Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN VI (Pengukuran Teknik) SENSOR DAN TRANSDUSER Pengindraan (Sensor) : adalah unsure pertama yang menerima energi dari

medium yang diukur dan menghasilkan keluaran yang dalam batas-batas tertentu tergantung pada kuantitas yang diukur. Pengindraan. Elemen dwilogam (bimetal) digunakan dua jalur koefisien pemuaian panas yang berbeda dan ditempelkan satu sama lain. Kalau dua logam dengan koefisien pemuaian panas yang berbeda ditempelkan satau sama lain, setiap perubahan temperature akan mengakibatkan pemuaian berbeda pada masing-masing logam. Gejala ini akan menyimpang dan membentuk gambaran busur sirkuler merata, kalau tidak dikendalikan. Analisis menghasilkan,

t 3(1 + m ) + (1 + mn ) ( m 2 + 1 / mn ) = 2 6( A + B )( T2 T1 )(1 + m )
2

Dan dalam praktek tB/tA = 1 dan (n+1)n = 2

2t 3( A B )( T2 T1 )

Dimana, = radius kelengkungan t = tebal jalur total n = perbandingan modulus elastis, EB/EA m = perbandingan tebal, tB/tA T2-T1 = kenaikan temperatur A, B = koefisien pemuaian panas dari logam A dan logam B alat-alat dwilogam umumnya terbuat dari kuningan dan invar, atau kuningan dan campuran nikel, Uinvar dan campuran nikel mempunyai koefisien pemuaian panas mendekati nol (1,7 x 10
-6mm

/mm-C ). Alat-alat ini biasanya digunakan dalam sistem

pengedalian temperatur, seperti alat-alat hidup mati (on-off), alat konfensasi temperatur, alat aliran arus berlebihan dan sebagainya. Batas temperatur kerja adalah sekitar -60 sampai 600 oC. Alat-alat tersebut dapat berbentuk kantilever, spiral, bentuk-U sekrup (heliks) dan sebagainya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

Gambar Pengindra dwi logam PENGINDRAAN TAHANAN LISTRIK Walaupun termokopel tersebut mantap, namun ada penggunaan yang tidak tepat dan di mana pengukuran temperatur lain lebih menguntungkan. Termometer tahanan mempunyai kepekaan yang lebih besar, yang memungkinkan penggunaanya untuk mengukur fraksi derajat yang lebih kecil, dan tidak memerlukan hubungan acuan yang tepat, Dasar dari pengukuran sebacam ini adalah bahwa tahanan listrik berbagai bahan berubah menurut temperatur. Ada dua kelas utama bahan tersebut: penghantar (logam) dan semikonduktor seperti akan dibahas kemudian. Teknik pengukuran dapat merupakan jenis defleksi atau jenis potensiometer neraca nol. Dala dua peristiwa tersebut jembatan wheatstone memudahkan pengukuran. Pengindraan Hantaran atau Termometer Tahanan Hubungan antara perubahan tahanan R menurut temperatur T dapat dituliskan sebagai berikut : Rt = Ro ( 1 + a1t+a2t2+a3t3 ........... +antn) dimana, Rt = tahanan pada temperatur t Ro = tahanan pada temperatur acuan biasanya, titik beku (es) Dan a1, a2, a3 ................an adalah konstanta. Jumlah suhu yang digunakan tergantung pada bahan, rentang temperatur dan ketelitian yang diperlukan, untuk kebanyajan tujuan praktis hanya konstanta a1 diperlukan dan didefinisikan sebagai

a1 =
a1

R1 R2 R0

tiap derajat

juga koefisien temperatur dari tahanan. Tabel disediakan oleh pabrik yang

mermberikan harga pembanding untuk tahanan terhadap temperatu untuk elemen tahanan umum. Elemen elemen pengidera tahanan berkisar kira-kira 10 ohms hinnga 25.000 0hms. Sehingga semakin tinggi tahanan makin kurang ddipengaruhi oleh kawat tembaga dan variasi tahanan kontak. Platinum digunakan dari 260 hingga 1000 o C, tembaga dari 200 0 hingga 260 0 C, nikel dari 200 hingga 4,0 0 C dan tungsten dari 260 hinnga 1100 0 C. Gambaran dasar ukuran tempertur rata-rata dan diferensial.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

Pengidera (sensor) Semikonduktor (termistor) Sebagian besar termistor dibuat dari oksida-oksida logam (mangan, nikel dan kobalt) yang mempunyai tahanan menurun dengan meningkatnya temperatur. Dibanding dengan pengindera tipe konduktor yang mempunyai koefisien suhu positif kecil termistor mempunyai koefesien negatif yang sangat besar. Hubungan antara temperatur dan tahanan digambarkan sebagai berikut :
1 1 R = Roe T T 0

Di mana,

= tahanan pada absolut T

R O = tahanan pada temperatur acuan T O

= konstanta, ciri bahan,

K.

Temperatur acuan biasanya ditetapkan 298 O K (25 O C). Konstanta biasanya bernilai 4000. Dengan menentukan dR/dT/R, koefesien suhu tahanan diberikan dengan - /T 2 Ohms (ohm
o

C). Untuk sama dengan 4000, koefisien temperatur ini naik pada 25 0

C adalah 0,045, dibandingkan dengan + 0,0036 untuk platinum (pengindera tipe konduktor). Karakteristikny diberikan oleh persamaan
LogR + K B = A+ LogR T

Dimana R adalah resistensi dalam temperatur Kelvin T, dan A, B dan K merupakan konstanta yang ditentukan oleh kalibrasi dari tahanan individu. Tahanan ini sangat luas digunakan ubntuk pengukuran temperatur kriogenik dalam rentang suhu dari 1 sampai 20 0 K. Termistor tersedia di pasar dalam bentuk butiran, probe (penyelidik), piringan dan batang. Butiran (bead) sangat luas digunakan untuk pengukuran temperatur. Termistor tersebut ada yang dilapis gelas dan diameternya hanya sekecil beberapa seperseratus sentimeter. Waktu tanggapan sangat pendek sehingga sangat cocok untuk pengukuran temperatur jenis titik. Rentang temperatur kerja adalah dari 250 sampai 650 o C, namun termistor tunggal tidak dianjurkan untuk digunakan. Penyelidik (probe) gelas juga digunakan. Penyelidik ini mempunyai diameter sekitar 2,5mm dan panjang berubah dari 6 mm sampai 50 mm. Gambar bentuk-bentuk termistor.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

Piringan dan batang lebih digunakan sebagai alat kompensasi temperatur, elemen penunda waktu, dan pengendalian tegangan dan daya dalam rangkaian elektronika. Rangkaian untuk menggunakan termistor ini pada hakikatnya dapat disamakan sebagai penghantar. Salah satu cara untuk mengurangi sifat tak linier dari keluaran termistor adalah dengan memberi cabang pada termistor dengan tahanan biasa seperti ditunjukan dalam

Kestabilan tanggapan merupakan masalah dengan tipe semi konduktor sebelumnya. Namun, termistor modern mempunyai stsbilitas yang dapat diterima untuk berbagai penggunaan. TRANSDUSER Satu komponen yang sebagian besar atau seluruh keluaran energinya berasal dari sinyal masukan dikenal sebagai tranduser pasif, sedangkan tranduser aktif mempunyai sumber tenaga tambahan yang menyediakan sebagian besar energi keluaran sedangkan sinyal masukan hanya menyediakan sebagian kecil saja. Alat ukur tekanan, termometer tekanan merupakan transduser pasif. Penguat elektronik, counter digital dan mekanisme servo merupakan beberapa contoh transduser aktif Transduser piezolistrik Ada materi padat tertentu yang mampu mengolong-golongkan efek piezolistrik. Efek ini adalah konversi energi listrik mekanis. Jika bahan piezolistrik dirubah bentuknya, didalam bentuk tersebut akan timbul perubahan listrik. Proses ini juga bersifat dapat balik yaitu muatan listrik diberikan materi ini akan memberikan tanggapan berupa perubahan bentuk secara mekanis. Arah perubahan mekanis menjadi listrik merupakan dasar bagi alat ukur percepatan, gaya dan tekanan, sedangkan arah perubahan listrik menjadi mekanis terdapat pada alat pengocok getaran kecil, sistem sonar untuk deteksi akustik dan lokasi objek bawah air, dan peralatan uji non destruktif ultrasonik untuk industri. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan alami (kwarsa, garam, rokele), kristal sintetik (litium sulfat, amonium hidrogen fosfat) atau jenis keramik ferolistrik yang telah mengalami polarisasi (barium titanali). Karena bahan piezolistrik merupakan insulator, maka elektroda logam, permukaan datar dari materi yang terpilih secara otomatis menempel pada kawat penghubung, menjadi lempengan-lempengan kapasitor. Jadi bahan yang mengalami perubahan bentuk bekerja sebagai pembangkit muatan listrik; kemudian muatan ini menghasilkan tegangan tertentu yang timbul di antara elektrodaelektroda sesuai dengan hukum yang umum berlaku bagi kapasitor. Mari kita perhatikan unsur piezolistrik sebagai transduser perpindahan, walaupun yang menjadi tujuan akhir adalah pengukuran gaya, tekanan atau percepatan secara umum. Secara kuantitatif muatan, q, yang dihasilkan oleh kristal piezolistrik, dapat dinyatakan sebagi berikut :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

Dimana,

q = kq X 1
k q = Coul / cm

X 1 = defleksi, cm

Dengan mengubah pembangkit muatan menjadi pembangkit arus (seperti terlihat pada gambar (b) persamaan diatas berubah menjadi

icr =

dq dx = kq 1 dt dt

icr = ic + iR e0 = e0

dt

(icr iR)dt
C

Atau

de dx e C 0 = icr iR = k q 1 0 dt R dt

Persamaan ini dapat juga dinyatakan dalam bentuk fungsi pindah sebagai

e0 ( D ) = K D x1 D + 1
Dimana, K = kepekaan =

Kq C

V / cm

C = tetapan waktu = RC , s Tanggapan pulsa transduser piezolistrik memberikan penyelesaian berikut :

C untukT < t <

e0 =

Kq A

(e

1)e ( t T ) /

TRANSDUSER TEKANAN KAPASITANSI Transduser ini memiliki sebuah diafragma loga yang terletak diantara dua volume. Lempengan stasioner ditempatkan pada tiap sisi diafragma. Lempengan stationer ditempatkan pada tiap sisi diafragma. Suatu perbedaan tekanan yang rendah sekitar 0,1 m bar mengakibatkan diafragma bergerak maju menunju salah satu dari lempengan logam untuk mengubah kopling kapasitif antara diafragma dan kedua lempengan. Perubahan kapasitansi, akibat turun naiknya kopling dengan lempengan, diawasi dengan pertolongan sinyal AC leawat lempengan. Suatu sistem pembawa termodulasi amplitudo atau frekuensi dapat digunakan untuk mengetahui perubahan kapasitansi. Suatu rangkaian dari Grey (1954) ditunjukan pada gambar yang memberikan hasil kerja yang memuaskan dengan menggunakan modulasi frekuensi . Satu kekurangan dari
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

rangkaian ini adalah bahwa variasi kapasitansi kabel penghubung mempunyai pengaruh yang sama dengan perubahan tekanan.

Gambar Rangkaian Resonansi Tala digunakan dalam Transduser Tekanan Kapasitif Ukuran yang kecil, tanggapan frekuensi tinggi, resistesi temperatur tinggi, linieritas dan resolusi yang baik merupakan keuntungan dalam menggunakan transduser tekanan kapasitif, dan kekurangannya adalah perubahan temperatur, kepekaan pada getaran dan perlunya peralatan elektronik yang relatif rumit. TRANSDUSER TEKANAN DENGAN INDUKTANSI-MAGNETIS TAU RELUKTANSI Transduser tekanan LVDT dengan menggunakan bejana Bourdon sperti ditunjukkan dalam gambar merupakan jenis yang umum dari transdusertekanan induktansi. Namun, elemen transduser utama adalah diafragma, penghembus, tabung Bourdon dan manometer bejana-U yang keluarannya dapat ditransformasikan ke dalam suatu sinyal listrik dengan menggunakan LVDT. Salah satu keuntungan LVDT adalah bahwa alat ini menempatkan beban tanpa geseran pada alat ukur. Tanggapannya linier untuk geseran angker yang kecil.

Gambar Transduser Tekanan dengan LVDT dan bejana Bourdon Transduser jenis reluktansi magnetis ditunjukkan dalam gambar di bawah (a sampai c). Gerakan dari diafragma datar mengubah reluktansi rangkaian magnetis gambar (a), dengan demikian juga induktansi L1, yang menghasilkan beda potensial E o. Konfigirasi ini menghasilkan tanggapan frekuensi tinggi tetapi dengan kepekaan yang rendah. Susunan yang ditunjukkan alam gambar (c) meberikan tegangan yang cukup tinggi, dan menghilangkan penggunaan penguatan. Angker merupakan batang logam bebas dihubungkan ke ujung bdebas dari tabung Bourdon yang bergerak. Tanggapan frekuensi dibatasi oleh frekuensi pembawa dan oleh karakteristik mekanis dari angker. Keuntungan penggunaan transduser tekanan reluktansi adalah kemampuannya untuk menahan kejutan dan getaran, toleransi lewat beban tinggi dan tingkat keluaran sinyal yang lebih tinggi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

Gambar Transduser Tekanan Reluktansi (a) Diafragma dan Koil tunggal (b) Rangkaian Magnet (c) Transduser Tekanan Reluktansi untuk empat koil aktif (d) Rangkain magnet untuk (c). TRANSDUSER TEKANAN KONTAK GERAK RESISTANSI Transduser ini terdidri dari tiga bagian utama: elemen untuk mengindra tekanan, pegas acuan dan elemen resistansi. Biasanya penghembus atau tabung Bourdon digunakan sebagai elemen untuk mengetahui tekanan. Penghembus ada yang menggunakan pegas dan adapula yang tidak, sedang pada tabung Bourdon, elemen mengindra tekanan juga pegas acuan. Rangkaian alat ini ditunjukkan dalam gambar di bawah ini dimana rangkaian potensiometer digunakan untuk mengukur potensial melalui kawat geser. Pada keadaan seimbang perbandingan tegangan e/V sebanding dengan tekanan yang diberikan.

Gambar Transduser Tekanan Potensiometer, Gerakan Kontak, Tekanan

SERBA SERBI TRANSDUSER TEKANAN

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

Banyak jenis lain dari transduser tekanan yang diuraikan dalam kepustakaan. Namun, hanya beberapa disebutkan disini yang tidak termasuk dalam katagori alat pengukur tekanan yang telah kita sebutkan. Kawat ghalus dalam alat tegangan bergetar pada frekuensi natural. Tegangan kawat, sehingga frekuensi getaran berubah menurut perubahan tekanan karena salah satu ujung dihubungkan ke diagfragma. Clark (1957) melaporkan alat pengukur tekanan atau gaya dengan cara memroses loggam tanah jarang untuk menghasilkan bahan peka tekanan. Sel-sel ini dibuat dalam bentuk wafer, dengan dua permukaan kontak llistrik pada tiap sisi bahan. Setiap perubahan tekanan dapat diukur dengan meter ohm karena resistansi berubah sangat banyak. Gren (1954) menyusun peralatan yang terdiri dari tabung trioda kecil yang mempunyai anoda dipasang lentur. Tekanan yang diberikan bekerja pada diafragma yang menggerakan kaki anoda. Ggejala ini mengubah arus anoda yang dengan mudah dapat diukur. Alat ini baik untuk pengukuran tekanan pernafasan. Alat ukur tekanan pernafasan lain adalah transduser tekanan fotolistrik defakus (Hill 1959). Transduser ini menggunakan diagfragma Teylene yang dilapisi dengan alumunium yang berperan sebagai cermin dan mempunyai bentukk datar, cembung atau cekung tergantung pada apakah tekanannya nol, positif atau negatif. Pantulan berkas cahaya pada diafragma jatuh pada transistor foto untuk menghasilkan perubahan tegangan keluaran menurut tekanan. Alat tekanan tidak langsung, yang dikenal dengan nama hypsometer, digunakan untuk mengukur temperatur didih cairan dalam keseimbangan dengan uap. Dengan hubungan langsung antara temperatur dan tekanan keseimbangan dari sistem uap caira, ketepatan dan kecepatan tanggapan instrumentasi terbatas hanya oleh penginderaan temperatur. Alat ini lebih baik daripada aneroid sebagai altimeter tekanan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Djuhana, M.Si. PENGUKURAN TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai