Anda di halaman 1dari 5

BAYI CERDAS BERKAT MAIN DENGAN AYAH

Bermain merupakan salah satu kebutuhan dasar anak. Keterlibatan ayah akan mengoptimalkan perkembangannya.
Sayangnya, banyak ayah yang cuek terhadap bayinya. Aktivitas bermain bersama anak diserahkan sepenuhnya pada sang istri. Padahal, bermain dengan ayah punya keistimewaan sendiri. Sebelumnya, keseharian bayi akrab dengan suara, belaian, sentuhan, dan senyuman ibunya. Kini, dia mendapatkan suara, belaian, sentuhan, senyuman dari orang yang berbeda. "Dari perbedaan inilah bisa memunculkan nuansa lain pada anak," jelas Nungki Nilasari, S.Psi., dari Klinik Psikologi RB Permata Ibu, Bekasi, Jawa Barat. Manfaatnya tak hanya didapat saat aktivitas itu berlangsung, melainkan juga bagi perkembangannya kelak. "Banyak juga keterampilan yang bisa diperolehnya melalui bermain. Bahkan berdasarkan penelitian, mengajak anak bermain sejak bayi ternyata mampu meningkatkan IQ-nya." Bermain, ujar Nungki, adalah segala aktivitas yang dilakukan secara spontan tanpa paksaan untuk memperoleh rasa senang. Aktivitasnya bisa dilakukan dari bentuk yang paling sederhana sampai bermain yang menggunakan alat. Selain kesenangan, lewat bermain bayi diajar mengenal berbagai suasana yang memungkinkannya mengekspresikan aneka perasaan, seperti sedih, marah, gembira atau kecewa. Manfaat lain, bayi bisa mengasah kemampuannya mengeksplorasi lingkungan melalui pancaindranya. Bayi akan mulai belajar mengenal warna, bentuk, ukuran, dan sebagainya. Sedangkan menurut jenisnya, bermain dibedakan dalam kategori aktif dan pasif. * Bermain Aktif Bayi secara aktif melakukan sendiri aktivitas bermainnya. Sumber rasa senang yang diperolehnya berasal dari apa yang dilakukannya sendiri. Contohnya, si bayi aktif meraih mainan yang bergantung di "langit-langit" boksnya. Ia aktif menyentuh/memegang mainan aneka bentuk dan warna tadi. Sementara bayi yang lebih besar kemungkinan akan aktif melempar dan mengejar bola plastik yang dilempar ayahnya. * Bermain Pasif Bayi bermain dengan sedikit menggunakan aktivitas fisik. Sementara sumber rasa senang diperoleh dari aktivitas yang dilakukan orang lain. Contohnya si kecil tergelak saat menyaksikan mimik ayahnya yang sedang mencandainya, mengamati mainan yang tergantung atau terkekeh dengan gelitikan ibunya.

SESUAIKAN DENGAN USIA Khusus bermain dengan ayah, selain bisa lebih akrab, bayi pun mulai belajar mengenali perbedaan-perbedaan pada jenis kelamin yang berlainan. Semisal ibunya berambut panjang, mengenakan rok, lipstik, bedak, sementara ayah berambut cepak, berkumis, mengenakan dasi saat berangkat kerja dan sebagainya. Selain itu, anak pun belajar bahwa ia tidak mungkin menghabiskan sepanjang waktu bersama ibu. Ia pun ingin dan berhak diperhatikan dan disayang ayahnya. "Memang bayi belum bisa memahami jender secara penuh. Namun apa yang dilihatnya saat itu merupakan awal dari pelajaran mengenai soal jender ini kelak," ujar konselor Parents Consulting Center, Jakarta Pusat. Untuk menerapkan permainan sebaiknya ayah menyesuaikan cara bermain dengan usia anak. Soalnya, mengingat manfaat yang bakal dipetik, menentukan pilihan cara bermain atau bentuk permainan sangat penting agar manfaatnya bisa optimal. Anak usia 1-4 bulan, contohnya, umumnya masih dalam posisi tidur telentang atau tengkurap. Dengan demikian, cara bermainnya haruslah disesuaikan dengan kondisi bayi. Kondisi tersebut berbeda dengan bayi usia 4-7 bulan yang biasanya sudah mulai belajar duduk, disamping sudah mampu menggenggam dengan lebih baik. Hingga acara bermainnya bisa dilakukan dalam posisi duduk, semisal dengan mengajaknya bermain mobil-mobilan atau boneka. Meningkat usia 7-12 bulan, biasanya anak sudah mampu merangkak atau berjalan. Di fase ini, ayah dapat memilih cara bermain dengan bendabenda yang dapat dimobilisasi seperti bola, mobil-mobilan yang bisa digerakkan dan sejenisnya. ANEKA PERMAINAN & MANFAATNYA Berikut beberapa alternatif permainan yang bisa dimainkan ayah dengan bayinya: * Bermain Cilukba Bisa dilakukan dengan menutup-buka wajah dengan tangan atau menghilangtimbul di balik pintu atau dinding. Manfaat: anak akan mulai belajar memahami konsep hilang dan ada. Anak pun dapat mengenali bentuk-bentuk emosi yang ditunjukkan lewat mimik sang ayah. Secara perlahan akan tumbuh hubungan yang lebih erat antara ayah dengan si bayi. Hubungan erat inilah yang akan menumbuhkan kehangatan sekaligus rasa aman serta percaya dirinya kelak. Bukankah sambil bermain, ayah dapat melakukan sentuhan-sentuhan ringan atau menimang-nimang bayinya. Dengan demikian gejolak-gejolak emosi bayi bisa diredakan, hingga anak bisa kembali relaks. * Bermain Aneka Bentuk dan Warna Ayah dapat menggerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan mainan warna-warni dengan aneka bentuk di hadapan bayi atau di atasnya jika posisinya sedang tiduran.

Manfaatnya: anak jadi belajar mengenali aneka warna dan bentuk. Selain melatih kemampuan motorik kasarnya saat si kecil berusaha meraih benda-benda tersebut. Anak pun mulai belajar mengenal dunia sekitarnya, baik orang-orang yang ada di sekitarnya maupun benda-benda yang ia temui saat bermain. * Bermain Boneka atau Mobil-mobilan Umumnya dapat dilakukan ketika bayi sudah bisa duduk, sekitar 4-7 bulan. Dengan panduan ayah, anak akan lebih leluasa dan terampil memainkannya. Manfaat: Jenis permainan ini akan memberi kesempatan mengembangkan kreativitasnya. Misal, dengan mencontoh ayah, ia jadi terdorong untuk mengembangkan kemampuan imajinasinya. Kemampuan motorik halus dan kasar yang ditunjukkannya lewat genggaman dan gerakan jadi bisa ikut dioptimalkan. Bila saat bermain ayah juga bercerita, anak pasti akan lebih tertarik dengan aktivitas yang satu ini. Dari sini pun anak akan menambah perbendaharaan katanya yang kelak dapat membantu perkembangan bahasanya. Semisal, "Ini namanya mobil untuk dikendarai." Penjelasannya cukup sampai di situ karena bila terlalu panjang atau kelewat kompleks juga akan sia-sia karena bayi belum bisa memahami. Meskipun saat itu, ia belum memahami, namun tetap akan "terekam" dan sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadiannya kelak. * Bermain Kuda-kudaan Biasanya, bayi senang sekali menjadikan tubuh orang tuanya sebagai objek mainan. Seorang ayah bisa saja "mengubah" dirinya menjadi kuda-kudaan, pesawat terbang atau mobil. Manfaat: Lewat permainan ini, interaksi antara ayah dengan anak akan terjalin sangat erat karena terjadi sentuhan fisik secara langsung. Bermain bersama seperti ini dapat melatih anak untuk tidak bersifat egosentris. Anak dapat mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan dapat bekerja sama. * Bermain dengan Benda Bergerak Ketika anak sudah mulai merangkak atau berjalan, ayah dapat memilihkan permainan yang tidak melulu statis. Misalnya kita dapat menggelindingkan bola yang kemudian dikejar anak. Manfaat: Selain membina kedekatan, juga dapat melatih koordinasi motorik kasar dan motorik halus lewat gerakan merangkak, berjalan, serta meraih dan menggenggam. Disamping itu anak juga dapat menyalurkan kelebihan-kelebihan energi yang apabila tidak tersalurkan membuat anak gelisah dan rewel.

* Bermain dengan Lingkungan Di halaman, contohnya. Sambil bermain ayah dapat memperkenalkan berbagai jenis benda yang ada di sekelilingnya, dari batu, pohon, pagar, dan sebagainya. Manfaat: Dengan begitu anak akan mengenal lingkungannya selain menambah perbendaharaan katanya. Bila anak sudah dapat berjalan, bebaskan si kecil menjelajahi lingkungan di sekelilingnya. Pengalaman pertama bereksplorasi ini setidaknya akan berguna bagi anak agar kelak tidak mudah canggung bila berada di tempat baru. Perhatikan Manfaatnya Agar manfaat yang didapat bisa maksimal, sebaiknya orang tua memperhatikan banyak hal. Berikut sejumlah tips bagi orang tua agar kegiatan bermain menyenangkan dan bermanfaat bagi anak: * Sediakan alat permainan yang sesuai dengan tahapan usia dan kematangan anak. Perhatikan faktor keamanan, derajat kesulitan, kegunaan, daya tahan dan keamanan alat serta desain alat permainan. * Bila bermain di luar rumah, pilih tempat yang agak luas/lapang dan bersih. Jangan mengajak anak bermain di lingkungan yang mengundang bahaya, semisal banyak benda tajam. * Sesuaikan waktu bermain dengan jadwal bayi. Jangan sita waktu yang biasa digunakannya untuk tidur atau makan. Pilih waktu yang tepat, biasanya usai makan atau bangun tidur. * Ketika anak sudah mulai merangkak atau berjalan, kita dapat memperkenalkannya dengan anak lain yang bisa dijadikan langkah awal melatih anak bersosialisasi. * Kenalkan anak dengan alat permainan yang diyakini mampu merangsang perkembangan anak. Hindari membatasi kegiatan bermain hanya karena pertimbangan jenis kelamin. Semisal anak lelaki hanya boleh bermain dengan mobil-mobilan sementara anak perempuan harus main boneka. * Berikan petunjuk sesuai kebutuhan anak, tak kelewat banyak atau sebaliknya terlalu sedikit.

Pilihkan Mainan Yang Tepat Di bawah ini adalah sejumlah mainan yang disarankan sesuai tingkat perkembangan anak. * Untuk Usia 0-6 bulan: - Mainan yang dapat dilihat dan diamati seperti balon, pita warna-warni atau apa pun yang dapat bergerak di hadapannya saat ia terbaring. Hanya saja meski masih dalam jangkauannya, mainan ini sebaiknya jangan diletakkan terlalu dekat dengan wajahnya. - Mainan yang dapat dipegang dan digigit-gigit seperti rattles/kerincingan dalam berbagai bentuk dan mengeluarkan macam-macam suara. Ada juga yang dilengkapi dengan bola-bolaan yang menarik perhatian bayi yang lebih tua. Ada juga kerincingan yang bisa untuk bisa digigit-gigit sejak bayi mulai tumbuh gigi saat giginya terasa gatal. * Untuk Usia 6-18 bulan: - Mainan yang empuk (soft toys) seperti boneka yang terbuat dari kain dan dapat dipeluk-peluk. - Mainan yang dapat dipergunakan untuk melatih kekuatan badan bayi dan tungkai. - Mainan yang berasal dari peralatan rumah tangga seperti sendok kayu, keranjang plastik yang dapat diisi dan dikosongkan dengan objek yang aman. - Mainan yang dapat dibongkar-pasang seperti balok kayu. - Mainan yang dapat diikuti oleh anak seperti bola. - Mainan yang dapat didorong-dorong atau ditarik seperti mobil-mobilan. - Mainan yang dapat dimainkan di kamar mandi seperti bebek-bebekan atau perahu plastik.

Anda mungkin juga menyukai