Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Limbah merupakan sisa dari proses pengolahan suatu industri atau pabrik. Abu batubara merupakan limbah dari proses pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan berbahan bakar batubara. Abu batubara tersebut dapat berupa abu terbang, abu dasar dan lumpur flue gas desulfurization. Abu tersebut selanjutnya dipindahkan ke lokasi penimbunan abu dan terakumulasi di lokasi tersebut dalam jumlah yang sangat banyak. Dengan bertambahnya jumlah abu batubara maka perlu ada usaha-usaha untuk memanfaatkan limbah padat tersebut. Hingga saat ini abu batubara tersebut banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri semen dan beton, bahan pengisi untuk bahan tambang dan bahan galian serta berbagai pemanfaatan lainnya. Salah satu pemanfaatan abu batubara yang akan diteliti dalam hal ini adalah untuk keperluan industri semen dan beton.

Produksi abu terbang dari pembangkit listrik di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2000 jumlahnya mencapai 1,66 milyar ton dan diperkirakan mencapai 2 milyar ton pada tahun 2006 (Indonesia Power, 2002).

Limbah karbit adalah sisa pembakaran karbit yang tidak terpakai. limbah karbit merupakan limbah yang diperoleh dari industri bengkel las karbit.. Umumnya sisa-sisa karbit sisa pengelasan pada besi dibuang pada daerah tertentu atau ditimbun di daerah sekitar bengkel. Di sekitar daerah Terminal Amplas Medan saja ada sekitar 30 bengkel las karbit. Diperkirakan dalam sehari tiap bengkel menghasilkan 1 kg limbah karbit, maka dalam satu tahun saja bengkel karbit di sekitar Terminal Amplas Medan mampu memproduksi 10 ton limbah karbit.

Universitas Sumatera Utara

Selama ini pemanfaatan limbah padat tersebut belum optimal. Limbah ini hanya dimanfaatkan sebagai tanah timbun pada area di sekitar pabrik. Apabila keadaan ini dibiarkan terus menerus, maka semakin lama pabrik akan kekurangan lahan untuk penimbunan limbah sehingga dimungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu alternatif mengatasi jumlah limbah tersebut oleh peneliti adalah dengan melakukan daur ulang limbah menjadi bahan bangunan seperti paving block.

Paving block merupakan bahan bangunan sebagai alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah yang dibuat sebagai campuran semen , pasir dan air dengan komposisi tertentu. Komposisi bahan ini sangat menentukan terhadap kualitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu paving block adalah jenis semen yang digunakan , ada tidaknya bahan tambahan , agregat yang digunakan, kelembaban dan suhu ketika pengeringan serta kecepatan pembebanan.

Bahan tambahan yang dapat digunakan adalah abu terbang batubara (fly ash) dan limbah las karbit yang biasanya hanya dibuang atau ditumpuk oleh industri bengkel las karbit. Abu terbang batubara (fly ash) memiliki sifat sebagai pengikat jika dicampur dengan air. Disamping itu juga merupakan pengikat pasir. Pasir silika mempunyai sifat hidrophilic, yaitu sifat yang dimiliki sebuah material untuk menarik dan mengikat air pada permukaannya. Sehingga jika abu terbang batubara (fly ash) dicampur dengan air dan pasir atau limbah las karbit, maka terjadi ikatan di antara abu terbang batubara dan pasir/ limbah las karbit yang mengakibatkan berkurangnya celah atau pori-pori di antara butiran pasir dan limbah las karbit ( alex Budiarto, 2007)

Pemanfaatan limbah karbit dan abu terbang akan mendatangkan efek ganda pada tindak penyelamatan lingkungan. Selain mengurangi dampak terhadap lingkungan jika bahan sisa ini dibuang begitu saja, juga mengurangi bahkan

Universitas Sumatera Utara

menggantikan penggunaan semen portland sebagai bahan utama pembuatan bata beton.

1.2 Perumusan Masalah Limbah padat fly ash akan memberikan nilai tambah artinya dapat mengurangi penggunaan semen dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan paving block. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah limbah padat abu terbang batubara (fly ash) dapat dipakai sebagai bahan alternatif pengurangan pemakaian semen pada pembuatan paving block ? 2. Bagaimana prosedur optimum pada pembuatan paving block dengan menggunakan limbah padat abu terbang batubara (fly ash) dan limbah las karbit sebagai bahan tambahan pada pembuatan paving block ? 3. Bagaimana peranan limbah las karbit dan abu terbang batubara (fly ash) terhadap karakteristik dari paving block ?

1.3 Tujuan Penelitian Dari uraian di atas maka dapatlah dirumuskan tujuan penelitian ini : a. Memanfaatkan limbah abu terbang batubara (fly ash) untuk pembuatan paving block. b. Mengetahui prosedur optimun untuk menghasilkan paving block.

c. Mengetahui seberapa besar pengaruh abu terbang batubara (fly ash) dan limbah las karbit terhadap karakteristik paving block. d. Mengurangi kerusakan lingkungan disekitar PLTU dan Industri Bengkel Las Karbit.

1.4 Manfaat Penelitian Suatu penelitian pada dasarnya dapat diharapkan memberikan manfaat. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

Universitas Sumatera Utara

a. Bahan masukan kepada mayarakat disekitar pabrik PLTU dan Industri Bengkel Las Karbit. b. Bahan masukan kepada industri paving block untuk menghasilkan produk alternatif. c. Alternatif pemanfaatan abu terbang batubara (fly ash) dan limbah las karbit menjadi bahan alternatif pembuatan paving block.

1.5 Batasan Masalah Limbah padat PLTU yang digunakan adalah abu terbang batubara (fly ash) dan pemanfaatan limbah las karbit dengan perbandingan tertentu sebagai alternative bahan pembuatan paving block. Pengujian terhadap paving block hasil rekayasa adalah uji kuat tekan, uji kuat patah, kekerasan, uji densitas dan penyerapan air.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai