Anda di halaman 1dari 12

Oleh : Eko Rahmadhon P. Dian Nindita.

K Dwi Saptono

Sewa rahim atau Surrogate Mother adalah proses penanaman ovum seorang wanita yang subur beserta sperma suaminya yang sah ke dalam rahim wanita lain dengan imbalan sejumlah uang atau tanpa balasan karena berbagai sebab.

Terdapat beberapa alasan yang akan menyebabkan sewa rahim dilakukan: 1. Seorang wanita tidak mempunyai harapan untuk mengandung secara biasa karena ditimpa penyakit atau kecacatan yang menghalangnya dari mengandung dan melahirkan anak. 2. Rahim wanita tersebut dibuang karena pembedahan. 3. Wanita tersebut ingin memiliki anak tetapi tidak mau memikul beban kehamilan, melahirkan, menyusukan anak, karena ingin menjaga kecantikan tubuh badannya dengan mengelakkan dari terkesan akibat kehamilan. 4. Wanita yang ingin memiliki anak tetapi telah putus haid (monopause). 5. Wanita yang ingin mencari pendapatan dengan menyewakan rahimnya kepada orang lain.

Bentuk

pertama. Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami (sperma), kemudian dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Proses seperti ini digunakan dalam keadaan isteri memiliki benih yang baik, akan tetapi rahimnya dibuang yang di sebabkan oleh pembedahan, memiliki cacat rahim yang di akibatkan oleh penyakit yang kronis atau sebab-sebab yang lain.

Bentuk

kedua. Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali benih yang telah disenyawakan dan dibekukan kemudian dimasukkan ke dalam rahim perempuan yang di sewa selepas kematian pasangan suami isteri itu.

Bentuk

ketiga Ovum isteri disenyawakan dengan sperma lelaki lain (bukan suaminya yang sah ) dan dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Dalam hal ini adalah pada situasi seorang suami mandul dan isteri ada halangan atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih isteri dalam keadaan baik. keempat. Sperma suami disenyawakan dengan ovum wanita lain (bukan istri yang sah), kemudian dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Hal ini terjadi apabila isteri terkena atau memiliki penyakit pada ovari, sedangkan rahimnya tidak mampu untuk menjalani proses kehamilan, atau isteri telah mencapai tahap putus haid (monopause) kelima. Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan, kemudian dimasukkan ke dalam rahim isteri yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan ini isteri yang lain sanggup mengandungkan anak suaminya dari isteri yang tidak boleh hamil.

Bentuk

Bentuk

Harga sewa rahim di India hanya US$ 5.0006.000 atau Rp 50-60 juta (kurs 10.000/US$) per bayi. Sedangkan biaya sewa rahim untuk pasangan asing dari barat dikenai biaya US$ 15.000-20.000 atau Rp150-200 juta. Biaya ini jauh lebih rendah dibandingkan sewa rahim di Amerika Serikat yang sebesar US$ 100.000 atau Rp 1 miliar per bayi. Sedangkan di Indonesia sempat marak kasus sewa rahim pada Januari 2009, pada tahun itu artis yang berinisial ZM diberitakan melakukan penyewaan rahim untuk bayi tabung dari pasangan suami istri pengusaha. Artis tersebut mendapatkan imbalan satu unit mobil dan uang sebesar Rp 50 juta dari penyewaan rahim tersebut.

Dampak positif dari Surrogate Mother ini adalah dari kedua belah pihak yang melakukan perjanjian sewa-menyewa rahim sama-sama mendapat keuntungan. Dari pihak penyewa mendapat keuntungan memiliki keturunan selain alasan mengapa memilih jalan menyewa rahim. Sedangkan dari pihak yang menyewakan tentunya mendapatkan materi yang telah disepakati sebelumnya.

Dampak NEGATIF Wanita yang disewa.

Wanita ini sebenarnya pihak yang paling di rugikan, hal ini di karena ia hanya disewa selama 9 bulan untuk mengandung bayi penyewanya, yang artinya bagaimana kesehatan dan keadaan fisik perempuan tersebut setelah melahirkan nanti sudah bukan tanggung jawab pasangan yang menyewanya. Jadi apabila terjadi pendarahan, atau komplikasi pasca melahirkan, wanita ini tidak berhak menuntut apapun kepada penyewanya, karena dalam perjanjian, posisinya inferior. Pasangan yang menyewa hanya berpikir untuk mengambil bayi hasil pesanan, bayar sewa dan selesai. Selain itu secara psikis, bagaimanapun seorang ibu pasti mempunyai ikatan batin yang kuat dengan bayi yang telah 9 bulan bergantung dalam rahimnya. Pasangan penyewa tidak akan memperdulikan dengan kondisi dari perasaan si wanita yang notabene adalah seorang ibu yang pasti akan merasa sangat kehilangan sesuatu yang telah menjadi bagian dari dirinya. Apalagi ini juga diperberat dengan jika ASI si ibu keluar lancar, ia akan merasa kesakitan untuk bisa menghentikan aliran ASI-nya. Memang wanita sewaan telah mengetahui resiko akan ada rasa kehilangan tersebut, namun sebelum benar-benar mengalaminya, seorang wanita tidak akan pernah tahu seberapa sakit rasa dipisahkan dengan bayi yang seharusnya ia bisa asuh sendiri itu. Masyarakat kita masih menjunjung tinggi kehormatan wanita dalam sebuah perkawinan yang sah. Karena itu secara moral juga, si wanita akan dipandang hina oleh masyarakat karena dianggap telah hamil di luar nikah, mengandung anak hasil perzinahan, dan setelah melahirkan pun, pandangan rendah pada sosok wanita ini tak akan hilang begitu saja. Dalam hal ini wanita sewaan mengalami kerugian fisik, mental, maupun moral.

Dampak

NEGATIF Bayi yang dilahirkan. Bayi yang menjadi pusat permasalahan hingga terjadi proses sewa menyewa ini tak kalah merugi dengan adanya kasus seperti ini. Bagaimana tidak karena ia sama sekali tidak akan pernah mendapatkan haknya untuk menghisap ASI ibu kandungnya sendiri. ASI merupakan asupan gizi vital yang seharusnya diberikan pada bayi, namun dalam kasus sewa menyewa rahim, hal ini tidak akan pernah dipikirkan. Masa kontrak hubungan penyewa dengan wanita yang disewanya hanya selama bayi berada dalam kandungan. Setelah bayi lahir, hubungan mereka putus. Praktis ASI bukan bagian dari kontrak sewa rahim. Seperti yang beberapa waktu lalu ditayangkan dalam salah satu stasiun televisi, kenyataannya ada klinik-klinik tertentu yang malah menyediakan layanan penyewan rahim ini satu paket dengan pengurusan dokumen-dokumennya yang notabene adalah palsu. Dalam surat dan akta kelahiran si bayi pun tertera nama ibu kandung yang sebenarnya adalah ibu angkat yang telah menyewa rahim wanita malang itu. Jadi selama hidupnya si bayi tidak akan pernah merasakan kasih sayang ibu kandung yang sebenarnya. Bayi yang dilahirkanpun mengalami kerugian fisik dan psikis.

Dampak

NEGATIF Si penyewa wanita. Apakah si wanita yang menyewa juga mengalami kerugian? Sepertinya tidak karena ia memang menghendaki semua ini terjadi. Namun siapa yang tahu bahwa di kedalaman hatinya pastilah ada perasaan tak rela mengijinkan suaminya sendiri berhubungan sex dengan wanita lain. Meski hanya sebatas kontrak, namun mereka pasti telah menyeleksi wanita yang akan disewa rahimnya adalah benar-benar wanita sehat dan sesempurna mungkin. Bagaimana dengan perasaan si istri sah ini ketika membesarkan anak hasil hubungan suaminya dengan wanita sewaan yang pastinya bukan wanita sembarangan itu? Ketulusan kasih sayang yang diberikan akan sangat diragukan realitasnya.

Dampak

NEGATIF Si penyewa pria. Sepertinya memang hanya si suami yang sama sekali tidak merugi dengan kasus penyewaan rahim ini. Karena ia mendapatkan anak dari benihnya sendiri, yang berarti bahwa bayi yang dilahirkan adalah anak kandungnya. Selain itu ia juga bisa sekalian piknik menikmati hubungannya dengan wanita selain istrinya, yang pasti adalah wanita terpilih yang benarbenar terseleksi kwalitasnya. Karena mereka menginginkan bibit bayinya kelak adalah bibit yang baik. Kalaupun diitung ada ruginya paling hanya besaran jumlah materi yang harus ia keluarkan untuk biaya sewa rahim. Tapi toh itupun masih setimpal dengan apa yang didapatnya, seorang anak kandung (yang tidak akan bisa dihargai dengan uang sebesar apapun), dan kenikmatan sesaat yang dilegalkan. Jadi dari keempat orang yang terlibat dalam kasus ini tampaknya si suami penyewa rahim wanita itu adalah yang paling untung dan tanpa mengalami kerugian apapun.

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai