Anda di halaman 1dari 3

Analisis pola motifeme irui-kon dalam cerita rakyat Jepang dan Eropa (motifeme. Cerita rakyat=minwa.

Analisis=bunseki Pengantar Intinya adalah mengenai cerita rakyat secara umum. Lalu, mengenai irui-kon disinggung sedikit. Selanjutnya membahas mengenai teori analisis strukturalisme dari alan dundes. Cerita rakyat merupakan bagian dari kebudayaan sebuah masyarakat. Cerita rakyat dideskripsikan sebagai sebuah narasi tradisional berbentuk fiksi (Green, 1997:356). Meskipun hanya sebuah fiksi, cerita rakyat tidak berarti dapat dibaca sambil lalu. Cerita rakyat juga dapat dimaknai sebagai simbol nilai kebudayaan dalam sebuah masyarakat. (Minwa ha, shakai bunka no simboru toshite mitomeru koto ga dekiru) Tanpa memandang batas dari sebuah negara, cerita rakyat selalu memiliki fungsi umum yang sama.(Bonka ni yotte kakomarezuni, minwa ha tsuneni douitsu no kinou wo yuusuru) Entah sebagai penyampaian moral baik dalam sebuah kebudayaan, ataupun sebagai sebuah media hiburan masyarakat. Di setiap negara, cerita rakyat tidak selalu memiliki konsep yang sama (sorezore no kuni de, minwa ha tsuneni onaji gainen wo motteinai). Seringkali terdapat perbedaan dalam gaya cerita dan penokohannya, yang menjadikan cerita rakyat dalam sebuah negara memiliki ciri khasnya tersendiri (Sorezore no kuni de no sutoorii to kyarakutaa no chigai ga arimasu. Sore ha sore no ruiji-sei ni mo kakawarazu, yuniikuna kakkoku no minwa wo tsukuru). Salah satu pola cerita rakyat yang dapat ditemui di berbagai negara adalah cerita irui-kon(ku no kuni de mitsukeru koto ga deki minwa patn no naka no 1tsu ga irui - KONdesu). Irui-kon adalah pernikahan yang terjadi antara manusia dengan makhluk bukan manusia (Irui - KON wa, hito to hito igai

no ikimono to no ma ni kekkondearu). makhluk bukan manusia dapat berupa hewan ataupun dewa (Sore wa kami ya dbutsu no koto ga dekimasu.).

Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis terhadap cerita rakyat dengan pola irui-kon yang terdapat dalam cerita rakyat Jepang dan Eropa(Kono ronbunde wa, irui - KON no minwa ni tsuite bunseki ga okonawa remasu Bunseki no mokuteki wa, Nihon ya sh kara no minwadesu ). Metode analisis yang akan digunakan sebagai tolak ukur adalah analisis strukturalisme yang digagas oleh Alan Dundes (Bunseki hh wa, arandandasu bunseki kz shugi o shiy suru koto ni narimasu). Main Analisis strukturalisme adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa cerita rakyat memiliki pola terstruktur yang sama (Kz shugi no bunseki wa, fkuroa, kz-ka patn o ysuru to nobete iru rirondearu). Inti dari Analisis strukturalisme dari Alan Dundes terletak pada tiga poin (Kz shugi bunseki wa, 3ttsu no jyna pointo ga arimasu). Pertama, adalah pada penentuan minimum unit dalam sebuah cerita rakyat (Mazu, minwa no saish tan'i no kettei). Kedua, penyelidikan terhadap kombinasi dari minimum unit yang ada (Dai ni, kumiawase o bunseki suru). Terakhir adalah pada pembandingan lintas budaya (Saigo ni, i bunka-kan no kensa). (Dundes, 2007: 124). Analisis strukturalisme membagi ceirta rakyat menjadi minimum unit, yang disebut juga sebagai motifeme. Motifeme sebenarnya adalah istilah pinjaman dari ranah linguistik

Membahas mengenai skema dasar dari analisis strukturalisme. Mengenai motifeme, lack dkk. Conclusion Cerita rakyat dengan tema itui-kon memiliki kecenderungan untuk tidak berakhir dengan bahagia, dimana seringkali cerita berawal dengan motifeme lack dan berakhir pukla dengan motifeme lack.

Cerita rakyat Jepang dengan motif irui-kon lebih cenderung untuk berakhir tidak bahagia. Dari enam kisah bermotif irui-kon, empat diantaranya berakhir dengan motifeme lack yang mengindikasikan bahwa kisah tersebut berakhir dengan perpisahan dari pernikahan antar entitas.

Anda mungkin juga menyukai