Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Lima belas tahun yang lalu [ catatan saya : kira-kira tahun 1987, karena
buku tersebut terbit tahun 2002 ] saya dalah seorang imam dari sebuah mesjid di
kota Giza, Saya memberikan pesan dalam salah satu khotbah hari Jumat yang
setiap minggu dilaksanakan. Saya berkata kepada 250 orang yang bersila di
lantai di hadapan saya sebagai berikut :
Pada saat itu saya mengutip satu ayat dari Alquran yang terdapat dalam Sura
17:33 sebagai berikut :
Ketika saya berkhotbah saat itu, saya baru saja lulus dari Al-Azhar University.
Saya mengajar juga di universitas ini dan menjadi imam dari setiap khotbah
Jumat di Mesjid. Saya berkhotbah dengan apa yang telah mereka ajarkan
kepada saya, tetapi di dalam hati saya dibuat bingung dengan kebenaran dari
Agama Islam.
Saya tahu bahwa apa yang saya ajarkan di Mesjid dan yang saya terima di Al-
Azhar adalah bukan yang sebenarnya di ajarkan dalam Al-Quran, yang telah
saya hafalkan seluruh ayatnya dari awal sampai akhir, ketika saya berusia 12
tahun. Apa yang membingungkan saya adalah di satu pihak Alquran
mengajarkan agar menjadi orang Muslim yang penuh kasih, murah hati,
dan penuh pengampunan. Tetapi pada saat yang bersamaan, orang-orang
Muslim fundamentalis – yang seharusnya menunjukkan mempraktekkan
ajaran yang benar tentang Islam yang penuh kasih – melakukan banyak
pengeboman gereja-gereja dan membunuh banyak orang-orang Kristen.
Pada waktu itu gerakan jihad sangat aktif di Mesir. Laporan-laporan
pengeboman gereja dan penyerangan kepada orang-orang Kristen adalah hal
yang biasa. Saya sendiri tumbuh dalam satu keluarga Muslim yang mapan.
Saya selalu berusaha untuk mencari setiap interpretasi dari Alquran yang
mencoba untuk menolak Jihad dan peritah membunuh orang-orang non-
Muslim, yang masih saya yakini dan pegang dan praktekkan pada saat itu,
dengan selalu menolak ajakan dari organisas-organisa Muslim Fundamentalis.
Para sarjana menyetujui bahwa Setiap orang Muslim harus melaksanakan
Jihad kepada orang-orang kafir atau mereka yang menolak Islam dan
kepada orang-orang yang tersesat atau mereka yang telah meninggalkan
Islam. Sampai sekarang tidak ada sesuatu yang bisa mendukung keselarasan
antara ajaran jihad dengan ajaran tentang hidup berdampingan dengan damai
bersama orang-orang non-Muslim.
Solusi Teologis yang ditawarkan oleh para sarjana Muslim adalah apabila ada
pertentangan atau kontradiksi dalam Al-quran, hal ini dapat diselesaikan
dengan prinsip dari Naskh ( principle of naskh ). Naskh didasarkan pada
Fakta bahwa Alquran diturunkan kepada Muhammad dalam waktu-waktu yang
berbeda selama kira – kira 22 tahun. Beberapa bagian dalam Alquran datang
kemudian dan beberapa bagian dalam Alquran datang terlebih dahulu.
Apabila terjadi kontradiksi diantara bagian-bagian dalam Al-quran yang datang
sebelum dan sesudahnya, para sarjana Muslim menyelesaikan kontradiksi
tersebut dengan memutuskan bahwa wahyu-wahyu yang terbaru atau
terakhir akan mengesampingkan atau menolak (nasikh) atas wahyu-wahyu
terdahulu.
Ada 114 ayat dalam Alquran yang berbicara tentang kasih, hidup damai,
pengampunan, Salah satu contohnya dalam surah 2:62, 109. Tetapi ketika
Surah 9:5 yang diwahyukan kemudian besifat kontradiksi terhadap 114 ayat
tersebut, maka surah ini membatalkan wahyu-wahyu sebelumnya. Ayat ini
mengatakan :
Prinsip Nasikh ini sangat kuat. Jika satu ayat adalah nasikh, atau
digantikan, maka hal ini berarti seperti menganggap bahwa ayat
tersebut tidak pernah ada.
Kalian ( non-Muslim atau orang-orang Kristen ) pasti bertanya, “ Mengapa ayat-
ayat yang mengajarkan kasih, pengampunan dan tidak membunuh non-muslim
ditempatkan yang pertama dan bukan yang terakhir ? Mengapa wahyu-wahyu
yang datang sering kali berubah ? “. Jawaban atas pertanyaan tersebut
adalah dengan melihat dari kehidupan Muhammad, nabi dari Islam.
Sebagai Penutup dibawah ini saya sajikan juga apa yang dikatakan oleh M. Ali
dalam bukunya ISLAM REVIEWED tentang masalah Jihad Bab
13 dengan tema Jihad, sebagai berikut
JIHAD yang secara literal berarti “ a great striving [ suatu perjuangan yang
hebat atau besar ] “ dan perjuangan tersebut meliputi suatu agresi atau
penyerangan ke seluruh dunia tanpa belas kasihan dan kejam. Jihad adalah
suatu bentuk peperangan dalam banyak aksi, sesuatu perang yang lebih
“total” daripada yang dipraktekkan oleh pemimpin fasis dan komunisme di
abad ini. Jihad tidak hanya panggilan untuk berjuang mengangkat senjata,
tetapi jihad juga berarti suatu perang melalui tindakan subversi dan
propaganda, melalui perubahan dari non-Muslim menjadi Islam, dan
tindakan penetrasi untuk mempengaruhi suatu masyarakat non-Muslim.
Meliputi tekanan politik dan ekonomi, seperti memberhentikan pasokan
minyak atau membeli property di negara-negara “target’ [ Hal ini dilakukan dalam
praktek selama Jihad-Yom-Kippur melawan Israel pada 17 Oktober 1973, ketika para Raja
dan Syeikh negara-negara Arab tiba-tiba menaikkan harga minyak bumi empat kali lipat.
Sejak itu minyak bumi memiliki nama yang baru, emas hitam {black gold} ( suatu
komoditas yang mahal ). Kenaikan harga tersebut menjadi alasan utama dari
memuncakknya krisis ekonomi di seluruh dunia dari timur ke barat yang terus berlanjut,
dari beberapa negara, khususnya negara dunia ketiga, yang tercekik karena hutang ].
Negara-negara Barat waspadalah ! Sebagai contoh, negara-negara Arab,
khususnya Arab Saudi, sekarang memiliki perusahaan-perusahaan holding yang
penting di Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya, yang semuanya
dibeli dari uang minyak negara-negara barat.
Bagaimana semua hal itu dimulai ? Baiklah saya jelaskan. Usaha-usaha
Muhammad untuk membujuk masyarakat suku-nya memeluk apa yang
diajarkan-nya dengan cara – cara damai hanya membawa ancaman, cemohan
dan perlakuan buruk yang keras.. Penduduk Mekah merasa gusar karena
Muhammad kelihatannya melakukan suatu kudeta agama dengan menyatakan
hanya satu dari 360 berhala yang ada, yang bernama Allah.
Hal tersebut yang menjadi penyebab utama dari hijrahnya Muhammad
bersama sekelompok pengikutnya dari Mekah ke Medina ( dulu Yatrib ) di tahun
622 AD (Masehi). Dari Kalimat dalam Alquran yang di dukung oleh hadist-hadist
dan ditulis para sarjana Islam, Muhammad mengangkat pedang hanya ketika
diperintahkan oleh Allah.
Sura 2:216; 4:73-80 meyakinkan kita untuk percaya bahwa orang-orang
Muslim dengan tujuan utama menyebarkan agama Islam dengan ide atau cara
melakukan perang phisik. Sebagai satu minoritas yang menderita dan
mengalami perlakukan buruk di Mekah, mereka mengerti Jihad menjadi
suatu pertahanan lisan dari iman mereka. Tetapi keuntungan material yang
menarik dari barang-barang rampasan, ketidakterbatasan dalam
memanfaatkan para wanita tawanan perang, dan izin masuk surga yang
otomatis membuktikan terlalu banyak godaan bagi orang-orang Muslim
untuk bertahan pada tujuan dakwah. Sebagai hasilnya, expedisi-expedisi
pertama dapat lebih baik digambarkan sebagai latihan menjarah dari pada suatu
misi “dakwah” yang dinspirasikan semangat agama.
Dalam suatu peranan baru-nya sebagai “Jendral Militer” , Muhammad
memerintahkan suatu kawanan para pelaku jihad untuk menyergap setiap
karavan orang Mekah yang tanpa pertahanan senjata dan merampok barang-
barang mereka. Kejadian ini mengambil tempat dalam satu bulan ketika semua
pertempuran dilarang sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Ketika kawanan
pelaku jihad tersebut kembali ke Medina dengan barang rampasan mereka dari
serangan tiba-tiba tersebut, mendapatkan kutukan dari masyarakat dengan
suara bulat. Tetapi apa yang dianggap orang-orang Madina sebagai suatu
perampokan bersenjata dalam pandangan umum yang jelas, mendapatkan
persetujuan ilahi :
Jika anda menerima pernyataan ini sebagai “wahyu” dari Allah, kemudian anda
akan bertemu dengan seorang Allah yang mengijinkan bahwa berperang dalam
bulan yang dilarang adalah “Pelanggaran yang Serius [ Grave Offence ]” , tetapi
yang juga kemudian berbalik dan membela “pelanggaran serius” tersebut
dengan mengatakan bahwa “mencegah orang-orang pergi ke mesjid suci adalah
lebih sebagai pelanggaran dari berperang dalam bulan yang dilarang”. Dua
kesalahan tidak membuat salah satu menjadi benar dari yang yang lain atau
dengan kata lain dua dosa tidak dapat membawa salah satu menjadi benar.
Tuhan Yang Sejati tidak pernah membela dosa. Kesimpulannya adalah janji
barang rampasan adalah salah satu daya tarik yang memotivasi para pelaku
jihad untuk berperang dapat dengan jelas di lihat dalam Alquran. Perhatikan sura
dibawah ini :
Bahwa pembicara ayat tersebut diatas membuat janji yang baik dengan
memperkaya pada pelaku jihad dengan harta barang rampasan dibuktikan dari
kehidupan orang-orang Muslim yang berpindah ke Medina dengan Muhammad.
Banyak dari mereka yang datang ke Medina dengan menderita kemiskinan,
kemudian mendapatkan keberuntungan di kepala mereka [ Baca dalam “the life of
Abd Rahman, in Rauzatu’s Safa Vol. 2, P.253 ]. Dengan insentif duniawi yang seperti
ini dan terlebih lagi dalam surga, Jihad dalam agama Islam meningkat sampai
kemudian jihad menjadi dasar dan alasan perang untuk menaklukkan, tidak
hanya bagi setiap orang yang terlibat, tetapi menjadi landasan bagi seluruh
negara dan bangsa.
Philip Schaff, menulis dalam sejarah dari Gereja Kristen, menyatakan
hal tersebut dengan cara seperti ini :
“Pedang”, kata Muhammad “adalah kunci dari surga dan neraka; satu titik
darah yang tertumpah karena Allah, satu malam yang dipakai dengan
senjata, adalah lebih bermanfaat dari pada dua bulan dengan berpuasa
dan berdoa; Siapapun yang gugur dalam pertempuran, dosanya
diampuni, dan pada hari penghakiman anggota badannya akan di berikan
sayap seperti malaikat atau kerubim. “ Ini adalah rahasia kesuksesan-nya.
Para penyembah berhala harus memilih diantara masuk Islam, menjadi
budak atau mati; Orang-orang Yahudi dan Kristen diperbolehkan untuk
mendapatkan toleransi yang terbatas dengan pembayaran jizzya ( pajak
kerendahan hati ), tetapi meskipun demikian tetap dalam perbudakan
yang lebih rendah… Para Khalifa atau khilafa, penerus Muhammad yang
seperti dia menyatukan keilahian imam dan raja, dan membawa kepada
penduduk yang ditaklukkan mereka tangis peperangan, “ Dihadapan
kalian adalah surga, dibelakang kalian adalah kematian dan neraka.”
Diilhami oleh kelemahan kekaisaran Byzantium dan kebingungan dari
gereja Yunani, anak-anak padang pasir yang puas dengan makanan yang
paling sederhana, dan disiplin dalam sekolah perang, kekerasan dalam
hidup kemudian menaklukkan Palestina, Siria dan Mesir, memanfaatkan
tanah peninggalan dari kekristenan klasik. Beribu-ribu dari gereja Kristen
yang berada dalam diose patriak Yerusalem, Antiokia dan Alexandria
dihancurkan tanpa belas kasihan atau dirubah menjadi mesjid. Dua puluh
tahun setelah kematian Muhammad, bulan sabit memerintah atas
kerajaan yang seluas kekaisaran Roma.”
Perintah untuk berjuang di jalan Allah diberikan dalam banyak Sura di Alquran,
salah satunya :
“Dan berperanglah kamu di jalan Allah, dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui. “ [ Sura 2 / Al-Baqarah : 244 ]
Perintah untuk berperang tanpa belas kasihan diberikan dalam Sura 4:74. Dalam
Sura 8: 65, Allah membangkitkan Muhammad untuk mengajak orang-orang
Muslim dalam berperang. Perhatikan apa yang Allah perintahkan dalam Jihad :
Mereka yang menolak tentang Alquran dan Islam akan menjadi takut
ketika mereka melihat orang-orang Muslim menyiksa orang-orang Kristen dan
memang begitu kebenarannya. Kita mungkin merasa sedikit lebih baik
mengenai hal ini jika kita memahami bahwa teman-teman muslim kita
hanya melakukan apa yang mereka percayai adalah kebenaran yang harus
ditaati. Allah secara khusus memerintahkan orang-orang Muslim untuk
berperang melawan orang-orang Kristen dan orang-orang Yahudi sampai
mereka menjadi lebih buruk dari budak-budak :
Siapakah mereka yang hidup dengan tekun dan sekuat tenaga dan
dengan sikap pasti berusaha menghancurkan Bangsa Yahudi dan orang-orang
Kristen, sekarang siapakah yang memungkinkan hal itu terjadi ? Alkitab
mempunyai jawaban dalam Wahyu 12 : 17.
Andaikan anda mempunyai dua anak lelaki dan salah satunya adalah
keras kepala. Akankah anda memerintahkan anak yang baik untuk menyiksa
anak yang keras kepala ? Tentu saja tidak. Tidak ada orang tua yang mengasihi
akan melakukan tindakan seperti itu. Jika tidak ada orang tua di muka bumi akan
melakukan hal tersebut, bagaimana mungkin Tuhan Yang Maha Pemurah dan
jauh lebih baik dari manusia melakukan tindakan tersebut. Jika pembicara
dalam Sura tersebut adalah Allah ( yang mana dengan sangat kuat
dipercaya adalah benar ), maka kemudian kita mempunyai bukti yang solid
bahwa Allah bagi agama Islam adalah total sangat berbeda dengan Tuhan [
Yahweh atau Elohim ] dalam Alkitab yang dikenal oleh bangsa Yahudi dan
orang-orang Kristen. Tuhan / Elohim dalam Alkitab mempunyai kasih yang
khusus untuk orang-orangnya, Bangsa Yahudi dan orang-orang Kristen. Tuhan
dalam Alkitab mengingatkan bahwa Dia sendiri akan berhadapan dengan Jihad
yang menindas orang-orangNya :
“Dia tidak membiarkan orang menindas mereka; ya, Dia menegur raja-raja
demi mereka, Jangan menyentuh yang Kuurapi, dan janganlah
mengganggu nabi-nabi-Ku” [ Mazmur 105 : 14-15 ]
KESIMPULAN SAYA :
Biarlah kita selaku umat Kristen dan pengikut Tuhan Yesus berdoa agar setiap
orang boleh dibukakan mata dan hatinya oleh Roh Kudus agar mereka bisa
melihat bahwa Hanya Kasih yang diajarkan dalam Alkitab merupakan jalan
keluar dari semua peperangan dan kekerasan yang ada di muka bumi.
Salam sejahtera selalu dalam nama Tuhan Yesus..