Anda di halaman 1dari 11

BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.

1 Definisi Herpes Zoster adalah penyakit radang kulit akut dan setempat yang disebabkan oleh virus varisela-zoster, yang khas ditandai oleh adanya nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dari nervus kranialis. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela-zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten setelah infeksi primer oleh virus.

1.2 Sinonim Dampa, cacar ular

1.3 Epidemiologi Diduga penyakit ini berhubungan dengan varisela yang diderita sebelumnya. Biasanya dikenai pada orang dewasa dan sering terjadi pada umur sekitar 60 tahun. Selain itu juga dapat terjadi penularan melalui aerogen dari penderita varisela atau herpes itu sendiri.

1.4 Patogenesis Selama terjadinya infeksi varisela, varisela zoster virus (VZV) meninggalkan lesi di kulit dan permukaan mukosa ke ujung serabut saraf sensorik. Kemudian secara sentripetal virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik menuju ke ganglion saraf sensorik. Dalam ganglion, virus memasuki masa laten dan di sini tidak infeksius dan tidak mengadakan multiplikasi, namun tidak berarti kehilangan daya infeksinya. Bila daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan akan terjadi reaktivasi virus. Virus akan mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Hal ini menyebabkan nekrosis pada saraf serta terjadi inflamasi yang berat dan biasanya disertai neuralgia yang hebat.

VZV yang infeksius ini mengikuti serabut saraf sensorik sehingga terjadi neuritis. Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf sensorik di kulit dengan gambaran erupsi yang khas pada herpes zoster.

1.5 Gejala klinis Daerah yang sering terkena adalah daerah torakal, walaupun daerah-daerah lain tidak jarang. Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama, sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang dewasa. Sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala prodromal baik sistemik (demam, pusing, malaise), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal). Setelah itu timbul eritem yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu) dapat menjadi pustul dan krusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik. Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks. Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira seminggu. Sedangkan masa resolusi berlangsung kira-kira 1-2 minggu. Disamping gejala kulit juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat persarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan motorik, tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena struktur ganglion kranialis memungkinkan hal tersebut. Hiperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas. Kelainan pada muka sering disebabkan oleh karena gangguan pada nervus trigeminus (dengan ganglion gaseri) atau nervus fasialis dan otikus (dari ganglion genikulatum). Menurut daerah penyerangannya dikenal: a. Herpes zoster oftalmika: menyerang dahi dan sekitar mata b. Herpes zoster servikalis : menyerang pundak dan lengan c. Herpes zoster torakalis : menyerang dada dan perut d. Herpes zoster lumbalis : menyerang bokong dan paha e. Herpes zoster sakralis : menyerang sekitar anus dan genitalia f. Herpes zoster otikum : menyerang telinga

Gangguan pada nervus fasialis dan otikus dapat menimbulkan sindroma Ramsay-Hunt dengan gejala paralisis otot-otot muka (Bells palsy), tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, dan nausea. Bentuk- bentuk lain Herpes zoster: 1. Herpes zoster abortivum Penyakit berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulit hanya berupa beberapa vesikel dan eritem 2. Herpes zoster generalisata Kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikel yang soliter dan ada umbilikasi. Terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya pada penderita Limfoma maligna. 3. Neuralgia pascaherpetika adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi. Cenderung dijumpai pada penderita herpes zoster di atas usia 40 tahun.

1.6 Pemeriksaan Penunjang Secara laboratorik, pemeriksaan sediaan apus secara Tzank membantu menegakkan diagnosis dengan menemukan sel Datia berinti banyak.

1.7 Diagnosis Banding Herpes Simpleks Pada nyeri yang merupakan gejala prodormal lokal sering salah diagnosis dengan penyakit reumatik maupun dengan angina pektoris, jika terdapat di daerah setinggi jantung

1.8 Pengobatan a. Pengobatan umum

o Usahakan agar vesikel tidak pecah, misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar. o Untuk mencegah infeksi sekunder, jaga kebersihan badan b. Pengobatan khusus o Terapi sistemik, umumnya bersifat simtomatik. Untuk nyerinya diberikan analgetik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik. o Obat Antiviral, diberikan pada herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi imunitas. Obat yang biasa digunakan adalah asiklovir dan modifikasinya valasiklovir, diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir 5x800 mg sehari selama 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3x1000 mg sehari. Jika lesi baru masih timbul, obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan setelah 2 hari setelah lesi baru tidak timbul lagi. o Kortikosteroid, biasanya untuk sindrom Ramsay-Hunt yang biasa diberikan prednison dengan dosis 3x 20 mg sehari. Setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Lebih baik digabung dengan obat antiviral karena prednison dosis tinggi akan menekan sistem imunitas tubuh. o Terapi topikal tergantung pada stadium. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan untuk mencegah pecahnya vesikel. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi diberikan salap antibiotik

1.9 Prognosis Umumnya baik, bergantung pada tindakan perawatan secara dini

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN : Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Suku Alamat Status Nomor HP : Ny. S : 30 tahun : Perempuan : Perawat : : Minangkabau : Jln. Andalas baru no.16 : Sudah menikah :

Seorang pasien perempuan umur 30 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 12 januari 2011 pukul 09.30 WIB dengan : Keluhan Utama : Gelembung-gelembung yang berisi cairan keruh di atas kulit yang kemerahan di dada kanan atas dan bagian punggung kanan atas sampai bagian bawah ketiak yang terasa nyeri sejak 3 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang : Gelembung-gelembung yang berisi cairan keruh di atas kulit yang kemerahan di dada kanan atas dan di bagian punggung kanan atas sampai bagian bawah ketiak yang terasa nyeri sejak 3 hari yang lalu

Awalnya 1 minggu pasien mengeluhkan demam. demamnya tidak tinggi, tidak terus menerus, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Demam juga disertai pegal-pegal.kemudian muncul kemerahan pada dada bagian kanan atas.

Pada kulit yang Kemerahan tersebut muncul gelembung yang bertambah banyak dan menyebar di dada kanan bagian atas,punggung kanan bagian atas dan dibawah ketiak

1 hari yang lalu beberapa gelembung ada yang pecah dan meninggalkan keropeng berwarna kehitaman.

Gelembung-gelembung dirasakan nyeri. Nyeri bertambah jika terkena gesekan baju pasien. Tidak terasa gatal pada bagian tersebut. Stres emosional tidak ada Riwayat kontak dengan penderita penyakit seperti ini tidak ada. Riwayat kontak dengan penderita cacar air tidak ada. Riwayat memderita keganasan, trauma, pembedahan,pke obat imuno supresi?? Riwayat pengobatan??

Riwayat penyakit dahulu Pasien pernah menderita cacar air sekitar umur 15 tahun.

Riwayat penyakit keluarga/atopi Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini. Riwayat anggota keluarga yang pernah menderita cacar air sebelumnya disangkal. Pasien dan keluarga tidak ada riwayat sering bersin-bersin di pagi hari, mata sering merah dan berair, ataupun riwayat sering sesak nafas dengan bunyi menciut, dan alergi makanan atau obat.

Pemeriksaan fisik STATUS GENERALIS Keadaan umum Kesadaran Status gizi Pemeriksaan thorak Pemeriksaan abdomen : Tidak tampak sakit : Composmentis kooperatif : Baik : Diharapkan tidak ditemukan kelainan : Diharapkan tidak ditemukan kelainan

Status dermatologikus : Lokasi : di dada kanan atas dan di bagian punggung kanan atas sampai bagian bawah axilla. Distribusi Bentuk Susunan Batas Ukuran Efloresensi : unilateral, terlokalisir sesuai dermatom : khas (bulat) : herpetiformis : tegas-tidak tegas : lentikular sampai plakat : vesikel keruh berkelompok di atas kulit yang eritema,terdapat papul eritem, krusta kehitaman. Status Venereologikus Kelainan Selaput Kelainan Kuku Kelainan Rambut : tidak ditemukan kelainan : Tidak Ditemukan Kelainan : Kuku dan Jaringan sekitar kuku tidak ditemukan kelainan : Tidak ditemukan kelainan

Kelainan Kelenjar Limfe

: Tidak ditemukan pembesaran KGB

Pemeriksaan laboratoratorium : Darah : tidak dilakukan Urin Feses : tidak dilakukan : tidak dilakukan

Pemeriksaan anjuran : Tes Tzanck : diharapkan ditemukan sel datia berinti banyak

Pemeriksaan histopatologi Serologi

Diagnosis Kerja herpes zoster torakalis setinggi dermatom torakal II-III dextra

Diagnosis Banding -

Diagnosis herpes zoster torkalis setinggi dermatom torakal II-III dextra

Penatalaksanaan : Umum Jangan memecahkan geIembung Jaga kebersihan tubuh dengan tetap mandi seperti biasa Istirahat cukup. Hindari stres berlebihan Minum obat sesuai anjuran

Khusus Sistemik Topikal Bedak kocok dioleskan Acyclovyr 5 x 800 mg sampai 7 hari Paracetamol 3 x 500 mg Vitamin B complek 2 x 1 tablet

Prognosis Quo Ad Sanationam Quo Ad Vitam Quo Ad Kosmetikum Quo Ad Functionam : dubia ad Bonam : Bonam : Bonam : bonam

RS Dr M Djamil Padang Ruangan / Poliklinik : Kulit dan Kelamin Dokter : dr. Ferry SIP no : 693/sip/2009 Tanggal : 15 September 2009

R/ Acyclovir tab 400mg No LXX S5dd Tab II _____________________________________________ R/ Paracetamol tab 500mg No XX S3dd tab I _____________________________________________ R/ Vitamin B complek tab No. XV S 2dd tab I _____________________________________________ R/ Bedak kocok No I Sue (2x sehari pada lesi yang belum pecah) _____________________________________________ Pro : Ny. S

Umur : 30 tahun

Anda mungkin juga menyukai