Anda di halaman 1dari 10

MODUL II

DERET TAYLOR Berdasarkan model (persamaan) matematis Berta keperluan dalam penyelesaian model matematis, maka metode penyelesaian model dapat dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu : 1. sistem persamaan simultan (SPS), 2. sistem persamaan nonlinear (SPNL) atau akar persamaan (AP), 3. persamaan diferensial (PD), dan 4. analisis data dan regresi (Reg). 2.1 Sistem Persamaan Simultan (SPS) Sistem persamaan simultan merupakan sistem persamaan yang mem punyai lebih dari juga satu dapat persamaan berupa dan diselesaikan dengan secara. simultan. diferensial. Sistem Untuk persamaan ini tidak terbatas pada sistem persamaan linear Saja, namun gabungan persamaan memudahkan, contoh pada sub-subbab ini merupakan bentuk sistem persamaan linear simultan yang hanya terdiri dari tiga persamaan. a11 x1+ a12x2 + a13..x3=y1 a21x1 + a22x2 +a23..x3=y2 a31x1 + a32x2 + a33..x3=y3 Sistem persamaan linear simultan (SPLS) seperti pada Persamaan 2.1 dapat diubah menjadi bentuk matriks seperti pada Persamaan 2.2. Jadi, dasar model sistem persamaan simultannya adalah bentuk matriks. (Persamaan 2.1)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

a1 a12 a13 x1 y1 a a a x = y 2 1 2 23 2 2 a31 a32 a3 x3 y3


Atau A . X = Y Bentuk Persamaan 2.2 tidak hanya diaplikasikan pada persamaan linear, tetapi jugs berlaku untuk bentuk persamaan yang lain. Sistem persamaan nonlinear merupAkakan bentuk persamaan aljabar yang nilainya sama dengan nol. Jika hanya, satu variabel bebas x dapat ditulis sebagai f ( x) 0 Bentuk ini banyak digunakan dalam model persamaan bidang teknik maupun sains. Contoh bentuk penyelesaian analitis atau eksak yang dikenal adalah pencarian akar dari suatu persamaan kuadrat dengan bentuk:
y = f ( x ) = ax 2 + bx + c = 0

Penyelesaian secara analitis dari persamaan adalah:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

x1, 2 =

b b 2 4ac 2a

Sebagai indikator munculnya nilai akar dari penyelesaian analitis Persamaan 2.4 adalah D akr = b 2 4 ac. Apabila D akr > 0, maka dua nilai akar akan didapatkan, yaitu x 1 dan x 2 . Apabila D akr = 0, maka hanya ada satu nilai akar yang didapatkan, yaitu x = x 1 = x 2 . Apabila D akr< 0, maka nilai akarnya imajiner. Visualisasi sebagai penjelasan dari akar-akar dari persamaan kuadrat dapat dilihat dalam bentuk grafik pada Gambar 2.2.

Ciri dari persamaan diferensial adalah adanya bentuk diferensial pada persamaannya, misalnya dy/dx. Pada bentuk tersebut, tanda d dapat diartikan sebagai selisih ( ) pada limit y, x 0. Sebagai variabel bebasnya (independent variable) adalah x, sedangkan variabel tak bebasnya adalah y. Ilustrasi dari bentuk diferensial dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Suatu model yang berubah terhadap -waktu atau fungsi waktu disebut model dinamis atau transien. Kebalikannya adalah model yang bukan fungsi waktu, yaitu model statis. Model dinamis pada aplikasi tertentu disebut juga model keadaaan tidak tunak/tidak tetap (unsteady state).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

Sebaliknya, model statis disebut keadaan tunak (steady state). Sedangkan suatu model yang menjadi fungsi ruang dapat disebut model terdistribusi (distributed model),

K ebalikannya adalah model tergumpal atau dapat diistilahkan sebagai mod el homoge n (lu mpe d model ). Isti lah terse bu t akan sang at berpengaruh saat melakukan penyusunan

model matematis dari suatu sistem.

Akurasi perhitungan numerik


Metode numerik merupakan penyelesaian persamaan matematis secara pendekatan karena penyelesaian secara analitis (eksak) belum dapat atau sulit untuk dipecahkan. Penyelesaian model (persamaan) matematis dengan menggunakan metode numerik ini akan menghasilkan angka numerik) yang bukan suatu fungsi. Dua dasar yang digunakan untuk membangun penyelesaian matematis dengan metode numerik adalah Matriks dan deret Taylor. Deret Taylor merupakan deret yang salah satunya mendasari perhitungan numerik. Dengan menggunakan deret ini, kita dapat menghitung niai dari suatu fungsi pada titik x apabila nilai di titik a, yang berdekatan dengan titik x, diketahui. Dengan demikian, deret Taylor dapat digunakan untuk nilai pada suatu titik sebagai turunan dari titik yang lain. Bentuk umum dari deret Taylor dituliskan pada Persamaan 2.5.
f ( x ) = f ( a ) + f ' ( a )( x a ) +
n f ' ' (a) ( x a ) 2 + f ' ' ' (a) ( x a) 3 + ... + f ( x a) n + Rn 2! 3! n!

Keterangan :
f ' , f ' ' ,. f ' ' ,... f n = fungsi turunan orde satu, dua, . . ., n ! = operator faktorial, misalnya 3! =1x2x3

Suku pertama dari deret Taylor adalah f (a ), suku kedua f ' ( a)( x a ), dan seterusnya Contoh : Hampiri fungsi f(x) =sin(x) ke dalam deret Taylor di sekitar xo=1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

Penyelesaian Kita harus menentukan turunan sin (x) terlebih dahulu sebagai berikut (x)=sin(x) (x)=cos(x) (x)=-sin (x) (x)=-cos(x) (x)4=sin x Dan seterusnya Maka berdasarkan persamaan deret Taylor, sin(x) dihampiri deret Taylor sebagai berikut: ..(a) Bila dimisalkan (x-1)=h, maka berdasarkan persamaan (a)

Kasus khusus bila diperluas disekitar xo=0, g maka deretnya dinamakan deret Maclaurin yang merupakan deret Taylor baku. Kasus xo=0 paling sering muncul dalam praktek.

Uraikan sin (x), Penyelesaian:

, cos(x) dan ln(x+1) masing-masing ke dalam deret Maclaurin

Beberapa turunan sin(x) sudah dihitung pada contoh di atas.ke dalam Deret Maclaurin.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

Untuk menentukan deret Maclaurin dari terlebih dahulu sebagai berikut:

kita harus menentukan turunan

dan seterusnya

Deret Maclaurin dari

adalah

Untuk menentukan deret Maclaurin dari ln(x+1), kita harus menentukan dari ln(x+1) terlebih dahulu sebagai berikut :

Karena suku-suku deret Taylor tidak berhingga banyaknya untuk ala an praktis deret Taylor dipotong sampai suku orde tertentu. Deret Taylor yang dipotong sampai suku orde ke-n dinamakan Deret Taylor terpotong dinyatakan oleh :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

f ( x ) = f ( x0 ) +

( x x0 ) ( x x0 ) 2 ( x x0 ) n ( n ) f ( x0 ) + f ' ' ( x0 ) + ... + f ( x0 ) + Rn( x) 1! 2! 3!

Yang dalam hal ini ,k

Rn ( x) =

( x xo ) ( n+1) ( n+1) f (c ) (n + 1)!

, xo < c < x

Nilai Rn yang tepat hamper tidak perna dapat kita peroleh, karena kita tidak mengetahui nilai c sebenarnya terkecuali informasi bahwa c terletak pada suatu selang tertentu. Karena tugas kita adalah mencari nilai maksimum yang mungkin dari

Rn ( x) < Max f
x0 <c <x

( n +1)

(c ) x

( x xo ) n +1 n +1!

Disebut Galat atau sisa (residu). Dengan demikian deret Talor yang dipotong sampai suku orde ke-n dapat ditulis sebagai:
f ( x) = Pn ( x ) + Rn ( x)

Yang dalam hal ini,

( x xo ) Pn ( x ) = f k! k =1
n

(k )

( xo ) (c )

Rn ( x ) =

( x x0 ) ( n+1) f (n +1)!

( n +1)

Sebagai contoh, sin(x) pada conto jika dihampiri dengan deret Taylor orde disekitar x0=1 adalah :

R4 ( x ) =

( x x0 ) 5 cos(c ) 5!

,1 < c < x

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

Dengan Taylor terpotong di sekitar xo=0 disebut deret Maclaurin terpotong. Berdasarkan contoh deret Maclaurin terpotong untuk sin (x),ex, cos(x) dan ln(x+1) adalah :
sin( x) = x x 3 / 3!+x 5 / 5!+R5 ( x); R5 = x6 cos(c) sampai suku orde 5 6! R4 ( x) = x5 c e 5!

e x = 1 + x + x 2 2! + x 3 3!+ x 4 4! + R4 ( x);
cos( x ) =1 x 2 2! + x 4 4!+ x 6 6!; R6 ( x ) =

x7 cos(c ) sampai suku orde 6 7! b

ln( x +1) = x x 2 2 x 4 4; R 4 = 24

x5 (c +1) 5 5!

sampai orde 4

Apabila suatu xi bernilai, maka deret tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai x i+1 Prediksi suku pertama adalah f ( x i +1 ) f ( xi ) Nilai- dari fungsi pada titik

yang baru (x i+1 ) akan dianggap mendekati () dari nilai fungsi pada titik lama (xi). Prediksi dengan suku pertama disebut pendekatan orde nol. Apabila digunakan sampai dengan suku kedua, maka bentuk yang akan didapat adalah
f ( xi +1 ) f ( xi ).( xi +1 xi ) + E

Persamaan mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu 1. Turunan (diferensial) pertama pada titik lama (x i) dikalikan dengan ( Xi+1 - xi) yang merupakan interval titik baru dengan titik lama, yang berbentuk linear (garis lurus). Apabila bentuk persamaannya bukan bentuk linear, maka pendekatan tersebut merupakan bentuk kesalahan. Untuk mengurangi tingkat kesalahan, maka interval dari kedua titik tersebut akan diperkecil. 1. Turunan (diferensial) pada persamaan tersebut dipakai sebagai dasar metode numerik beda terhingga (finite difference). 2. Sedangkan E merupakan simbol kesalahan pemotongan (truncation errors) dari deret selanjutnya, Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, orde yang lebih tinggi dari deret tersebut dapat digunakan. Kesalahan lain yang mungkin ditimbulkan pada metode numerik angka desimal, misalnya angka 2.7623819 yang dibulatkan menjadi 2.8. Penyelesaian secara numerik merupakan metode pendekatan yang hasilnya adalah

kesalahan pembulatan (round-off errors). Penyebab kesalahan ini adalah pembulatan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

diharapkan mendekati penyelesaian secara eksak (analitis). Perbedaan hasil di antara kedua hasil tersebut disebut kesalahan ( a ), yang dapat dituliskan dalam bentuk lain, yaitu

a = Nilai sesunggunya (NS) Nilai pendekatan

Bentuk a disebut kesalahan absolut Apabila dibandingkan dengan nilai sesungunya kesalahan itu akan disebut kesalahan relatif r : Kesalahan relatif sesunggunya : rs =

a NS

rs =

NPbaru NPsblum NPbaru

Dengan NP = nilai pendekatan Persamaan rs =

NPbaru NPsblum lebih sering digunakan sebagai pembatas dalam NPbaru

menghentikan proses iterasi atau tingkat kesalahan relative yang diinginkan. Tingkat kesalahan relatif yang kecil akan menentukan akurasi dari hasil perhitungan pendekatan. Contoh : Misalkan nilai sejati =10/3 dan nilai hampiran 3,3333 hitunglah galat, galat mutlak, galat relative dan galat relatif hampiran. Penyelesaian : Galat =10/3-3,333=10/3-3333/1000=1/1000=0,000333 Galat mutlak =10,00033331=0,000333 Galat relatif= (1/3000)/(10/3)=0,0001 Galat relative hampiran =(1/3000)/3,333=1/9999

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

Latihan soal : 1. Gunakan deret Taylor orde 4 di sekitar x 0 =1 untuk menghampiri ln(0,9) dan berikan taksiran galat pemotongan maksimum yang dibuat. 2. Deret Taylor dapat digunakan untuk menghitung nilai fungsi yang sulit diintegarlakan secara analitik(bahka tidak mungkin. Hitunglah hampiran nilai

e
0

x2

dx secara numerik , yaitu fungsi

f ( x ) = e x dihampiri dengan deret

Maclaurin orde 8.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yuliza

KOMPUTASI NUMERIK

10

Anda mungkin juga menyukai