Anda di halaman 1dari 11

MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) PENDAHULUAN Kontrasepsi mantap pria atau vesektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif

monitor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat epektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum. Terapi di seruruh duania, kotap_pria masih merupakan metode yang terabaikan dan kurang mendapatkan perhatian, baik dari pihak pria/suami maupun petugas medis Keluarga Berencana. Di masa lalu, hal tersebut di salahkan pada sikap pihak pria/suami yaitu: 1. Pria lebih tertarik utuk menunjukan kejantanannya dari pada ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya. 2. Pria takut bahwa tindakanya kontap_pria akan melukai kehidupan seksnya. 3. Menyamakan tindakan kontap_pria dengan pengebirian(kastrasi).

Di samping itu, sebab sebab lain yang mungkin menyebabkan kontap_pria kurang minat yaitu: 1. Tersedianya meted kontrasepsi baru lain. 2. Prosedur-prosedur baru yang membuat kontap_wanita menjadi lebih aman dan lebih mudah di kerjakan di bndingkan sebelumnya (meskipun masih tetap kompleks dari pada kontrap-pria). 3. Minat ng kurang dar petugas Keluargga Berencana, yang umumnya terlatih dalam bidang kesehatan ibu da anak.

Dasar dari kontap_pria Oklusi vas deverens, sehingga menghambat perjalanan sepermatozoa dan tidak didapatkan sepermatozoa di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran sepermatozoa dari testis ke penis).

Keuntungan kontap_pria : a. Efektif b. Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas. c. Sederhana d. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit e. Biaya rendah f. Menyenangkan bagi aseftor karena memerlukan anastesi local saja

Kerugian kontrap_pria a. Diperlukan suatu tindakan operatif b. Kadang kadang menyebalkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi. c. Kontap_pria memberikan perlindungan total sampai semua sepermatozoa, yang sudah ada di dalam system reproduksi distal dari tempat oklusi vas deverens, dikeluarkan.

Kontra indikasi kontap_pria a. Infeksi kulit local, misalnya scabies b. Infeeksi traktus genitalia c. Kelainan skrotum dan sekitarnya: 1. Varicocele 2. Hydrocele besar 3. Filariasis 4. Hernia inguinalis 5. Orchiopexy 6. Luka perut bekas oprasi hernia 7. Skrotum yang sangat tebal d. Penyakit sistemik 1. Penyakit penyakit pendarahan 2. Diabetes mellitus 3. Penyakit jantung koroner yang baru

e. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil Persiapan pre_operatif kontap_pria 1. Hanya minim sekali a. Rambut pubis sebaiknya di cukur b. Tindakan dan anti sepsis daerah skrotum dengan antiseptic (larutan iodine) Anastesi lokal: 1. Di pakai anastesi lokal karena murah dan lebih aman, misalnya lidocaine 1-2 % sebanyak 1-5 cc atau sejenis. 2. Jangan menuyuntikan anastesi lokal langsung ke dalam vas deverens, karena mungkin dapat merusak venae plexus pampini_form 3. Bila calon aseptor mengalami rasa takut atau kegelisahan, dapat diberikan tranquilizer atau sedativa, per oral atau disuntik kan Anastesi umum mungkin perlu di pertimbangkan pada kasus kasus khusus: 1. Ada luka perut daerah inguinal atau sekrotum yang sangat tebal 2. Kelinan intra sktoral seperti hydrocele, varicocele 3. Alergi terhadap anestesi lokal Prosedur kontap_pria Meliputi: 1. Identifikasi dan isolasi vas deverens a. Kedua vas deverens merupakan struktur paling padat di daerah mid_scrotum berpulsasi (berbeda dengan pembuluh darah) b. Kerusakan kadang kadang terjadi dalam intifikasi dan isolasi vas deverens seperti pada keadan keadaan: ~ kulit skrotum tebal ~Vas deferens yang sangat tipis ~spermatic cord yang tebal ~oabat cremaster berkontraksi dan menarik testis ke atas

c. Kedua vas deferens harus di identifikasi sebelum meneruskan prosedur kontap_nya. d. Di laakukan penyuntikan anastesi lokal 2. Insisi scrotum a. Vas deferens yang telah di_immobilisasi di depan scrotum hanya di tutup otot dartos dan kulit scrotum. b. Insisi, horizontal atau pertikal, dapat di lakukan secara : ~ tunggal, di garis tengah ( scrotal raphe) ~ dua insisi, satu insisi di atas masing masing vas deferens 3. Memisahkan lapisan lapisan superfisial dari jaringan jaringan sehingga vas deferens dapat di isolasi. 4. Oklusi vas deferens a. Umumnya di lakukan pemotongan/reseksi suatu segmen dari ke du vas deferens (13cm), yang harus di lakukan jauh dari epididymis. b. Ujung ujung vas deferens setelah di potong dapat di tutup dengan: Ligasi Dapat di laukan dengan chromic catgut (ini yang paling sering di lakukan). Dapat pula dengan benang yang tidak di serap (silk), tetapi kadang kadang dapat menyebabkan irritasi jaringan atau granuloma. Ligasi tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong vas deferens, Karen dapat menyebabkan spermatojoa merembes ke jaringan sekitarnya dan terjadi granuloma. Elektro koagulasi / thermo koagulasi clips Masih dalam fase eksferimental Keuntungan chips ~ Lebih cepat di bandingkan ligasi. ~ Lebih mudah memperhitungkan ttekanan yang di perlukan untuk aplikasi clips di Bandingkan dengan ligasi. ~ Tantalum, bahn clips, tidak di serap dan biologis inert. ~ Potensi reversibilitas besar.

Umumnya di pasang 2-3 clips pada masing maing vas deferns.

5. Penutup luka insisi a. Di laukan denagn catgut, yang kelak akan di serap b. Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak di perlukan jahitan catgut, cukup di tutup dengan plester saja. Perawatan post_operatif kontep_pria Perawatan post operatif kontap pria juga minim saja: 1. Istirahat 1 2 jam di klinik 2. Menghindari pekerjaan berat selama 2 3 hari . 3. Kompres dingi/ es pada scrotum. 4. Analgetika. 5. Memakai penujang scrotum ( scrotal support) selama 7 8 hari. Vasektomi tanpa pisau (VTP) Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon aseftor kontap pria akan tindakan oprasi ( yang umumnya di hubungkan dengan pemakian piasu oprsi) . Prosedur VTP: 1. Persiapan pre_operatif Cukur rambut pubis, untuk lebih menjamin sterilitas. Tidak perlu puasa sebelumnya.

2. Mencari, mengenal dan fiksasi vas deferens, kemudian di jepit dengan klem khusus yang ujungnya berbentuk tang catut. Lalu di suntikan anastesi lokal. 3. Di lakukan penusukan pada garis tengah skrotum dengan alat berujung bengkok dan tajam untuk membuat luka kecil , yang ke mudian di lebarkan sekitar 0,5 cm. akan terlihat vas deferens yang liat dan keras seperti kawat baja. 4. Selanjutnya di lakukan oklusi vas deferens dengan ligasi + re_seksi suatu segmen vas deferens. 5. Penutupan luka operasi. Infertilitas Yang Tertunda Setelah Kontap_pria

1. Berbeda dengan kontap wanita / MOW. Kontap pria tidak langsung menyebabkan infertilitas. 2. Di perlukan pemeriksaan analisa seperma post operatif , sampai dua pemeriksaan berturutturut menujukan hasil negative. 3. Sebebarbya, yang jauh lebih peting dalam menentukan sterilitas adalah criteria jumlah ejakulasi dari pada kriteria periode waktu tertentu.

IPPF menganjurkan: Paling sedikit 12 ejakulasi, bila terdapat fasilitas pemeriksaan analisa sperma. Paling sedikit 20 ejakulasi bila tidak terdapat fasilitas pemeriksaan analisa sperma.

4. Penting pula di perhatikan motilitassperma tozoa. Bila setelah 10 15 ejakulasi, semen masih mengandung bebrapa spermatozoa yang tidak miotil lagi , maka pria di anggap steril. Efektifitas kontap_pria 1. Angka kegagalan : 0 2,2%, umumnya <1%. 2. Kegagalan kontap pria umumnya di sebakn oleh: Senggama yang tidak terlindungi sebelum semen/ejakulatbebas sama seklidari spermatozoa. Rekabalisasi spontan dari vans deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa. Pemotongan dan okulasi struktur jaringan lain selama operasi.

Efek samping dan komplikasi kontap_pria Komplikasi minor: 1. Ecchymosis ,terjadi pada 2 65% Penyebanya: pecahnya pembuluh darah kecil subkutan sehingga terjadi pembesaran darah Di bawah kulit. Tidak memerlukan terapi, dan akan hilang sendoiri dalam 1- 2 Minggu post operatif. 2. Pembengkakan ( 0,,8 67%) 3. Rasa sakit/rasa tidak enak.

Terapi butir 2 dan 3: a. Kompres es b. Analgetika/ NSAID. c. Penunjang skrotum Komplikasi Mayor: 1. Hematoma Insidens: ,1% Terjadi pembentukan massa bekuan darah dalam kantung skrotum yang berasal dari pembuluh darah yang pecah. Pencegahan:hemostastis yang baik selama oprasi Pengobatab: ~ Hematoma kecil : lompres es,istirhat selama beberpahari. ~ Hematoma besar : membuka kembali skrotum, ikat pembuluh darah dan Lakukan drainage. 2. Infeksi Jarang terjadi, hanya kira kira pada ,2% Infeksi dapat terjadi pada beberapa tempat: ~ Insisi ~ Vas deferns ~ Epididymis, menyebabkan epididymitis. ~ Testis, menyebkan orchitis. 3. Seperma granuloma Granuloma adalah suatu abses non_bakterial, yang terdiri dari spermatozoa, sel sel epitel dan lymphocyte, dan merupakan suatu respons inflammantior terhadap spermatozoa yang merembes ke dalam jaringan sekitarnya. a. Insidens sperma granuloma : 0,1 3 % b. Penyebab dari timpulnya sperma granuloma; merembesnya// bocornya spermatozoa ke dalam jaringan sekitarnya , yang di sebabkan oleh: Absorpsi dari benang jahitan ssebelum terbentuk jaringan perut Oklusi yang tidak adekuat darri vas deferens selam oprasi Ikatan jahitan terlalu keras sehingga memotong vas deferens

Tekanan yang meninggi di belakang ujung vas deferens yang dipotong Infeksi vas deferens sehingga timbul nekrosis jarinagn,

c. Diagnose sperma granuloma: Rasa sakit yng tiba tiba dan pembengkakan pada lokasi oprasi setelah 1-2 minggu.\, sedang sebelumnya sama sekali a-simptomatik. d. Terapi sperma granumola: Umumnya granumola yang kecil akan menghilang sendiri, atau dapat di lakukan kompres es, istirahat dan pemberian NSAIDE. Bila granumola besar dan sangat sakit, harus di lakukan ekresi. e. Efek samping sperma granumola: Bias menyebabkan rekanalisasi vas deferens, karena terbentuk saluran saluran di dalam granuloma nya. Granumola epididymal dapat mencegah keberhasilan reversal / pemulihan kembali kontap pria. f. Komplikasi lain lain: a. Sangat jarng sekali Perlekatan vaskutaneous Hydrocele Fistula vaskutaneous Efek Sistem dari Kontap-pria 1. Tidak di temukan efek sistemik dari prosedur kontap-pria. 2. Tidak di temukan efek kontap_pria terhadap timbulnya penyakit jantung, karsinoma, penyakit paru paru, saraf , gastro-intestinal dan endokrin. Efek Kontap-pria pada Pungsi Testis dan Hormon Pria 1. Kontap-pris tiidak menimbulkan efek pada fungsi testis dan sepermatogenesis berlangsung seperti biasa. 2. Juga tidak di temukan perubahan dalam hormone gonadotoprin hypophysis (FSHLH) atau testosterone, yang semuanya masih berada dalam batas normal. Antibodi Sepermatozoa

1. Pada kurang lebih - 1/3 dari pria yang menjalani kontap-pria, timbul antibody terhadap sepermatozoa, yang merupakn suatu respons dari system immunologic tubuh. Anti bodi tersebut menghambat aktifitas sepermatozoa dengan berbgi cara tetapi sampi saat ini belum ada bukti bukti bahwa antibody tersebut menimbulkan sefek buruk atau menambah resiko terkena penyakit. 2. Sepermatozoa umumnya terisolir dari system immunologik oleh sel- sel balier. 3. Secara umum terdapat dua macam reaksi immunologic : a. Humaroal immunitas b. Cell-mediated immunitas Humaroal Immunitas Setelah menjalani kontap-pria ,a ntibodi yang paling sering timbula dalah: Sperem-agglutinating antibodies Seperm-immobilizing antibodies Seperm-agglutinating antibodies: Timbul pada 20 70 % pria dalam tahun pertama setelah kontap pria, umumnya muncul dalam enam minggu sampai enam bulan setelah oprasi. Anti bodi ini menyebabkan sepermatozoa akan saling bergumpal satu dengan yang lainya. Seperm-immobilizing antibodies : Timbul pada 25 60 % pria dalam tubuh pertama setelah kontap-pria. Antibody ini jarng timbul kecuali sudah timbul sepermagglutinating antibodies. Seperm-immobilizing antibodies lebih besar pengaruhnya terhadap fertilitas dibndingkan seperm-agglutinating antibodies. Cell mediated immunitas Terbentuk antibody yang akan menyerang spermatozoa.

Samai saat ini belum jelas mengapa pada sebagian besar pria timbul antibody dengan kadar yang tinggi setelah kontap-pria, sedangkan pada bagian pria laintidak timbul antibody: Telah di teliti antara lain factor factor : Umur pada saat menjalani kontap-pria. Jumlah sepermatozoa pre-operatif. Metode kontap-pria. Pembentukan granuloma. Pengukura kadar hormone dan kimia darah. Efek Psikologis dari Kontap_pria 1. Prosedur kontap-pria hanya meimbulkan efek lokal yaitu oklisi vas deferns , dan tidak akan menimbulakan perubahn fungsi psiko-seksual yang normal. 2. Problem psikologis terjadi pada , <1 - 5% dari aseftor kontap_pria , dengan keluhan rasa takut yang timbul setelah kontap-pria, yang meliputi: Rasa takut trauma tubuh

Berkurngnya kekuatan fisik tubuh. Rasa lelah. Insomnia, skit kepala, defresi. Berat badan menurun. Rasa takut trauma seks

Libido menurun Dispareunia Tetapi smpai sekarng belum ada bukti bukti ilmiah bahwa kontap_pria mempengaruhi kemampuan seksual. Umur mungkin merupakan factor penting dalam kehidupan/ tingkah laku seksual dan frekuensi senggama akan berkurang. Rasa takut trauma keluarga

Rasa takut akan kehilangan anak Beberapa peneliti menemukan bahwa pasan suami-istri yang kehilangan anak , menunjukan kecemasan (anxeitas) yang lebih tinggi setelah tindakan kontap-pria.

Dari paihak istri, umunya tidak ditemukan perubahan dalam kenikmatan seksualnya setelah suami menjalni kontap-pria . bahkan pada sebgian besar istri menujukan bertambahnya gairah karena mereka tidak kuatir lagi akan hamil. Rasa takut trauma moral

Adanya konflik yang berhubungan dengan agama, kebudayaan, atau ketakutan bahwa pria telah menjalani kontap_pria akan melakukan perbuatan perbutan serong/penyelewengan. Rasa takut trauma kelompok/ golongan

Pengruh kekuasaan atau keduduakn yang menurun di dalam kehidupan masyarakat yang menyangkut kelompok/golongan, social-ekonomi suatu ethic.

Reversal / Pemuliahan- Kembali Kontrasepsi Mantap Pria = Vaso vasostomi Alas an alsan untuk reverelsal / pemulihankembali kontap_pria umumnya adalah: 1. Menikah lagi setelah bercerai atau kematian istri. 2. Kematian seorang ank atau lebih. 3. Keinginan untuk membpunyai anak lagi , biasnya karna keadaan sosio-ekonomi keluargga yag mengikat. 4. Problem psikologis yang di sebabkan oleh tindakan kontap_pria. Pembedahan Untuk Reversal / Pemulihan-Kembali Kontap-pria 1. Bedah konvensional = bedah makro Hnaya memakai alat pembesar sederhana seperti kaca pembesar atau lupe (membesrkan 2 4 X). Angka kehamilan tertinggi yang pernah dilaporkan adalah sebesar 85%, umumnya antara 35 65%. Bila penyambunag vas deferns tidak tepat, dapat emnyebbkan terjadinya kebocoran spermatozoa dan obtuksi , sehingga jumlah spermatozoa menurun pada analisa spermatozoa

Anda mungkin juga menyukai