis, ekosistim hutan musim dataran rendah, serta Taman Wisata Laut. Sedangkan potensi ekonomi yang dipunyai Madura meliputi tembakau, mente, kelapa, dan Kapuk randu. Untuk potensi sosial budaya Madura mempunyai beberapa hal yang unik yaitu antara lain Karapan Sapi, batik Madura, semangat kesetikawanan yang tinggi, terbuka dan ulet.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 34

Laporan Pendahuluan
2. Kebijakan Pengembangan Wilayah Madura Dengan melihat kepada serangkaian potensi yang dimiliki oleh Madura seperti tersebut diatas yang tersebar dibagian barat dan timurnya, maka sudah selayaknya Madura dibagi menjadi beberapa wilayah pengembangan, seperti berikut : a. Wilayah Madura Bagian Barat, Dikembangkan sebagai Kawasan permukiman, Urban Area dan Pengembangan Fasilitas Pendukungnya dikaitkan dengan pembangunan Jembatan Surabaya Madura. Didukung pula dengan rencana pembangunan pelabuhan baru di Bangkalan Utara. b. Wilayah Madura Bagian Timur, Yang dipusatkan di Kabupaten Sumenep dikembangkan sebagai wilayah pengembangan potensi sumber daya alam (Energi) dan pengembangan kepariwisataan yang berbasis wisata bahari (wisata kepulauan) yang berada di wilayah Timur Madura c. dan didukung dengan pengembangan Bandara Trunojoyo. Wilayah Madura Bagian Tengah sepanjang Timur Barat Madura, Dikembangkan lingkungan. Dengan karakteristik wilayah pengembangan yang sedemikian rupa, maka pengembangan Madura secara komprehensif harus serentak dimulai dari dua arah. yaitu sisi Barat dan sisi Timur dengan skenario pengembangan yang proposional sesuai dengan potensi yang tersedia. 3. Strategi Pembangunan Wilayah Madura Dengan melihat kepada potensi yang dimiliki oleh Madura dan kebijakan pengembangan wilayah yang ada maka kedepan Madura menetapkan strategi pembangunan sebagai berikut : sebagai kawasan konservasi alam dan

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 35

Laporan Pendahuluan
a. Pengembangan Kawasan Bangkalan : - Sebagai area pengembangan industri dan permukiman (peran Kawasan Bangkalan Tertentu dalam Nasional konteks pengembangan yang Gerbangkertosusilo

berperan sebagai pusat kegiatan ekonomi Indonesia Bagian Timur). - Pengembangan potensi bahan galian C (pasir Kuarsa). - Gas alam di Bangkalan. - Pembangunan pelabuhan baru di Bangkalan utara (rencana). - Pelelangan ikan dan pengolahan hasil limbah - Pengolahan makanan - Area pengembangan tanaman pangan : padi, kedelai, dan ubi jalar. - Industri batik Madura. - Peternakan sapi. Sumenep : - Sebagai pusat pengembangan (tambak dan pelelangan ikan) dan eksplorasi potensi perikanan dan sumber daya kelautan. - Sebagai area perkebunan tembakau. - Pengolahan komoditas perkebunan. - Pengembangan potensi bahan galian C (pasir Kuarsa). - Minyak bumi dan gas alam diwilayah kepulauan Kangean-Sumenep. - Pengembangan pariwisata pantai/alam bahari (wisata kepulauan di wilayah timur Madura). - Pengembangan lapangan terbang Trunojoyo. - Pengembangan wilayah pertanian : padi dan palawija. - Peternakan sapi

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 36

Laporan Pendahuluan
Pamekasan : - Sebagai area perkebunan tembakau dan kelapa. - Perikanan. - Pengolahan komoditas pangan. - Tambak dan pelelangan ikan. - Pariwisata. - Peternakan sapi. Sampang : - Pengembangan potensi tanah liat. - Pelelangan dan industri pengolahan ikan. - Pengembangan perkebunan kelapa dan tembakau. - Area pengembangan tanaman pangan : jagung, kedelai, dan ubi jalar. - Peternakan sapi dan kerbau. - Pariwisata - Industri kecil kerajinan Gambaran lebih jelasnya mengenai potensi pulau Madura dapat dilihat pada Gambar Potensi Pengembangan Pulau Madura. Gambar 2.18. Potensi Pengembangan Pulau Madura. b. Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas Bangkalan : - Pembangunan - Pengembangan Sumenep. - Pengembangan Surabaya. - Pembangunan Waduk Blega areal irigasi seluas 7.866 Ha dan Klampis di Bangkalan. pelabuhan Tanjung Bumi-Bangkalan sebagai ekspansi kebutuhan pelabuhan Tanjung Perak jembatan rencana Surabaya-Madura jalan empat (Sukolilo yang Barat Kecamatan Labang-Bangkalan) jalur menghubungkan Kamal Bangkalan Pamekasan -

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 37

Laporan Pendahuluan
Sumenep : - Pengembangan menghubungkan Sumenep. - Pengembangan Sumenep. - Pengembangan pelabuhan kalianget di Sumenep. Pamekasan : - Pengembangan Sumenep. rencana jalan empat jalur yang menghubungkan Kamal Bangkalan Pamekasan lapangan terbang Trunojoyo di rencana jalan empat jalur yang Kamal-Bangkalan-Pamekasan-

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 38

Laporan Pendahuluan
- Pengembangan industri dan permukiman (peran Bangkalan dalam konteks pengembangan Kawasan Andalan Nasional Gerbangkertosusila). - Pengembangan potensi bahan galian C (pasir Kuarsa). - Gas alam di Bangkalan. - Pembangunan pelabuhan baru di Bangkalan utara (rencana). - Pelelangan ikan dan pengolahan hasil limbah - Pengolahan makanan - Area pengembangan tanaman pangan : padi, kedelai, dan ubi jalar. - Industri batik Madura. - Peternakan sapi
T

- Sebagai pusat pengembangan (tambak dan pelelangan ikan) dan eksplorasi potensi perikanan dan sumber daya kelautan. - Sebagai area perkebunan tembakau. - Pengolahan komoditas perkebunan. - Pengembangan potensi bahan galian C (pasir Kuarsa). - Minyak bumi dan gas alam diwilayah kepulauan KangeanSumenep. - Pengembangan pariwisata pantai/alam bahari (wisata kepulauan di wilayah timur Madura). - Pengembangan lapangan terbang Trunojoyo. - Pengembangan wilayah pertanian : padi dan palawija. - Peternakan sapi

BANGKALAN

SUMENEP

- Pengembangan potensi tanah liat. - Pelelangan dan industri pengolahan ikan. - Pengembangan perkebunan kelapa dan tembakau. - Area pengembangan tanaman pangan : jagung, kedelai, dan ubi jalar. - Peternakan sapi dan kerbau. - Pariwisata - Industri kecil kerajinan

SAMPANG

PAMEKASAN
- Sebagai area perkebunan tembakau dan kelapa. - Perikanan. - Pengolahan komoditas pangan. - Tambak dan pelelangan ikan. - Pariwisata. - Peternakan sapi

Gambar 2.18 POTENSI PENGEMBANGAN PULAU MADURA


Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura II - 39

Laporan Pendahuluan
Sampang : - Pembangunan waduk Nipah-Sampang dengan areal irigasi seluas 1.150 Ha. Kamal : - Pengembangan Sumenep. Sementara pengembangan infrastruktur lainnya seperti listrik, air bersih untuk permukiman dan industri, sarana dan prasarana pendidikan tinggi dan sarana dan prasarana pendidikan kejuruan dan ketrampilan tidak disebutkan lokasi pengembangannya. c. Pemantapan Sosial Budaya yang Religius Madura yang telah sejak dahulu telah terkenal dengan pendidikan jembatan pendidikan pesantrennya Surabaya-Madura pesantrennya di seluruh nusantara meskipun wajib nanti Bahkan mempertahankan keberadaan/eksistensinya dapat sehingga rencana jalan empat jalur yang menghubungkan Kamal Bangkalan Pamekasan -

dioperasikan. mampu

merupakan tantangan untuk mengembangkan kualitas/tingkat menyamai pendidikan pesantren sekelas Gontor. 2.4. GAMBARAN KAWASAN YANG TERKAIT DENGAN PERENCANAAN DETAIL (SISI SURABAYA DAN SISI MADURA)

Belum banyak informasi yang diperoleh mengenai detail gambaran kawasan yang terkait dengan Perencanaan Detail Tata Ruang yang akan dibuat, namun dari www.suromadu.com diperoleh gambaran sekilas mengenai kondisi kawasan pada masing-masing sisi yaitu sisi Surabaya dan sisi Madura

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 40

Laporan Pendahuluan
Pada sisi Surabaya gambaran kawasan eksisting/saat ini adalah

merupakan daerah built-up area/daerah terbangun yang cukup padat dengan kegiatan diatasnya antara lain : perumahan/ permukiman penduduk lama (dari kalangan eks-pejuang 45) berikut dengan beberapa bangunan bersejarah diatasnya, selain itu juga terdapat aktivitas komersil perdagangan dan jasa, serta rekreasi, berikut dengan jaringan infrastruktur kota (jaringan jalan, sanitasi serta air bersih). Direncanakan penggunaan/pemanfaatan lahan dibawah dan disekitar kaki jembatan sisi Surabaya ini antara lain sebagai pengembangan area rekreasi sekala besar (semacam Taman Impian Jaya Ancol Jakarta) serta penggunaan-penggunaan lain yang produktif secara ekonomi kota disamping sedapat mungkin mempertahankan Urban-Heritage yang terdapat pada daerah tersebut. Dari informasi lain yang diperoleh (studi BPPT) juga pernah dilakukan studi lingkungan untuk pengembangan kawasan dan Resettlement proyek pembangunan jembatan dan jalan akses, serta studi kelayakan dalam bentuk blok plan kawasan Madura Barat serta studi andal pembangunan Jembatan Surabaya-Madura yang terdiri dari studi andal jalan akses sisi Surabaya dan sisi Madura, rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pementauan lingkungan dari jalan akses sisi Surabaya dan sisi Madura.

Pada sisi Madura gambaran kawasan eksisting/saat ini adalah dominan merupakan lahan kosong serta beberapa penggal jaringan jalan namun tidak se-padat sisi Surabaya. Sedangkan perencanaan pengembangan pada sisi Madura sama seperti halnya dengan studi-studi diatas yang dilakukan pada sisi Surabaya. 2.5. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SERTA PERLUNYA DISUSUN RENCANA TATA RUANG WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA YANG ANTISIPATIF

Permasalahan sebagai berikut :

yang

dihadapi

wilayah

Gerbangkertosusila

adalah

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 41

Laporan Pendahuluan
Pada saat ini telah dirasakan perkembangan yang pesat di kota Surabaya sehingga perlu adanya ruang untuk menampung aktivitas kegiatan serta dukungan sarana dan prasarana wilayah. Hal ini mengingat kota Surabaya berperan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan cakupan pelayanan yang menjangkau wilayah nasional dan berfungsi sebagai pusast pelayanan produksi, distribusi dan jasa. Perkembangan Pulau Madura jauh tertinggal dibandingkan wilayah lain di Jawa Timur. Kegiatan perekonomian lebih berkembang kearah bagian yang ada di Pulau jawa yaitu ke arah Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan dan lain lain sebagai akibat kurangnya aksesibilitas ke Madura. Pada saat ini telah ada Angkutan ferry yang menghubungkan Pulau Madura dengan Surabaya akan tetapi hal ini memerlukan waktu tunggu inilah Pada dan yang saat ini ketidakpastian dapat waktu perjalanan minat wilayah di yang investor wilayah sangat untuk GKS/ tergantung ketersediaan angkutan ferry yang operasional. Hal-hal mengurangi antar mengembangkan pulau Madura. koordinasi Gerbangkertosusila masih kurang. Hal ini disebabkan adanya otonomi daerah yang ditetapkan pemerintah sehingga setiap daerah berpacu menarik investor secara masing-masing dan membuat peraturan yang berbeda antar daerah yang dapat membingungkan dan membebani investor. Pada saat ini belum ada sistem informasi yang terintegrasi yang menjembatani semua kepentingan daerah dan calon investor/pelaku ekonomi dan keterkaitan pengembangan prasarana dan sarana yang dibutuhkan masyarakat dan dunia usaha secara terpadu dan kesinambungan. Penetapan insentif dan disinsentif berupa keringanan pajak (tax holiday), kemudahan perizinan dan lain lain bagi daya tarik investasi perlu dirumuskan bersama dan disepakati oleh kabupaten/ kota yang termasuk dalam wilayah GKS.

Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura

II - 42

Laporan Pendahuluan
Perencanaan yang ada kurang terintegrasi sehingga perlu adanya institusi yang menangani lintas sektoral dan lintas administratif dalam pemanfaatan ruang dan perencanaan fasilitas pendukungnya. Beberapa alasan mendasar terhadap perlunya disusun Rencana Tata Ruang kawasan GKS-Madura adalah sebagai berikut : Intensitas pembangunan yang meningkat di GKS yang sangat berpengaruh terhadap system pengembangan tata ruang di wilayah sekitarnya. Indikasi adanya ketimpangan regional dengan daerah lainnya yang ditandai oleh minimnya fasilitas pelayanan sarana dan prasarana publik dibandingkan dengan tingkat kebutuhan masyarakat. Kegiatan yang berbasis industri kecil dan menengah memberi dampak ganda tidak saja terhadap kegiatan di hulunya tetapi juga ke perubahan tata guna lahan yang berpengaruh terhadap kegiatan hilirnya . Evaluasi kembali dan penjabaran rencana tata ruang Kawasan GKSMadura kedalam suatu rencana yang lebih aspiratif dan kondusif bagi pengembangan daerah dan mendorong kegiatan usaha dengan penetapan peruntukan lahan yang sesuai. Rencana Tata Ruang kawasan GKS-Madura ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan daya guna Tata Ruang sebagai acuan spasial pelaksanaan pembangunan. Dari gambaran permasalahan dan upaya-upaya pemecahan yang harus dilakukan maka Rencana Tata Ruang kawasan GKS-Madura diharapkan dapat menjaring seluruh permasalahan serta sekaligus dapat menampung seluruh aspirasi serta keinginan para pelaku pembangunan (stakeholders), pemerintah, swasta dan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan yang berwawasan lingkungan. Rencana Tata Ruang Kawasan GKS-Madura ini juga diharapkan lebih operasional dan mempunyai daya saing terhadap kawasan lainnya, khususnya di era otonomi daerah pada saat ini.
Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa - Madura II - 43

Anda mungkin juga menyukai