Anda di halaman 1dari 3

BAHAYA KIBIR DALAM PERGAULAN HIDUP

PENGAJIAN AHAD PAGI PONPES MUHAMMADIYAH AL MUNAWWAROH Oleh : M. Novi Rifai .MA Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah itu Maha Indah, menyukai keindahan(HR Muslim). Hadits menunjukan dan membuktikan bahwa Allah SWT itu menyukai/mencinta keindahan atau hal/barang yang indah. Sinonim kata indah ialah baik, bagus dan elok. Sedang kata jamil sinonimnya dalam AlQuran ialah husnun atau ihsan. Selanjutnya indah terkait dengan fisik/barang yang elemen atau unsurnya ialah letaknya tepat, tertata, teratur, rapi dan bersih. Dan yang terkait dengan bathin/mental/hati elemen atau unsurnya ialah ikhlas, sabar dan qonaah yang artinya menerima pemberian Allah SWT apa adanya. Dan unsur lainnya ialah syukur nikmat pemberian Allah SWT. Dengan demikian maka bathin /mental/hati menjadi indah karena adanya elemen/unsur yang berupa ikhlas, sabar, qonaah dan syukur yang mana Allah SWT menyukainya dan mencintainya. Dalam konteks ini, firman-Nya: Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman: Inilah satu jalan kepada-Ku yang lurus.(QS Al-Hijr: 39-41). Secara tafsir, ayat menunjukkan bahwa iblis/setan menyatakan dirinya itu sesat. Keesatan itu terjadi karena mereka menentang perintah Allah SWT supaya menghormati Nabi Adam, bahkan mereka ber-kibir (QS. Al-Baqarah (2): 24). Kibir mereka itu dibuktikan dengan ucapan: Saya lebih baik daripadanya,Engkau menciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. (QS. Al-Araf (7): 12) Karena iblis/setan merasa disesatkan, maka mereka berkemauan keras untuk menyesatkan semua manusia dalam hidupnya. Namun demikian, mereka tidak dapat menggoda dan menyesatkan muslim mukmin yang ikhlas demi ridha Allah SWT dalam beribadah/beramal shaleh/berjihad fii sabiilillah, walaupun cara atau taktik strategi iblis/setan dengan membisikkan/memperlihatkan setiap yang haram/maksiat terasa/kelihatan baik/menarik/menyenangkan. Kemudian Allah SWT menyatakan dan menunjukkan bahwa ikhlas demi ridha-Nya itu merupakan jalan yang lurus yang melepaskan dari tipu daya iblis/setan. Dalam konteks ikhlas, Rasulullah saw bersabda: Ikhlaskanlah amal-amal kalian hanya karena/untuk Allah, karena sesungguhnya Allah tidak menerima kecuali amal yang ikhlas (HR Daaru Quthni, dari Ibnu Qois, Hadits Shahih). Rasulullah saw bersabda lagi: Ikhlaskanlah amal (pengamalan) agamamu, maka amal yang sedikit mencukupkan/memelihara engkau. (HR Hakim dari Muaz). Dengan demikian, pelajaran yang dapat diambil ialah bahwa ikhlas merupakan elemen/unsur yang amat penting dan prinsip untuk keindahan bathin/mental/hati. Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.

Maka sabar itu menjadi elemen atau unsur penting untuk keindahan hati dan mental. Dan sabar adalah suatu komitmen yang konstan terhadap pelajaran Islam. Berarti bahwa ajaran Islam yang berupa perintah tetap dilaksanakan sesuai dengan kemampuan (dalam soal fisik, harta dan waktu); yang berupa larangan dijauhi/dhindari; yang berupa petunjuki diikuti/diamalkan semampunya. Dan orang-orang yang sabar ketika menerima musibah sebagai cobaan/ujian mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji uun itu diberi berita gembira. Yaitu mereka mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al-Baqarah: 155-157). Selanjutnya orang muslim yang berqonaah (rela dengan apa adanya pemberian dari Allah SWT dan dia tidak meminta-minta) dalam hidupnya hendaknya diberi makan (QS Al-Haj: 36). Qonaah ini menjadi elemen/unsur untuk keindahan bathin/mental/hati. Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.(QS Al-Baqarah: 172). Secara tafsir, Allah SWT memerintah orang mukmin supaya makan rizki halal yang baik dan supaya bersyukur dengan beribadah hanya kepada Allah SWT demi hanya ridhaNya. Jadi, ibadah yang ikhlas itu merupakan manifestasi syukur atas nikmat pemberian Allah SWT. Dengan demikian Allah SWT akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur (QS Ali Imran : 144) dan bahkan akan menambah nikmat-Nya (QS Ibrahim: 7). Rasulullah saw bersabda: Mengherankan bagi perkara/kerja orang mukmin. (Sebab) sesungguhnya seluruh perkara/kerja mukmin itu baik baginya. Tetapi yang demikian itu tidak ada kecuali bagi mukmin yang apabila mengenai (menerima) kesenangan, dia bersyukur/ dan hal itu baik baginya, dan apabila mengenai (ditimpa) kesusahan/kesempitan, dia bersabar dan hal itu baik baginya. (HR Ahmad dan Muslim, dari Shuhaib). Secara syarah, hadits menunjukkan bahwa iman yang berfungsi bagi muslim akan mendatangkan kebaikan Islami dan manfaat dengan izin Allah SWT. Muslim yang demikian karena dia bersyukur bila menerima nikmat/kesenangan/rizki dan bersabar bila ditimpa musibah/kesusahan/kesempitan. Dengan demikian, syukur dan sabar adalah elemen/unsur untuk indahnya bathin/mental/hati. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-oraang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (QS Al-Baqarah: 177). Ayat itu memberikan pelajaran bahwa berbagai kebajikan tersebut dilakukan oleh mukmin yang jujur dan taqwa. Jadi, jujur dan taqwa merupaka elemen/unsur untuk indahnya bathin/mental/hati. Ikhlas, sabar, qonaah, jujur dan taqwa yang diuraikan di atas itu merupakan elemen/unsur untuk indahnya bathin/mental/hati. Kalau muslim dapat memilikinya, maka

- insya Allah bathin, mental dan hatinya menjadi indah dan menumbuhkan berbagai kebajikan dan kemanfaatan dalam pergaulan hidup. Namun hal demikian tidaklah mudah untuk dicapai dan dimiliki oleh seseorang, kecuali mereka yang diberi petunjuk dan taufik oleh Allah SWT. Sebab setiap orang menghadapi tantangan penyesatan iblis/setan (QS Al-Hijr: 39), ajakan buruk/jahat hawa nafsu (QS Yusuf: 53) dan kehidupan kesenangan materi duniawi yang menipu (QS Al-Hadiid: 20). Meskipun demikian, muslim diwajibkan berdoa (QS Al-Mukmin: 60) untuk memohon elemen tersebut. Dalam konteks berdoa, Rasulullah saw menuntukan doa yang berbunyi: Hai Allah, berilah kami rizki ikhlas dan kebaikan niat dalam beramal. (dalam Jawaahirul Bukhari). Kalau ikhlas berhasil dimiliki, maka setan tidak bisa menyesatkan (QS Al-Hijr: 40) dan elemen lainnya insya Allah berhasil dimiliki juga.

Anda mungkin juga menyukai