Kedua sistem tersebut pada prinsipnya menggunakan suatu repeater (pengulang). Yang membedakannya adalah alat yang digunakan sebagai repeater tersebut.
Klasifikasi Satelit
Menurut orbit (bidang edar) : Satelit Orbit Rendah (LEO=Low Earth Orbit) Ketinggian : 750-2500 km Periode : 2-2,5 jam Satelit Orbit Sedang (MEO=Medium Earth Orbit) Ketinggian : 7500-10000 km Periode : 4,5-6 jam Satelit Orbit Tinggi (misal : GPS) Ketinggian : 15000-20000 km Periode : 11-12 jam Satelit Orbit Polar (melewati daerah kutub) Satelit Orbit Inklinasi : satelit yang rotasinya sama dengan bumi,namun tidak berada tepat di khatulistiwa Satelit Orbit Geo-Stasioner (Geo-Synchronous) Ketinggian : 36000 km Periode : 24 jam
Klasifikasi Satelit
Menurut fungsi : Satelit mata-mata, termasuk satelit armed force and defense Satelit Cuaca dan Navigasi Satelit Penginderaan Jarak Jauh dan Pemetaan Bumi (remote sensing and earth mapping) Satelit penyelidikan (research) Satelit Komunikasi Menurut sistem stabilitas Satelit spin Satelit 3-axis
Spin Satellite
3- Axis Satellite
Orbit Satelit
Pada tahun 1945, Arthur C. Clarke menyatakan: Sebuah satelit dengan orbit lingkaran pada Bidang Ekuator dengan radius 35.864 km akan memiliki periode (T) yang sama dengan periode rotasi bumi
Sehingga posisi satelit tersebut selalu tetap karena selalu mengikuti rotasi bumi. Orbit tempat satelit itu berada disebut orbit geostasioner . Sedangkan lingkaran orbit tersebut disebut Clarke ring (cincin Clarke). Sementara, satelit yang berada di orbit geostasioner disebut satelit geosynchronous.
InT e lSa t 3
InT e lSa t 4
Ku - Band
11 GHz
EHF
M i c r o - W a v e
Terrestria l M icroWave
PALAPA, I nTelSat
2 2 25 MH z
X - Band
5 .92 5 - 6.42 5 GH z
6.5 GHz
56 00 M Hz
C - Band
3.5 GHz
3 .70 0 - 4.20 0 GH z
Terrestria l M icroWave InMa rSat Celular Phone Mobile Rd, HT & R ptr
SHF
S - Ba nd L - Band
1.8 GHz
Re v.O/p L NB : 14 50 - 9 50 MH z
850 MHz
TV B.cast UH F
Band -V Band- IV
500 MHz
UHF
300 MHz
TV B.cast
Band-III
Marine-Band Air- Band
175 MHz
HiBa nd
VHF
115 MHz MidBa nd
FM B.cast
Ta ctical & Mobile Coms
Band -II
IF : 70 .0 MH z
88 .0 MHz 52 .0 MHz
80
MHz
TV B.cast
Band - I
30 MHz
LoBa nd
HF
2 MHz
MW Broadcast Band
LW Broadcast & Radio Beacons
MF
80 - 400 KHz
LF
VLF
Transponder Satelit
Besar bandwidth sebuah transponder satelit adalah 500 Mhz. Pada umumnya, setiap satelit memiliki 24 transponder, yang terdiri dari 12 transponder V dan 12 transponder H. Setiap kapling transponder memiliki bandwith sebesar 36 MHz dan dibatasi oleh guard band sebesar 2x2 MHz. Penempatan kavling transponder ditandai dengan memperhatikan center frequency-nya (1H=3720,1V=3740). Frekuensi yang digunakan bersama oleh transponder V dan H dalam satu transponder disebut frekuensi re-use.
Modem (Modulator-Demodulator)
Modem berfungsi untuk memodulasi sinyal digital (data) menjadi sinyal IF yang akan dikirimkan serta men-demodulasi sinyal IF yang diterima menjadi sinyal digital. Adapula jenis modem dengan output frekuensi L-band.
Modem IF
Modem L-Band
Interface
Interface adalah komponen elektrikal yang menghubungkan antara DTE (Data Terminal Equipment) dengan modem. Contohnya: V-35 full E-1 G703 balanced Internet Protocol (IP) RS 232, dll Berikut contoh konektor yang sering ditemui untuk interface:
DB-9
DB-15
DB-25
RJ-45 (ethernet)
RJ-11
V-35
Multiplexer
Multiplexer terbagi dari 2 jenis,yaitu : 1. Combiner : untuk menggabungkan beberapa input menjadi satu output 2. Divider / splitter : untuk membagi satu input menjadi beberapa output Adapula multiplexer yang memiliki DC block,fungsinya untuk memonitoring lewat spektrum analyzer (NB: spektrum analizer tidak boleh dialiri arus DC).
LNA
LNB
LNC
Up converter
Down converter
Antena
Antena berfungsi untuk memfokuskan sinyal yang dipancarkan ke satelit dan sinyal yang diterima dari satelit. Adapun antena secara umum terbagi dari 2 bagian,yaitu : 1. Reflektor / dish 2. Mounting
Jenis-Jenis Antena
1. Prime focus feed
Antena ini memiliki efisiensi yang bagus, namun kekurangannya terletak pada kesulitan pengaturan polarisasi OMT. Karena itu, antena ini lebih sering digunakan pada antena berdiameter kecil (< 4,5 M)
Jenis-Jenis Antena
2. Off-set Feed
Efisiensi antena ini lebih baik dari tipe prime focus, karena berkurangnya blocking. Selain itu antena ini lebih praktis dan mudah dalam melakukan pointing atau mengubah pengaturan
Jenis-Jenis Antena
3. Cassegrain / Gregorian
Antena jenis ini biasa dipakai pada antena berukuran besar (>4,6 M), karena lebih aman dan mudah dalam pengaturan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Antena ini biasanya menggunakan sistem motorize dalam pengaturan azimuth dan elevasi. Biasanya antena ini digunakan pada hub station. Ciri khusus antena ini adalah antena ini selalu menggunakan subreflector pada OMT-nya
Jenis-Jenis Antena
Jenis-Jenis Antena
Jenis-Jenis Konektor
Sesuai namanya, konektor digunakan untuk meng-koneksikan perangkat yang satu dengan perangkat yang lain. Beberapa contoh konektor yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal IF dan RF adalah sbb:
Tipe BNC
Tipe N
Tipe SMA
Tipe F
Tracking Antena
Saat digunakan,antena haruslah diarahkan / ditracking ke arah satelit yang akan kita gunakan. Pada saat tracking, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan,yaitu: 1. Posisi satelit : posisi antena akan diarahkan. umumnya terdiri dari parameter azimuth dan elevasi. Perlu diketahui, tiap daerah memiliki posisi azimuth dan elevasi yang berbeda-beda. Parameter tersebut dapat diketahui dengan menggunakan software database satelit, misalnya SATMASTER PRO.
Tracking antena
Contoh penggunaan SATMASTER PRO :
Tracking Antena
2. Azimuth: adalah besar sudut simpang yang selalu positif dihitung tepat mulai dari arah Utara.
Utara 0 Timur 90 Selatan 180 Barat 270 Utara 360
Tracking Antena
3. Elevasi: adalah besar sudut yang dihitung mulai dari arah horisontal. Besar sudut elevasi maksimum adalah 90
Horisontal 0 Vertikal 90
Tracking Antena
4. Polarisasi
Polarisasi ditentukan dengan memutar OMT. Besar perbedaan sudut antara polarisasi vertikal dengan horisontal sebesar 90. Hal ini dilakukan apabila jenis OMT yang digunakan adalah OMT linear. Pengaturan polarisasi tergantung dari transponder yang digunakan, apabila transponder H yang kita gunakan, maka arah polarisasi pada OMT kita atur pula ke arah horisontal, begitupun sebaliknya.
Tracking Antena
Parameter ODU
Pada ODU, parameter utama yang harus diperhatikan : Frekuensi TX Frekuensi RX Level gain transmit Level gain receive TX switch (on / off) ODU dapat disetting melalui software atau menggunakan handheld console.
Parameter ODU
Instrumen Pengukuran
Multimeter / AVO meter untuk mengukur besarnya tegangan, arus, dan hambatan. Ada dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter analog
Digital
Analog
Instrumen Pengukuran
Spektrum Analyzer Berfungsi untuk mengukur sinyal dan melihat bentuk gelombang
Instrumen Pengukuran
Power Meter Power meter berfungsi untuk mengukur besarnya daya (power) output suatu perangkat. Power meter selalu dilengkapi dengan power sensor.
Power meter
Power sensor
Instrumen Pengukuran
Bit Error Rate Tester (BER test) Berfungsi sebagai generator data. Selain itu, BER test juga digunakan untuk menghitung jumlah bit error
Gangguan V-sat
Interferensi Interferensi karena imbas pointing Interferensi karena satelit lain (ASI) Interferensi karena intermodulation Impairment Rain fade : redaman gelombang karena hujan Sun outage : terjadi saat posisi satelit dan matahari berada dalam satu garis lurus, sehingga menaikkan noise thermal Scintillation : perubahan komposisi di atmosfir yang menyebabkan naik turunnya level pada sinyal (namun jarang terjadi) Pergeseran orbit satelit
Antena Fly-Away
Antena fly-away hampir mirip seperti antena fixed biasa, hanya saja struktur konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipasang dan dibongkar. Antena jenis ini biasanya berukuran kecil, sekitar 1,2 meter.
Antena SNG
Antena ini didesain khusus agar saat disimpan tidak memakan banyak tempat,pemasangan dan pengaturannya pun juga sangat mudah. Jenis antena ini banyak digunakan oleh stasiun televisi.
CMOV
Ciri khusus CMOV adalah antena satelit yang selalu tergabung langsung dalam kendaraan. Berbeda dengan SNG dan fly-away, antena jenis ini biasanya sudah langsung terpasang.
Manual adjustment
Motorize adjustment
Antena ORBIT
Jenis antena khusus ini banyak digunakan pada kapal laut. Antena ini tergolong dalam jenis dual offset gregorian.. Antena ini juga dilengkapi dengan fitur auto-tracking. Selain itu, antena ini juga terkoneksi dengan GPS. Khusus untuk Pengaturan elevasi antena jenis ini, antena ini menggunakan dual axis (X-Y)
Antena ORBIT
Antena ORBIT