Anda di halaman 1dari 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi UKS UKS adalah kependekan dari Usaha Kesehatan Sekolah. Menurut Depkes RI (2011), UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun , yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). Jadi, berdasarkan hasil diskusi kelompok, UKS adalah upaya terpadu perilaku hidup sehat peserta didik, warga sekolah, maupun masyarakat di lingkungan sekolah.

2.2.

Sejarah UKS Usia UKS boleh dikatakan tidak muda. Pertama kali dirintis tahun 1956

melalui pilot project UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Tahun 1980 dikeluarkan keputusan bersama antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan tentang kelompok kerja UKS, puncaknya terbit Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan pada tanggal 3 September 1980 tentang Kebijaksanaan dan Pengembangan UKS, yang kemudian disempurnakan pada tahun 1984 dan tahun 2003 seiring perubahan sistem pemerintahan (Depkes RI, 2011). 2.3. Kebijakan UKS Landasan hukum berdirinya UKS:

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 Nomor 1/U/Surat Keputusan Bersama; Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/200; Nomor MA/230A/2003; Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS

Nomor 2/P/SKB/2003; Nomor 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor MA/230B/2003; Nomor 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina UKS

2.4. Tujuan UKS Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah:

untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta optimal menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan

dalam rangka pembentukkan manusia Indonesia yang berkualitas (Suliha, 2002).

Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah:

untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat,

serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan.

Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya (Komang, 2008).

2.5.

Sasaran UKS Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan

jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas termasuk perguruan agama beserta lingkungannya. Sasaran Pembinaan UKS: peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah), sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat) Depdiknas 2006. 2.6. Program UKS Menurut Depdiknas tahun 2006, tiga program pokok UKS (trias UKS) antara lain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. 2.6.1. Pendidikan Kesehatan Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang. Tujuan:

Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.

Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan. Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang seimbang. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.

Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar. Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

Pelaksanaan: Dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. a. Kegiatan Kurikuler Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani. b. Kegiatan Ekstrakurikuler Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara

lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain. 2.6.2. Pelayanan Kesehatan Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat. Tujuan: Umum: Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat secara optimal. Khusus:

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.

Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan.

Pelaksanaan 1. Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif) Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:

Dokter Kecil Kader Kesehatan Remaja Palang Merah Remaja Pembinaan warung sekolah sehat. Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Kegiatan Pencegahan (Preventif) Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa:

Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu. Penjaringan kesehatan anak sekolah. Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik. Imunisasi peserta didik. Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah. Konseling kesehatan di sekolah.

3. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif) Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah:

Diagnosa dini

Pengobatan ringan Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit Rujukan medik

2.6.3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar. Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi: 1. Program pembinaan lingkungan sekolah a. Lingkungan fisik sekolah meliputi:

Penyediaan air bersih Pemeliharaan penampungan air bersih Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah Pengadaan dan pemeliharaan air limbah Pemeliharaan WC/kakus Pemeliharaan kamar mandi Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat ibadah Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah Pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah.

b. Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan:

Konseling kesehatan Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja

2. Pembinaan lingkungan keluarga Pembinaan lingkungan keluarga ini bertujuan:

a. Meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal hal yang berhubungan dengan kesehatan. b. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat. Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan: a. Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS. b. Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah. 3. Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara: a. Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat. b. Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual. 2.7. Strata UKS Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat (Depdiknas, 2006). 1. Pendidikan Kesehatan a. Strata Minimal Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan. b. Strata Standar Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.

c. Strata Optimal Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain). d. Strata Paripurna Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain. 2. Pelayanan Kesehatan a. Strata Minimal Meliputi 1, 2, 3 SD. b. Strata Standar Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah. c. Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa. d. Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani. dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas

3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat a. Strata Minimal Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang berfungsi, tempat sampah, saluran pembuangan air kotor yang berfungsi, halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu. b. Strata Standar Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki pagar, penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. c. Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran, tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, petugas kantin yang bersih dan sehat, tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah, jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga, pagar yang aman, memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. d. Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC : siswa 1 :20, saluran pembuangan air tertutup, pagar yang aman dan indah, taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label dan pengolahan

hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1 : 1,5-1,75 m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai