Anda di halaman 1dari 2

NAMA KELAS

: TIARA YUNDA SANTIKA : VII BILINGUAL 2

TUGAS : FISIKA

A. PENGERTIAN KALOR
Apabila kamu mencelupkan besi panas ke dalam gelas berisi air dingin, maka setelah beberapa saat suhu air di dalam gelas akan naik. Semantara itu, suhu besi akan turun. Mengapa demikian? Karena ada suatu bentuk energi yang berpindah dari besi ( benda bersuhu lebih tinggi ) ke air ( benda bersuhu lebih rendah ) yang disebut kalor. Dengan demikian, kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Kalor termasuk besaran, sehingga memiliki satuan, satuan kalor adalah kalori dan dalam SI satuan kalor adalah joule ( j). 1 joule = 0,24 kalori. Sebelum abad kesembilan, para ilmuwan berpendapat bahwa kalor merupakan zat alir, yaitu zat yang mengalir dari suatu benda ke benda lain. Kalor sebagai zat alir ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahi kimia berkebangsaan prancis, yaitu antoine laurent lavoisier ( 1743-1794). Menurutnya, apabila benda bersuhu lebih tinggi disentuhkan ke benda bersuhu lebih rendah, maka pada saat itu zat alir mengalir. Satuan kalor pada masa itu dinyatakan dalam satuan kalori atau untuk ukuran yang lebih besar dinyatakan dalam satuan kilokalori. Ternyata, teori tentang kalor sebagai zat alir tersebut memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah jika kalor merupakan zat alir, maka zat tersebut haruslah memiliki massa. Akan tetapi, kenyataannya kalor tidak memiliki masa dan tidak dapat ditimbang. Beberapa ilmuwan yang membantah teori kalor sebagai zat alir di antaranya adalah benjamin thompson ( count rumford ) ( 1743-1814 ), ( robert meyer ) ( 1884-1878), dan (james prescott joule) ( 1818-1889 ). Para ahli tersebut telah membuktika bahwa kalor bukanlah suatu zat alir, tetapi merupakan suatu bentuk energi.

A PENGERIAN KALOR JENIS Apa itu kalor jenis? Jawaban pertanyaan inilah yang akan kita bahas dalam tulisan ini. Tidak semua materi mempunyai kemampuan yang sama dalam menyerap kalor. Mengapa? Hal ini terjadi karena setiap zat mempunyai kalor jenis yang berbeda. Bandingkan air, besi, dan raksa! Jika air, besi, dan raksa mempunyai massa dan suhu awal yang sama, kemudian diberi kalor hingga mengalami kenaikan suhu yang sama juga, setiap zat akan menyerap jumlah kalor yang berbeda, bergantung pada jenis zat. Untuk setiap kenaikan suhu air 10C dari air bermassa 1 gram diperlukan kalor sebesar 1 kalor jenis air adalah 1 kal/(g 0C). Sebenarnya, satuan kalor disesuaikan dengan sifat air. Dapat dikatakan satuan kalori ditetapkan oleh sifat air, jumlah kalor yang diperlukan 1 gram air untuk naik 1 0C. Untuk setiap kenaikan suhu besi 10C diperlukan kalor sebesar 0,11 kalori karena kalor jenisnya 0,11 kal/(g0C). Untuk setiap kenaikan suhu raksa 10C diperlukan kalor sebesar 0,033 kalori karena kalor jenisnya adalah 0,033 kal/(g0C). Dengan demikian kalor jenis menggambar kemampuan suatu zat untuk menyerap kalor. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kalor jenis adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1 kilogram zat dan setiap 10C. Zat yang memiliki kalor jenis terbesar tentunya akan membutuhkan kalor yang lebih banyak untuk menaikkan suhunya. Air banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki kalor jenis yang besar. Sebagai contoh, pada siang hari kita akan merasa segar jika minum air dingin. Hal ini disebabkan kalor jenis air lebih besar daripada kalor jenis udara. Air tidak mudah naik suhunya walaupun suhu udara cukup tinggi. Selain itu, air dapat pula digunakan sebagai pendingin mesin mobil karena kenaikan suhu air lebih lambat dibandingkan suhu mesil mobil. Hal ini disebabkan kalor jenis air lebih kecil daripada kalor jenis logam penyusun mesin mobil.

Anda mungkin juga menyukai