Anda di halaman 1dari 8

2.1.

Biosintesis asam lemak Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi. Kompleks-enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri. Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak atau lemak). Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP (18C). Enzim 9-desaturase kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih lanjut.

2.2. Metabolisme asam lemak Jenuh dan Tak Jenuh Bila dilihat dari fungsinya, lemak dalam tubuh dibedakan atas lemak cadangan dan lemak struktur. Lemak cadangan merupakan cadangan energi, biasanya dalam bentuk trigliserida. Sebaliknya, lemak struktur merupakan komponen dalam semua tenunan lunak dalam tubuh. Lemak ini sebagian besar terdiri dari kolesterol dan fosfolipid. Dalam makanan yang gurih lezat biasanya terkumpul lemak makanan. Klasifikasi lemak makanan bermacam-macam. Bisa dilihat dari sumbernya, yaitu yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dapat juga dibedakan berdasarkan penglihatan, yaitu lemak yang jelasjelas terlihat (seperti minyak, mentega) dan yang tidak terlihat (misalnya dalam susu, telur). Ada lagi penggolongan lain, yaitu berdasarkan susunan unit-unit atom karbon. Mungkin di antara kita masih ada yang ingat kalau lemak atau minyak secara kimiawi tersusun atas unitunit asam lemak. Suatu lemak atau minyak tersusun atas macam-macam asam lemak. Jadi, tidak ada yang tersusun hanya oleh satu macam asam lemak.

Susunan ini yang sangat mempengaruhi sifat dari lemak tersebut. Sebagai contoh, minyak kelapa lebih banyak mengandung asam lemak larut, yaitu suatu asam lemak jenuh, minyak kelapa sawit mempunyai kandungan asam lemak jenuh (palmitat) hampir sama banyaknya dengan kandungan asam lemak tidak jenuh (oleat). Pada dasarnya ada lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda. Jenuh di sini artinya seluruh atom karbon sudah berikatan dengan atom hidrogen. Sebaliknya, tidak jenuh artinya atom karbonnya ada yang memiliki ikatan rangkap dengan atom karbon di sebelahnya dan masih bisa dijenuhkan atau diikatkan dengan atom hidrogen. Lemak jenuh mempunyai sifat yang tidak menyenangkan, yaitu menyebabkan darah menjadi lengket dengan dinding pembuluh darah, sehingga darah menjadi mudah menggumpal. Selain itu, lemak jenuh memudahkan terjadinya pengerasan dinding pembuluh darah. Lemak jenuh banyak terdapat pada lemak nabati (minyak kelapa), lemak susu (mentega), lemak daging, dan lain lain. Lemak tidak jenuh tunggal mempunyai sifat netral, tidak terlalu jahat, tetapi juga tidak terlalu menguntungkan. Sangat Dibutuhkan Tubuh Lemak atau minyak sangat diperlukan oleh tubuh. Mari kita ingat satu persatu. Satu hal yang jelas, minyak atau lemak ini akan membuat makanan menjadi gurih. Coba saja bandingkan makanan yang direbus dengan digoreng. Pasti terasa lebih enak yang digoreng (tapi menggorengnya jangan pakai minyak bekas karena tidak bagus buat kesehatan Anda). Selain itu, lemak ini juga mempunyai fungsi sebagai pelarut vitamin. vitamin yang larut dalam lemak vitamin ADEK. Dengan larutnya vitamin ini dalam lemak, vitamin dapat diserap oleh tubuh. Di samping itu, lemak atau minyak merupakan sumber asam lemak esensial, utamanya asam lemak linoleat, linolenat, dan oleat. Esensial sebagaimana namanya sangat dibutuhkan oleh tubuh, padahal tubuh tidak dapat membuat atau membentuk asam lemak tersebut. Jadi, asam lemak esensial ini mutlak berasal dari luar. Asam lemak esensial ini setelah masuk tubuh selanjutnya melalui suatu proses metabolisme akan diubah menjadi asam lemak tidak jenuh dengan rantai panjang atau yang lazim disebut PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid). PUFA merupakan komponen dari dinding sel tubuh, terutama sel saraf dan sel retina mata. Kekurangan asam lemak esensial dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada penglihatan, menurunnya daya ingat, fungsi otak, serta gangguan pertumbuhan sel otak pada janin dan bayi.

2.3. Pengangkutan dan penyimpanan Lipid Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah: - Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL. - Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan. - Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa. - Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.

Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi trigliserida

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

2.4. Sintesa pengangkutan dan eksresi Kolesterol Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit,

penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.

Struktur dasar darikolesterol

Kolesterol merupakan bagian dari membran sel

2.5. Integrasi metabolisme dan pengadaan bahan bakar jaringan Kepentingan biomedis Dalam keadaan keseimbangan kalori yang positif, sejumlah besar asupan energi dari makanan akan disimpan dalam bentuk glikogen atau lemak. Jika dietnya terutama berupa karbohidrat, glukosa akan menjadi bahan bakar utama jaringan. Akan tetapi, asam lemak dalam sebagian jaringan, bahkan pada keadaan kenyang, lebih cenderung dioksidasi ketimbang glukosa. Jadi, mekanisme regulasi yang sering dengan pengantaraan hormon menjamin pasokan bahan bakar yang tepat bagi semua jaringan pada setiap saat mulai dari keadaan benar-benar kenyang hingga kelaparan total. Pemutusan mekanisme ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal hingga ketidakseimbangan metabolisme akibat laktasi berat atau karena kebutuhan metabolisme yang tinggi dalam kehamilan.

Tidak semua bahan makanan pokok dapat saling dikonversikan Penggemukan hewan dengan pemberian makanan yang terutama mengandung karbohidrat memperlihatkan bahwa karbohidrat mudah dikonversikan menjadi lemak. Reaksi yang paling bermakna adalah konversi piruvat menjadi asetil-KoA, mengingat asetil-KoA merupakan bahan pangkal untuk sintesis asam lemak rantai panjang. Dengan memperhatikan proses kebalikannya, yaitu konversi asam lemak menjadi glukosa, reaksi piruvat dehidrogenase pada hakikatnya tidak reversibel, sehingga mencegah konversi

langsung asetil-KoA menjadi piruvat. Selain itu, konversi-netto asetil-KoA menjadi oksaloasetat lewat siklus asam sitrat tidak mungkin terjadi, karena dibutuhkan satu molekul oksaloasetat untuk bergabung dengan asetil-KoA dan hanya satu molekul oksaloasetat yang dibentuk kembali. Dengan alasan serupa, konversi-netto asam lemak dengan jumlah atom karbon genap menjadi glukosa atau glikogen tidak mungkin terjadi. Hanya bagian terminal tiga-karbon pada asam lemak yang mempunyai bilangan atom karbon ganjil yang bersifat glukogenik, karena bagian molekul ini akhirnya akan membentuk propionil-KoA pada oksidasi-. Meskipun demikian, atom karbon berlabel pada asam lemak mungkin saja pada akhirnya ditemukan dalam glikogen setelah melintasi siklus asam sitrat. Keadaan ini terjadi karena oksaloasetat merupakan senyawa-antara baik dalam siklus asam sitrat maupun dalam lintasan glukoneogenesis. Moietas gliserol pada triasilgliserol akan membentuk glukosa setelah timbul proses aktivasi menjadi gliserol 3-fosfat, dan senyawa ini merupakan sumber glukosa yang penting pada starvasi. Dengan alasan bahwa konversi-netto asam lemak menjadi karbohidrat tidak mungkin terjadi, maka konversi-netto asam lemak menjadi asam amino glukogenik pun tidak mungkin berlangsung. Juga tidak mungkin terjadi pembalikan lintasan pemecahan asam amino ketogenik atau asam amino lain yang termasuk ke dalam kategori asam amino asensial dilihat dari sudut nutrisi. Konversi kerangka karbon pada asam amino glukogenik menjadi asam lemak mungkin terjadi lewat pembentukan piruvat dan asetil-KoA atau lewat pembalikan sejumlah reaksi pada siklus asam sitrat yang tidak terjadi dalam mitokondria dari -ketoglutarat menjadi sitrat yang diikuti oleh kerja enzim ATP-sitrat liase untuk memberikan asetil-KoA.

Pengelolaan metabolisme karbohidrat dan lipid melingkupi seluruh tubuh Glukosa merupakan kebutuhan metabolik bagi otak dan eritrosit dalam semua status nutrisi Glukoneogenesis menjadi proses yang penting, terutama karena jenis jaringan dan sel tertentu, yang mencakup sistem saraf pusat serta eritrosit, tergantung pada pasokan glukosa yang berkesinambungan. Pasokan minimal glukosa mungkin diperlukan dalam jaringan ekstrahepatik untuk mempertahankan konsentrasi oksaloasetat dan keutuhan siklus asam sitrat. Di samping itu, glukosa merupakan sumber utama gliserol 3-fosfat dalam jaringan yang tidak mempunyai enzim gliserol kinase, seperti jaringan adiposa. Dengan demikian, ada kecepatan minimal dan wajib untuk proses oksidasi glukosa dalam segala kondisi. Kecenderungan penggunaan badan keton dan asam lemak bebas menghindarkan glukosa dari oksidasi agar glukosa dapat memenuhi fungsinya yang esensial. Penggunaan badan keton dan asam lemak bebas akan menghindarkan oksidasi glukosa dalam otot dengan

mengganggu aliran masuknya ke dalam sel, mencegah proses fosforilasinya menjadi glukosa 6-fosfat, menghalangi reaksi fosfofruktokinase dan mengganggu dekarboksilasi oksidatif piruvat. Oksidasi asam lemak bebas dan badan keton akan meningkatkan konsentrasi sitrat intrasel yang selanjutnya secara alosterik menghambat fosfofruktokinase. Oksidasi substrat ini juga menyebabkan peningkatan rasio [asetil-KoA]/[KoA] dan [ATP]/[ADP] dengan menghambat aktivitas enzim piruvat dehidrogenase. Kombinasi berbagai efek lemak bebas dalam menghindarkan pemakaian glukosa di dalam otot serta jantung, dan efek umpan-balik glukosa yang diselamatkan tersebut dalam menghambat mobilisasi asam lemak bebas di dalam jaringan adiposa dinamakan siklus glukosa-asam lemak.

Dalam keadaan kelaparan tersedia pasokan bahan bakar yang berkesinambungan bagi jaringan Pada hewan yang diberi makanan tinggi-karbohidrat, oksidasi asam lemak akan dihindari dan merupakan cadangan. Hal ini terjadi akibat penghambatan lipolisis dalam jaringan adiposa yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah serta insulin, dan dengan demikian konsentrasi asam lemak bebas tetap rendah. Pada manusia yang makan secara normal, proporsi berbagai nutrien penghasil kalori yang dioksidasi akan diatur oleh proporsi relatifnya dalam diet. Ketika hewan beralih dari keadaan kenyang kepada keadaan dipuasakan, ketersediaan glukosa dari makanan akan menjadi lebih sedikit, dan glikogen hati akan disekresikan dalam upaya untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Konsentrasi insulin dalam darah menurun sementara glukagon meningkat. Dengan berkurangnya pemakaian glukosa dalam jaringan adiposa dan menurunnya efek inhibisi insulin terhadap lipolisis, lemak akan dimobilisasi sebagai asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas diangkut ke jaringan di mana asam lemak bebas tersebut akan mengalami oksidasi atau esterifikasi. Gliserol bergabung dengan depot karbohidrat setelah mengalami aktivasi menjadi gliserol 3-fosfat, yang terutama berlangsung dalam hati dan ginjal. Selama fase peralihan dari keadaan benar-benar kenyang kepada keadaan puasa total, produksi glukosa endogen tidak mampu mengikuti kecepatan pemakaian dan oksidasinya mengingat simpanan glikogen hati sudah terpakai dan kadar glukosa darah cenderung menurun. Pengadaan karbohidrat oleh jaringan adiposa dalam bentuk gliserol merupakan pekerjaan yang penting, karena sumber karbohidrat ini bersama karbohidrat yang dihasilkan lewat glukoneogenesis dari protein merupakan satu-satunya sumber yang dapat memasok organisme yang kelaparan dengan glukosa yang diperlukan bagi proses yang harus

menggunakan glukosa. Dalam keadaan kelaparan yang berlangsung lama pada manusia, glukoneogenesis dari protein akan menurun karena berkurangnya pelepasan asam amino, khususnya alanin, dari otot. Keadaan ini bersamaan dengan terjadinya adaptasi jaringan otak untuk menggantikan kurang-lebih separuh dari glukosa yang dioksidasikan itu dengan badan keton. Ketosis Merupakan Adaptasi Metabolik Terhadap Keadaan Kelaparan Fungsi primer ketogenesis adalah untuk mengeluarkan karbon asam lemak yang berlimpah dari hati dalam bentuk yang mudah dioksidasikan oleh jaringan ekstrahepatik sebagai pengganti glukosa. Ketosis timbul sebagai akibat dari defisiensi karbohidrat yang tersedia. Keadaan ini akan diikuti oleh sejumlah peristiwa yang menambah keadaan ketogenesis : 1. Keadaan tersebut menyebabkan gangguan keseimbangan antara esterifikasi dan lipolisis di dalam jaringan adiposa sebagai akibat dari kadar insulin yang rendah, dengan konsekuensi terlepasnya asam lemak bebas ke dalam sirkulasi darah. 2. Setelah masuknya asam lemak bebas ke dalam hati, keseimbangan antara esterifikasi dan oksidasinya diatur oleh enzim karnitin palmitoiltransferase I. 3. Dengan semakin banyaknya asam lemak yang dioksidasi, maka akan lebih banyak pula terbentuk badan keton dan akan lebih sedikit terbentuk CO2. Dalam sebagian besar keadaan, asam lemak bebas dimobilisasi ketika terjadi kebutuhan oksidatif yang berlebihan, mengingat sejumlah besar asam lemak bebas akan mengalami esterifikasi sekalipun dalam keadaan puasa. Hati memainkan peranan sebagai pengatur dalam pengeluaran asam lemak bebas yang berlimpah dari dalam darah. Dalam menghadapi peningkatan aliran-masuk asam lemak bebas, tersedia jalur alternatif, yaitu ketogenesis, yang memungkinkan hati untuk melanjutkan pengangkutan kembali sejumlah besar aliran-masuk asam lemak bebas dalam bentuk yang mudah digunakan oleh jaringan ekstrahepatik pada segala keadaan nutrisi.

Lintasan metabolik utama diatur oleh satu atau dua enzim penting yang mengkatalisasi reaksi nonekuilibrium pola utama metabolisme pada setiap organ atau jaringan ditentukan oleh ada tidaknya enzim penting Pola metabolik ini ditentukan oleh distribusi enzim yang penting di antara organ dan jaringan, dimana distribusi enzim ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi tipe substrat yang akan diambil dan produk yang dibentuk, yang semuanya menentukan aliran serta arah metabolit di dalam darah.

Aspek klinik

Ketosis patologis disebabkan oleh penguatan faktor-faktor yang menyebabkan ketosis starvasi Ketosis yang terjadi dalam keadaan starvasi dan diet lemak relatif lebih ringan bila dibandingkan dengan ketosis yang dijumpai pada diabetes melitus yang tak terkontrol, toksemia kehamilan pada biri-biri betina, atau pada ketosis yang dialami oleh ternak sapi dalam keadaan laktasi. Pada penyakit diabetes melitus tipe I, kekurangan insulin mungkin lebih mempengaruhi jaringan adiposa daripada jaringan lainnya, mengingat kepekaan jaringan tersebut yang sangat tinggi terhadap hormon ini. Asam lemak bebas dilepaskan dengan jumlah yang menyebabkan kadarnya dalam plasma naik menjadi dua kali lipat kadar asam lemak bebas pada individu normal yang berpuasa, dengan disertai konsentrasi badan keton yang tinggi. Pada penyakit diabetes melitus tipe I yang tidak diobati, kematian terjadi sebagai akibat dari komplikasi asidosis yang disebabkan oleh deplesi lama pada basa yang diperlukan untuk menetralkan badan keton yang bersifat asam yang diekskresikan ke dalam urin.

Anda mungkin juga menyukai