Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI EKOLOGI TUMBUHAN POLA

Disusun oleh: PRANOTO K4310064 KELAS C KELOMPOK 6

Program pendidikan biologi Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas sebelas maret Surakarta 2013

Laporan resmi Praktikum Ekologi Tumbuhan

I. II.

JUDUL TUJUAN

: POLA :

Untuk mengetahui pola distribusi spesies cyperus cyperinus di wilayah Plesungan III. DASAR TEORI :

Tumbuhan berbagai jenis hidup secara alami di suatu tempat membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk sutu derajat keterpaduan. Suatu komunitas dapat mengkarakteristikkan suatu unit lingkungan yang mempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan ini disebut biotop. Biotop ini juga dapat dicirikan oleh unsur organismenya, misalnya padang alng-alang, hutan tusam, hutan cemara, rawa kumpai, dan sebagainya (Santoso, 1994). Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan. Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: a. Acak Pola peneyebaran secara acak dapat dilihat jika jarak , lokasi, sembarang tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi spesies yang sama. b. Mengelompok Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau undispersed), menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada beberapa alasan : 1. Reproduksi tumbuhan yang menggunkan a. ruuner atau rimpang. b. Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk. 2. Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling

cocok untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies yang sama. c. Teratur Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan, agricultur yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan. Cara pengukuran pola Bebrapa pengukuran pola diantaranya adalah: a. Menggunaan kuadrat acak Dalam ekologi dikembangan suatu cara untuk memahami pola penyebaran individu dalam populasinya yaitu dengan memanfaatkan penyebaran Poisson dengan asumsi pertama individu individu menyebar secara acak. Rumus yang digunakan adalah: e -m (mx /X!) (jumlah plot) Data harapan dihitung dengan rumus Poison yang hanya memerlukan jumlah rata rata tumbuhan per kuadrat. Perbedaan antara data pengamatan dengan data harapan dinalisis dengan chi square. b. menggunakan metode jarak Metode jarak dapat digunakan dalam perhitungan pola dengan tidak menggunakan plot. Jarak antara tumbuhan yang salaing berdekatan dihitung dan akan dipelajari dalam teknik sampling pada bab kemudian. c. Freuensi Frekuensi dapat digunakan untuk menaksir pola, dimana frekuensi adalah jumlah kuadrat yang berisi spesies tumbuhan tertentu. Jika ada 50 kuadrat yang ditempatkan dilapangan area pengamatan dan 25 diantaranya ditandai dengan hadirnya spesies tertentu maka frekuensi tumbuhan tersebut adalah 50%. Berdasarkan densitas dan frekuensi dapat juga digunakan sebagai prediksi untuk pola spesies tumbuhan. Sebagai contoh adalah jika angka densitas tinngi dan frekuensi rendah maka dapat diasumsikan bahwa tumbuhan tersebut adalah mengelompok, demian juga sebaliknya. Tetapi penggunakan densitas dan frekuensi adalah ukuran yang tidak independen karena masih ada faktor lain yaitu luas kuadrat yang digunakan berpengaruh terhadap frekuensi yang hadir dalam kuadrat.

Beberapa langkah-langkah standar yang berlimpahnya relatif dan mutlak digunakan untuk menilai kontribusi masing-masing jenis ke masyarakat (Barbour.

1999). Langkah-langkah ini meliputi: kepadatan, jumlah individu dalam satu kawasan yang dipilih (misalnya, m 2 hektar); kepadatan relatif, kepadatan dari satu spesies sebagai persentase dari total kepadatan; frekuensi, persentase dari total quadrats atau poin yang berisi di setidaknya satu individu suatu spesies; frekuensi relatif, frekuensi satu spesies sebagai persentase dari total frekuensi; dominasi, total dr dasarnya kawasan tertentu spesies per unit area di dalam masyarakat; dominasi relatif, yang dominasi dari satu spesies sebagai persentase dari total dominasi; dan pentingnya, dinyatakan sebagai kontribusi relatif dari spesies ke seluruh masyarakat dinyatakan sebagai kombinasi dari kepadatan relatif, frekuensi relatif, dominasi dan relatif (Delvian, 2006). Individu dari spesies dapat secara acak di seluruh masyarakat (yakni, lokasi satu individu suatu spesies tidak memiliki hubungan dengan lokasi dari individu lain yang spesies). Individu dari spesies lain mungkin satu per satu secara teratur dan didistribusikan di seluruh masyarakat (contoh yang ekstrim adalah seragam dari kebun buah pohon jarak), sementara individu dari spesies lain masih dapat clumped (yakni, kehadiran satu individu suatu spesies meningkat kemungkinan untuk menemukan orang lain dari spesies yang dekat). Dengan demikian, ecologists mengenali tiga pola distribusi utama: (1) acak, (2) reguler (seragam) atau hyperdispersed, dan (3) clumped (gabungan) atau underdispersed (Barbour 1999). Terdapat sejumlah alasan mengapa tanaman menunjukkan clumped distro. Banyak tanaman sangat clonal (yaitu, mereka dapat menyebarkan vegetatif dengan cara yang tidak goldenrods dan aspens) sekali sehingga membentuk pembibitan di sebuah situs, tanaman menyebar ke berbagai produk, spatially dipisahkan (tetapi secara genetis identik), aboveground batang. Selain itu, lingkungan gradients yang lazim di alam sehingga sebuah situs yang baik untuk satu individu dari spesies yang diberikan akan lebih baik untuk individu lain yang spesies. Namun ada kekuatan di alam yang menghalangi clumping (Ribery, 2002). Kompetisi antar individu untuk air di pasir atau cahaya di hutan dapat nikmat jarak biasa. Demikian pula tanaman yang clumped akan lebih ditemukan oleh mereka herbivores atau patogen (Barbour. 1999).

IV.

CARA KERJA

1. Menentukan lokasi yang memiliki heterogenitas spesies. 2. Mencari peta lokasi yaitu peta topografi daerah PLESUNGAN untuk menentukan luas area total yang akan diamati melalui Google Map atau dengan melangkah secara manual. 3. Menggambar peta lokasi yang telah didapat. 4. Menentukan jumlah titik sampling dengan urutan sebagai berikut : Luas area total Luas area cuplikan = 4,1625 ha = 1 % x luas wilayah = 1 % x 4,1625 ha = 416,25 m2 Luas plot Jumlah titik = 1 m x 1 m = 1 m2 = Luas area cuplikan Luas Plot = 416,25 m2 1 m2 = 416 plot

Namun jumlah plot yang digunakan direduksi, sehingga masing-masing kelompok hanya mendapatkan 10 plot. 5. Menentukan titik-titik sampling dalam peta. 6. Mencari lokasi titik di lapangan dengan menggunakan protaktor. 7. Menentukan jarak dan resection antar titik. 8. Menentukan titik start lokasi tersebut. 9. Menentukan resection dan intersection dari titik lokasi. 10. Memasang plot pada titik yang telah ditentukan. 11. Mengidentifikasi spesies-spesies yang ditemukan dalam plot. 12. Menentukan single plants dari seluruh spesies yang ditemukan 13. Membagi satu spesies single plant yang berbeda untuk setiap individu

14. Menentukan pola distribusi spesies single plant dengan menggunakan metode kuadrat acak (Chi square) rumus Poison. 15. Menganalisis hasil perhitungan X2 hitung terhadap X2 tabel dengan signifikansi 1%. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ho= pola distribusi spesies cyperus cyperinus tersebar Ha= pola distribusi spesies mengelompok Jika X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima sehingga pola penyebaran spesies tersebar.Jika X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan pola penyebaran spesies mengelompok.

V.

DATA PENGAMATAN Tabel 1 : jumlah individu dalam tiap plot Spesies : cyperus cyperinus Plot Jumlah individu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Plot Jumlah individu 0 0 0 0 0 0 >5 0 0 >5 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Plot Jumlah individu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Plot Jumlah individu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Plot Jumlah individu 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Plot Jumlah individu 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Plot Jumlah individu 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

VI.

PEMBAHASAN a. Analisa kuantitatif Tabel 2 : perhitungan pola penyebaran cyperus cyperinus A B C D 67 0 0 57,31107 0 1 0 11,46221 1,14622 0 2 0 0 3 0 0,07641 1 4 4 0,00382 2 5 10 0,00015 70 14 KETERANGAN : A= menunjukkan densitas sp.X ada disetiap plot dengan ketentuan 0 jika densitas cyperus cyperinus pada plot tidak ada 1 jika densitas cyperus cyperinus pada plot 1 2 jika densitas cyperus cyperinus pada plot 2 3 jika densitas cyperus cyperinus pada plot 3 4 jika densitas cyperus cyperinus pada plot 4 5 jika densitas cyperus cyperinus pada plot 5 B = menunjukkan jumlah plot yang ditempati cyperus cyperinus sesuai kategori pada kolom A C= menunjukkan hasil kali A dan B D= menunjukkan besarnya frekuensi harapan dengan menggunakan rumus poison e -m (mx /X!) (jumlah plot) Dengan m = C/ B E = menunjukkan nilai chi kuadrat dengan persamaan X2 = (B-D)2/D Perhitungannya sebagai berikut : m=

E
1,63799 11,46222 2,56390

15,66411

e m = 0.81873

=
= 0.2

1. Menentukan frekuensi harapan ( e m (mx/ X!) (70) ) H0 = 0.81873 (0.20/ 0 ! ) (70) = 0.81873 ( (1)/(1))(70)
= 57.3110760915

H1 = 0.81873 (0.2 1/ 1 ! ) (70) = 0.81873 ((0.2)/(1))(70)


= 11.4622152183

H2 = 0.81873 ( 0.2 2/ 2 ! ) (70) = 0.81873 ((0.04)/(2))(70)


= 1,1462215218

H3 = 0.81873 ( 0.23/ 3 ! ) (70) = 0.81873 (0.008)/(6))(70)


= 0.0764147681

H4 = 0.81873 ( 0.24/ 4 ! ) (70) = 0.81873 ( (0.0016)/(24))(70)


= 0.0038207384

H5 = 0.81873 ( 0,25/ 5! ) (70) = 0.81873 ( 0.00032)/(120))(70)


= 0.0001528295

Syarat nilai harapan yang memenuhi adalah 1 % dari 70. Sehingga nilai harapan yang memenuhi adalah 0,7. Oleh Karena itu nilai harapan 0,7 digabungkan dengan nilai harapan lainnnya sehingga dihasilkan jumlah nilai harapan 0,7. Sehingga diperoleh nilai chi kuadrat sebagai berikut : X2 1 = = 1.6379948329 X2 2 = = 11.4622152183

X2 3 = = 2,56390 Kemudian dicari total hitung chi kuadrat yaitu dengan menjumlahkan seluruh hasil di kolom E : 1.6379948329+ 11.4622152183+ 2,56390= 15,66411 Dengan demikian diperoleh X2 hitung yaitu 19,91502883. db = dk-1 dk = N-1 db = N-1-1 db = 3-2 = 1 Dari hasil perhitungan diperoleh db=1 kemudian X2 tabel = 6,64 dan X2 hitung = 15,66411 Berdasarkan (X2hitung ) harga x2 =15,66411 Dikonfirmasikan dengan tabel X2 pada taraf signifikasi 1% dengan derajad bebas 1 adalah 6,64 maka nilai X2 hitung = 15,66411 > X2 tabel = 6,64. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya tumbuhan cyperus cyperinus pada wilayah Plesungan hidup secara mengelompok. b. Analisa kualitatif Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran spesies. Spesies yang diamati pola penyebarannya adalah Cyperus cyperinus. Lokasi pengamatan di sekitar kampus ISI II Plesungan Surakarta. Penghitungan dilakukan dengan

menggunakan kuadrat berukuran 1x1 m, dengan jumlah kuadrat sebanyak 70 kuadrat. Setelah dilakukan penghitungan dalam tiap kuadrat dari kuadrat mulai dari kuadrat ke-1 sampai kuadrat ke-70 diperoleh data jumlah individu pada seluruh plot.

Berdasarkan data tersebut individu yang ditemukan pada masing-masing plot(table 2), jumlah plot yang kosong (0) sebanyak 67 plot. Sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah 4 individu yaitu sebanyak 1 plot dan jumlah plot dengan jumlah individu lebih dari lima sebanyak 2 plot. Berdasarkan rumus Probabilitas Distribusi Poisson diperoleh 2 hitung lebih besar dari 2 tabel yaitu 15,66411 lebih besar dari 6,64 maka terima Ha, yaitu penyebaran tumbuhan tidak acak atau mengelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah tersebut memiliki faktor-faktor lingkungan yang kurang mendukung bagi pertumbuhan spesies tersebut, karena hanya dapat tumbuh di tempat-tempat tertentu saja tapi secara mengelompok.

Penyebaran secara berkelompok adalah yang paling umum terdapat di alam. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: a. respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal b. respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman c. akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi d. sifat-sifat organisme dengan organ vegetatif yang menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni selain itu Pola penyebaran mengelompok menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada beberapa alasan : 1) Reproduksi tumbuhan yang menggunkan a) ruuner atau rimpang. b) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk. 2) Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling cocok untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies yang sama. (sriwidoretno, 2008) Pola-pola penyebaran adalah khas untuk setiap spesies dan jenis habitat. Seringkali dilakukan pengamatan faktor-faktor penyebab bagi suatu pola penyebaran tertentu. Umumnya, faktor-faktor tidak kentara dan sulit untuk ditentukan.

Penyebaran spesies di dalam komunitas mencerminkan informasi yang banyak mengenai hubungan antara spesies.

VII.

KESIMPULAN 1. Berdasarkan perhitungan dalam analisa kuantitatif di peroleh harga x2 (X2hitung ) =15,66411 Dikonfirmasikan dengan tabel X2 pada taraf signifikasi 1% dengan derajad bebas 1 adalah 6,64 maka nilai X2 hitung = 15,66411 > X2 tabel = 6,64. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya tumbuhan cyperus cyperinus hidup secara mengelompok 2. Penyebaran secara berkelompok adalah yang paling umum terdapat di alam. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: a. respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal b. respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman c. akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi d. sifat-sifat organisme dengan organ vegetatif yang menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni 3. Selain alasan diatas penyebab pola mengelompok adalah 1. Reproduksi tumbuhan yang menggunkan a. ruuner atau rimpang. b. Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk. 2. Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan pada anggota spesies.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA Barbour, M.G. 1999. Terrestrial Plant Ecology. B. Cumings. California Delvian. 2006. Siklus Hara, Faktor Penting Bagi Pertumbuhan Pohon Dalam Pengembangan Hutan Tanaman Industri. Jurnal Ilmu Pertanian USU Volume 5 No 15, 2006. Hal 145 163 Samingan, Tjahjono.1990.Dasar-Dasar Ekologi Umum Bagian II.Bogor: Bagian Ekologi Departemen Botani IPB Widoretno, Sri. 2013. Ekologi Tumbuhan-Populasi tumbuhan; Softfile materi perkuliahan ekologi tumbuhan. Surakarta: Program pendidikan biologi Universitas Sebelas Maret

IX.

LAMPIRAN 1 lembar laporan sementara pola (lampiran 27)

Mengetahui, Asisten

Surakarta, 11 Mei 2013 Praktikan

(renita )

(Ramadhani Latifah F M ) K4310066

Lampiran 27 Nama Mahasiswa NIM Nama Spesies Hipotesis : Pranoto : K4310064 : Cyperus cyperinus : Ho = pola penyebaran Cyperus cyperinus menyebar Ha = pola penyebaran Cyperus cyperinus mengelompok Hasil Perhitungan Pola dengan Rumus Poison
Jumlah tumbuhan per kuadrat Pengamatan jumlah kuadrat dengan x tumbuhan Harapan Jumlah kuadrat dengan x Tumbuhan = E m (mx/ X!) (70) X2 (Pengamatan- Harapan)2 Harapan

0 67 57,31107 1,63799 1 0 11,46221 11,46222 1,14622 2 0 2,56390 3 0 0,07641 4 1 0,00382 5 2 0,00015 Total 70 15,66411 Nilai harapan yang memenuhi adalah 1 % dari 70. Sehingga nilai harapan yang memenuhi adalah 0,7 Di mana e= 2,7183 m = (jumlah tumbuhan per kuadrat) x (pengamatan jumlah kuadrat dengan X tumbuhan) Pengamatan jumlah kuadrat dengan X tumbuhan m = 0,2 db = dk-1 dk = N-1 db = N-1-1 db = 3-2 Dari hasil perhitungan diperoleh db=1 kemudian X2 tabel =6,64 dan X2hitung =15,66411 Berdasarkan (X2hitung ) harga x2 =15,66411 Dikonfirmasikan dengan tabel X2 pada taraf signifikasi 1% dengan derajad bebas 1 adalah 6,64 maka nilai X2 hitung = 15,66411 > X2 tabel = 6,64 . Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya tumbuhan tersebut hidup secara mengelompok .

Anda mungkin juga menyukai