Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I. II. JUDUL : Karakteristik Dan Pembentukan Urin TUJUAN : 1.

Mempelajari proses pembentukan urin 2. Mengamati karakteristik urin berdasar volume, berat jenis dan jumlah benda padat dalam urin III. DASAR TEORI Ekskresi adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa metabolisme (katabolisme) / bahan yang berlebihan dari sel tubuh suatu organisme. Untuk membuang hasil katabolisme dari tubuh, diperlukan alat ekskresi. Berbagai organ dapat mengekskresikan sisa metabolisme tersebut, misalnya paru-paru, hati, kulit, insang, ginjal, dan lain-lain (Sumanto, 2007 : 80-81) Ekskresi merupakan eliminasi pengeluaran zat buangan hasil metabolisme dari tubuh makhluk hidup,jika zat ini dibiarkan terakumulasi dalam tubuh,maka akan mengacaukan homeostatis. Ekskresi mempunyai peranan penting dalam mengeluarkan dan membuang hasil sampingan dari metabolisme, mencegah terjadinya gangguan aktifitas metabolisme dalam tubuh dengan cara mengekskresikan zat buangan, mengendalikan kandungan ion dalam tubuh (Kartolo,S.1993:257). Ada 2 pendapat mengenai mekanisme pembentukan urine,yaitu: 1. Menurut Ludwig (1844) Urine terjadi karena adanya proses filtrasi pada glomerulus dan fungsi dari tubulus seminiferus adalah untuk memekatkan urine 2. Menurut Chusni

Pendapat Chusni merupakan modifikasi dari teori Ludwig. Ia mengatakan bahwa terjadi filtrasi plasma melalui glomerulus yang menghasilkan filtrat berupa air dan bahan non koloid. Teori ini di kenal dengan teori reabsorbsi dan sekresi (Shanti,L.2000:87). Sisa metabolisme dari zat-zat makanan yang telah diserap oleh dinding usus meninggalkan badan sebagai urine. Urine ini dibuat pada ginjal dan meninggalkan ren tersebut melalui ureter hingga pada kandung kemih ( Vesica urinaria) dan keluar melalui uretra. Ginjal mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Pada hewan rendah terdapat berbagai alat ekskresi yang mempunyai fungsi seperti ginjal.Sisa metabolisme dari zat-zat makanan yang telah diserap oleh dinding usus, meninggalkan badan sebagai urine. Komposisi urin bervariasi tergantung kepada jenis makanan dan jumlah air yang diminum . Pada manusia dewasa kira-kira 1-1,5 liter per hari . Di daerah panas urin dihasilkan lebih sedikit dibandingkan di daerah dingin . Coba apakah Anda dapat menjelaskannya . Urin normal biasanya transparan dan warnanya kuning muda karena adanya pigmen urokrom (bilirudin dan biliverdin) . Masa jenis 1,005-1,04 dengan Ph 6,0. Ginjal merupakan struktur utama untuk ekskresi pada Vertebrata. Disamping sebagai alat ekskresi, ginjal mempunyai fungsi yang sangat penting untuk memelihara lingkungan internal pada tubuh. Adanya zat berlebih dalam darah terkait fungsi ginjal, dapat menjadi indikator gangguan fungsi ekskresi. Pembentukan urin terjadi dalam empat pruses, yaitu Penyaringan (Filtrasi), Penyerapan (Absorbsi), Penyerapan Kembali (Reabsorbsi), dan Augmentasi. a. Filtrasi Antara darah di dalam kapiler dan urine di dalam ruangan antara dua lembaran capsula terdapat endotelium yang berlubang,membran basalis yang tipis dan epitelium antara lanjutan dari sel-sel bercelah. Dengan demikian darah harus difiltrasi melalui membran basalis.

b. Sintesa Sintesa berlangsung di dalam sel-sel epitelium tubulus kontroktus proximal. Sebagian hasil metabolisme terjadi H2O dan CO2 dalam epitelium tubulus kontortus proximal dengan bantuan enzim anhidrase H2CO3 yang kemudian menjadi H+ dan HCO3- .Ion ion H+ keluar dari sel dan masuk ke dalam rongga tubulus. Di dalam sel epitelium tubulus kontortus distal disebut juga NH3 yang berasal dari glutamin di bawah pengaruh enzim glutaminase. c. Reabsorbsi NaHCO3 yang ada dalam filtrat di pecah menjadi Na + dan HCO3- .Ion Na+ masuk ke dalam epitelium dan bersenyawa dengan HCO 3- yang ada di dalam sel untuk menjadi Natrium Bikarbonat. d. Sekresi Sel-sel epitelium melepas H+ ,NH2+ dan K+ yang dinamakan sebagai proses sekresi yang sebagai filtrat ,steroid,glukoloid dan asam5 hydroxial asetat yang biasanya dihasilkan dalam tubuh. Dengan demikian di dalam urine yang dikeluarkan terdapat Na,K.Cl,Uteum,Kreatin,Asam urat,NH 2 ,Fosfat dan berbagai sulfat etherus,steroid,glukoloid,asam 5 hydroxial asetat ( Slamet Santosa,1996:159) Komposisi urine abnormal: a. Protein b. Glukosa c. Pigmen empedu d. Benda-benda keton e. Darah Sifat-sifat urin normal :

a. Volume : pada orang dewasa 600-2500 ml/hari, tergantung air yang masuk, suhu lingkungan, makanan, keadaan fisik dan mental. b. Berat jenis : berkisar 1,003-1,030, tergantung kadar solute di dalamnya. c. Reaksi : bersifat asam dengan pH kira-kira 6,0 (4,7-8,0). Pada asidosis, reaksi sangat asam dan pada alkalosis bersifat basa, juga tergantung makanan yang masuk. Bila urin dibiarkan, maka reaksi akan menjadi basis karena perubahan urea menjadi amonia. d. Warna : normal kuning pucat sampai kuning, juga tergantung volumenya. Zat-zat warna yang terdapat di dalam urin adalah urokhrom, urobilin dan hematoporfirin. Berat jenis urine tergantung jumlah zat yang terlarut di dalam urine atau terbawa dalam urine. Berat jenis zat plasma adalah 0,10. Bila ginjal mengencerkan karena sesudah minum air,maka BJ nya kurang dari 0,10. Bila ginjal memrlukan pemekatan urine,maka BJ di atas 0,10 ( Evelyn.1985:249). Setiap hari 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring dan terbentuklah 150 170 liter urine primer. Meski demikian hanya 1 1,5 liter urine yang kita keluarkan. Banyak sedikitnya urine seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : a. zat-zat yang tertarik b. suhu c. konsentrasi darah d. emosi

IV.

ALAT DAN BAHAN ALAT BAHAN

Gelas ukur Urinometer Gelas beker Botol air

1 buah 2 buah 3 buah 3 buah

Air putih Air garam Air soda Kertas pH Urine Tissue Probandus

450 ml 200 ml 100 ml 1 lembar Secukupnya secukupnya 3 orang

V.

CARA KERJA 1. 2. 3. 4. 5. Mensiapkan 3 bekerglass masing-masing berisi 200 ml kuades, 200 ml air karbonasi dan 200 ml air garam Mensiapkan 3 orang sebagai probandus dan tiap probandus minum masing masing satu jenis air Mencatat waktu yang diperlukan probandus dari saat minum cairan sampai dengan mengeluarkan urin Menampung urin yang keluar, catat volumenya Menghitung berat jenis urin menggunakan urinometer, caranya : masukkan urin dalam tabung urinometer hingga alat terapung, hitung strip yang terapung pada urinometer, masukkan rumus perhitungan Bj urin =1+ ( jumlah strip terapung x 0,002) 6. 7. 8. Menghitung jumlah benda padat dalam urinn(dua angka terakhir dari Bj x 2,65 gr/L) Menghitung ph urin dengan kertas pH Mencatat data yang didapat dalam tabel hasil percobaan

VI. No

DATA PENGAMATAN Jenis Minuman Waktu (jam) 8 8 6 Volume Awal (ml) 250 150 295 Volume Akhir (ml) 175 124 106 6 6 6 1,046 1,054 1,050 121,9 143,1 132,5 pH BJ BP

1. 2. 3.

Air Putih Air Garam Air Soda

VII.

PEMBAHASAN Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan urine.mengamati urine berdasarkan volume,berat jenis,pH dan jumlah benda padat dalam urine dan membandingkan keempat karakteristik tersebut ( volume.BJ, pH dan BP ). A. ANALISA KUANTITATIF 1. Probandus 1 minum 250 ml air putih Waktu : 8 jam V.awal = 250 ml V.akhir= 175 ml pH BJ Jumlah strip yang terapung = 23 BJ = 1 + ( jumlah strip yg terapung x 0,002 ) = 1 + ( 23 x 0,002 ) = 1 + 0,046 = 1,046 BP = 2 angka terakhir dari BJ x 2,65 gr/L = 46 x 2,65 gr/L = 121,9 gr/L 2. Probandus 2 minum 150 ml air garam Waktu : 8 jam V.awal = 150 ml V.akhir= 124 ml pH BJ Jumlah strip yang terapung = 27 BJ = 1 + ( jumlah strip yg terapung x 0,002 ) =6 =6

= 1 + ( 27 x 0,002 ) = 1 + 0,054 = 1,054 BP = 2 angka terakhir dari BJ x 2,65 gr/L = 54 x 2,65 gr/L = 143,1 gr/L 3. Probandus 3 minum 295 ml air soda Waktu : 6 jam V.awal = 295 ml V.akhir= 106 ml pH BJ Jumlah strip yang terapung = 25 BJ = 1 + ( jumlah strip yg terapung x 0,002 ) = 1 + ( 25 x 0,002 ) = 1 + 0,050 = 1,050 BP = 2 angka terakhir dari BJ x 2,65 gr/L = 50 x 2,65 gr/L = 132,5 gr/L B. ANALISA KUALITATIF Selain keempat karakteristik di atas yang telah di hitung secara kuantitatif dan juga di hitung waktu antara waktu saat meminum air dan saat mengeluarkan urin,dapat di analisa karrakteristik masingmasing urine yang di hasilkan adalah: 1. Probandus I ( meminum air putih ) Berdasarkan data yang diperoleh,diketahui bahwa probandus yang meminum air putih 250 ml. Kemudian setelah =6

tidur selama 8 jam ,sisa metabolisme berupa urin yang dikeluarkan adalah sebanyak 175 ml. Dari data tersebut diketahui ternyata urine yang dikeluarkan probandus lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah volume air putih yang di minum ( air yang di minum 250 ml dan urine yang dihasilkan 175 ml ). Hal ini sudah sesuai dengan teori, dimana urine yang di keluarkan lebih sedikit karena terjadi sekresi zat. Namun apabila jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak, mungkin hal tersebut dapat terjadi karena dimungkinkan sebelumnya probandus selama satu hari sudah banyak mengkonsumsi makanan atau kinuman yang banyak dan belum di ekskresikan sepenuhnya,sebelum probandus minum air putih untuk percobaan ini.Sehingga terjadi penambahan sekresi dari bahan makanan / minuman peningkatan yang di konsumsi urine yang probandus,mengakibatkan jam. Proses terjadinya urin adalah sebagai berikut: Air disaring dari plasma darah di glomelurus yang menghasilkan filtrat berupa air dan bahan non koloid. Hasil filtrasi ini adalah terbentuknya filtrat di kapsula bowman yang selanjutnya di alirkan ke tubulus renalis. Reabsorbsi selektif senyawa substansi yang masih berguna bagi tubuh akan diambil dari filtrat dan dikembalikan ke darah. Reabsorbsi cenderung disebabkan adanya garam anorganik. Air yang ikut dalam filtrat glomerulus akan diserap kembali dalam tubulus proximal. Sekresi substansi yang tidak dibutuhkan dipindahkan dari darah ke filtrat yang terdapat di tubulus ginjal dan perpindahan ini disebut sekresi yang dalam hal ini adalah sekresi ion H+. jumlah

dikeluarkan setelah probandus minum air putih dan tidur selama 8

Ekskresi substansi yang sudah tidak berguna dibuang keluar. Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan berat jenis,

di dapatkan berat jenis urin sebesar 1,046 dan pH sebesar 6, sehingga urin probandus dapat dikatakan tidak normal karena urin yang normal memiliki BJ antara 1,003 1,040 dan pH 6. Jumlah benda padat pada urine probandus yang meminum air putih adalah 121,9 gr/L. Angka ini diperoleh dari perkalian dua angka terakhir dari BJ denga 2,65 gr/L. Di mana BJ yang terukur adalah 1,008 sehingga kadar benda padat yang dapat di ukur adalah 46 x 2,65 gr/L = 121,9 gr/L Jumlah benda padat dalam urin selain dipengaruhi oleh BJ juga dipengaruhi oleh lamanya pengosongan vesica urinaria. Semakin lama waktu pengosongan,maka pemisahan zat padat dengan pelarutnya lebih terperinci,terutama zat-zat padat yang dikeluarkan semakin banyak. pH urine dari probandus yang minum air putih ini sebanyak 6. Berarti urin probandus normal,karena urine normal pHnya 5-6. Komposisi urin yang dikeluarkan oleh probandus biasanya mengandung Na,K,Q,Ureum,Creatin.Asam urat,NH3 ,Fosfat berbagai sulfat,steroid,glukosa,hydroxidol asetat dsb. 2. Probandus II ( meminum air garam ) Probandus yang meminu air garam sebanyak 150 ml, setelah tidur atau tidak beraktivitas selama 8 jam, mengekskresikan urine sebanyak 124 ml. Ternyata volume urine yang dikeluarkan lebih sedikit dari air garam yang di minum. Ini sudah sesuai dengan teorinya yaitu volume urine yang dikeluarkan lebih sedikit dari air yang diminum sebelumnya karena adanya proses penyerapan zat oleh tubuh yaitu NaCl

diserap oleh tubuh untuk metabolisme. Di dalam tubuh,air garam tersebut (NaCl) akan bereaksi: NaCl + H2O NaOH + HCl Berat jenis ( BJ ) urine probandus yang minum air garam setelah dilakukan pengukuran dengan urinometer yaitu sebesar 1,054.Ternyata BJ urine probandus yang minum air garam lebih besar dibandingkan dengan BJ dari urine probandus yang meminum air putih. Hal ini sudah sesuai teori karena air garam mengandung lebih banyak ion-ion yang diperlukan oleh tubuh sehingga air garam yang diserap oleh tubuh lebih banyak untuk metabolisme urine,sehingga urine yang dikeluarkan lebih banyak. Dengan mengetahui BJ urine probandus,dapat digunakan untuk menghitung kadar benda padat (BP)nya yaitu dengan cara: BP = 2 angka terakhir dari BJ x 2,65 gr/L = 54 x 2,65 gr/L = 143,1 gr /L Ternyata kadar BP urine probandus yang meminum air garam lebih besar di bandingkan dengan BP urine probandus yang meminum air putih. Hal ini sesuai dengan teori dikarenakan air garam banyak yang diserap oleh tubuh dan jumlah benda padatnya lebih banyak. pH urine probandus yang meminum air garam ini adalah 6. Hasil ini dikatakan tidak normal karena pH urine dari air garam adalah sebesar 4-5. 3. Probandus III ( meminum air soda ) Probandus yang meminum air soda sebanyak 295 ml,mengeluarkan urin sebanyak 106 ml setelah tidur selama 6 jam. Ternyata volume urine yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan dengan air soda yang diminum. Hal ini sudah sesuai dengan teori, dimana urine yang dikeluarkan lebih sedikit, karena adanya proses penyerapan zat di dalam tubuh. Hal ini dapat

terjadi dimungkinkan karena probandus sebelumnya ( selama seharian ) telah mengkonsumsi banyak makanan dan minuman dan belum diekskresikan sepenuhnya sampai saat probandus melakukan percobaan ini,yaitu mendapat tambahan zat ekskresi dari sisa-sisa makanan dan minuman yang dikonsumsi probandus sebelum melakukan percobaan,oleh karena itu urine yang dikeluarkan lebih banyak. Air soda yang dikonsumsi probandus akan bereaksi di dalam tubuh sebagai berikut: NaHCO3 + H2O NaOH + H2CO3 BJ urine dari probandus setelah dilakukan pengukuran adalah 1,050, yaitu hasil perhitngan dari ( jumlah strip yang terapung pada urinometer adalah 25) 1 +( 25 x 0,002 ) = 1 + 0,050 = 1,050. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana BJ urine dari probandus yang meminum air soda > BJ urine dari probandus yang meminum air putih. Dari BJ yang sudah diketahui,maka dapat digunakan untuk menghitung kadar Benda Padat ( BP ) dari urine tersebut,caranya : BP = 2 angka terakhir dari BJ x 2,65 gr/L = 50 x 2,65 gr/L = 132, 5gr /L Derajat keasaman (pH) urine probandus yang meminum air soda adalah 6 ,sehingga pH urine probandus tersebut normal, karena pH normalnya adalah 6 -8. Perbedaan teori dengan percobaan kemarin adalah : a. Probandus sebelum minum air soda, kemungkinan sudah minum air, sehingga mempengaruhi jumlah air yang dikeluarkan urin. b. Pada saat mengeluarkan urin, kurang maksimal atau tidak semua urin dikeluarkan.

c. Kurang telitinya praktikan dalam mengamati strip/ garis mengapung pada urinometer. VIII. KESIMPULAN 1. Proses pembentukan urine melalui tahap: Filtrasi Sintesa Reabsorbsi Sekresi Ekskresi

2. Volume air yang di minum probandus dan volume akhir urine yang dihasilkan: No Jenis Minuman Volume Volume Awal (ml) Akhir (ml) 1. Air Putih 250 175 2. Air Garam 150 124 3. Air Soda 295 106 Tidak sesuai teori seharusnya V akhir air garam> V akhir air soda >V akhir air putih 3. BJ urine hasil percobaan: No Jenis Minuman BJ 1. Air Putih 1,046 2. Air Garam 1,054 3. Air Soda 1,050 Sudah sesuai dengan teori,dimana BJ air putih<BJ air soda< BJ air garam 4. Kadar Benda padat (BP) hasil percobaan: No Jenis Minuman 1. Air Putih 2. Air Garam 3. Air Soda Sudah sesuai dengan teori,di garam 5. PH urine hasil percobaan: BP 121,9 143,1 132,5 mana BJ air putih <BJ air soda <BJ air

No 1. 2. 3.

Jenis Minuman Air Putih Air Garam Air Soda

pH 6 6 6

Keterangan Normal,normal 5-6 Tidak normal,normal 4-5 Normal,6-8

IX.

DAFTAR PUSTAKA Evelyn.1985.Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis.Yogyakarta:Esemtia Kartolo S.1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan.Jakarta: Depdikbud Pratiwi.1998.Biologi.Jakarta :Erlangga Santosa,Slamet.1996.Petunjuk Praktikum Fisilogi Hewan.Surakarta: UNS Press Shanti, LIstawati .2000.Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.Surakarta:P.biologi F.MIPA UNS

X.

LAMPIRAN Satu lembar laporan sementara

Mengetahui, Asisten

Surakarta,3 April 2012 Praktikan

Istiqomah Wahyu Pradana

Anda mungkin juga menyukai