Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN A.

KONSEP DASAR Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia kemunduran yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan berarti suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. B. KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANSIA Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Wreda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas social yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti (Depkes, 1993 1b). Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain: 1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariasi dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani. 2. Untuk lanjut usia pasif atau lansia yang tergantung pada orang lain, hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah

agar tidak terjadi dekubitus (lecet). Dekubitus merupakan keadaan yang dapat di cegah, namun bila telah terlanjur terjadi akan memerlukan perawatan khusus. Adapun pengertian dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain: berkurangnya jaringan lemak subkutan, berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas, menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh, adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus. Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga berperan untuk terjadinya dekubitus, yakni: a. b. c. d. e. f. Status gizi (bias underweight atau overweight) Anemia Adanya hipoalbuminemia Adanya penyakit-penyakit neurologic Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah Adanya dehidrasi

Faktor ekstrinsik, yakni: a. Kurang bersihnya tempat tidur b. Alat-alat yang kusut dan kotor c. Kurangnya perawatan/perhatian yang baik dari perawat C. MACAM- MACAM PERSONAL HYGIENE 1. Perawatan kulit kepala dan rambut 2. Perawatan mata 3. Perawatan hidung 4. Perawatan telinga 5. Perawatan mulut 6. Perawatan kuku kaki dan tangan 7. Perawatan genitalia 8. Perawatan kulit seluruh tubuh 9. Perawatan tubuh secara keseluruhan

D. TUJUAN PERAWATAN PERSONAL HYGIENE 1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang 2. Memelihara kebersihan diri seseorang 3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang 4. Pencegahan penyakit 5. Meningkatkan percaya diri seseorang 6. Menciptakan keindahan E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE 1. Body image 2. Praktik social 3. Status sosio-ekonomi 4. Pengetahuan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA : PERSONAL HYGIENE 1. PENGKAJIAN a. Pengumpulan Data 1. Rambut a. Keadaan rambut yang kusam b. Keadaan tekstur 2. Kepala a. Botak / alopesia b. Ketombe c. Berkutu d. Adakah eritema e. Kebersihan 3. Mata a. Apakah sklera ikterik b. Apakah konjungtiva pucat c. Kebersihan mata d. Apakah gatal / mata merah 4. Hidung a. Adakah pilek b. Adakah alergi c. Adakah perdarahan d. Adakah perubahan penciuman e. Kebersihan hidung f. Bagaimana membran mukosa g. Adakah septum deviasi 5. Mulut a. Keadaan mukosa mulut b. Kelembabpan c. Adakah lesi d. Kebersihan 6. Gigi a. Adakah karang gigi

b. Adakah karies c. Kelengkapan gigi d. Pertumbuhan e. Kebersihan 7. Telinga a. Adakah kotoran b. Adakah lesi c. Bagaimana bentuk telinga d. Adakah infeksi 8. Kulit a. Kebersihan b. Adakah lesi c. d. Keadaan turgor Warna kulit

e. Suhu f. Teksturnya g. Pertumbuhan bulu 9. Kuku tangan dan kaki a. Bentuk b. Warna c. Adakah lesi d. Pertumbuhannya 10. Genetalia a. Kebersihan b. Pertumbuhan rambut pubis c. Keadaan kulit d. Keadaan lubang uretra e. Keadaan skrotum, testis pada pria f. Cairan yang dikeluarkan 11. Tubuh secara umum a. Kebersihan b. Keadaan postur

b. Analisa Data No 1. Data Subyektif Keluarga pasien mengatakan terdapat luka pada bagian punggungnya. Keluarga pasien mengatakan pasien sering menggaruk di 2. area luka. Keluarga pasien mengatakan sekitar mulut pasien sangat kotor. Keluarga pasien mengatakan lidah pasien kotor. Keluarga pasien mengatakan kesulitan 3. makan dan menelan. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan untuk makan sendiri. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kemampuan untuk mandi sendiri. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kemampuan ke kamar mandi. Pasien terlihat bedrest Pasien terlihat mengalami penurunan untuk makan sendiri. Pasien terlihat mengalami penurunan kemampuan untuk mandi sendiri. Pasien terlihat mengalami penurunan kemampuan ke kamar sendiri. Pasien terlihat mengalami penurunan Sindrom kurang perawatan diri Terdapat luka atau iritasi pada mulut pasien. Lidah pasien terlihat kotor. Pasien terlihat mengalami kesulitan makan dan menelan. Perubahan membran mukosa oral Data Obyektif Terdapat luka pada daerah punggung. Pasien terlihat bedrest. Pasien terlihat sering menggaruk di area luka. Kesimpulan Kerusakan Integritas Kulit

Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan mengenakan pakaian sendiri.

kemampuan mengenakan pakaian sendiri.

Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan perawatan diri instrumental seperti ; menggunakan telepon, berbelanja , dll.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN DAN INTERVENSI 1. Kerusakan integritas kulit Kemungkinan berhubungan dengan : a. Bagian tubuh yang lama tertekan b. Imobilisasi Kemungkinan data yang ditemukan : a. Kerusakan jaringan kulit b. Gangren c. Dekubitus d. Kelemahan fisik Tujuan yang diharapkan : 1) Pola kebersihan diri pasien normal 2) Keadaan kulit, rambut dan kepala bersih 3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri 1) Kaji Intervensi kembali pola kebutuhan Rasional 1) Sebagai dasar dalam pemilihan intervensi yang tepat 2) Sebagai dasar dalam pemilihan intervensi dan sebagai pencegahan kerusakan integritas

personal hygiene pasien. 2) Kaji keadaan luka pasien

kulit lebih lanjut 3) Observasi tanda-tanda vital. 3) Perubahan pada tanda-tanda vital mengindikasikan kondisi respon tubuh terhadap luka 4) Jaga mandi. 5) Jaga kebersihan tempat tidur dan alat tenun pasien. kebersihan kulit pasien 4) Kondisi lanjut 5) Tempat tidur yang bersih dan kencang kenyamanan kerusakan kulit 6) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program. 6) Teknik steril mencegah kontaminasi dari mikroorganisme yang dapat menghambat proses penyembuhan luka 7) Lakukan pijat pada kulit dan perubahan posisi setiap 2 jam. 2. Perubahan membrane mukosa oral Kemungkinan berhubungan dengan : 1) Trauma oral 2) Pembatasan intake cairan Kemungkinan data yang ditemukan : 1) Iritasi / luka pada mukosa mulut. 2) Peradangan / infeksi. 3) Kesulitan makan dan menelan. 4) Keadaan mulut yang kotor. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : 1) Stroke 2) Stomatitis 3) Koma Tujuan yang diharapkan : 1) Keadaan mukosa mulut dan lidah dalam keadaan utuh, serta berwarna merah muda. 7) Sirkulasi yang baik dapat membantu penyembuhan luka dan memberikan mencegah kulit yang bersih dengan cara membantu pasien mencegah kerusakan kulit lebih

2) Inflamasi tidak terjadi. 3) Klien mengatakan rasa nyaman. 4) Keadaan mulut bersih. 1) Kaji mulut. 2) Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur. 3) Gunakan sikat gigi yang lembut. 4) Lakukan pendidikan kesehatan Intervensi kembali pola kebersihan Rasional 1) Sebagai dasar dalam pemilihan intervensi yang tepat 2) Memaksimalkan menjaga kesehatan mulut 3) Mencegah timbulnya luka pada gusi dan mulut 4) Meningkatkan pengetahuan pasien dalam melakukan perawatan mulut 5) Diperlukan dalam penanganan lanjut terhadap gangguan mulut tentang kebersihan mulut. 5) Kolaborasi dalam program terapi medis, seperti kondisi kebersihan mulut sehingga dapat

3. Sindrom kurang perawatan diri Kemungkinan berhubungan dengan : 1) Kelelahan fisik. 2) Penurunan kesadaran. Kemungkinan data yang ditemukan : 1) Badan kotor dan berbau. 2) Rambut kotor. 3) Kuku panjang dan kotor. 4) Bau mulut dan kotor. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : 1) Stroke 2) Fraktur 3) Koma Tujuan yang diharapkan : 1) Kebersihan diri sesuai pola kebiasaan sehat 2) Keadaan badan, mulut, rambut dan kuku bersih. 3) Pasien merasa nyaman.

Intervensi 1) Kaji kembali pola kebersihan diri. 2) Bantu pasien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku.

1) Sebagai 2) Bantuan

Rasional dasar dalam disesuaikan

pemilihan dengan

intervensi yang tepat kemampuan pasien, bantuan yang tepat dapat menghasilkan kondisi optimal tanpa memanjakan pasien 3) Lakukan tentang : a) Pentingnya kebersihan diri b) Pola kebersihan diri. c) Cara kebersihan diri 3. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Pelaksanaan keperawatan merupakan implementasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah dibuat, dimana yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi ( Tarwoto dan Wartonah,2003 ). 4. EVALUASI 1. Kerusakan integritas kulit teratasi. 2. Perubahan membran mukosa oral teratasi. 3. Sindrom kurang perawatan diri pendidikan kesehatan 3) Peningkatan terhadap diri pengetahuan, kesehatan dan mengoptimalkan kesadaran pasien kemandiriannya terhadap perawatan

Daftar Pustaka Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3.

Jakarta : Salemba Medika. Blog Keperawatan. Tanpa tahun. http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-

permasalahan-lanjut-usia-lansia.html. Diakses tanggal 16 Mei 2013. Hidayat. 2009. http://hidayat2.wordpress.com/2009/03/20/23/. Diakses tanggal 16 Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai