Anda di halaman 1dari 7

OSTEOMALASIA 1.1 Latar Belakang Osteomalasia merupakan hasil dari gangguan mineralisasi dari osteoid.

Gangguan mineralisasi osteoid pada bayi atau anak-anak akan menghasilkan riketsia, sedangkan pada orang dewasa sindrom ini disebut dengan osteomalasia. Osteomalasia lebih sering terjadi pada negara dengan sedikit paparan sinar matahari, suplemen makanan yang minim, malnutrisi atau pada orang yang sering mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya. Beberapa mekanisme yang menyebabkan terjadinya osteomalasia antara lain serum kalsium atau fosfor yang rendah, asidosis kronis, hipofosfatemia, penyakit hati atau ginjal dan obat-obatan yang menginduksi terjadinya gangguan mineralisasi dalam tubuh. Obat-obatan yang dapat menginduksi terjadinya osteomalasia antara lain fenitoin, primidone, fenobarbital, carbamazepine, rifampisin, dan beberapa obat hipnotik. Mekanisme induksi terjadi secara mikrosomal hepatik pada sitokrom P450 yang meningkatkan metabolisme vitamin D. Penyebab paling umum adalah kekurangan vitamin D, penurunan paparan sinar matahari dan malabsorpsi atau menurunnya metabolisme tubuh. Gejala-gejala yang menyertai osteomalasia antara lain nyeri pada tulang, lemah pada otot proksimal, hipofosfoatemia dan hiperparatiroid. Pada pemeriksaan radiografi, akan terlihat perubahan di bidang pertumbuhan lempeng tulang, erosi tulang, osteopenia dan pseudofraktur pada zona Loosers. Penentuan kandungan serum kalsium, fosfor, fosfatase alkali, nitrogen urea, kreatinin, PTH, 25 (OH) vitamin D dan calcitrol serta pemeriksaan kalsium, kreatinin dan fosfor pada urin akan membantu menentukan penyebab terjadinya osteomalasia serta dapat menentukan pilihan terapi yang akan diambil dan pemantauan hasil terapi yang diinginkan. Diagnosis dapat juga dilakukan dengan biopsi tulang. Pengobatan dari osteomalasia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pengobatan osteomalasia akibat kekurang vitamin D diterapi sesuai tingkat keparahan yang dialami, biasanya diberikan vitamin D dengan dosis 800-4000 unit/hari. Paparan sinar matahari juga dapat bermanfaat dalam sintesis vitamin D dalam tubuh.

Pemberian vitamin D dosis tinggi perlu dilakukan pemantau terhadap serum kalsium dan 25(OH) vitamin D. Osteomalasia pada penyakit ginjal dengan defisiensi sintesis 1,25 (OH) vitamin D dapat diterapi dengan calcitrol, namun dengan pemantauan yang ketat pada serum kalsium dan kreatinin. Dosis calcitrol yang biasa diberikan adalah 0,25 1 mcg/hari. Untuk osteomalasia dengan asidosis tubulus ginjal, asidosis diterapi dengan bikarbonat oral. Untuk osteomalasia dari sindrom Fanconis, pengobatan didasarkan pada gangguan yang terjadi, namun sering diterapi dengan suplemen fosfat dan analog vitamin D. 1.2 Anatomi dan Fisiologi Anatomi system skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia ,yang terbagi dalam kategori tulang panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan tulang tak teratur .Bentuk dan kontriksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya . Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal .tulang terdiri atas batang tulang ( diafisis ) yang terdiri darikortikal . ujung tulang panjang yang disebut epifisis dan terutama tersusun oleh tulang canselus .plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak anak .ujung tulang panjang di tutup oleh kartilago artikular pada sendi sendinya .tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek terdiri dari tulang canselus ditutpi selapis tulang kompak ,tulang pipih merupakan tempat penting untuk hematopoesis, dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital .tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang kompak .tulang tak tetratur mempunyai bentuk yang unik ,sesuai dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih . Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit mineral, sel sel nya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas, Osteosit dan Osteosklas. Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang .matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan proteiglikan .matrik merupakan kerangka dimana garam garan mineral anorganik ditimbun .

Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon. Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam penghancuran, resobsi dan remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa .di tengah osteon terdapat kapiler .di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella .di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus 1.3 Definisi Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anakanak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001: 2339 )

Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis. Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. 1.4 Etiologi Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia yaitu: a. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik. b. c. d. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini. e. Gangguan malabsorbsi

Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak ialah: 1. 2. 3. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang me- nyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik. 1.5 Patofisiologi Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk perkembangan osteomalasia diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrectomy, gagal ginjal kronik, terapi anticonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital) dan insufisiensi vitamin D (diet, sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan calsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta kurangnya sinar matahari. Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi calsium atau kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling terakhir terdapat dalam faeces bercampur dengan asam lemak (fatty acid). Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil. Lagi pula penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organ-organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir, hyperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan pembentukan

calsium, dengan demikian osteomalasia menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine. 1.6 Manifestasi Klinis Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah : a. Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyunghuyung atau cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha b. Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis). c. d. e. f. g. h. i. j. k. Penurunan berat badan Anoreksia Pada anak anak Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada. Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit Sakit pada seluruh tulang tubuhnya Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif. Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri. Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki. 1.7 Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan medik a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.

b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin 2. Penatalaksanan non medik a. Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan. b. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.

DAFTAR PUSTAKA Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai