Kuda-kuda atap bangunan baja berupa rangka batang menggunakan profil siku. Kuda-kuda bukan rangka (rafter) menggunakan profil WF
2. Perhitungan Kuda-kuda
Suatu konstruksi kuda-kuda rangka baja seperti gambar 2 di atas. Sudut kemiringan KK adalah . Jarak antar kuda-kuda = L meter. Beban gording + penutup atap = q kg/m.
Langkah 1 : Pembebanan gording qu = berat sendiri gording + berat penutup atap + berat sambungan Beban terpusat : P1 = qu gording x L = . kg Langkah 2 : Hitung berat sendiri kuda-kuda Hitung panjang batang kuda-kuda :
panjang batang atas panjang batang bawah panjang batang diagonal panjang batang vertikal
Tentukan dimensi rencana batang : asumsi pakai profil L 70x70x7 (rangkap), sehingga diketahui berat total profil qu Hitung Berat sendiri kuda-kuda : G = panjang total batang x qu profil x 2 (profil rangkap) = .. kg
Langkah 3 : Hitung beban P G P = n + P1 dimana : n = jumlah titik buhul = 8 Langkah 4 : Hitung Gaya-gaya batang rangka Hitung reaksi di tumpuan A dan B Hitung gaya-gaya batang dengan metode Cremona atau Ritter dan diperoleh gaya batang Nu Langkah 5 : Menentukan dimensi profil batang Gaya batang Nu yang diperoleh dari Langkah 4, diperoleh batang tarik dan batang tekan Nu Batang Tarik : Ag = 0,9fy Ada pengaruh lubang sambungan, maka luas profil = Anetto Batang tekan : Ada faktor tekuk , tergantung dari harga = L / imin Ag = Nu = Nu.
fcr fy
Langkah 6 : Perhitungan ulang (rekalkulasi) Dengan menggunakan profil yang diperoleh dari Langkah 5, hitung kembali Kuda-kuda seperti Langkah 2 s/d Langkah 5 Akan diperoleh dimensi profil lebih kecil atau tidak berubah. Hasil perhitungan ini yang digunakan sebagai konstruksi - Berat kuda-kuda rekalkulasi = G - G harus memenuhi syarat :
G' 3% G
Tabel Gaya Batang Kuda-kuda No batang a1 a2 a3 a4 b1 b2 b3 dst - . - + .. + .. - . - . Gaya batang D + . + . Gaya batang W - .. - .. Kombinasi beban Nu 1,2D + 0,8 W + + ..
Konstruksi kuda-kuda digunakan pada Gedung tertutup Beban angin : (lihat Tabel 4.1 PPI 1983)
L = jarak antar kuda-kuda Koefisien angin : CAB = - 0,02 0,4 = CBC = - 0,4 = . maka diperoleh beban angin : qu angin = 0,8 x (c . w . L) qAB = 0,8 . CAB . w . L qBC = 0,8 . CBC. w . L
W1 = qAB . a = .. kg W2 = qBC . a = kg
Setelah beban diketahui, kemudian hitung gaya batang menggunakan metode Cremona atau Ritter
Bila penunjang kuda-kuda bentuk menggunakan kolom dengan perletakan sendi, maka konstruksi menjadi tidak stabil bila ada beban horisontal. Karena itu untuk mendukung kuda-kuda harus dipakai kolom dengan perletakan jepit sehingga konstruksi akan tetap berdiri bila ada gaya H, karena kolomnya akan tetap berdiri tegak.
Bila konstruksi yang dipilih adalah bentuk sepertidi gambar atas, maka pondasi dari kolom akan menerima momen lentur sebesar : H x h. Karena itu untuk pondasi pada tanah kondisi yang jelek, bentuk konstruksi seperti ini sebaiknya dihindari karena biaya pondasi menjadi mahal.
Bila ada beban angin (beban H), maka kolom-kolom akan menerima beban lentur (momen) dan geser. Maka diasumsikan RAH = RBH, kemudian pada perubahan bentuk kolom dianggap titik balik, terjadi pada pertengahan CA dan CD (S1 dan S2) Pada titik balik, M = 0
Gambar 6. Rangka Kuda-kuda dengan Kolom Tumpuan Jepit
Tinjau kolom S1E : ME = 0, maka diperoleh gaya batang (a) Kv = 0, diperoleh gaya batang (c) MS1 = 0 diperoleh gaya batang (b)
Setelah diperoleh gaya batang ini, maka gaya batang kuda-kuda lainnya dapat dicari menggunakan metode Cremona. Sedangkan kolom MC = H. a dan MA = H.a
Gambar 7
7. Konstruksi 3 Sendi
Konstruksi ini dapat diselesaikan dengan sederhana, yaitu setelah diperoleh reaksi perletakan, gaya batang rangka dapat dicari menggunakan metode Cremona. Konstruksi-konstruksi yang telah dibahas di atas seolah-olah konstruksi satu bidang, tapi sebenarnya konstruksi-konstruksi tersebut adalah dalam ruang (tiga dimensi). Hanya untuk mempermudah penyelesaian perhitungan, diasumsikan dalam bidang sesuai dengan bidang beban tersebut bekerja, sehingga konstruksi itu dalam kondisi stabil hanya terhadap bidang tersebut.
Sebagai contoh ambil konstruksi sebagai berikut : Pada bidang : konstruksi kuda-kuda ini tetap Pada bidang yang tegak lurus bidang kuda-kuda (arah memanjang bangunan) : a. Dinding temboknya tetap b. Kuda-kudanya bila ada beban yang tegak lurus pada bidang kuda-kuda akan terguling, karena itu harus dijaga agar kuda-kudanya juga tetap kuat dalam arah ini.
Umumnya pada konstruksi gudang, beban yang tegak lurus bidang kuda-kuda adalah akibat beban angin. Karena itu untuk menahan beban angin ini dibutuhkan konstruksi ikatan angin.
Gambar 10
Perlu Diperhatikan Pada Saat Dimensi Profil Pada suatu konstruksi rangka batang selalu timbul batang-batang dengan gaya tekan dan gaya tarik. Untuk mendimensi profil batang tarik tidak timbul persoalan karena cukup dengan menentukan luas profil : Anetto = A profil A lubang Untuk batang tekan, akan timbul masalah tekuk dan panjang tekuk. Tekuk akan terjadi ke arah terlemah dari profil itu, hal ini karena dipengaruhi oleh panjang tekuk untuk masing-masing arah. Sebagai contoh : suatu rangka kuda-kuda di atas dua perletakan. Panjang tekuknya adalah , karena pada setiap titik simpul dengan adanya batang-batang diagonal dan vertikal, titiknya menjadi tetap.
Gambar 11
Bila hanya ditinjau bidang vertikal maka panjang tekuk pada arah vertikal = . Jika sekarang tinjau bidang atap, maka titik yang tetap akan ditentukan oleh gordinggording. Hal ini karena gordinggording terletak pada titik simpul juga, maka panjang tekuk pada bidang atap = . Jadi panjang tekuk batang tekan =.
Contoh lain : rangka batang suatu konsol. Batang tekan berada pada batang-batang bagian bawah, sedangkan gording konsol berada pada batang sebelah atas. Jadi panjang tekuk pada arah vertikal tetap = , tetapi untuk bidang horisontal menjadi 5 . Untuk memperkecil panjang tekuk ini maka sering ditambahkan ikatan-ikatan khusus untuk menjamin beberapa titik simpul pada batang tekan agar dimensi profilnya tetap.