Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Matematika dan Sains

Vol. 9 No. 1, Maret 2004, hal 209 – 213

Lantaden XR Glikosida dari Daun Lantana camara L.

Rumondang Bulan1), Soekeni Soedigdo2), Sadijah Achmad2) dan Buchari2)


1)
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan
Jl, Bioteknologi No. 1, Kampus-USU Medan.
2)
Departemen Kimia, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 40132.

Diterima Maret 2003, disetujui untuk dipublikasikan September 2003

Abstrak
Isolasi dan pemurnian senyawa lantaden XR glikosida yaitu suatu senyawa turunan lantaden, dari daun Lantana
camara L telah dilakukan. Struktur senyawa ditentukan berdasarkan interpretasi data UV, IR, MS, 1H dan 13C-
NMR. Senyawa tersebut bersifat sitotoksik terhadap sel leukemia L1210 dengan IC50 2,23 µg/mL.

Kata Kunci : Lantaden, lantaden XR glikosida, Lantana camara L., sel leukemia L1210

Abstract
Isolation and purification of lantadene XR glycoside compound related to lantadene compound, from Lantana
camara L. leaves had been done. Structure elucidation was performed by interpretation of spectroscopic data,
including UV, IR, MS, 1H and 13C-NMR. This compound is cytotoxic against of L1210 leukemic cell with IC50 of
2.23 µg/mL.

Keywords: Lantadene, lantadene XR glycoside, Lantana camara L., L1210 leukemic cell
1. Pendahuluan 2. Bahan dan Metode
Lantana camara L. adalah tumbuhan perdu 2.1 Bahan tumbuhan
dari suku Verbenaceae yang berasal dari Amerika
Daun L. camara L. berbunga merah yang digunakan
dan terdapat di Indonesia1,2,3,4). Tumbuhan tersebut
dalam penelitian ini diperoleh dari daerah Soreang,
telah lama digunakan sebagai salah satu bahan
Bandung. Bahan tumbuhan dideterminasi di
ramuan obat tradisional untuk mengobati berbagai
Herbarium Bandungense, Departemen Biologi
macam penyakit antara lain untuk pengobatan
FMIPA ITB dan Herbarium Bogoriense, Balitbang
penyakit kulit, batuk, keracunan dan reumatik5,6).
Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi,
Berdasarkan berbagai literatur diketahui bahwa daun
LIPI Bogor. Setelah dibersihkan bahan dikeringkan
L. camara L. mengandung senyawa lantaden, yaitu
dan dijadikan serbuk.
lantaden A, lantaden B, lantaden C, lantaden D,
lantaden A yang tereduksi dan lantaden B yang 2.2 Ekstraksi
tereduksi7,8,9,10,11). Senyawa lantaden A dan lantaden
B yang dapat menyebabkan keracunan pada domba Sebanyak 50 g serbuk daun kering L.
mengandung gugus yang khas pada struktur camara L diekstraksi secara ekstraksi sinambung
dengan 500 mL metanol. Kemudian metanolnya
kimianya, seperti sistim lingkar, gugus karbonil dan
ikatan rangkap yang umumnya terdapat pada diuapkan dengan menggunakan penguap vakum putar
senyawa-senyawa yang aktif terhadap sel-sel pada suhu 50 0C sehingga diperoleh larutan jenuh
metanol. Ekstraksi diulang lagi sehingga bahan
abnormal seperti sel leukemia L1210, sel P388, sel
Walker 256 dan lain-lain12,13,14,15,16). tumbuhan yang diekstraksi sebanyak 1 kg. Dari 1 kg
Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi, serbuk daun kering L. camara L. diperoleh 64,52 g
memurnikan dan mengelusidasi struktur senyawa ekstrak kasar.
kimia yang terdapat di dalam daun tumbuhan L. 2.3 Pemisahan
camara L., dan menguji aktivitas sitotoksiknya
terhadap sel leukemia L1210. Sel leukemia L1210 Ekstrak kasar di fraksinasi dengan
dipilih karena merupakan sel tumor yang tumbuh kromatografi kolom menggunakan fasa diam silika
cepat dengan persentase sel hidup cukup tinggi dan gel dan fasa gerak campuran benzen dan etanol (4 : 1
memiliki tingkat pertumbuhan 100%. Jika suatu zat v/v). Hasil dari kromatografi kolom diperoleh 5
toksik terhadap sel leukemia L1210, pada umumnya fraksi yaitu fraksi A, B, C, D dan E. Kemudian
toksik terhadap sel-sel abnormal lainnya. dilakukan uji aktivitas terhadap masing-masing fraksi
dengan menggunakan sel leukemia L1210. Dari hasil
209
210 JMS Vol. 9 No. 1, Maret 2004

uji aktivitas secara in vitro terhadap sel leukemia Isolat C yang diperoleh merupakan serbuk
L1210 ternyata fraksi yang paling aktif adalah fraksi putih, mempunyai titik lebur 302,46 0C, sedangkan
C. Fraksi C dimurnikan dengan rekristalisasi lantaden A, lantaden B, lantaden C, lantaden D,
menggunakan pelarut metanol dan diperoleh isolat C. lantaden A yang tereduksi dan lantaden B yang
Kemudian dilakukan karakterisasi terhadap isolat C tereduksi masing-masing mempunyai titik lebur 282-
dengan menentukan titik lebur, pengukuran spektra 286, 293-294, 152-158 dan 191-1930 C. Bila
UV, IR, MS, RMI proton dan RMI karbon. diperhatikan titik lebur isolat C dengan titik lebur
dari senyawa-senyawa lantaden, maka isolat C bukan
2.4. Uji Aktivitas terhadap Sel Leukemia L1210
merupakan lantaden A, lantaden B, lantaden C dan
Uji aktivitas dari fraksi A, B, C, D, dan E lantaden D.
pada sel leukemia L1210 dilakukan secara in vitro Hasil analisis spektrometri ultraviolet (UV)
menurut prosedur yang digunakan oleh Fujimoto. Uji senyawa isolat C dengan pelarut metanol pada
aktivitas dilakukan dalam multiwell plate tissue rentang panjang gelombang 200-500 nm
culture (1,00 mL sel setiap lubang dengan kapasitas menunjukkan absorpsi maksimum pada panjang
20 x 105 sel/mL). Ke dalam sel tersebut dimasukkan gelombang maksimum (λmaks) 206 nm dengan harga ε
zat yang diuji sebanyak 10 µL dengan variasi (absorptivitas molar) 1625,33 M-1 cm-1. Posisi pada λ
konsentrasi. Sebagai kontrol digunakan 10 µL maksimum 206 nm diduga isolat C adalah senyawa
metanol. Kemudian diinkubasi dalam incubator CO2 triterpen (lit. λmaks : 190-210 nm).
pada suhu 370 C, selama 48 jam. Setelah diinkubasi, Hasil analisis spektrometri infra merah
jumlah sel dihitung di bawah mikroskop dengan terhadap isolat C (Tabel 1.), menunjukkan serapan
menggunakan Haemocytometer Fuch Rosenthal yang tajam pada 3474,2 cm-1 yang spesifik untuk
(0,200 mm; 0,0625 mm2). Percobaan uji aktivitas gugus fungsi hidroksil bebas, sedangkan pada
dilakukan secara duplo. Persentase inhibisi (% lantaden tidak ditemukan, hal ini menunjukkan
inhibisi) dihitung menurut persamaan : bahwa pada isolat C terdapat gugus lain yang tidak
α terdapat pada senyawa lantaden. Pita serapan 2961
% inhibisi : ( 1 - ) x 100 dan 2932 cm-1 merupakan getaran ulur dari CH pada
Σ CH3. Pita serapan pada 1639,6 cm-1 menunjukkan
α = jumlah sel hidup dalam medium yang berisi zat getaran ulur dari gugus karbonil, sedangkan pada
yang diuji lantaden terdapat pada serapan 1752 cm-1, hal ini
Σ = jumlah sel yang hidup dalam medium yang berisi menunjukkan bahwa pada isolat C dan lantaden
kontrol terdapat gugus yang sama yaitu gugus karbonil. Pita
3. Hasil dan Pembahasan serapan pada 1618,7 cm-1 menunjukkan getaran ulur
dari C=C, sedangkan pada lantaden terdapat pada
Hasil pemisahan dari kromatografi kolom serapan 1650 cm-1, hal ini menunjukkan bahwa pada
dengan menggunakan fasa diam silika gel G 60 dan isolat C dan lantaden terdapat ikatan rangkap. Daerah
pengelusi benzen-etanol (4:1); kemudian dilanjutkan sidik jari 900-1400 cm-1 menunjukkan pola yang
dengan metanol diperoleh 5 fraksi yaitu fraksi A, sama dengan senyawa triterpen. Pita serapan pada
fraksi B, fraksi C, fraksi D dan fraksi E. 1381,2 cm-1 merupakan pita serapan yang khas untuk
Hasil uji aktivitas secara in vitro terhadap getaran ulur gugus gem dimetil dari golongan
pertumbuhan sel leukemia L1210, diperoleh IC50 triterpenoid. Sedangkan pita serapan pada 1167,1cm-1
untuk fraksi A, fraksi B, fraksi C, fraksi D dan fraksi dengan intensitas spektrum sedang tajam adalah
masing-masing sebesar 6,55; 6,00; 3,82; 4,75 dan getaran ulur untuk gugus C-O pada ester dan pita
4,47 µg/mL. Dari hasil uji aktivitas terhadap sel serapan pada 1107, 3 cm-1 adalah spesifik untuk
leukemia L1210 menunjukkan bahwa fraksi yang gugus fungsi eter (C-O-C). Pita serapan pada 1072
paling aktif adalah fraksi C dengan nilai IC50 = 3,82 cm-1 menunjukkan pita serapan untuk CH2 sistim
µg/mL. Berdasarkan nilai IC50 tersebut maka lingkar triterpen (lit. : 1070 cm-1). Pita serapan pada
dilakukan pemurnian terhadap fraksi C. Pemurnian 1022 cm-1 menunjukkan serapan untuk C-O-C (1075-
dilakukan secara kristalisasi dengan menggunakan 1020 cm-1). Pita serapan 621,2 cm-1 adalah getaran
pelarut metanol. Dari hasil kristalisasi diperoleh ulur dari C=C. Dari hasil analisis spektrometri infra
serbuk berwarna putih (disebut isolat C) dengan titik merah menunjukkan bahwa isolat C mempunyai
lebur 302,460 C dan rendemen 0,48 0/00. Hasil analisis gugus OH, CH3, C=O, C=C dan C-O-C. Bila
KLT dari isolat C dengan fasa diam silika gel G 60 diperhatikan data infra merah dari isolat C dengan
F254 dan pengelusi benzen-etanol (4:1) penampak data infra merah dari lantaden, pada isolat C terdapat
noda uap iodium, isolat C mempunyai Rf = 0,32. gugus fungsi hidroksil (OH) dari alkohol bebas
Data KCKT dari isolat C dengan menggunakan sedangkan pada lantaden tidak ada, tetapi mempunyai
kolom ODS. C18, fasa gerak metanol-air (6:4), gugus yang sama yaitu gugus karbonil dan ikatan
menunjukkan bahwa isolat C terdiri dari satu rangkap, maka ada kemungkinan isolat C adalah
komponen dengan waktu retensi 2,8 menit. Hasil uji lantaden yang mempunyai gugus lain.
aktivitas pada sel leukemia L1210, isolat C
mempunyai nilai IC50 sebesar 2,23 µg/mL.
JMS Vol. 9 No. 1, Maret 2004 211

Tabel 1. Data infra merah dari isolat C limpahan ion paling utama (base peak) adalah m/z =
Posisi Serapan
551 adalah sesuai dengan ion molekul (M+) dari
(cm –1) Karakteristik Rentangan senyawa lantaden A dan lantaden B (senyawa yang
3474,2 Serapan spesifik untuk gugus OH alkohol terkandung dalam daun L. camara L.; C35H52O5; m/z
2961,1 Getaran ulur dari CH pada CH3 = 552). Selisih m/z dari isolat C dengan lantaden A
2932,2 Getaran ulur dari CH pada CH3 ataupun lantaden B adalah 236, maka diduga isolat C
1639,7 Getaran ulur dari C = O yang diperoleh adalah senyawa lantaden yang
1618,7 Getaran ulur dari C = C mempunyai gugus heksosa (C6H11O5; m/z =163) dan
1381,2 Getaran ulur dari gem dimetil pada triterpen
1167,1 Getaran ulur dari C-O pada ester C4H8OH (m/z = 73). Untuk meyakinkan bahwa gugus
1107,3 Getaran ulur dari C-O-C yang terikat pada isolat C adalah heksosa
1072 Getaran ulur CH2 sistim lingkar triterpen (monosakarida), dilakukan uji Molisch terhadap
621,2 Getaran ulur dari C = C, isolat C dengan menggunakan standar glukosa. Dari
hasil uji Molisch terhadap isolat C, menunjukkan
Untuk lebih meyakinkan bahwa isolat C bahwa isolat C memberikan hasil yang positif dengan
merupakan senyawa lantaden, maka dilakukan terbentuknya cincin merah violet antara larutan isolat
analisis spektrometri massa. Analisis spektrometri C dengan asam sulfat dan ini menunjukkan bahwa
massa dengan sistem tabrakan elektron untuk isolat C isolat C mempunyai gugus heksosa (monosakarida).
memberikan massa relatifl m/z = 788. Hasil analisis Sedangkan pada hasil analisis fragmentasi yang
fragmentasi isolat C menunjukkan pecahan molekul terjadi pada isolat C juga menunjukkan adanya gugus
pada m/z 625 (M-C6H11O5) ; m/z = 551, 569, 507, heksosa. Hasil analisis fragmentasi senyawa isolat C
479, 451 dan 423. Berdasarkan hasil fragmentasi dari dapat dilihat pada Gambar 1.
spektrometri massa isolat C tersebut, dengan

O
CH3
O C CH C
C CH3
O C4H8OH
O
O e
C6H11O5 O
CH3 +.
O C CH C
C CH3
O C4H8OH
O
O
M.+ ; m/z = 788
C6H11O5

+.
O
CH3
O C CH C +
C CH3 + C6H11O5
O C4H8OH
O m/z = 163
O A +. ; m/z = 625
H

C4H8OH + H +
. C C CH3 H +
CH3 +
m/z = 73 O m/z = 55
CH3
O C CH C O
C CH3
O .+ O C +.
O C
O C4H8OH
O B +. ; m/z = 551 O
CO2 O .
O-C4H8OH + H+
m/z = 44 O D +. ; m/z = 569 m/z = 89
CH3
O C CH C O
+. CH3
O C+
C
+. O
O C +. ; m/z = 507
O
CO
E .+ ; m/z = 479 m/z = 28
O
O +. O C .+

O CO O
G +. ; m/z = 423 m/z = 28 F .+ ; m/z = 451

Gambar 1. Fragmentasi isolat C.


212 JMS Vol. 9 No. 1, Maret 2004

Hasil analisis fragmentasi isolat C adalah : Tabel 2 : Data pergeseran kimia 1H dan 13
C-NMR
dari isolat C dalam pelarut deutro piridin.
1. Puncak ion molekul m/z = 788 merupakan massa
molekul relatif dari isolat C 1 13
No. Atom C H-NMR C-NMR DEPT
2. Puncak dengan m/z = 625 adalah puncak ion
fragmen A hasil pemutusan ikatan C-O yang 1 1,75 (t) 37,52 CH2
disertai pelepasan gugus C6H11O5 dari ion 2 2,13 (q) 30,30 CH2
molekulnya. 3 4,30 (t) 78,14 CH
3. Puncak dengan m/z = 551 adalah puncak ion 4 - 36,97 C
fragmen B merupakan puncak dasar yaitu 5 0,95 (t) 56,28 CH
dengan melepaskan ikatan C4H8OH + H+, m/z = 6 1,40 (q) 21,32 CH2
551 adalah sesuai dengan ion molekul (M+) dari 7 1,26 (t) 23,43 CH2
senyawa lantaden A atau lantaden B yaitu isolat 8 - 42,52 C
C melepaskan gugus C6H11O5 dan C4H8OH 9 1,08 (t) 46,08 CH
(lantaden A dan lantaden B, C35H52O5, m/z : 10 - 19,46 C
552). 11 1,82 (t) 28,58 CH2
4. Puncak dengan m/z = 507 adalah puncak ion 12 5,38 (t) 121,95 CH
fragmen C, hasil dari ion fragmen B yang 13 - 128,20 C
melepaskan CO2 14 - 50,38 C
5. Puncak dengan m/z = 569 adalah puncak ion 15 1,30 (t) 28,58 CH2
fragmen D hasil pemutusan ikatan C-C yang 16 1,39 (t) 34,24 CH2
disertai dengan pelepasan gugus CH=C(CH3)2 + 17 - 56,86 C
H+ dari ion fragmen A. 18 2,70 (t) 39,38 CH
6. Puncak dengan m/z = 479 adalah puncak ion 19 2,13 (d) 36,43 CH2
fragmen E hasil dari fragmen D yang 20 - 39,99 C
melepaskan - O – C4H8OH + H+ 21 1,84 (d) 32,21 CH2
7. Puncak dengan m/z = 451 adalah puncak ion
22 5,02 (t) 78,52 CH
fragmen F hasil dari fragmen E yang melepaskan
23 0,89 (s) 32,10 CH3
CO
24 0,90 (s) 12,20 CH3
8. Puncak dengan m/z = 423 adalah puncak ion
fragmen G hasil dari fragmen F yang melepaskan 25 0,67 (s) 12,01 CH3
CO 26 0,87 (s) 20,01 CH3
Berdasarkan hasil fragmentasi dari 27 0,88 (s) 19,22 CH3
spektrometri massa maka isolat C merupakan 28 - 164,52 C
senyawa lantaden yang mempunyai gugus heksosa 29 0,91 (s) 20,01 CH3
(monosakarida, C6H11O5) dan C4H8OH. 30 0,95 (s) 19,46 CH3
Analisis data spektra resonansi magnet inti 1’ - 162,97 C
proton (Tabel 2) menunjukkan adanya sinyal-sinyal 2’ 7,19 (s) 114,91 CH
pada δH (ppm) 0,67 (3H, s, H-25); 0,87 (3H, s, H- 3’ - 140,95 C
26); 0,88 (3H, s, H-27); 0,89 (3H, s, H-23); 0,90 (3H, 4’ 1,01 (s) 19,05 CH3
s, H-24); 0,91 (3H, s, H-29); 0,95 (1H, t, H-5); 0,99 5’ 1,01 (s) 19,05 CH3
(3H, d, H-4”), 1,01 (3H,s, H-4’) dan 1,01 (3H, s, H- 1” 4,01 (t) 62,88 CH2
5’). Penyidikan proton-proton pada daerah medan 2” 1,55 (q) 24,55 CH2
rendah “low field” diperoleh sinyal-sinyal pada δH 3” 3,97 (m) 71,74 CH
5,38 (1H, t, H-12; J = 8 Hz) dan δH 7,19 (1H, s, H- 4” 0,99 (d) 19,25 CH3
2’). Sedangkan penyidikan proton yang terdapat pada 1”’ 5,02 (d) 102,61 CH
daerah δH 3,97 (1H, m, H-3”); 3,99 (1H, t, H-3”’); 2”’ 4,07 (t) 75,38 CH
4,01 (3H, d, H-6”’); 4,07 (1H, t, H-2”’); 4,30 (1H, t, 3”’ 3,97 (t) 78,14 CH
H-4”’) dan 5,02 (1H, d, H-1”’) menunjukkan bahwa 4”’ 4,30 (t) 71,74 CH
proton-proton tersebut berikatan dengan oksigen 5”’ 3,93 (q) 78,52 CH
(gugus hidroksil). 6”’ 4,01 (d) 62,88 CH3

Analisis data spektra RMI karbon dan


analisis eksperimen DEPT (Distortionless
Enhancement by Polarization Transfer)
menunjukkan bahwa adanya sinyal-sinyal 45 atom
karbon yang terdiri dari tujuh sinyal pada medan
rendah “low field” yaitu pada δC 162,97 (s, C-1’);
164,52 (s, C-28); δC 121,95 (d, C-12); 128,20 (s, C-
28); 114,91 (d, C-2’); 140,95 (d, C-3’) dan satu atom
JMS Vol. 9 No. 1, Maret 2004 213

karbon yang karakteristik untuk ikatan glikosida pada Worlds Worst Weeds Distribution and Biology,
δC 102,61 (s, C-1’”)15). Penyidikan adanya sinyal- The University Press of Hawaii, Honolulu, 299-
sinyal yang menunjukkan atom karbon yang 302, (1977).
teroksigenasi seperti adanya gugus hidroksil pada 5. Kloppenburg, “Petunjuk Lengkap Mengenai
skeleton gula (glukosa) diperoleh pada δC 62,88 (t, Tanam-tanaman di Indonesia dan Khasiatnya
C-1”); 71,74 (d, C-4”’); 75,38 (d, C-2”’); 78,14 (d, C- sebagai Obat-obatan Tradisionil”, Terjemahan,
3”’) dan 78,52 (d, C-5”’). Dari data spektra RMI Yayasan Dana Sejahtera dan CD., RS. Bethesda,
karbon, analisis eksperimen DEPT dan COSY Yogyakarta, 170, (1983).
menunjukkan adanya 45 atom karbon yang terdiri 6. Sirait, M., Sutrisno, R. B., Hargono, D., Farouq,
dari 8 atom karbon kuaterner (C); 2 atom karbon “Pemanfaatan Tanaman Obat”, Departemen
ester (O-C=O); 13 atom karbon metin (CH); 12 atom Kesehatan Republik Indonesia, 97, (1983).
karbon metilen (CH2) dan 10 atom karbon metil 7. Barton, D. H. R., De Mayo, P., “The Constituen
(CH3). of Icterogenin, a Physiologically Active
Dari hasil analisis resonansi magnet inti Triterpenoid”, Triterpenoids, Part XV, 887-900,
karbon dari isolat C menunjukkan bahwa isolat C (1954).
mempunyai dua buah gugus karbonil, atom karbon 8. Barton, D. H. R., Warnhoff, E. W., Jeger, O.,
yang berikatan rangkap dua, atom karbon yang Perold, G. W., “The Constitution of Lantaden
karakteristik untuk ikatan glikosida dan atom karbon B”, Triterpenoids, Part XIX, 3689-3692, (1954).
yang teroksigenasi. 9. Johns, S. R., Lamberton, J. A., Morton, T. C.,
Jadi berdasarkan analisis dari data Soares, H., Willing,R. S., “22 β-[(S)-2-Methyl
ultraviolet, spektrometri infra merah, spektrometri butanoyloxy]-3-oxoolean-12-en-28-oic Acid, a
massa, resonansi magnet inti (proton dan karbon), New Constituent of Lantana Camara”, Aust. J.
dan uji Molisch terhadap isolat C, maka dapat Chem., 36, 1895-1902, (1983).
disimpulkan bahwa isolat C merupakan senyawa 10. Sharma Om P., Dawra, R. K., “Short
butanol ester dari lantaden glikosida (lantaden XR Communication, Thin Layer Chroma-tographic
glikosida) yang mempunyai struktur pada Gambar 2. Separations of Lantadenes The Pentacyclic
Triterpenoids from Lantana (Lantana Camara)
29 30
Plant”, J. Chromatogr., 587, 351-354, (1991).
19 20
21 O 4'
11. Sharma Om P., Dawra, R. K., Ramesh, D., “A
CH3
12
13
18 22
O C CH C
Triterpenoid Acid, Lantadene D from Lantana
11 CH3
25 26
17
C
O
1' 2' 3'
5' Camara Var. Aculeata”, Phytochemistry, 29
6''' 14 16
CH2OH 1 9 15 28
O CH2 CH2 CH CH3 (12), 3961-3962, (1990).
5''' O 2 10 8 1'' 3''
2'' 4''

4''' 1''' 3 5 7
27 OH 12. Beeby, P.J., “Chemical Modification of
OH 4 6
HO
O Triterpen from Lantana Camara”, Austr. J.
3''' 2''' 23 24 Isolat C
OH Chem., 1315-1321, (1978).
13. Anonim, “Keracunan Tanaman Lantana Camara
Gambar 2. Struktur Isolat C (Lantaden XR Glikosida). pada ternak”, dalam Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, XV, 5, Bogor, 1-2,
4. Kesimpulan (1993).
1. Telah ditemukan senyawa lantaden XR glikosida 14. Itokawa, H., Takeya, K., “Antitumor Substances
yaitu senyawa turunan lantaden dari daun from Higher Plants”, Heterocycles, 35 (2),
Lantana camara L berbunga merah. Tokyo, 1467-1501, (1993).
2. Hasil uji bioktivitas terhadap sel leukemia 15. Hall, I. H., Lee, K. H., Okano, M., Sims, D.,
L1210, menunjukkan bahwa lantaden XR Ibuka, T., Liou, Y. F., Imakura, Y., “Antitumor
glikosida bersifat toksik dengan IC50 2,23 µg/mL Agents XLII : Comparison of Anti-leukemic
Activity of Helenalin, Brusatol and Bruceantin
Daftar Pustaka and Their Esters on Diffrent Strains of P-388
1. Ahmed, Z. F., El Moghazy Shoaib, A. M., Lymphocytic Leukemic Cells”, J. Pharm. Sci.,
Wassel, G.M.,ElSayyad,S.M.,“Phytochemical 70, 1147-1150, (1981).
Study of Lantana Camara L.”, Planta Med., 34- 16. Sumatera, M., “Beberapa Senyawa Penghambat
37, 282-288, (1972). Pertumbuhan Sel Leukemia L1210 dari Physalis
2. Heyne, K., “Tumbuhan Berguna Indonesia”, III, Minima L.”, Abstrak Disertasi, Program Doktor,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, (1995).
Jakarta, 1668-1669, (1987). 17. Koike, K., Li, H., Jia, Z., Muraoka, H., Fukui, S.,
3. Backer, A., R. C. Bakhuizen Van D. B., “Flora Inoue, M. J., Ohmoto, T. O., “Triterpenoid
of Java”, II, N. V. P. Noord Hoff, Groningen, Saponins from Dianthus Chinensis”,
596-597, (1965). Tetrahedron, 50 (45), 12811-12820, (1994).
4. Holm, L. G., Plucknett, D. L., Pancho, J. V.,
Herberger, J. P., (1977), “Lantana Camara
L. Verbenaceae, Verbena Family”, dalam The

Anda mungkin juga menyukai