Anda di halaman 1dari 6

SOSIALISASI

A.Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat setiap manusia menjadi selaras dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Seorang anak dikatakan telah melakukan sosialisasi dengan baik, apa bila ia bukan hanya menampilkan kebutuhan sendiri saja, tetapi juga memerhatikan dan tuntutan orang lain. Manusia lahir ke dunia sebagai bayi yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik. Kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat nilai dan sikap, kesukaan danketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan konsep yang mendalam, serta konsisten dengan dirinya. Setiap orang memperoleh semua itu melalui proses belajar yang kita sebut dengan sosialisasi, yakni proses belajar yang mengubahnya menjadi seseorang pribadi yang manusiawi. Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati (internalize) norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik. Sosialisasi ialah proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu masyarakat, sebagian adalah proses mempelajari suatu peran. Beberapa ahli sosiologi memberikan pengertian sosialisasi sebagai berikut: a. Sosialisasi menurut Soerjano Soekanto Sosialisasi ialah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang sekitarnya. b. Sosialisasi menurut Peter L. Barger Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai dan normanorma maupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. c. Sosialisasi menurut Koentjaraningrat Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya. d. Sosialisasi menurut Charlotte Buhler Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. e. Sosialisasi menurut Irvin L. Child Sosialisasi adalah segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya.

B.Proses Sosialisasi Dalam setiap masyarakat akan dijumpai suatu proses pembelajaran seorang individu dalam masyarakat tersebut, misalnya seorang anak mempelajari nilai-nilai dan norma-norma tempat dia menjadi anggota suatu Masyarakat. Proses ini disebut Sosialisasi. Sosialisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses Sosial yang terjadi bila seseorang menghayati dan melaksanakan normanorma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompok itu. Dipandang dari sudut kepentingan individu, sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku kelompok sosialnya. Individu dalam masyarakat dengan budaya yang berbeda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda, karena proses sosialisasi itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh seorang individu (anak) dalam proses sosialisasi. Pada tahap awal seorang anak akan belajar dengan lingkungan masyarakat terdekatnya yaitu ayah, ibu, kakak, kakek, atau neneknya yang tinggal serumah. Dalam lingkungan ini si Anak belajar menanamkan segala perasaan, emosi, dan sebagainya yang sesuai dengan kemampuan biologisnya dalam kepribadiannya. Kemudian seiring dengan pertumbuhannya, si Anak mulai belajar kebiasaan lain seperti cara makan, tidur pada saat yang tepat. Selanjutnya, si Anak mulai mengenal lingkungan sosial yang lebih luas seperti tetangga, teman bermain, dan sebagainya. Pada tahapan ini si Anak belajar emosi, perasaan, nafsu yang dibutuhkannya, belajar aturan, dan pola tindakan yang umum dalam lingkungan sosialnya. Proses sosialisasi ini akan terus berlangsung sepanjang hayat si Anak/Individu. Seorang Individu dalam kehidupan masyarakatnya akan selalu belajar kebudayaan melalui proses-proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi secara bersamaan.

C.Bentuk-bentuk Sosialisasi Kita telah belajar mengenai media sosialisasi, yaitu keluarga, sekolah, teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Dilihat dari siapa atau media yang berperan dalam melakukan sosialisasi, maka sosialisasi dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. a. Sosialisasi Primer Menurut Peter L. Berger dan Luckmann, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Pada sosialisasi ini, anak mulai mengenal anggota keluarga yang lain dan lingkungan keluarganya. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan anggota keluarga yang lain dan orang-orang di sekitar keluarganya. Pada tahap ini, peran anggota keluarga sangat menentukan corak kepribadian anak. Dengan demikian sosialisasi primer bukan saja berpengaruh pada masa awal anak mulai menjalani sosialisasi, tetapi lebih dari itu, apa yang telah diserap anak di masa tersebut akan mendarah daging pada diri anak dan menjadi ciri mendasar kepribadian anak setelah dewasa.

b. Sosialisasi Sekunder Sosialisasi sekunder merupakan proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Dalam sosialisasi sekunder, yang berperan adalah pihak-pihak di luar keluarga, seperti sekolah, teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Bentuk sosialisasi sekunder yang ada di masyarakat adalah resosialisasi dan desosialisasi. 1. Resosialisasi adalah suatu proses sosialisasi di mana seseorang diberi identitas baru. Misalnya seseorang yang dirawat di rumah sakit jiwa mendapat identitas baru sebagai orang yang sakit jiwa. Dapatkah kamu menyebutkan contoh lainnya? 2. Desosialisasi adalah suatu proses sosialisasi di mana seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Misalnya orang yang telah selesai menjalani masa hukuman dan menjadi anggota masyarakat kembali, maka identitasnya sebagai narapidana telah tercabut.

D.Tahap-tahap sosialisasi Tahap persiapan (Preparatory Stage) Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Tahap meniru (Play Stage) Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Tahap siap bertindak (Game Stage) Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other) Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas.

E.Media Sosialisasi 1. Keluarga Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama dalam proses sosialisasi. Dari data penelitian sosiologi, diketahui bahwa anak-anak yang berkepribadian menyimpang umumnya dari

keluarga yang tidak harmonis. Akibatnya anak-anak tersebut cenderung berperilaku/berkepribadian menyimpang. Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya. Kebijaksanaan orangtua yang baik dalam proses sosialisasi anak, antara lain : 1. berusaha dekat dengan anak-anaknya 2. mengawasi dan mengendalikan secara wajar agar anak tidak merasa tertekan 3. mendorong agar anak mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk 4. memberikan keteladanan yang baik 5. menasihati anak-anak jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman di luar batas kejawaran. 6. menanamkan nilai-nilai religi baik dengan mempelajari agama maupun menerapkan ibadah dalam keluarga.

2. Teman Sepermainan Teman sepermainan/sebaya juga merupakan media sosialisasi yang cukup berpengaruh terhadap proses pembentukan kepribadian. Anak atau remaja biasanya lebih memihak teman daripada orang tua. Hal itu disebabkan mereka takut tidak diterima oleh kelompok temannya.Para remaja yang terpengaruh pergaulan negatif biasanya mengembangkan kepribadian yang menyimpang. Apabila kepribadian remaja sudah rusak akibat pergaulan negatif, maka untuk memperbaikinya tidaklah mudah. Dengan demikian, lingkungan pergaulan sangat berpengaruh dalam proses sosoalisasi pembentuk kepribadian. Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Puncak pengaruh teman bermain adalah masa remaja. Para remaja berusaha untuk melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi kelompoknya itu berbeda dengan nilai yang berlaku pada keluarganya, sehingga timbul konflik antara anak dengan anggota keluarganya. Hal ini terjadi apabila para remaja lebih taat kepada nilai dan norma kelompoknya.

3. SEKOLAH Lingkungan sekolah merupakan media sosialisasi sekunder yang penting dalam pembentukan kepribadian. Suasana pendidikan formal yang kurang kondusif, kepribadian dan cara guru mengajar yang kurang bijaksana, gaya mengajar guru yang membosankan, serta sarana dan prasarana belajar yang kurang memadahi, semuanya berpengaruh terhadap pembentuk kepribadian siswa. Demikian pula, penempatan siswa dalam kelompok belajar yang kurang tepat, kebiasaan belajar yang buruk, prestasi belajar yang tidak memuaskan, sikap teman belajar yang kurang baik, peraturan sekolah yang terlalu ketat, semua itu menjadi faktor penyebab timbulnya kesulitan, kecemasan, kekecewaan dan ketidakpuasdan siswa di sekolah. Oleh karena itu, perlu diciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan menyenangkan. Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal. Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah tidak hanya membaca, menulis, dan berhitung saja namun juga mengenai

kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universal) dan kekhasan / spesifitas (specifity). 3. Tempat Pekerjaan Tempat pekerjaan juga merupakan media sosialisasi yang tidak kal ah penting dalam proses pembentukan kepribadian. Suasana di tempat pekerjaan, jenis beban pekerjaan, jabatan dan gaji yang kurang kondusif, seringkali menjadi faktor penyebab timbulnya kekecewaan, ketidakpuasan, atau stres pada para pekerja. Demikian pula kepemimpinan yang kaku dan otoriter, sikap teman kerja yang tidak bersahabat, berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. 1) Lingkungan kerja dalam panti asuhan Orang yang bekerja di lingkungan panti asuhan lama kelamaan terbentuk kepribadian dengan tipe memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, sabar dan penuh rasa toleransi. 2) Lingkungan kerja dalam perbankan Lingkungan ini dapat membuat seseorang menjadi sangat penuh perhitungan terutama terhadap hal-hal yang bersifat material dan uang.

4. Masyarakat Umum Masyarakat umum merupakan media sosialisasi sekunder yang cukup domionan pengaruhnya terhadap proses pembentukan kepribadian. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat begitu banyak dan bervariasi, sehingga seringkali membingungkan warga masyarakat. Perubahan politik tidak jarang merugikan masyarakat. Keadaan yang serba sulit tersebut menyebabkan individu hidupnya diliputi rasa cemas, ketakutan, dan tidak aman. Masyarakat umum merupakan media sosialisasi sekunder yang cukup dominan pengaruhnya terhadap proses pembentukan kepribadian. Nilai -nilai dan norma-norma social yang berlaku di masyarakat begitu banyak dan bervariasi seperti adat, kebiasaan, tatakrama pergaulan, norma agama, norma hokum, perundang-undangan, kebijakan pemerintah, semua itu cukup berpengaruh tehadap proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian masyarakat.

5. Media Massa Media massa berperan pula sebagai media sosialisasi. Dewasa ini, pengaruh media massa begitu kuat terhadap kehidupan masyarakat. Media massa umumnya berisi informasi tentang berbagai hal, seperti ilmu pengetahuan, nilai dan norma sosial, kesenian, dan unsur budaya lainnya. Dengan mengikuti media massa secara intensif, maka orang akan mengetahui perkembangan masyarakat dan kebudayaannya. Pengetahuan yang diperoleh dari media massa itu akan dijadikan pedoman dalam mengarahkan sikap dan perilakunya Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi,

radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

F.Tujuan Sosialisasi Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut : a. memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat b. mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif c. membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. d. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai