Tn. M. 50 tahun datang ke klinik Sumber Sehat untuk berobat penyakit diabetes melitus yang sudah 3 tahun dideritanya. Tn. M. Datang ke klinik ini atas saran temannya. Menurut temannya, klinik Sumber Sehat pelayanannya sangat bagus, baik cara pendekatannya maupun jenis pelayanannya yang tersedia karena dokter yang berpraktek di klinik ini adalah dokter keluarga yang agak berbeda dengan dokter umum biasa. Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik, tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.
HIPOTESA
Diagnosis holistik Dokter Keluarga Standart Pelayanan Terapi komprehensif Peran Kompentensi
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan terminalogi kedokteran keluarga dan perkembangannya serta tujuannya. 1.1 Definisi. 1.2 Sejarah. 1.3 Tujuan. 1.4 Perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum. 2. Memahami dan menjelaskan prinsip dan standart pelayanan serta ruang lingkup kedokteran keluarga. 2.1 Prinsip. 2.2 Pelayanan dokter keluarga 2.2.1 Standart pelayanan menyeluruh (standart of holistic care) 2.2.2 Standart pelayanan paripurna (standart of comprehensive of care). 2.2.3 Standart pelayan kedokteran Indonesia 2.2.4 Home visit dan home care 2.3 Ruang lingkup. 3. Memahami dan menjelaskan kompetensi dan peranan dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer. 3.1 Kompetensi dokter keluarga. 3.2 Peranan dokter keluarga
1.
Memahami dan menjelaskan terminalogi kedokteran keluarga dan perkembangannya. 1.1 Definisi. Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan. 1.2 Sejarah. Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni: Pendayagunaan dokter pasca PTT, Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, Menghadapi era globalisasi. Pengembangan Dokter Keluarga di Indonesia Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu : Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga, Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga, Paket C: ketrampilan klinik praktis, Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.
1.3 Tujuan. Terselesaikannya masalah kesehatan keluarga dan terciptanya keluarga yang partisipatif, sehat sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Skala kecil: Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga Mewujudkan keluarga sehat sejahtera Skala besar: Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia 1.4 Perbedaan dokter umum dan dokter keluarga Layanan Dokter Umum Cakupan Umumnya kuratif protektif,preventif, kuratif, Sifat Sesuai dengan keluhan Pendekatan Kasus per kasus, berkesinambung, pengamatan sesaat hayat Misi Mengobati penyakit menyehatkan yg ditemukan Peran keluarga Kurang dipertimbangkan bahkan dilibatkan
5
Dokter Keluarga Promotif, Rehabilitatif Menyeluruh dan paripurna Kasus per kasus, pengamatan sepanjang Menyembuhkan dan
Dokter-pasien-temanprabayar
2.
Memahami dan menjelaskan prinsip dan standart pelayanan serta ruang lingkup kedokteran keluarga. 2.1 Prinsip. Prinsip-prinsip kedokteran keluarga terdiri atas : 1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif 2. Pelayanan yang kontinu 3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan 4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif 5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya 6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya 7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral. dan hukum 8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu 9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan 2.2 Pelayanan dokter keluarga 2.2.1 Standart pelayanan menyeluruh (standart of holistic care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya. 1. Pasien adalah manusia seutuhnya Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya. 2. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat memengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pasien. 3. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya. 2.2.2 Standart pelayanan paripurna (standart of comprehensive of care). Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and specific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability
limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memerhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran. 1. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya. 3. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya. 4. Deteksi dini Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu. 5. Kuratif medis. Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medis, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan/atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi. 6. Rehabiltasi medis dan sosial Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial. 7. Kemampuan sosial keluarga Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan kondisi sosial pasien dan keluarganya. 8. Etik medikolegal Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai dengan medikolegal dan etik kedokteran. 2.2.3 Standart pelayanan kedokteran Indonesia. A. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of Clinical Care) 1.Standar Pelayanan Kesehatan di Klinik (Standards of Comprehensive of Care)
1). Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang 2). Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan 3). Pencegahan penyakit dan proteksi khusus 4). Deteksi dini 5). Kuratif medis 6). Rehabilitasi medis dan sosial 7). Kemampuan sosial keluarga 8). Etik medikolegal 2.Standar Pelayanan Medis (Standard of Medical Care) 1). Anamnesis 2). Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang 3). Penegakan diagnosis dan diagnosis banding 4). Prognosis 5). Konseling 6). Konsultasi 7). Rujukan 8). Tindak lanjut 9). Tindakan 10). Pengobatan rasional 11). Pembinaan keluarga 3.Standar Pelayanan Menyeluruh (Standard of Holistic of Care) 1). Pasien adalah manusia seutuhnya 2). Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya 3). Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya 4.Standar Pelayanan Terpadu (Standard of Integration of Care) 1). Koordinator penatalaksanaan pasien 2). Mitra dokter pasien 3). Mitra lintas sektoral medis 4). Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik 5.Standar Pelayanan Bersinambungan (Standard of Continuum Care) 1). Pelayanan proaktif 2). Rekam medis bersinambungan 3). Pelayanan efektif efisien 4). Pendampingan B. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of Behavior inPractice) 1.Standar Perilaku terhadap Pasien (Patient Physician relationship Standard) 1). Informasi memperoleh pelayanan 2). Masa konsultasi 3). Informasi medis menyeluruh
4). Konsultasi efektif 5). Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter 2.Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik (Standard of Partners Relationship in Practice) 1). Hubungan profesional dalam klinik 2). Bekerja dalam tim 3). Pemimpin klinik 3.Standar Perilaku dengan Sejawat (Standard of Working with Colleagues) 1). Hubungan profesional antarprofesi 2). Hubungan baik sesama dokter 3). Perkumpulan profesi 4.Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik (Standard of Knowledge and Skill Development) 1). Mengikuti kegiatan ilmiah 2). Program jaga mutu 3). Partisipasi dalam kegiatan pendidikan 4). Penelitian dalam praktik 5). Penulisan ilmiah 5.Standar Partisipasi dalam Kegiatan masyarakat di Bidang kesehatan (Standard as Community leader) 1). Menjadi anggota perkumpulan sosial 2). Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat 3). Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya C. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of Practice Management) 1. Standar Sumber Daya Manusia (standard of Human Resources) 1). Dokter keluarga 2). Perawat 3). Bidan 4). Administrator klinik 2.Standar Manajemen Keuangan (Standard of Finance Management) 1). Pencatatan keuangan 2). Jenis sistem pembiayaan praktik 3.Standar Manajemen Klinik (Standard Management of Clinic for Practice) 1). Pembagian kerja 2). Program pelatihan 3). Program kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)
4). Pembahasan administrasi klinik D. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities) 1.Standar Fasilitas Praktik (Standard of Practice Facilities) 1). Fasilitas untuk praktik 2). Kerahasiaan dan privasi 3). Bangunan dan interior 4). Alat komunikasi 5). Papan nama 2. Standar Peralatan Klinik (Standard of Practice Equipments) 1). Peralatan medis 2). Peralatan penunjang medis 3). Peralatan nonmedis 3. Standar Proses proses Penunjang Praktik (Standard of Clinical Supports Process) 1). Pengelolaan rekam medis 2). Pengelolaan rantai dingin 3). Pengelolaan pencegahan infeksi 4). Pengelolaan limbah 5). Pengelolaan air bersih 6). Pengelolaan obat 2.2.4 Home visit dan home care Kunjungan Rumah (Home Visit) Perawatan Pasien di Rumah (Home Care) Merupakan kewajiban bagi setiap Dokter Keluarga untuk dapat memehami serta terampil melakukan kunjungan dan perawatan di rumah. Batasan Kunjungn rumah: Kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberi pertolongan kedokteran sesuai kebutuhan pasien. Perawatan pasien di rumah: pertolongan kedokteran di rumah yang termasuk dalam kelompok pasien rawat inap Alasan 1. untuk lebih mengenal kehidupan pasien 2. untuk melakukan pertolongan kedokteran. a. keadaan kesehatan pasien tidak memugkinan untuk dating ke tempat praktek (peny. akut, peny kronis, perny terminal) b. sebagai tindak lanjut rawat inap RS
10
Manfaat 1. meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien 2. meningkatkan hubungan dr-ps 3. lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan pasien 4. meningkatkan kepuasan pasien. Masalah 1. terbatasnya pertolongan kedokteran yangdapat dilakukan 2. panggilan kunjungan rumah yang tidakdiperlukan 3. ketergantungan Kiranya dokter dapat mengumpulkan data selengkapnya tentang keadaan pasien sebelum malakukan kunjungan rumah. Disatu pihak dokter dapat mempersiapkan diri, di lain pihak dapat secara bijaksana menolak melakukan kunjungan yang tidak perlu. Untuk mencegah ketrgantungan, diberikan pendidikan kesehatan tentang hak dn kewajiban pasien terhadap diri dan penyakitnya sendiri Faktor yang mempengaruhi 1. makin mudahnya komunikasi (mobil, telepon) 2. makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran 3. penggunaan alat kedokteran canggih (sulit dibawa) 4. sikap dan perilaku dokter
1. meningkatnya usia hidup rata2 2. meningkatnya biaya rawat inap 3. desakan program asuransi kesehatan Tata Cara Untuk mengumpulkan data pasien a. mempersiapkan dafatar nama keluarga prioritas pada high risk family b. mengatur jadwal kunjungan c. mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan d. pengumpulan data selengkap2nya tak cukup satu kali e. pencatatan data f. menyampaikan nasehat penyuluhan kesehatan Untuk memberi pertolongan kedokteran a. mempersiapkan jadwal kunjungan b. menyampaikan jadwal kinjungan kepada pasien c. mempersiapkan keperluan2 d. melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran e. mengisi rekam medis f. menyusun tindak lanjut
11
(bila inisiatif dari pasien/keluarga) a. menanyakan keadaan ps selengkap2nya b. mempersiapkan keperluan kunjungan (alat, obat, rekam medis) c. melakukan kunjungan serta pertolongan kedokteran d. mengisi rakam medis e. menyusun rencana tindak lanjut 2.3 Ruang lingkup. 2.3.1 Batasan dan Ruang Lingkup Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan. 2.3.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktorfaktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981) Karakteristik Dokter Keluarga Lynn P. Carmichael (1973) Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973) Pelayanan responsif dan bertanggung jawab Pelayanan primer dan lanjut Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi Memandang pasien dan keluarga
2.3.3
12
Melayani secara maksimal IDI (1982) Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat Pelayanan menyeluruh dan maksimal Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
3.
Memahami dan menjelaskan kompetensi dan peranan dokter keluarga pada pelayanan kesehatan primer. 3.1 Kompetensi dokter keluarga. Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan, 1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga. 2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga. 3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk : Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga. Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga. Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan. Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah : 1. Kompetensi Dasar a. Ketrampilan Komunikasi Efektif b. Ketrampilan Klinik Dasar
13
2.
3.
4.
5.
6.
c. Ketrampilan menerapkan dasar dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga d. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer e. Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi f. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama a. Bedah b. Penyakit Dalam c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan d. Kesehatan Anak e. THT f. Mata g. Kulit dan Kelamin h. Psikiatri i. Saraf j. Kedokteran Komunitas Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut a. Ketrampilan melakukan health screening b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut c. Membaca hasil EKG d. Membaca hasil USG e. BTLS, BCLS, dan BPLS Ketrampilan Pendukung a. Riset b. Mengajar kedokteran keluarga Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik a. Manajemen klinik dokter keluarga
Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi WONCA WHO tahun 2003 meliputi : 1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu a. Bayi baru lahir b. Bayi c. Anak d. Remaja e. Dewasa
14
f. Wanita hamil dan menyusui g. Lansia wanita dan pria 2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif a. Memahami epidemiologi penyakit b. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai c. Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obat d. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi e. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu f. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan gizi g. Memahami pokok masalah perkembangan normal h. Menyelenggarakan konseling psikologi dan perilaku i. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan j. Menyelenggarakan layanan paliatif dan jelang ajal k. Menjunjung tinggi aspek etika pelayanan kedokteran 3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan a. Dengan keluarga pasien 1) Penilaian keluarga 2) Menyelenggarakan pertemuan keluarga (pasien) 3) Pembinaan dan konseling keluarga b. Dengan masyarakat 1) Penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi 2) Pemeriksaan / penilaian masyarakat 3) Mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat 4) Program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat 5) Advokasi / pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat 4. Menangani masalah masalah kesehatan yang menonjol a. Kelainan alergik b. Anestesia dan penanganan nyeri c. Kelainan yang mengancam jiwa dan kegawatdaruratan d. Kelainan kardiovaskular e. Kelainan kulit f. Kelainan mata dan telinga g. Kelainan saluran cerna h. Kelainan perkemihan dan kelamin i. Kelainan obstetrik dan ginekologi j. Penyakit infeksi k. Kelainan muskuloskeletal l. Kelainan neoplastik m. Kelainan neurologi n. Psikiatri 5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
15
a. Menyusun dan menggerakkan tim b. Kepemimpinan c. Ketrampilan manajemen praktik d. Pemecahan masalah konflik e. Peningkatan kualitas 3.2 Peranan dokter keluarga Tugas/peran dokter keluarga, meliputi : 1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan. 2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat. 3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit. 4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya. 5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi. 6. Menangani penyakit akut dan kronik. 7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit. 8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS. 9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan. 10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya. 11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien. 12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar. 13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
16
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyawati, A.E. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta http://www.ppjk.depkes.go.id/index2.php?option=com_content&do_ pdf=1&id=61 http://www.perawatcerdas.co.cc/2010/08/konsep-manusia-dankebutuhan-dasar.html http://dokterfaizblog.blogspot.com/2011/06/dokter-keluarga.html
17