Anda di halaman 1dari 171

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sistem reproduksi manusia merupakan suatu masalah yang sangat penting untuk dibahas. Pada abad pertengahan sampai sekarang masih ada orang yang mempercayai mitos dan khayal meliputi soal system reproduksi manusia. Hal tersebut memang wajar, oleh karena itu untuk memahami tentang mekanisme system reproduksi yang menjadi kompleks, maka orang harus mengetahui anatomi system reproduksi dan ilmu. Ilmu funda mental yang menjadi sumber fisiologi,embryologi dll. Berdasarkan kenyataan dilapangan sebagian orang beranggapan bahwa materi system reproduksi manusia merupakan pelajaran yang tabu. Dimana materimateri memuat tentang alat-alat reproduksi manusia baik yang nampak maupun yang tidak nampak atau yang tersembunyi, bahkan kita dapat melihat dengan jelas tentang bentuk dan ukuran serta fungsinya. Oleh karena itu bagi setiap kaum wanita harus dapat mengetahui kapan masa pubertas, menstruasi, hamil dan masa persalinannya serta masa menopause. Juga untuk kaum lakilaki harus mengetahui masa subur, ejakukalasi dll. Pada Alat reproduksi pada manusia berupa alat kelamin pada laki- laki dan alat kelamin pada wanita. Ditinjau dari fisiologi reproduksinya alat reproduksi wanita sangat lebih kompleks bila diAbandingkan dengan lakilaki. Wanita tidak hanya menghasikan sel kelamin(telur), tetapi juga dilengkapi untuk, (1) menerima dan menampung sperma dari laki laki pada saat mengadakan hubungan seksual, (2) member keadaan yang cocok pada saat fertilisassi, (3) dan mampu member makanan bagi bayi yang sedang berkembang sebelum dan sesudah kelahiran.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kaitan biologi reproduksi dengan ilmu kebidanan ? 2. Bagaimana hubungan tumbuh kembang fetus dengan ilmu kebidanan?

3. Bagaimana kaitan dasar imunologi dengan system imun pada tubuh balita? 4. Apa jenis-jenis dan manfaat imunisasi untuk bayi dan balita dalam memberikan asuhan kebidanan?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui kaitan biologi reproduksi dengan ilmu kebidanan.. 2. Untuk mengetahui hubungan tumbuh kembang fetus dengan ilmu kebidanan. 3. Untuk mengetahui kaitan dasar imunologi dengan system imun pada tubuh balita. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis dan manfaat imunisasi untuk bayi dan balita dalam memberikan asuhan kebidanan.

1.4 Manfaat Penulisan Bagi mahasiswa dan pelajar makalah ini dapat dijadikan refrensi dan juga sumber ilmu pengetahuan dan sebagai media penunjang proses pembelajaran dan juga mahasiswa atau pelajar dapat mengaitkan ilmu biologi reproduksi dengan ilmun kebidanan.

BAB II MATERI

2.1 Pembagian Anatomi Tubuh Manusia Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi : a. Kepala Tengkorak, wajah, dan rahang bawah b. Leher c. Batang tubuh Dada, perut, punggung, dan panggul d. Anggota gerak atas Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan. e. Anggota gerak bawah Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, kaki.

Rongga dalam tubuh manusia Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di dalam tubuh yaitu : a. Rongga tengkorak Berisi otak dan bagian-bagiannya b. Rongga tulang belakang Berisi bumbung saraf atau spinal cord c. Rongga dada Berisi jantung dan paru d. Rongga perut (abdomen) Berisi berbagai berbagai organ pencernaan Untuk mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut: 1. Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus) 2. Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus)

3. Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu) 4. Kwadran kiri bawah (terutama usus). e. Rongga panggul Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ reproduksi dalam

Sistem dalam tubuh manusia Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem: 1. Sistem Rangka (kerangka/skeleton) a. Menopang bagian tubuh b. Melindungi organ tubuh c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh d. Memberi bentuk bangunan tubuh 2. Sistem Otot (muskularis) Memungkinkan tubuh dapat bergerak 3. Sistem pernapasan (respirasi) Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. 4. Sistem peredaran darah (sirkulasi) Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. 5. Sistem saraf (nervus) Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari sampai yang tidak disadari 6. Sistem pencernaan (digestif) Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga siap masuk ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh 7. Sistem Klenjar Buntu (endokrin) 8. Sistem Kemih (urinarius) 9. Kulit 10. Panca Indera 11. Sistem Reproduksi

2.2 Posisi Anatomi Posisi anatomis tubuh digunakan sebagai rujukan agar hubungan dengan seluruh bagian tubuh dapat dijelaskan, posisi ini antara lain adalah : Bagian anterior dari tubuh, adalah bagain depan tubuh atau bagian perut (hidung merupakan bagian anterior keseluruhan bagian wajah) Bagian posterior, adalah bagain belakang tubuh bagian posterior dari abdomen) Bagian superior, adalah bagain dari tubuh yang mengarah ke atau bagian yang tertinggi (kepala merupakan bagian superior dari leher) Bagian inferior, adalah bagain dari tubuh yang menjauhi kepala dan mengarah kebagian bawah tubuh (dada merupakan bagian inferior dari leher) Bagian medial, adalah bagain dari struktur tubuh yang terdekat dengan garis imajiner tubuh (hidung merupakan bagian medial dari mata) Lateral, mengarah kesamping, menjauhi garis tengah imajiner tubuh (telinga merupakan bagian lateral dari mata) Proksimal, mengacu pada bagian suatu struktur yang mendekati garis tengah tubuh, atau jika mengacu pada satu tungkai, maka mendekati titik asal atau titik perlekatan terdekat dengan trunkus (siku adalah bagian proksimal dari pergelangan tangan. Distal, berarti paling jauh dengan garis tengah imajiner atau menjauhi titik asal atau titik perlekatan dengan trunkus (kaki merupakan bagian distal dari pergelangan kaki Superfisial, berarti setiap bagian manapun yang dekat dengan permukaan tubuh (kulit merupakan bagian superfisial dari otot Bagian dalam berarti terletak dibagian internal, didalam tubuh (usus halus terletak jauh lebih kedalam tubuh dari otot-otot dan kulit abdominal (bokong merupakan

2.3 Aksis dan Bidang Penting Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang khayal: 1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan

2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior) 3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior) Istilah lain yang juga dipergunakan adalah untuk menentukan suatu titik lebih dekat ke titik referensi (proximal) dan lebih jauh ke titik referensi (distal).

2.4 Arah Pergerakan Pergerakan ini hanya berlaku di sendi tertentu sahaja dan meliputi tetapi tidak terhadap kepada elevasi, depresi, protraksi, retraksi, inversi, eversi, pendorsifleksan dan fleksi plantar. Elevasi: Pergerakan menaikkan bahagian tertentu tubuh sebagai contohnya menutup mulut (menaikkan mandibel) selepas membukanya Depresi: Pergerakan menurunkan bahagian tertentu tubuh sebagai contohnya membuka mulut (menurunkan mandibel). Protraksi: Pergerakan ke arah hadapan bahagian tertentu tubuh sebagai contohnya memuncungkan bibir. Retraksi: Pergerakan untuk mengembalikan bahagian tertentu tubuh yang telah diprotraksikan ke kedudukan anatomi. Contoh bagi pergerakan ini adalah mengeritkan gigi. Inversi: Pergerakan yang menghalakan tapak kaki ke arah medial tubuh. Eversi: Pergerakan yang menghalakan tapak kaki ke arah lateral tubuh. Pendorsifleksan: Pergerakan yang membawa bahagian kekura kaki ke bahagian anterior kaki bawah. Contoh bagi pergerakan ini adalah berdiri di atas tumit. Fleksi plantar: Pergerakan yang membawa tapak kaki ke arah permukaan plantar. Contoh pergerakan ini adalah berdiri di atas jari kaki. Supinasi: Pergerakan bahagian lengan bawah yang menyebabkan tapak tangan menghala ke atas sebagai contohnya menghulurkan tangan untuk menerima sesuatu benda.

Pronasi: Pergerakan bahagian bawah lengan yang menyebabkan tapak tangan menghala ke bawah sebagai contohnya meletak tapak tangan di atas meja.

Oposisi: Pergerakan yang membawa ibu jari tangan (pada sendi karpometakarpal) menyentuh hujung jari-jari lain pada sebelah tangan yang sama.

2.5 Struktur dan Fungsi Sistem Kardiovaskuler

a. Anatomi Fisiologi Otot Jantung Jantung terletak di rongga dada, di ruang antara paru-paru, terletak lebih ke arah kiri daripada kanan dengan bagian apex di bagian bawah dan base di bagian atas. Organ-organ yang berasosiasi dengan jantung: 1. Inferior: bagian apex berbatasan dengan central tendon diafragma. 2. Superior: pembuluh darah besar seperti aorta, vena cava superior, arteri pulmonal dan vena pulmonal. 3. Posterior: esofagus, trakea, bronchus kanan dan kiri, descending aorta, vena cava inferior, dan tulang rusuk. 4. Lateral: paru-paru, paru-paru kiri overlap sisi kiri jantung.

5. Anterior: sternum, otot intercosta 6. Apex jantung terletak di ICS ke 5, 9 cm dari midline.

BENTUK SERTA UKURAN JANTUNG Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.

RUANG DALAM JANTUNG Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum interventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

KATUP-KATUP JANTUNG 1. Katup atrioventrikuler Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup (Mitral). Memungkinkan

darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik. 2. Katup Semilunar a Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. b Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.

b. Curah Jantung Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Selama setiap periode tertentu, volume darah yang mengalir melalui sirkulasi paru ekuivalendengan volume yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Dengan demikian, curah jantung dari kedua ventrikel dalam keadaan normal identik, walaupun apabila diperbandingkan denyut demi denyut, dapat terjadi variasi minor. Dua factor yangmempengaruhi cardiac output adalah kecepatan denyut jantung (denyut per menit)dan volume sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut).Curah jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalamsirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang memasok berbagai nutrisi. Curah jantung adalah jumlah darah yangdipompakan oleh ventrikel selama satu menit. Nilai normal pada orang dewasaadalah 5 L/mnt. Biasanya cardiac output pada umumnya = Strokr volume X frekuensi jantung permenit. misalnya : frekuensi jantung 70 kali permenit maka cardiac output = 70 x 80 cc = 5 l/menit pada orang dewasa cardiac output :

dalam keadaan istirahat : 3.4 - 4.5 l/menit jalan dengan kecepatan sedang 6-7,5 l/menit Pada waktu berolahraga pada atlet terlatih 30-35 l/menit pada keadaan tertentu sistem cardiovaskular dapat menyeimbangkan cairan dalam tubuh 1. Perhitungan curah jantung adalah sebagai berikut Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup 2. Faktor faktor utama yang mempengaruhi curah jantung a b c Aktifitas berat Aliran balik vena ke jantung Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah jantung, meliputi : Pompa otot rangka Pernapasan Reservoar vena Gaya gravitasid.

Faktor faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung, meliputi : Perubahan posisi tubuh Tekanan rendah abnormal pada vena Tekanan darah tinggie.Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi : Hormon medular adrenal Ion Usia dan ukuran tubuh seseorang Penyakit kardiovaskular

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung 1) aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atletyang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalahkemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.

10

a. Aliran Balik Vena Aliran Balik Vena (venous return) Mengacu pada volume darah yang masuk tiap-tiap atrium per menit dari vena. Kecepatan aliran darah berbanding lurus dengan gradien tekanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran balik vena :

Vasokontriksi vena yang diinduksi oleh saraf simpatis Hal ini akan meningkatkan tekanan vena dan meningkatkan gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah dari vena ke atrium kanan

Aktivitas otot rangka Banyak vena besar yang terletak antara otot-otot rangka, sehinnga ketika otot berkontraksi vena tertekan dan meningkatkan aliran darah menuju jantung.

Efek katup vena Katup ini berperan dalam menjaga aliran darah agar tidak kembali ke jaringan dan juga berperan dalam melawan efek gravitasi.

Aktivitas pernafasan Akibat aktivitaspernafasan, tekanan di dada menjadi 5mmHg lebih rendah dari tekanan atmosfer. Hal ini menyebabkan aliran balik ke jantung menjadi meningkat.

Efek penghisapan oleh jantung Terjadi karena adanya pengisian ventrikel yang menyebabkan tekanan atrium 0 mmHg, sehingga darah masuk ke jantung.

2.6 Klasifikasi Pemuluh Darah Klasifikasi pembuluh darah Pembuluh darah dibagi menjadi 5 jenis :
1. Arteri

Dindingnya kuat, tebal dan elastis. a. Tunika intima, lap. dalam berhubungan dgn darah tdd jaringan endotel. b. Tunika Media, lap. tengah tdd jar. otot polos bersifat elastis c. Tunika eksterna / adventisia, lap luar tdd jar ikat berguna menguatkan arteri

11

T. intima diperdarahi oleh darah yg mengalir di pembuluh darah, T. media dan adventisia diperdarahi oleh vasa vasorum. Dipersarafi oleh saraf otonom : vasomotor : vasokontriktor dan vasodilator. sehingga dapat berkontriksi atau berdilatasi.
2. Arteriola

Dindingnya tdd otot polos dan sedikit serabut elastis. Tunika adventisia tipis Dapat berkontraksi dan berdilatasi Berperan dlm mempertahankan tekanan darah.
3. Kapiler, dinding hanya tdd satu lapis sel yaitu tunika intima

Fungsi : Penghubung arteri dan vena Tempat pertukaran zat Menyerap zat makanan (pd usus) Menyaring darah/filtrasi (pd ginjal)

4. Venula

Berfungsi sbg saluran pengumpul dindingnya lemah tetapi peka pada pertemuan antara kapiler dan venula postkapiler. terdapat sfingter

5. Vena

Membawa darah ke jantung. Diding tdd 3 lapisan seperti arteri tetapi lebih tipis. Sifatnya dibandingkan dgn arteri: vena kurang elastis mempunyai katup lebih cepat kolap.

2.7 Sirkulasi Darah Janin dan Orang Dewasa Sirkulasi Darah Janin Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale,duktus arteriosus botali,duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis.

12

Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior. Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum

berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisasisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya, sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus. Ketika janin

dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.

13

Sirkulasi Darah Orang Dewasa Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup dan ganda. Peredaran darah tertutup artinya dalam peredarannya darah selalu mengalir di dalam pembuluh darah. Peredaran darah ganda artinya dalam satu kali beredar, darah melalui jantung sebanyak dua kali sehingga terdapat peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung (bilik kanan) melaluli arteri pulmonalis menuju ke paru-paru, kemudian melalui vena pulmonalis kembali ke jantung (serambi kiri). Peredaran darah besar yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) melalui aorta menuju ke seluruh tubuh, kemudian melalui vena cava kembali ke jantung (serambi kanan).

2.8 Tekanan Darah dan Denyut Nadi a Tekanan Sistolik dan Diastolik Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole. Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg. Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung.

b. Denyut Nadi Syok dan Jenisnya Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan

14

denyut jantung. Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup selain otak. Denyut yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Berapa sebenarnya jumlah rata-rata denyut jantung yang normal? Denyut jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung per satuan waktu, secara umum direpresentasikan sebagai bpm (beats per minute). Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu. Detak jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum.

Denyut Nadi Maksimal (Maximal Heart Rate) Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-umur. Denyut Nadi Iatihan Denyut nadi latihan dilakukan pengukuran setelah menyelesaikan satu set latihan dan ini bisa memantau intensitas latihan yang telah ditetapkan sebelumnya. Denyut Nadi Istirahat (Resting Heart Rate) Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi yang diukur saat istirahat dan tidak setelah melakukan aktivitas. Pengukuran denyut nadi ini dapat menggambarkan tingkat kesegaran jasmani seseorang.pengukuran ini

dilakukan selama 10 sampai 15 detik. Denyut Nadi Pemulihan (Recovery Heart Rate) Denyut nadi pemulihan adalah jumlah denyut nadi permenit yang diukur setelah istirahat 2 sampai 5 menit.pengukuran ini diperlukan untuk

15

melihat seberapa cepat kemampuan tubuh seseorang melakukan pemulihan setelah melakukan aktivitas yang berat.

2.9 Anatomi da Fisiologi Sistem Pernafasan Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

STRUKUTR SISTEM RESPIRASI Sistem respirasi terdiri dari:


1. Saluran nafas bagian atas 2. Saluran nafas bagian bawah

Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli
3. Alveoli

terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2


4. Sirkulasi paru

Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.
5. Paru

terdiri dari : a. Saluran nafas bagian bawah b. Alveoli c. Sirkulasi paru


6. Rongga Pleura

Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
7. Rongga dan dinding dada

Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi

16

Saluran Nafas Bagian Atas a. Rongga hidung Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal : Dihangatkan Disaring Dan dilembabkan

Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi

menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)

c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah) d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Saluran Nafas Bagian Bawah a. Laring Terdiri dari tiga struktur yang penting Tulang rawan krikoid Selaput/pita suara Epilotis Glotis

b. Trakhea Merupakan pipa silider dengan panjang 11 cm, berbentuk cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh

membran fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus.

17

c. Bronkhi Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat

dengan trachea. Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior

Alveoli Terdiri dari : membran alveolar dan ruang interstisial. Membran alveolar : Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant. Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.

Aliran pertukaran gas Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut: alveoli epitel alveoli membran dasar endotel kapiler plasma eitrosit. Membransitoplasma eritrositmolekul hemoglobin O Surfactant Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normal surfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi, sehingga kolaps alveoli dapat dihindari. Co

18

2.10

Definisi dan Mekanik Pernafasan

a. Pernafasan internal dan eksternal Pernafasan eksternal adalah udara pernafasan masuk ke paru-paru melalui lubang hidung, dari lubang hidung udara akan masuk kesaluran pernafasan menuju paru-paru sampai di alfioli. Dan di alfioli terjadilah pertukaran gas O2 dan CO2. CO2 dilepaskkan dari pembuluh darah kapiler menuju alfioli dan O2 kelur dari alfioli menuju pembuluh darah kapiler yaitu PCO2 = 40 mm Hg dan PO2 = 104 mm Hg jadi pernafasn eksternal adalah pernafasan yang terjadi pada alat pernafasan. Pernafasan internal adalah udara pernafasan keluar dari paru-paru melalui lubang hidung. Yaitu pada sel-sel yang aktif, PO2 turun 40 mm Hg dan PCO2 naik 45 mm Hg. Akibat adanya pernafasan sel, CO2 bergerak masuk pembuluh kapiler darah dan O2 bergerak menuju sel-sel yang aktif, jadi pernafasan internal adalah pernafasan yang terjadi pada tubuh yang aktif.

b. Inspirasi dan Ekspirasi a) Pernapasan Dada Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. 2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. b) Pernapasan Perut Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga

19

dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. 1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. 2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

2.11

Pengaturan Pernafasan

Jenis-jenis dan lokasi pusat pernafasan Pusat Respirasi a. Medullary Rhythmicity Area: Area Inspirasi & ekspirasi Mengatur ritme dasar respirasi

b. Pneumotaxic Area: Di bagian atas pons Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & ekspirasi mencegahMengirim impuls inhibisi ke area inspirasi mengembang c. Apneustic Area: Membantu koordinasi transisi antara inspirasi & ekspirasi Mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi Saraf pernafasan : diafragmaN. Phrenicus otot intercostaN. Spinal thoraxic Saraf simpatis dan parasimpatis. paru-paru terlalu

20

2.12

Anantomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

Organ reproduksi dalam Organ reproduksi dalam pria terdiri dari : 1. Testis Testis (Gonad jantan) berbenruk oval dan terletak di dalam kantung pelir (skrotum) . testis berjumlah sepasang ( testis = jamak) .testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan .Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

2. Saluran pengeluaran Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis , vas deferens , saluran ejakulasi dan uretra. Epididimis Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang disebelah kanan dan kiri . epididimis berfungsisebagi tempat penyimpanan sementara sperma sampaisperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. Vas deferens Vas deferens atau saluran sperma ( duktus deferens ) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis . vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat didalam kelenjar prostat . vas deferens berfungi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani ( vesifula seminalis) . Saluran ejakulasi Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.saluran ini berfungsi untuk

mengeluarkan sperma agar masuk kedalam uretra .

21

Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk urin dari kantung kemih.

3. Kelenjar asesoris Selama sperma melalui saluran pengeluaran , terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah

getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakan sperma.kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis , kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Vesikula seminalis Vesikula seminalis atau kantung semen ( kantung mani ) merupakan kelenjar berlekuk lekuk yang terletak dibelakang kantung kemih .dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Kelenjar prostat Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretradan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol , garam , dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsunga hidup sperma. Kelenjar cowper Kelenjar cowper ( kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra . kelenjar cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali ( basa). Organ reproduksi luar Organ reproduksi luar pria trdiri dari penis dan skrotum . Penis Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak dibagian atas berupa jaringan spons korus kavernosa.satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra . uretra pada penis dikelilingi

22

oleh jaringan eretil yang rongga rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung ujung saraf perasa . bila ada suatu rangsangan , rongga tersebut akan terisi penuholeh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang ( ereksi ) . Skrotum Skrotum ( kantung pelir ) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis . skrotum berjumlah sepasang , yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri . diantara skrotum kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos ). Otot dartos berfungsi untuk mengerakkan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga terdapat serat serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.

Spermatogenesis Spermatogenesis terjadi di dalam testis , tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencangkup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi ditubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Spermatogonia terletak di dua di dua sampai ditiga lapisan sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensia melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untukmembentuk sperma.

Proses spermatogenesis Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas 3 tahap, yaitu: 1. Spermatocytogenesis. Merupakan spermatogonia yang mengalami metosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur premitif dan dapat melakukan reproduksi( membelah dengan cara metosis.

23

Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul ditepi membrane epitel germinal yang disebut spermatogenia tipe A. spermatogonia tipe A membelah secara metosis menjadi spermatogonia tibe B. kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (an pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan 2 spermatosit skunder.

2. Tahap meiosis Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis 1 menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit skunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk 4 buah spermatid yang haploid. Sitokenesis pada meiosis 1 dan 2 ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (intraseluler bridge). Dibandingkan dengan spertosit 1, spermatosit 2 memiliki spermatosit gelap. Tahap spermiogenesis merupakan transpormasi spermatd menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase, yaitu fase fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa 4 spermatozoa (sperma) masak ketika spermatid dibentuk pertama kali spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.

Hormon Pada Peria. Proses spermatogenesis di stimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH( leteilizing Hormone), FSH ( Follicel Stimulating Hormone ), estrogen dan hormon pertumbuha. 1. Testoteron di sekresi oleh sel-sel leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal

24

untuk

membentuk

sperma,

terutama

pembelahan

meiosis

untuk

membentuk spermatosit skunder. 2. LH (luteinizing hormone) LH disekresi oleh kelenjar hipofise anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel leydig untuk mensekresi testoteron. 3. FSH (Follicle Stimulating Hormone) FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-el sertoli. Tanpa stimulasi ini pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi. 4. Estrogen Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma. 5. Hormon pertumbuhan Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolism testis. Hormon perubahan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Gangguan pada system reproduksi pria a. Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penurunan fungsi yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan tertoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, inpotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon. b. Kriptorkidisme Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen kedalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human crorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron. Jika belum turun juga dilakukan pembedahan.

25

c. Uretritis Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organism yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, ureplasma urealyticung atau virus herves. d. Prostatitis Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun buakn bakteri. e. Epididimitis Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi peria. Organism penyebab epididimitis adalah E.coli dan Chlamydia. f. Orkitis Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada peria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Kelainan. 1. Sifilis Sifilis adalah penyakit kelainan yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rectum, lidah, dan bibir: pembengkakan getah bening pada bagian paha, bercak-bercak diseluruh tubuh, tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki. Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih didalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disebabkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotic secara cepat. 2. Gonore (kencing nanah) Gonore disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore,antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, terasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar

26

keseluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dan penggunaan antibiotic secara cepat. 3. Herfes genitalis Herfes genitalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herfes genetasis adalah herfes simfleks. Gejala penyakit herfes genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.

Struktur sperma Sperma diproduksi ditestis, organ reproduksi peria. Peria mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar peria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300juta/hari, dan mampu bertahan hidup selama 48jam setelah ditempatkan didalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2,5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100juta/ml. Spermatozoa masak terdiri dari: 1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti(nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membrane permukaan diujung sperma terdapat selubang tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzin hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. 2. Leher (servix), menghubungkan kepada dengan badan. 3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energy untuk penggerakan sperma. 4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masuk kedalam vas deferens dan duktus ejakulutoris.

27

2.13

Anatomin Alat-Alat Reproduksi Wanita

Dibagi dalam 2 golongan : 1. Genetalia Externa Meliputi semua organ-organ yang didapatkan antara os pubis, rumus inferior dan perineum ialah: 1) Mons veneris 2) Labia Mayora dan Labia minora 3) Clitoris 4) Vestibulum 5) Hymen 6) Uretra 7) Beberapa kelenjar bhatolini 1) Mons veneris Bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian dengan depan symphisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut.

2) Labia majora Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Labia majora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut : commisura posterior (frenulum). Terdiri dari 2 permukaan : a. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut. b. Bagian dalam menyerupai selaput lender dan mengandung banyak kelenjar sebacea. Homolog dengan scrotum laki-laki.

3) Labia minora : Didapatkan sebagai lipatan di sebelah medial dari labia majora.

28

Kedua lipatan tersebut (kiri dan kanan) bertemu diatas (preputium clitoridis) dan dibawah clitoris (frenulum clitoridis).

Dibagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vaginea bersatu juga , disebut forchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan anak).

4) Clitoris : Merupakan suatu tunggal yang erectil. Mengandung banyak urat-urat saraf sensoris, dan pembuluhpembuluh darah. Analog dengan penis laki-laki.

5) Vestibulum : Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh clitoris, dorsal oleh forchep. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat pula empat lubang kecil yaitu : 2 muara dari kelenjar bartholini yang terdapat disamping dan agak kebelakang dari introitus vaginae. 2 muara dari kelenjar skene di samping dan agak dorsal dari uretra. Gl. Vestibularis mayoris Bartholini: Merupakan kelenjar terpenting didaerah vulva dan vagina. Mengeluarkan secret mucus terutama pada waktu coitus.

6) Hymen (selaput dara) : Berupa lapisan yang tipis dan menutupi senagian besar dari introitus vaginae. Biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genetalia interna dan darah haid dapat mengalir keluar. Bila hymen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum. Setelah partus, hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir pada introitus dan disebut : carunculae mytifornis.

29

2. Genitalia Interna 1) Vagina Suatu saluran musculo-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva. Terletak antara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina (=9cm) lebih pendek dari dinding belakang (=11cm). Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan cerculair dan disebut: rugae, terutama pada bagian bawah vagina . Setelah melahirkan, sebagian dari rugae akan menghilang. Walaupun disebut selaput lender vagina, selaput ini tak mempunyai kelenjar kelenjar sama sekali hingga tak dapat menghasilkan lendir, mungkin lebih baik disebut kulit. Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari cervik. Bagian dari cervik yang menonjol kedalam vagina disebut, portio. Oleh portio ini puncak vagina dibagi dalam 4 bagian ialah : Fornix anterior, Fornix posterior, dan Fornix lateral kanan dan kiri. Vagina mempunyai faal penting : 1. Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah waktu haid dan sekret dari uterus. 2. Sebagai alat persetubuhan. 3. Sebagai jalan lahir pada waktu partus. Sel-sel dari lapisan atas epitheel vagina mengandung gelycogen. Glycogen ini menghasilkan asam susu oleh karena adanya bacilbacil doderlein hingga vagina mempunyai reaksi asam dengan pH = 4,5 dan ini member proteksi terhadap invasi kuman-kuman. 2) Uterus Dalam keadaan tidak hamil terdapat dalam ruangan pelvis minor di antara vesica urinaria dan rectum.

30

Prmukaan belakang sebagian besar tertutup oleh peritoneum sedangkan permukaan depan hanya di bagian atasnya saja.

Bagian bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang vesica urinaria.

Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang gepeng dan terdiri dari 2 bagian : 1. Corpus uteri berbentuk segitiga. 2. Cervix uteri berbentuk silindris.

Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim). Pinggir ka./ki. Tidak tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan parametrium ka./ki.

Ukuran Uterus 1. Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung dari pada : Usia Pernah melahirkan anak atau belum Pada anak-anak panjangnya uterus : 2-3 cm Pada nullipara Pada multipara : 6-8 cm : 8-9 cm

2. Panjangnya corpus uteri terhadap cervix uteri juga berbeda-beda : Pada anak-anak, panjangnya corpus uteri dari pada panjangnya cervix uteri. Pada gadis remaja, sama panjangnya dengan cervix uteri. Pada multipara, corpus uteri 2x panjangnya dengan cervix uteri.

Cavum uteri (rongga rahim) berbentuk segitiga, lebar di daerah fundus dan sempit kea rah cervix.

Sebelah atas rongga rahim berhubungan dengan saluran telur (tuba Fallopi) dan sebelah bawah dengan saluran leher rahim (canalis cervix).

31

Hubungan antara cavum uteri dan canalis cervicalis disebut, ostium uteti internum, sedangkan muara canali carvicalis ke dalam vagina disebut, ostium uteri externum. Sebetulnya ada 2 buah ostium uteri internum ialah : a. Ostium uteri internum anatomicum yang betul-betul

merupakan batas antara canalis cervicalis dan cavum uteri dan b. Ostium uteri internum histologicum ialah, tempat pada canalis cervicalis, dimana selaput lendir cavum uteri berubah menjadi selaput lendir cervix. Tempat ini letaknya sedikit di bawah ostium uteri internum anatomicum. Bagian cervix antara ostium uteri internum anatomicum dan ostium uterihistologicum disebut, isthmus uteri. Bagian tersebut dapat melebar selama kehamilan dan disebut, segment bawah uterus. Bagian cervix yang menonjol ke dalam puncak vagina disebut : Portio vaginalis atau dengan singkat portio, sedangkan bagian di atas portio vaginalis disebut, portio supra vaginalis. Ostium uteri externum padanullipara berbentuk oval dan kecil. Pada multipura terlihat lebar dan seolah-olah membagi portio dalam 2 bagian : bibir depan dan belakang dari portio.

Dinding rahim terdiri dari 3 lapisann: 1. Peremetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uterus bagian luar. 2. Myometrium (lapisan otot), merupakan lapisan yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorongisinya keluar pada persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh

darah,pembuluh lympha dan urat saraf.

32

Struktur otot uterus pada waktu hamil. Otot uterus terdiri dari 3 lapisan : Lapisan luar : Lapisan seperti kap melengkung melalui fundus menuju kea rah ligament. Lapisan dalam : Merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai sphincter terletak pada ostium internum tubae dan orificium uteri internum. Lapisan tengah : Terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan anyaman serabut oto yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah, jadi dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini. Masing-masing serabut mempunyai 2 lengkungan hingga

keseluruhannya berbentuk angka 8, dengan struktur seperti ini setelah persalinan serabut-serabut ini berkontraksi dan menekan pembuluh darah, jadi bekerja sebagai penjepit pembuluh darah.

3. Endometrium (selaput lendir) merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang membatasi cavum uteri. Pada endometrium didapatkan lubang-lubang kecil, merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar uterus yang dapat

menghasilkan sekret alkalis yang membasahi cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk silindris. Tebalnya, susunannya dan faalnya berunah secara siklis karena dipengaruhi oleh hormone-hormon ovarium. Dalam kehamilan

endometrium berubah menjadi deciduas. Di bawah pengaruh hormononal maka lapisan mucosa uterus mengalami perubahan-perubahan tertentu hingga cukup baik untuk implantasi dan untuk member makanan pada ovum.

Perubahan ini terjadi bebrapa hari setelah implantasi ovum, dimana sel-sel jaringan ikat (stroma) dari endometrium membengkak dan sifatnya

33

berubah, selnya jadi bulat dan vesicular, cytoplasmanya jadi jernih dan sedikit basophil dan dikelilingi membrane yang bening.

Selaput lendir cervix mempunyai sifat yang berlainan. Epitelnya terdiri dari sel-sel berbentuk silinder dan mengeluarkan sekret secara terus menerus, sifat sekret tersebut sangat dipengaruhi oleh hormone-hormon ovarium.

Sikap dan letak uterus di tengah-tengah rongga panggul dipertahankan oleh : 1. Tonus uterus sendiri. 2. Ligament-ligament dari uterus 3. Otot-otot dasar panggul. Ligament-ligament uterus adalah : 1. Ligamentum latum : Berupa lipatan peritoneum sebelah lateral ka. ki. Dari pada uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-seolah menggantung pada tubae. Ruangan antara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar, disebut : parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterine, pembuluh lympha dan ureter. 2. Ligamentum rotundung (lig. Teres uteri) : Terdapat di bagian atas lateral dari uterusa dari insertie tuba, kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial lab. Majus. Terdiri dari jaringan otot polos (identik dengan myometrium) dan jaringan ikat dan menahan uterus dan menahan uterus dalam anteflexie. 3. Ligamentum infundibulo pelvicum (lig.suspensorium ovari): 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara susut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium.

34

4. Ligamentum cardinal : Kiri kanan dari cervix setinggi ostium uteri internum k dinding panggul. Menghalangi pergerakan ke kiri dan kanan. 5. Ligamentum Sacro uterinum : Kiri kanan dari cervix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rectum. 6. Ligamentum vesico uterinum : Dari uterus ke kandung kencing.

#Letak uterus : 1. Ante & retroflexio uteri : Sumbu cervix dan sumbu corpus uteri membentuk sudut. Jika sudut ini membuka kedepan, disebut anteflexio, jika membuka kebelakang, disebut retroflexio. 2. Ante & retroversion uteri : Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut. Jika sudut ini membuka ke depan, disebut anteversio, jika membuka ke belakang di sebut retroversion. 3. Position : Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bisa lebih kekiri, lebih ke kanan, lebi ke depan, lebih ke belakang, disebut sinistro, dextro, antero, dorso position. 4. Torsio Letak uterus biasanya agak terputar.

# Pembuluh darah uterus 1. A. uterine 2. A. ovarica

35

1. A. uterine : Berasal dari a. hypogastrica yang melalui lig. Latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi ostium uteri internum dan member darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan a. ovarica. 2. A. ovarica : Berasal dari aorta, masuk lig. Latum melalui lig. Infundibula pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tapi melalui vena renalis kiri. # Pembuluh lympha dari cervix menuju ke lymphoglandulae hypogastricae sedangkan dari corpus uteri sebagian ke lympho glandulae lumbales. # Serat-serat saraf uterus : Kontraksi dinding uterus adalah autonom, tidak memerlukan rangsang dari susunan saraf pusat. Serat-serat saraf yang datang dari susunan saraf pusat rupanya hanya untuk mengkroordineer kontraksi. Uterus dipengaruhi oleh serat-serat saraf sympathies maupun para sympathies yang menuju ke ganglion cervical dari Frankenhauser yang terletak di pangkal lig. Sacro uterium. Rangsang pada ganglion ini misalnya berupa tekanan oleh kepala anak dapat menguatkan his.

3)

Tuba uterine Fallopi : Alat ini terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari cornu uteri kanan kiri. Panjangnya 12 cm, diameter 3-8 mm.

Pada tuba ini dibedakan 4 bagian : Pars interstitialis (intramuralis) : bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus, mulai pada ostium internum tubae.

36

Pars isthmica : bagian tubug setelah keluar dari dinding uterus, merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.

Pars ampullaris : bagian tuba antara pars isthmica dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S.

Infundibulum : ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominal tubae.

Fungsi utama tuba ialah untuk membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke jurusan cavum uteri.

4)

Ovarium Ovarium ada 2, kiri dn kanan uterus, dihubungkan dengan uterus oleh lig. Ovary proprium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantaraan lig. Infundibulo-pelvicum, di sini terdapat pembuluh darah untuk ovarium yaitu a & v ovarica. Pada ovarium dibedakan : Permukaan medical yang menghadap kea rah cavum Douglasi dan permukaan lateral. Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat dengan uterus (extremitas tubaria dan extremitas uterina). Pinggir yang menghadap ke muka (margo mesovaricus) melekat pada lembar belakang lig. Latum dengan perantaraan mesovaricum dan pinggir yang menghadap ke belakang (margo liber). Ovarium ini letaknya pada dinding lateral panggil dalam lekuk yang disebut fossa ovarica Waldeyeri. Ovarium terdiri dari bagian luar (cortex) dan bagian dalam (medulla). Pada cortex terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat pembuluh darah. Urat saraf dan pembuluh lympha.

5)

Parametrium Jarinagn ikat yang terdapat antara kedua lembar lig. Latum disebut parametrium. Bagian atas lig. latum yang mengandung tuba disebut mesolpink dan bagian caudalnya yang berhubungan dengan uterus disebut

37

mesometrium. Pada sisi dengan lig. latum berjalan lig. teres uteri, pada permukaan belakang lig. ovarii proprium. Mesovarium merupakan lipatan peritoneum untuk ovarium dan terdapat antara mesosalpink dan

mesometrium. Lig. suspensorium ovarii berjalan dan extremitas tubaria ovarii ke dinding panggul. Pada parametrium ini berjalan ureter, a & v uterine. Parametrium sebelah bawah yang menyelubungi a & v uterine lebih padat dari jaringan sekirnya disebut lig. Cardinal.

Pertumbuhan alat kandungan : Alat kandungan mulai terbentuk pada embryo yang berumur 6 minggu. Alat kandungan terjadi dari 2 saluran yang disebut saluran Miiller. Kedua saluran Miller ini bersatu di bagian bawahnya untuk membentuk bagian atas dari vagina dan uterus , sedangkan bagian atas tetap terpisah ialah yang menjadi tuba. Kalau penyatuan di bagian bawah dari saluran Miiller kurang sempurna maka mungkin terbentuk 2 vagina dan 2 uterus atau satu vagina dan 2 uterus atau satu uterus yang masih mempunyai sekat ditengah dll.

2.14

Hubungan Organ Reproduksi Wanita dengan Organ yang lain

a. Hubungan system muskuluskeletal dengan reproduksi wanita 1) Muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem

muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulangtulang kostae (iga).

38

Sistem muskuloskeletal meliputi :

2) Tulang Tulang panjang (long bone), misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus. Tulang pendek (short bone), misalnya tulang-tulang karpal. Tulang pipih (flat bone), misalnya tulang pariental, iga, skapula, dan pelvis. Tulang sesamoid, misalnya tulang patela. Tulang sutura (sutural bone), misalnya tulang atap tengkorak.

3) Persendian Sendi adalah Hubungan antara dua tulang atau lebih. Tiga macam sendi : a. Sinartrosis (sendi tidak dapat digerakkan) : sendi tulang tengkorak. b. Amfiartrosis (sendi dengan gerak terbatas) : sendi pada vertebra dan simfisis pubis. Diartrosis (sendi yang mampu bergerak bebas) : Sendi peluru Sendi engsel Sendi pelana Sendi peluncur

4) Cartilago Cartilago (tulang rawan) terdiri dari serat-serat yang diletakkan pada suatu gelatin yang kuat, tetapi fleksibel tidak memiliki vaskuler.

5) Ligamen Susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat yang kenyal dan fleksibel. Ligamen mempertemukan kedua ujung tulang dan

mempertahankan stabilitas.

39

6) Otot Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus untuk berkontraksi. Otot terbagi menjadi : a. Otot rangka (otot lurik) : terdapat pada sistem skelet, memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas. b. Otot viseral (otot polos) : terdapat pada saluran cerna, perkemian, pembuluh darah. Otot ini mendapat rangsang dari saraf otonom berkontraksi diluar kesadaran. c. Otot jantung : hanya terdapat pada jantung, berkontraksi diluar pengendalian.

7) Tendon Ikatan jaringan fibrosa yang padat yang merupakan ujung dari otot dan menempel kepada tulang.

8) Bursa Kantong kecil dari jaringan ikat disuatu tempat dimana digunakan di atas bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, antara tulang dan tendon atau antara otot-otot.

9) Fascia Permukaan jaringan penyambung longgar yang tetap langsung dibawah kulit (fascia super ficial) atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah (fascia dalam).

2) Alat Kelamin Perempuan Bagian dalam (Genetalia Interna)


1. Vagina (Saluran Senggama) 2. Merupakan saluran muskulo-membranasea (otot-selaput) yang

menghubungkan rahim dengan dunia luar. Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur)

40

sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut rugae. Dinding depan vagina berukuran 9cm dan dinding belakangnya 11cm. Selaput vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut porsio (leher rahim). Vagina (saluran senggama) mempunyai fungsi penting : sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi. Lendir vagina banyak mengandung glikogen yang dapat dipecah oleh bakteri Doderlein, sehingga keasaman cairan vagina sekitar 4,5 (bersifat asam).

2.

Rahim (Uterus) Bentuk rahim seperti buah pir/Alpukat, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) terdapat ligamen menuju lipatan paha (kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim menjadi ke arah depan. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuhkembang sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim juga merupakan jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan lahir. Segera setelah persalinan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk menghindari

41

perdarahan. Setelah persalinan, rahim dalam waktu 42 hari dapat mengecil seperti semula. Fungsi rahim: Sebagai alat tempat terjadinya menstruasi Sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konseps Tempat pembuatan hormon misal HCG

Bagian-bagian dari rahim (uterus): Servik uteri Korpus uteri Fundus uteri Secara histologis uterus dibagi menjadi tiga bagian: Endometrium, yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan lepas sebagai darah menstruasi Miometrum, yaitu lapisan tengah lapisan ini terdiri dari otot polos Perimetrium, merupakan lapisan luar yang terdiri dari jaringan ikat Uterus di dalam perut terapung-apung tetapi terfiksasi oleh jaringan-jaringan ikat &

ligamentum Ligamentum-ligamentum yang mengfiksir uterus : 1. Ligamentum cardinale sinistra & dextra (Mackenrodt) Ligamen ini fungsinya: a. Mencegah supaya uterus tidak turun b. Di dalamnya terdapat pembuluh darah yang arteria & vena uterine. Ligamen ini berjalan dari servix uteri dan puncak vagina ke arah lateral dinding panggul Penyebab uterus turun: a. Sering melahirkan b. Perempuan yang sering melahirkan sering dipijat c. Orang yang sudah tua 2. Ligamentum Sakro Uterinum sinistra & dextra

42

Fungsi

menahan

uterus

supaya

didak

dapat

bergerak

Berjalan dari servik bagian belakang kiri kanan ke Os sacrum 3. Ligamentum Rotundum sinistra & dextra Ligamen ini berjalan dari daerah Fundus uteri ke dinding panggul Pada perempuan hamil sering mengalami nyeri pada daerah kaki bawah dikarenakan ligamen rotundum tegang 4. Ligamentum Latum sinistra & dextra Merupakan suatu jaringan lapis tipis yang menutupi tuba uterina dan uterus di sebelah belakang ligamentum latum terdapat ovarium/indung telur 5. Ligamentum infundibulum pelvikum sinistra & dextra

Di dalam ligamen ini terdapat urat-urat syaraf kelenjar limfa serta arteria dan vena ovarika untuk darah yang memberikan ke ovarium dan uterus 6. Ligamentum ovarii proprium Yang berjalan dari ovarium menuju ke bagian belakang Fundus uteri Ligamentum ini secara embriologi berasal dari Gubernaculum seperti juga ligamentum rotundum 7. Tuba Fallopii Tuba Fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke arah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba Fallopii bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga dapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi). Saluran telur ini menyalurkan saluran hasil konsepsi (hasil pembuahan) menuju rahim. Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran tempat bertemunya spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap

43

ovum, tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim Fungsi tuba: Tempat terjadinya fertilisasi Saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium

8. Indung Telur (Ovarium) Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai dampak keperempuanan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri. Pada saat telur (ovum) dikeluarkan perempuan di sebut dalam masa subur.

Fungsi ovarium: Sebagai penghasil sel telur / ovum Sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron)

9. Parametrium (Penyangga Rahim) Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indumg telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya. Hampir keseluruhan alat reproduksi perempuan berada di rongga panggul. Setiap individu perempuan mempunyai rongga panggul (pelvis ) yang berbeda satu sama lain. Bentuk dan ukuran ini mempengaruhi kemudahan suatu proses persalinan. Dan perubahan

44

ukuran pada panggul ini pula untuk mengukur umur kehamilan seorang perempuan.

3. Muskuloskeletal Pada Reproduksi Wanita

Tulang panggul atau tulang pelvis adalah penghubung antara badan dan anggota bawah. Terdiri atas 3 pasang tulang yang bergabungan menjadi satu. Panggul wanita terdiri dari : Bagian Keras yang dibentuk oleh empat buah tulang : 2 Tulang pangkal paha (os coccae) Tulang pangkal paha ada 2 buah. Tulang pangkal paha terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang tersebut adalah : a. Tulang usus (os ilium) Tulang usus merupakan tulang terbesar panggul yang membentuk bagian atas dan belakang panggul. Batas atas yang tebal disebut crista illiaka. Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol disebut spina iliaka anterior superior dan spina iliaka posterior superior. Tonjolan tulang di bawah spina illiaka anterior superior disebut spina illiaka anterior inferior dan sebelah bawah spina illiaka posterior superior terdapat spina illiaka posterior inferior. Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik atau cekungan yang disebut incisura iskhiadika major. Garis yang membatasi panggul besar dan panggul kecil disebut linea inominata atau linea terminalis. b. Tulang duduk (os ischium) Tulang duduk terletak di sebelah bawah tulang usus, pinggir belakangnya berduri disebut spina iskhiadika. Di bawah spina iskhiadika terdapat incisura ischiadika minor. Bagian pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang dapat mendukung berat badan pada saat duduk, disebut tuber iskhiadikum. Tuber iskhiadikum merupakan ukuran melintang dari pintu atas panggul.

45

c. Tulang kemaluan (os pubis) Tulang kemaluan terletak di sebelah bawah dan depan dari tulang usus yang disebut dengan tulang duduk. Tulang ini membatasi sebuah lubang yang terdapat dalam tulang panggul, lubang ini disebut foramen obtoratorium. Ramus superior ossis pubis merupakan tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus. Sedang yang berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arkus pubis. Arkus pubis normal akan membentuk sudut 90-100 derajat. 1 Tulang kelangkang (os sacrum) Tulang kelangkang ada 1 buah. Tulang kelangkang merupakan tulang yang berbentuk segitiga yang melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak di sebelah belakang antara kedua tulang pangkal paha. Tulang kelangkang terdiri dari 5 ruas tulang senyawa. Kiri dan kanan dari garis tampak 5 buah lubang yang disebut foramen sacralia anterior. Crista sacralis merupakan deretan cuat-cuat duri yang terdapat di garis tengah tulang kelangkang. Bagian atas dari sakrum yang berhubungan dengan 5 ruas tulang pinggang dan menonjol ke depan disebut promontorium. Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis merupakan ukuran muka belakang dari pintu atas panggul. Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui articulasio sacro illiaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging. 1 Tulang tungging (os coxcigis) Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri dari 3-5 ruas, tulang yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, sehingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.

46

Bagian Lunak : Bagian panggul yang lunak terdiri dari otot-otot dan ligamen yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah. Bagian yang membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis. Diafragma pelvis terdiri dari:

1. Pars Muskularis Pars muskularis yaitu muskulus levator ani. Muskulus levator ani terletak agak ke belakang dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rektum. Muskulus levator ani kiri dan kanan terdiri dari 3 bagian yaitu: Muskulus pubokogsigis dari os pubis ke septum

anokogsigeum Muskulus illio kogsigeus dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os kogsigis dan septum anokogsigeum Musculus ischio coccygis dari spina ischiadika ke pinggir os sacrum dan os coccygis

2. Pars Membranosa Pars membranosa yaitu diafragma urogenital. Antara muskulus pubio kogsigeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urigenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitalis. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan dan ditembus oleh uretra dan vagina.

3. Regio Perineum Regio perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul. Daerah ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: Regio analis disebelah belakang Pada regio analis terdapat muskulus spinter eksternus yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah

47

Regio urogenitalis Pada regio urogenitalis terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinei superfisialis

Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacro spinosum dan ligamen sacro tuberosum.

Rongga Pelvis Pintu atas panggul (Pelvic brim) membagi pelvis menjadi pelvis palsu (atas) dan pelvis sejati (bawah). Pintu ini dibentuk oleh promontorium sakralis di belakang, linea iliopektinealis di lateral dan simfisis pubis di anterior. Pintu bawah panggul dibatasi oleh koksigis di belakang, tuberositas iskia di lateral dan arkus pubis di anterior. Pelvis sejati (rongga pelvis terletak antara pintu atas dan pintu bawah panggul. Pelvis palsu sebaiknya dianggap sebagai bagian dari rongga abdomen.

Dasar Panggul Otot-otot dasar panggul mendukung visera: menghasilkan fungsi sfingter pada rektum dan vagina serta membantu meningkatkan tekanan intraabdomen saat menggeliat. Rektum, uretra, dan vagina (pada wanita) melewati dasar panggul dan menuju ke luar. M. Levator ani dan M. Koksigeus membentuk dasar panggul, sedangkan M. Piriformis menutupi bagian depan sakrum. M. Levator Ani : keluar dari aspek posterior pubis, fasia yang menutupi obturatorius internus di dinding dalam pelvis dan spina iskiadika. M. Koksigeus : keluar dari spina iskiadika dan masuk ke bagian bawah sakrum dan koksigis. Otot Fungsi Origo Insersio

Iliopsoas Gluteusmaksimus Gluteus Medius

48

Mengekstensi femur Ilium, vertebra, lumbalis. Krista, iliaca, sacrum ilium Femur Femur

4. Fungsi Umum Panggul Wanita

Fungsi umum panggul wanita adalah sebagai berikut : Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi : a. Panggul Besar (pelvis mayor) Menyangga isi abdomen (perut). b. Panggul kecil (pelvis minor) Membentuk jalan lahir Tempat alat genitalia

Bagian Lunak panggul wanita berfungsi : a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir. b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun saat kala nifas. c. Saat persalinan, berperan dalam proses pelahiran dan kala uri. Pembahasan tentang panggul wanita dalam kebidanan dimaksudkan adalah penggul kecil yang menentukan jalannya persalinan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, di bawah ini akan dibahas secara singkat tentang tulang panggul : 1) Tulang pangkal paha (os coxae) Terdiri dari tiga buah tulang yang berhubungan satu dengan lainnya pada asetabulum, yaitu mangkok tempat dari kepala tulang paha (kaput femoris). Ketiga tulang tersebut adalah tulang usus (os ilium), tulang duduk (os ischium), dan tulang kemaluan (os pubis). a. Tulang usus (os ilium) Merupakan tulang terbesar dari panggul dan

membentuk bagian atas dan belakang panggul.

49

Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut krista iliaca. Ujung depan dan belakang krista iliaca menonjol: spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior superior.

Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus (os ilium) yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor disebut linea innominata (linea

terminalis). Linea terminalis merupakan bagian dari pintu atas panggul. b. Tulang duduk ( os ischium) Terdapat disebelah bawah tulang usus. Pinggir belakangnya menonjol: spina ischiadica. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang mendukung ischiadicum. c. Tulang kemaluan (os pubis) Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus. Dengan tulang duduk dibatasi foramen obturatum. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus: ramus superior ossis pubis. 2) Tulang kelangkang (os sacrum) Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari dan mempunyai ciri : Terdiri dari lima ruas tulang yang berhubungan erat. Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan maupun kiri. Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf: foramina sacralia anterior. 50 badan saat duduk disebut tuber

Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas kelima. Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan disebut promontorium. Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui artikulasio sacro-iliaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging (os coc-cygis).

3) Tulang tungging (os coccygis) Bentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah dan bersatu. Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong ke belakang sehingga memperluas jalan lahir. 4) Kesatuan Tulang Pangkal Paha Tulang panggul yang terdiri dari empat buah tulang berhubungan erat melalui persendian. Di samping persendian, tulang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat berupa ligamentum sehingga seluruhnya merupakan dan membentuk jalan lahir yang kuat. Tulang pangkal paha yang membentuk panggul kecil (pelvis minor) berhubungan dengan tulang kelangkang melalui artikulasi sacro-iliaca. Jaringan ikat yang menghubungkan tulang tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus. Ligamentum sacro-iliaca posterior.

b. Permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus. Ligamentum sacro-iliaca anterior. Ligamentum iliolumbalis. Ligamentum sacro-iliaca interossea.

c. Tulang kelangkang ke spina ischiadica. Ligamentum sacrospinosum : terentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis menuju spina iskiadika. d. Tulang kelangkang ke tuber ossis ischiadica.

51

Ligamentum sacrotuberosum : terentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis menuju tuberositas iskia.

e. Tulang pangkal paha kanan dan kiri dihubungkan oleh Simfisis pubis.

Hubungan system saraf dengan reproduksi wanita Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

ORGAN KELAMIN LUAR Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra. Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.

52

Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.

Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

ORGAN KELAMIN DALAM Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang. Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.

53

Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan. Lapisan dalam dari korpus disebut

endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada

54

dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi. Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

c. Hubungan system pencernaan dengan reproduksi wanita

1. Mulut Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan

peningkatan vaskularitas selektif dan poliferasi jaringan ikat (gingivitis tidak spesifik). Tidak ada peningkatan sekresi saliva. Namun, wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva) perasaan ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat merasa mual.

55

2. Gigi Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor dalam jumlah yang kira-kira sama setyiap hari selama ia hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0.4 g daripada kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang seimbang memenuhi kebutuhan ini. Namun, defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsur-unsur ini di dalam tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi tidak terjadi selama masa hamil. Oleh karena itu, pepatah kuno yang mengatakan satu gigi untuk setiap anak tidaklah benar. Hygiene gigi yang burukj selama masa hamil atau pada setiap waktu dan gingivitis dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang.

3. Nafsu Makan Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi penurunan nafsu makan akibat mual (nausea) dan / atau muntah (vomitus). Mual dan muntah adalah masalah umum selama awal kehamilan. Banyak wanita yang merasa mual yang menyatakan keletihan. Wanita yang merasa mual sering mengatakan keletihan daripada mereka yang tidak mual, namun wanita yang merasa mual berat mengatakan keletihan yang lebih berat. Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada trimester kedua, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat. Peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin.

4. Esofagus, Lambung, dan Usus Halus Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, heniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke tuijuh atau ke delapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multi para, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua. Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam hydrochloride.

56

Peningkatan produksi progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjdi regergitasiesofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristalsis balik. Akibatnya, wanita tidak mampu mencerna asam atau mengalami nyeri ulu hati (pirosis). Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan selama masa hamil, besi siap di absorpsi di usus halus. Pada umumnya, jika individu kekurangan besi, absorpsi meningkat. Peningkatan progesterone yang menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltis menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga dapat terjadi konstipasi. Selain itu, konstipasi merupakan akibat hiperistalsis (perlambatan usus), pilihan makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi abdomen akibat kehamilan, dan pergeseran khusus akibat kompresi. Hemoroid (varises vena di rectum dan anus) dapat semakin menonjol keluar atu berdarah saat buang air besar. Kebiasaan buang air tipe khas tinja terbentuk pada awal kehidupan. Variasi akan diperhatikan dan dapat dipersepsikan sebagai proses penyakit. Ileus yang melemah (melambat, pergerakan menurun) setelah melahirkan, kehilangan cairan setelah melahirkan dan rasa tidak nyaman di perineum menyebabkan konstipasi berlanjut.

5. Kandung Empedu dan Hati Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi. Gambaran ini, bersama hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatan kadar progesterone, dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil. Fungsi hati sulit di nilai selama masa hamil, hanya sedikit perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil. Gejala-gejala yang mengganggu ini mereda segera setelah wanita melahirkan.

6. Rasa Tidak Nyaman di Abdomen Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul berat atau tertekan, flatulen (pembentukan gas berlebihan

57

dalam lambung), distensi dan kram usus, serta kontraksi uterus. Selain pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan vena di dalam panggul. Walupun kebanyakan rasa tidak nyaman diabdomen yang merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal, petugas kesehatan harus secara konstan waspada terhadap kemungkinan gangguan, seperti obstruksi usus atau proses peradangan. Apendistis mungkin sulit didiagnosa. Apendiks bergeser ke atas dank e arah lateral, ke tempat yang tinggi dank ke kanan.

d. Hubungan sistem perkemihan dengan reproduksi wanita Sistem urin adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.

Ginjal Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

Kandung kemih Kandung kemih, dalam anatomi binatang menyusui, adalah organ tubuh yang mengumpulkaair kencing yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang. Air kencing memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat uretra.

Uretra Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada

58

pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani.

Uretra pada wanita Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina.

Uretra pada pria Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita lebih berisiko terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.

Ureter Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang

menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis.

2.15

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Cairan tubuh menempati kompartmen intersel dan ekstrasel. 2/3 bagian dari cairan tubuh berada didalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian berada diluar sel (cairan ekstrasel/CES). CES dibagi cairan intra faskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15 dari total berat badan dan cairan intrasisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan selain kedua komponen tersebut ada komponen lain yang ditempati oleh cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan dan lain-lain. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan eksternal, sedangkan ion K+ dicairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intrasisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma.

59

Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagi kompatmen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membrane sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intrasisial, sedangkan didinding kapiler memisahkan cairan intrasisial dengan plasma. Dalam keadaan norma, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan antar kompartmen. Bila terjadi perubahan kontraksi atau tekanandisalah satu kompartmen maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar komponen sehingga terjadi keseimbangan kembali.

Fungsi Cairan Tubuh Dalam prosesmetabolisme yang terjadi didalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama, yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin, dan mineral, serta berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam tubuh. Selain itu, air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolism

sepertikarbondioksida (Co) dan juga senyawa nitrat. Selain berperan dalam metabolisme, air yang terdapat didalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembaba jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi 02 Sport Science Brief tubuh, katalisator reaksi biologic sel, pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konentrasi zat terlarut. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal air didalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal, yaitu 37 C.

Elektrolit utama Tubuh Manusia Zat terlarut yang ada didalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti: protein, urea, glukosa, oksigen, karbondioksida, dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh

60

mencangkup natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+), magnesium (mg+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42).

Konsentarasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsentrasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hokum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negative harus sama dengan jumlah muatanmuatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intraseluler maupun pada plasma terinci dibawah ini a. Kation : Sodium (Na+): o Kation terlebih diruang ekstraseluler o Sodium penyeimbang cairan diruang ekstraseluler o Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus o Membantu proses keseimbangan asam basa dengan menukar ion hydrogen pada ion sodium ditubulus ginjal (ion hydrogen di ekskresikan) o Sumber: snack, kue, rempah-rempah, daging panggang. Potassium (K+): o Kation berlebih diruang intraseluler o Menjaga kesimbangan kalium diruang intrasel o Mengatur kontrasi (polarisasi dan repolarisasi) dari muskul dan nerves. o Sumber: pisang, alpokat, jeruk, tomat, dan kismis. Kalsium (Ca+): o Membentuk garam bersama dengan fosfat, karbonat, floride didalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat o Meningkatkan fungsi saraf dan muscule o Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan protombin dan thrombin o Sumber: susu dengan kalsium tinggi, ikan dangan tulang, sayuran.

61

b. Anion: Chloride (Cl-): o Kadar berlebih diruang ekstrasel o Membantu proses keseimbangan natrium o Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster o Sumber: garam dapur Bicarbonat (HCO3-): Bagian dari bicarbonat buffer system o Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan pH Fosfat (H2PO4- dan HPO42-): o Bagian dari buffer system o Berfungsi untuk menjadi energy pada metabolism sel o Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang o Masuk dalam unsure genetic yaitu: DNA dan RNA.

Perpindahan Substansi Antara Kompartmen Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam 3 fase yaitu: Fase I: Plasma darah pindah dari seluruh tubuh kedalam system sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal. Fase II: Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel. Fase III: Cairan dan substansi yang ada didalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh. Perpindahan substansi melalui membrane ada yang cara aktif atau pasif. Traspot aktif membutuhkan energy, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energy.

62

Difusi Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menybar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick s law of diffusion). Faktor0faktor tersebut adalah: 1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi 2. Peningkatan permeabilitas 3. Peningkatan luas permukaan difusi 4. Berat molekul substansi 5. Jarak yang ditempuh untuk difusi

Osmosis Bila suatu substansi larut dalam air, konsentasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun. Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membrane yang semifermiabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentasi zat terlarut, maka terjadi perpindahan air-zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut osmosis.

Filtrasi Filtrasi terjadikarena adanya perbedaan tekanan antara 2 ruang yang dibatasi oleh membrane. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi kedaerah ketekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membrane dan

permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut hidrostatis.

63

Transport Aktif Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya yang lebih tinggi. Perpindahan yang seperti ini membutuhkan energy (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: pompa Na-K. Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membrane kapiler dan sel yaitu: 1. Permebelitas membrane kapiler dan sel 2. Konsentrasi 3. Potensial listrik 4. Perbedaan tekanan.

Intake cairan Selama aktifitas dan temperature yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500 mL, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500mL/hari sehingga kekurangan sekitar 1000mL/hari diperoleh dari makanan dam oksidasi selama proses metabolisme. Kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan. Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada diotak, sedangkan rangsangan haus berasal dari konsentrasi dehidrasi intraseluler, sekresi anio tensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering dimulut biasanya terjadi bersamadengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan hilang setelah minum sebelum proses absorsi oleh tractus grastrointestinal.

Output Cairan Kehilangan cairan tubuh melalui 4 rute (proses) yaitu: 1. Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500mL/24jam, atau sekitar

64

30-50mL/jam.

Pada

orang

dewasa,

pada

orang

yang

sehat

kemungkinan produksi urine berfariasi dalam setiap harinya, bila aktifitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. 2. IWL (insensible Water Loss): IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit

denganmekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400mL/hari, tapi bila proses resfirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. 3. Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hipotalamus, sedangkan inpulsnya ditrasfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit 4. Feses: Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200mL/hari yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi didalam mukosa usus besar (kolon).

Keseimbangan cairan dan elektrolit Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting , yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan

mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal

mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasikan asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut .

65

Penilaian status cairan : Penilaian status cairan pada masing masing ruang tubuh : 1. Volume intravascular : HR, TD , JVP , Urine Output. 2. Volume intersisial : Turgor kulit dan membrane mucosa 3. Volume interseluler : osmolaritas Pengaturan volume ekstasel Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurukan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma . pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengatura tekanan darah jangka panjang . Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran ( intake dan output ) air. Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap , maka harus ada keseimbangan antara air yang keluar dan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairanantar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya. Memperhatikan keseimbangan garam.seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarannya . Ginjal mengotrol jumlah garam yang di eskresikan dengan cara : 1. Mengontol jumlah garam ( natrium yang difiltrasi dengan pengaturan laju filtrasi glomerulus (LFG)/Glomerulus Filtration Rate ( GFR). 2. Mengontrol jumlah yang di reabsobsi di tubulus ginjal .

Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel. Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi vartikel solute ( zat terlrut) dalam suatu larutan . semakin tinggi osmolarotas , semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi solutenya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) kearea yang konsentrasi solute lebih tinggi ( konsentrasi air lebih rendah ).

66

Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh di lakukan melalui : Perubahan osolaritas di nefron Disepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal , terjadi perubahan osmolaritas yang pada akhirnya akan

membentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di duktus koligen. Mekanisme haus dan peranan vasepresin (antidiuretic

hormone/ADH) Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280mOsm) akan merangsang osmoreseptor di hypothalamus . rangsangan ini akan dihantarkan keneuron hypothalamus yang mensitensis vasepresin. Keseimbangan asam basa Keseimbangan asam basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh . pH rata rata darah adalah 7,4 pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH < 7,35 dikatakan asidosi, dan jika pH darah >7,45 dikatakan alkalosis . ion H terutama diperoleh dari aktifitas metabolic dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinnyu akan ditambahkan kecairan tubuh dari 3 sumber , yaitu : 1. Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan Bikarbonat . 2. Katabolisme zat organic . 3. Desosiasi asam organic pada metabolism intermedia , misalnya pada metabolism lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H. Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain: 1. Perubahan eksitabilitas saraf dan otot pada asidosis terjadi depresi susunan saraf puast , sebaliknya pada alkalosis terjadi hepereksitasibilitas 2. Mempengaruhi enzim enzim dalam tubuh juga mempengaruhi konsentarsi ion K

67

Bila

terjadi

perubahan

konsentrasi

ion

maka

tubuh

berusaha

mempertahankan ion H seperti nilai semula dengan cara : 1. Mengaktifkan system dapar kimia 2. Mekanisme pengontrolan pH oleh system pernafasan 3. Mekanisme pengontrolan pH oleh system perkemihan Ada 4 sistem dapar : 1. Dapar bikarbonat merupakan system dapar dicairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang dis3ebabkan oleh nonbikarbonat. 2. Dapar protein merupakan system dapar dicairan ekstrasel dan intrasel 3. Dapar hemoglobin merupakan sitem dapar didalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat 4. Dapar pospat merupakan system dapar disistem perkemihan dan cairan ekstrasel. Ketidak seimbangan asam basa Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam basa , yaitu : 1. Asidator respiratori 2. Alkalosis respiratorik 3. Asidosis metabolic 4. Alkalosis metabolic Faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan elektrolit sebagai berikut : 1. Umur 2. Iklim 3. Diet 4. Stress 5. Kondisi sakit 6. Tindakan medis 7. Pengobatan 8. Pembedahan Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tubuh : 1. Volume

68

Kekurangan volume atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonic , yang disertai kehilangan natriumdan air di dalam jumlah yang relative sama. Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air keduaduanya tertahan dengan proporsi yang kira kira sama. 2. Osmolalitas Ketidak seimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan cairan tubuh. 3. Komposional Sistem cairan tubuh khusus 1. Cairan seresbrosfinalis Mengisi seluruh ruangan yang melingkariotak dan medula spinalis , mempunyai volume kira kira 1650 ml dan kira kira 150 ml dari volume ini terisi oleh cairan serebrospinalis yang ditemukan didalam ventrikel otak dan didalam sisternal sekitar oraserata dalam ruang subrakhonoid sekitar otak , dan medulla spinalis. 2. Cairan intrakular Cairan intraocular berada dalam mata untuk menimbulkan tekanan yang cukup di dalam bola mata.

2.16 Heme a. Pembentukan dan Katabolisme Heme Katablisme Heme Menghasilkan Bilirubin Dalam keadaan normal, umur eritrosit sekitar 120 hari. Sehingga, sekitar 100-200 juta eritrosit dihancurkan setiap jammya. Dalam 1 hari lebih kurang 6 gram hemoglobin (untuk berat badan 70 kg) dihancurkan. Proses degradasi ini terjadi di jaringan retikulo endothelial (limpa, hati, dan sumsum tulang), yaitu pada bagian mikrosom dari sel retikulo endothelial. Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin. Bagian protein globin diuraikan menjadi asam amino-asam amino pembentuknya kemudian digunakan kembali. Besi akan dilepaskan dari heme kemudian

69

memasuki depot besi yang juga dapat dipakai kembali. Sedangkan porfirinnya akan dikatabolisme dan menghasikan bilirubin. Proses pertama dari katabolisme heme dilakukan oleh kompleks enzim heme oksigenase. Pada saat mencapai heme oksigenase besi umumnya sudah teroksidasi menjadi bentuk feri membentuk hemin. Hemin kemudian direduksi dengan NADPH, besi feri dirubah kembali menjadi fero. Dengan bantuan NADPH kembali, oksigen ditambahkan pada jembatan a metenil (antara cincin pirol I dan II) membentuk gugus hidroksil, besi fero teroksidasi kembali menjadi feri. Heme oksigenase dapat diinduksi oleh substrat. Selanjutnya, dengan penambahan oksigen lagi ion feri dibebaskan serta terbentuk karbon monoksida dan biliverdin IXa yang berwarna hijau. Pada reaksi ini heme bertindak sebagai katalisator. Pada burung dan amfibia, diekskresi biliverdin IXa. Sedangkan pada mamalia, dengan bantuan enzim biliverdin reduktase, terjadi reduksi jembatan metenil antara cincin pirol III dan IV menjadi gugus metilen, membentuk bilirubin IXa yang berwarna kuning. Satu gram hemoglobin diperkirakan menghasilkan 35 mg bilirubin. Perubahan heme menjadi bilirubin secara in vivo dapat diamati pada warna ungu hematom yang perlahan-lahan beirubah menjadi bilirubin yang berwarna kuning.

Metabolisme Bilirubin di Hati Metabolisme bilirubin dalam hati dibagi menjadi 3 proses: a. Pengambilan (uptake) bilirubin oleh sel hati b. Konjugasi bilirubin c. Sekresi bilirubin ke dalam empedu

Pengambilan Bilirubin oleh Hati Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma dan terikat dengan protein, terutama albumin. Beberapa senyawa seperti antibiotika dan obat-obatan bersaing dengan bilirubin untuk mengadakan ikatan dengan albumin. Sehingga, dapat mempunyai pengaruh klinis. Dalam hati, bilirubin dilepaskan dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid dari hepatosit melalui

70

suatu sistem transport berfasilitas (carrier-mediated saturable system) yang saturasinya sangat besar. Sehingga, dalam keadaan patologis pun transport tersebut tidak dipengaruhi. Kemungkinan pada tahap ini bukan merupakan proses rate limiting.

Konjugasi Bilirubin Dalam hati, bilirubin mengalami konjugsi menjadi bentuk yang lebih polar sehingga lebih mudah diekskresi ke dalam empedu dengan penambahan 2 molekul asam glukoronat. Proses ini dikatalisis oleh enzim diglukoronil transferase dan menghasilkan bilirubin diglukoronida. Enzim tersebut terutama terletak dalam retikulum endoplasma halus dan menggunakan UDPasam glukoronat sebagai donor glukoronil. Aktivitas UDP-glukoronil transferase dapat diinduksi oleh sejumlah obat misalnya fenobarbital.

Sekresi Bilirubin yang sudah terkonjugasi akan disekresi kedalam empedu melalui mekanisme pangangkutan yang aktif dan mungkin bertindak sebagai rate limiting enzyme metabolisme bilirubin. Sekeresi bilirubin juga dapat diinduksi dengan obat-obatan yang dapat menginduksi konjugasi bilirubin. Sistem konjugasi dan sekresi bilirubin berlaku sebagai unit fungsional yang terkoordinasi.

Metabolisme Bilirubin di Usus Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan dilepaskan glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b-glukoronidase). Dengan bantuan flora usus bilirubin selanjutnya dirubah menjadi urobilinogen. Urobilinogen tidak berwarna, sebagian kecil akan diabsorpsi dan diekskresikan kembali lewat hati, mengalami siklus urobilinogen

enterohepatik. Sebagian besar urobilinogen dirubah oleh flora normal colon menjadi urobilin atau sterkobilin yang berwarna kuning dan diekskresikan melalui feces. Warna feces yang berubah menjaadi lebih gelap ketika

71

dibiarkan udara disebabkan oksidasi urobilinogen yang tersisa menjadi urobilin.

2.17 Perkembangan dan pembentukan sel-sel darah in utero pada bayi dan anak Sesuda h kehamilan 16 minggu, sumsum tulang yang menjadi penghasil utama sel-sel darah. Sel-sel darah yang dihasilkan oleh yolk sac sebagian besar terdiri dari megalobelas yang dihasilkan di hepar adalah megalobelas disamping mengalosit dan makrosit. Normosit mulai ada setelah sumsum tulang ikut serta dalam hemopoesis. Maka dari itu, pada permulaan kehamilan sel-sel darah merah janin berhenti, pada kelanjutan kehamilan jumlah nurmosit berkurang sehingga pada akhir kehamilan hanya ditemukan 5-10 normosit per 100 eritrosit. Hemoglobin yang dibuat oleh janin adalah hemoglobin fetal (tipe f) dan hemoglobin orang dewasa atau (tipe A). pembuatan hemoglobin tipe A ini makin lama makin banyak. Perbedaan antara 2 tipe hemoglobin ini ialah eritosit yang mengandung hemoglobin F mempunyai daya penarik lebih tinggi O2 dari pada eritosit yang mengandung hemoglobin A dalam keadaan Po2 dan Ph darah yang sama. Pada kehamilan 8 -10 minggu pembuluh darah janin mulai terbentuk umumnya denyut jantung dapat di catat pada minggu ke 12. Pada kehamilan volume darah ibu bertambah, untuk memenuhi kebutuhan adanya sirkulasi ke plasenta, uterus dan mammae yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darahnya memebesar. Volume tersebut mulai

bertambah jelas pada minggu ke-16 dan mencapai puncaknya pada minggu ke-32 25% dan mulai menurun sedikit pada aterm. Janin mempunyai basal metabolikrate (BMR) yang tinggi sehingga lebih banyak membutuhkan oksigen dibandingkan dengan bayi yang telah lahir, hal ini dapat diatasi dengan fetus in utero yang lebihtinggi dibandingkan dengan konsentrasi hemoglobin bayi yang telah lahir. Umumnya kadar gemoglobin fetus lebih kurang 15,5 gram/ml, dan dengan bentuk eritrosit yang makrositik dan hiperkromik.

72

Pada bayi lahir dapat ditemukan polimorfonukleus leukositosis dengan jumlah leukosit sampai 450.000 per mm3, meskipun pada umumnya ditemukan rata-rata 20.000. pada bayi premature jumlah leukosit lebih rendah. Tempat pembentukan darah berbeda-beda sesuai perkembangan usianya.Pada janin yang masih berumur 3 minggu, darah dibentuk di bagian yang disebutyolksac, kemudian berpindah ke hepar, lien, dan sumsum tulang sampai janintersebut lahir. Pada bayi yang masih berumur kurang dari 5 tahun, darah dibentukdi tulang rangka, kemudian setelah dewasa berpindah ke tulang belakang, iga danbagian proksimal tulang panjang. Proses pembentukan darah dimulai oleh sel pluripotensial, sel inikemudian membelah menjadi 3 sel, dimana sel pertama akan berkembang menjadisel induk pluripotensial, sel kedua berkembang menjadi sel limfosit, sedangkansel yang ketiga membelah lagi, ada yang menjadi sel eritrosit, trombosil, neutrofil,monosit, eusinofil, dan basofil.Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukansel-sel darah, seperti zat besi, vitamin B, asam folat, dll.

2.18 Metabolisme dan fungsi darah a. Metabolisme darah Metabolisme darah adalah ketahan darah dalam membunuh kuman dan menjaga stabilitas tubuh , contohnya adalah eritrosit yang mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah.

73

JALAN EMBDEN-MEYERHOF Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga metabolisme di dalamsitoplasmanya sangat berkurang. Yang

diperlukan untuk fungsinya tentu saja adalahpenambahanglukosa yang dipecahkan melalui glikolisis menjadi laktat. Untuk setiap molekulglukosa yangdigunakan, dihasilkan dua molekul ATP dan dengan demikian duaikatan fostat berenergi tinggi.ATP ini menyediakan energi untuk pemeliharaanvolume, bentuk dan kelenturan (flexibility) seldarah merah. ATP juga berfungsimenyediakan energi bagi Na+/K+ -ATPase, yang menjagalingkungan ion di dalam eritrosit, dan ini memakai satu molekul ATP untuk menggerakkan tigaion natriumke luar dan dua ion kalium ke dalam sel. BPG (2,3-Bifosfogliserat) juga berasal daripemecahan

glukosa. Jalan Embden-Meyerhof juga menghasilkan NADH yang diperlukan oleh enzim yang methemoglobinreduktase tidak berfungsi untuk mereduksi teroksidasi)

methemoglobin

(hemoglobin

yangmengandung besi Ferri (Fe3+OH)-yang diproduksi oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiaphari- untuk menjadi aktif berfungsi sebagai bentuk hemoglobin tereduksi (mengandung besiferro, Fe2+).

JALAN HEKSOSA MONOFOSFAT (PENTOSA FOSFAT) Kira-kira 5% glikolisis terjadi dengan cara oksidatif ini di mana glukosa 6fosfat dikonversimenjadi 6-fosfoflukonat dan terus menjadi ribulosa 5fosfat.NADPH dihasilkan dan berikatandengan glutation (GSH) yang menjaga keutuhangugus sulfidril (-SH) dalam sel termasuk yang didalam hemoglobin dan membrane sel darah merah. NADPH yang digunakan olehmethemoglobin reduktase lainnya memelihara besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yangfungsional aktif.Selain itu dengan adanya O2 selalu terbentuk peroksida yang sangat reaktif, yang juga harusdimusnahkan. Hal ini terjadi secara enzimatik dengan bantuan Glutation (GSH). Tripeptida ( -Glu-Cys-Gly) yang atipikal ini membawa satu gugus tiol pada sistein. Pada reduksimethemoglobin dan peroksida, gugus tiol tersebut akan dioksidasi menjadi disulfida yang sesuai(GSSG). Regenerasi GSH

74

dikatalisis

oleh

glutation

reduktase

yang

pada

proses

ini

memerlukanNADPH sebagai koenzim

b. Fungsi darah dan sel darah Fungsi darah dalam tubuh manusia yaitu : 1. Sebagai pengedar sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah 2. Sebagai pengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal 3. Sebagai pengedar hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah. 4. Sebagai pengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah 5. Sebagai pembunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih 6. Menutupi luka yang dilakukan oleh keping-keping darah 7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.

c. Sifat fisik dan komposisi darah 1. Plasma Plasma adalah bagian cair darah dan sebagian besar tersusun oleh air. Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme, gas-gas, dan hormon).

2. Sel darah merah Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari.

75

3. Sel darah putih Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih

4. Keping Darah Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukurankeping darah lebih kecil daripada sel darah merah. Jumlahnyakurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari.

d. Gangguan pembekuan darah 1. Hemofilia Hemofilia merupakan penyakit kelainan koagulasi yang sering kita jumpai.Hemofilia adalah gangguan koagulasi herediter akibat terjadinya mutasi atau cacat genetik pada kromosom X. Kerusakan kromosom ini menyebabkan penderita kekurangan faktor pembeku darah sehingga mengalami gangguan pembekuan darah. Dengan kata lain, darah pada penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. (Dr.Umar zein, 2008) Hemofilia tak mengenal ras, perbedaan warna kulit ataupun suku bangsa. Namun mayoritas penderita hemofilia adalah pria karena mereka hanya memiliki satu kromosom X. Sementara kaum hawa umumnya hanya menjadi pembawa sifat (carrier). Seorang wanita akan benar-benar mengalami hemofilia jika ayahnya seorang hemofilia dan ibunya pun pembawa sifat. Akan tetapi kasus ini sangat jarang terjadi. Meskipun penyakit ini diturunkan, namun ternyata sebanyak 30 persen tak diketahui penyebabnya. (Dr.Umar zein, 2008). Ada dua jenis utama Hemofilia , yaitu:

76

Hemofilia A Disebut Hemofilia Klasik. Pada hemofilia ini, ditemui adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor antihemofilia VIII, protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah. ( Gugun,2007) Hemofilia B : Disebut Christmas Disease. Ditemukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven Christmas yang berasal dari Kanada.pada Christmas Disease ini, dijumpai defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor IX. (Gugun, 2007) Penyakit hemofilia diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : Hemofilia berat, jika kadar aktivitas faktor kurang dari 1 %. Hemofilia sedang, jika kadar aktivitas faktor antara 1-5 %. Hemofilia ringan, jika kadar aktivitas faktor antara 6-30 %. Gangguan pembekuan darah terjadi karena kadar aktivitas faktor pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal, bahkan hampir tidak ada. Sementara tingkat normal faktor VIII dan IX adalah 50-200 %. Pada orang normal, nilai rata-rata kedua faktor pembeku darah adalah 100%.

2.19 Fungsi Sistem Getah Bening a. Definisi dan fungsi getah bening Kelenjar getah bening adalah sebuah jaringan berbentuk oval di dalam tubuh yang bertindak sebagai penghasil dan penyaring cairan yang disebut sebagai getah bening (limfosit). Getah bening ini berfungsi dalam pengeluaran sel-sel mati, dan yang paling utama adalah sebagai alat pertahanan terhadap infeksi. Kelenjar getah bening tersebar di berbagai tempat di dalam tubuh manusia, seperti di ketiak, lipatan paha, leher, panggul, dan perut. Di areaarea tersebut, beberapa kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang atau kacang kecil.

Drainase cairan dari aliran darah ke jaringan-darah beredar melalui pembuluh sempit mengarah ke kebocoran cairan atau plasma ke jaringan

77

membawa oksigen dan nutrisi untuk jaringan dan membawa bahan-bahan limbah dari jaringan ke saluran getah bening. Fluida mengalir bocor ke pembuluh limfa. Ini membentuk sebuah sistem peredaran darah cairan dalam tubuh.

Penyaringan dari getah bening pada nodus limfa-simpul berisi sel darah putih yang dapat menyerang bakteri atau virus yang mereka temukan di getah bening ketika mengalir melalui getah bening. Sel-sel kanker dapat juga terjebak demikian pula pada getah bening dan dengan demikian nodus limfa bertindak sebagai indikator seberapa jauh kanker telah menyebar.

Penyaringan darah-hal ini dilakukan oleh limpa. Limpa menyaring bakteri, virus dan partikel lain asing.

Meningkatkan kekebalan reaksi dan melawan infeksi-sistem limfatik yang terutama pada nodus limfa yang lebih aktif dalam kasus infeksi getah bening atau kelenjar sering membengkak dalam kasus infeksi lokal.

b. Asal dan komposisi getah bening Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium ( Paru-paru meradang ), toksoplasma (yang diakibatkan oleh parasit hewan peliharaan seperti kucing, anjing dan unggas, masih ada faktor lain yang harus diwaspadai, seperti kebersihan, pola makan dan gaya hidup yang tidak terjaga).

Gejala-gejala penyerta kanker kelenjar getah bening (symptoms) Demam, nyeri tenggorokan dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri

78

sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness-ditambah riwayat obat-obatan atau produk darah).

Komposisi getah bening Cairan limfe mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang antarsel sehingga membasahi seluruh jaringan tubuh. Pembuluh limfa mempunyai banyak katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat. Pembuluh limfa dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa kiri. Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfa yang berasal dari daerah kepala, leher bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan. Pembuluh ini bermuara pada vena yang berada di bawah selangka kanan. Pembuluh limfa kiri berfungsi menampung getah bening yang berasal dari daerah kepala, leher kiri, dada kiri, dan lengan kiri serta tubuh bagian bawah. Pembuluh ini bermuara pada vena di bawah selangka kiri.

2.20 Hormon dengan gametosis dan fungsi reproduksi a. Macam-macam hormon dan fungsinya Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar (kelenjar endokrin) danmempunyai peranan strategis bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup tak terkecuali manusia.Secara umum , hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi kan proses-prosesfisiologis dalam tubuh kita.Setidaknya ada 3 fungsi utama dari sistem hormon, yaitu : 1. mempertahankan keseimbangan tubuh 2. merespons stress pada tubuh secara tepat 3. mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh

79

Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan beragam funggsiserta peranan masing-masing.Pelajari tabel di bawah ini.

Tabel berbagai macam hormon pada manusia beserta fungsinya. No 1 Nama Hormon Fungsinya

Anti Diuretik Hormone Meningkatkan absorbsi air dr tubulus ( ADH ) ginjal dan meningkatkan tekanan darah Merangsang kontraksi uterus,

Oksitosin

pengeluaran air susu 3 Growth Hormone ( GH ) Merangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan sintesis

protein,mobilisasi lemak, menurunkan metabolisme karbohidrat 4 Prolaktin Meningkatkan perkembangan payudara selama kehamilan dan produksi air susu setelah kelahiran 5 Tiroid Stimulating Merangsang hormon tiroid Merangsang sekresi dan produksi produksi dan sekresi

Hormone ( TSH ) 6 Adenocorticotropic Hormone ( ACTH ) 7

hormon steroid dan korteks adrenal pertumbuhan korpus

Luteinizing hormon ( Merangsang LH )

luteum, ovulasi, produksi esterogen dan progesteron ( pd wanita ) Merangsang sekresi testosteron,

perkembangan jaringan interstisial ( pd pria ) 8 Folicel hormone stimulating Merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi ( pd. Wanita ) Merangsang produksi sperma ( pd pria )

80

Melanosit hormone

stimulating Bersama dg ACTH terlibat dalam pembentukan kulit laju metabolisme,

10

Tiroksin ( T4 ) dan Meningkatkan Triidotironin ( T3 )

sensitivitas kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik, mempengaruhi

kematangan homeostasis otot skelet 11 Kalsitonin Menurunkan konsentrasi Ca dan fosfat,

12

Hormon paratiroid

Meningkatkan

konsentrasi

Ca

dlm

darah, menurunkan kadar fosfat darah, bekerja mempengaruhi tulang, usus, ginjal, dan sel-sel lainnya 13 Adrenalin / epinefrin Meningkatkan kecepatan denyut

jantung, dan tekanan darah, mengatur diameter arteriol, merangsang kontraksi otot polos, meningkatkan konsentrasi gula darah 14 Noradrenalin norepinefrin / Menyebabkan konstriksi arteriol dan meningkatkan laju metabolisme

15

Glukokortikoid (kortison kortikosteron)

Mempengaruhi dan mengatur

proses

metabolisme, gula darah, proses pengaruh

konsentrasi

antiinflamasi, pertumbuhan,

mempengaruhi menurunkan

stress dan sekresi ACTH

16

Insulin

Menurunkan gula darah, meningkatkan simpanan glikogen, mempengaruhi otot, hati dan jaringan adiposa

17

Glukagon

Meningkatkan kadar gula darah

81

18

Estrogen

Mempengaruhi seks dan

perkembangan kelamin

organ wanita,

ciri-ciri

merangsang perkembangan folikel telur, mempengaruhi siklus menstruasi,

merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan 19 Progesteron mempengaruhi siklus menstruasi,

merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan 20 Human chorionic Memelihara kehamilan

gonadotrpin ( HCG ) 21 Testosteron Mempengaruhi seks dan ciri perkembangan kelamin organ

pria, serta

pembentukan sperma

b. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Hipotalamus adalah struktur otak terdiri dari inti yang berbeda dan daerah yang kurang anatomis berbeda. Hal ini ditemukan di semua vertebrata sistem saraf . Pada mamalia, akson dari sel neurosecretory magnoselular dari nukleus paraventrikular dan nukleus supraoptik, yang mengandung oksitosin dan vasopresin (juga disebut hormon antidiuretik), terdiri dari hipofisis posterior . Parvocellular neuron dari nukleus paraventrikular mengandung neuron yang melepaskan corticotropin-releasing hormone dan hormon lainnya ke dalam sistem portal hypophyseal mana hormon ini menyebar ke hipofisis anterior . Hipotalamus koordinat ritme sirkadian banyak hormon dan perilaku, pola-pola kompleks output neuroendokrin, mekanisme homeostatik yang kompleks, dan penting perilaku. Hipotalamus karena itu harus merespon sinyal yang berbeda, beberapa di antaranya dihasilkan secara eksternal dan beberapa internal. Hipotalamus demikian kaya terhubung dengan banyak bagian dari sistem saraf pusat , termasuk batang otak formasi reticular dan otonom zona, otak depan limbik (khususnya amigdala , septum , pita diagonal

82

Broca , dan umbi penciuman , dan korteks serebral ). beberapa inti telah diidentifikasi di hipotalamus. Beberapa telah menjadi terkait dengan kegiatan fisiologis tertentu, sedangkan fungsi lain kurang jelas dan dalam beberapa kasus tidak diketahui. Lokasi relatif mereka diilustrasikan dalam bagian midsagittal pada Gambar-1 dan 2. Oleh karena itu penting untuk mengenali bahwa Anda melihat inti pada sisi kanan ventrikel ketiga saja. Dengan kata lain, masing-masing inti dipasangkan. Inti yang sering dikelompokkan dalam empat bidang umum. Daerah preoptik meliputi inti preoptik medial dan lateral, yang memperpanjang melalui lamina terminalis. Area supraoptik termasuk hipotalamus, supraoptik anterior, dan inti paraventrikular. Daerah tuberal termasuk hipotalamus lateral, posterior hipotalamus, dorsomedial, dan inti ventromedial. Akhirnya, daerah mamiliari terdiri dari inti mamiliari medial dan lateral. Hipotalamus responsif terhadap:

Cahaya: daylength dan photoperiod untuk mengatur sirkadian ritme dan musiman

Rangsangan penciuman, termasuk feromon Steroid, termasuk steroid gonad dan kortikosteroid Neurally mengirimkan informasi yang timbul terutama dari jantung, perut, dan saluran reproduksi

Otonom masukan Melalui darah rangsangan, termasuk leptin , ghrelin , angiotensin , insulin , hormon pituitari, sitokin , konsentrasi plasma glukosa dan osmolaritas dll

Stres Menyerang mikroorganisme dengan suhu tubuh meningkat, ulang termostat tubuh ke atas.

c. Mekanisme umpan balik hormone Contoh mekanisme umpan balik positif dan negatif Contoh umpan balik positif :

83

1. Pada saat terjadi kontraksi saat persalinan, hormon oksitosin dilepaskan kedalam tubuh yang merangsang kontraksi lebih lanjut yang meyebabkan kontraksi meningkat. 2. Pada proses pembekuan darah trombosit diaktifkan yang menyebabkan pembekuan darah dapat terjadi lebih cepat. 3. Pada proses menyusui lebih banyak susu diproduksi melalui peningkatan sekresi prolaktin. 4. Estrogen yang berfungsi selama fase folikuler dari menstruasi juga merupakan contoh dari umpan balik positif 5. Generasi sinyal saraf adalah contoh lain, di mana membran dari serat saraf menyebabkan kebocoran sedikit ion natrium melalui saluran natrium, sehingga perubahan dalam potensial membrane menyebabkan saluran membukan lebih. Jadi hasil sedikit kebocoran awal dalam ledakan kebocoran natrium menciptakan saraf potensial aksi. 6. Kontrol lonjakan LH pada saat okulasi 7. Pada saat orgasme seksual.

Contoh umpan balik negatif : Hipofisis memerintahkan ACTH untuk meningkatkan kortisol pada adrenalin yang berfungsi dalam metabolism glukosa, lipid dan protein kemudian setelah produksi kortisol mencukupi adrenal akan

memerintahkan hipopisis untuk menghentikan produksi ACTH. Pada penderita diabetes mellitus terjadi peningkatan kadar gula dalam darah karena kurangnya hormone insulin sehingga pada saat kita mengkonsumsi gula yang kita ketahui sifat gula membawa air hal ini menyebabkan pada saat penyaringan di glomerulus sebagian gula yang lolos dari penyaringan akan keluar bersama urine dan terjadi peningkatan urine (poliuri) karena banyaknya air yang keluar dari tubuh lewat urine maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibatnya penderita akan merasa kehausan.

84

Pada penderita Diabetes Mealitus karena kurangnya insulin maka terdapat banyak gula diluar sel akibatnya sel akan memakan gula yang ada pada otot untuk mendapat energi, akibatnya penderita merasa kelelahan dan mudah kelaparan. Mekanisme penginderaan (reseptor) mengenali perubahan keadaan diluar batas-batas tertentu. Pusat control atau integrator (sering terdapat diotak) menilai perubahan tersebut dan mengaktifkan mekanisme

kedua(efektor) untuk memperbaiki keadaan. Keadaan tersebut senantiasa dipantau oleh reseptor dan dievaluasi oleh pusat kontrol. Ketika pusat kontrol menentukan bahwa keadaan telah kembali normal, tindakan perbaikan tidak dilanjutkan lagi.

d. Hormone-hormon yang berhubungan dengan system reproduksi HORMON SISTEM REPRODUKSI PEREMPUAN Para ovarium perempuan matang seksual mensekresikan:

campuran estrogen yang estradiol 17-adalah yang paling berlimpah (dan paling ampuh).

progesteron. Estrogen Estrogen adalah steroid . Mereka

terutama bertanggung jawab untuk konversi gadis menjadi wanita matang seksual.
o o o o o

perkembangan payudara pengembangan lebih lanjut dari rahim dan vagina memperluas panggul pertumbuhan rambut pubis dan aksila peningkatan adiposa (lemak) jaringan

berpartisipasi dalam penyusunan bulanan tubuh untuk kemungkinan kehamilan

berpartisipasi dalam kehamilan jika terjadi

Estrogen juga memiliki efek non-reproduksi.

85

Mereka memusuhi efek dari hormon paratiroid , meminimalkan hilangnya kalsium dari tulang dan dengan demikian membantu menjaga tulang kuat.

Mereka mempromosikan pembekuan darah. Progesteron Progesteron juga merupakan steroid. Ini memiliki banyak efek dalam tubuh, beberapa ada yang berkaitan dengan seks dan reproduksi. Di sini kita akan fokus pada peran progesteron dalam siklus menstruasi dan kehamilan [ Link ke halaman khusus di progesteron.

2.21 Hubungan ovarium dan gonadotrophin hormone Efek dan sekresi hormone ovarium Pertumbuhan dan perkembangan organorgan kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormonehormone gonadotropin dan hormone hormone gonadal. Pelepasan FSH ke adalam aliran darah menjelang pubertas menyebabkan pertumbuhan folikelfolikel pada ovarium. Sewaktu folikelfolikel itu tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium eninggi dan estrogen diekskresikan di dalam ovaroium untuk di lepaskan ke dalam aliran darah. Estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin betina. Ovum mengalami perubahan-perubahan kearah pematangan. Estradiol dari folikel de Graaf yang matang menyebabkan perubahan perubahan pada saluran reproduksi tubuler yang maksimal pada fase ini.Matestrus atau postestrus dalah periode segera setelah estrus di mana corpus luteum bertambah cepat dari sel sel granulose folikel yang telah pecah di bawah pengaruh hormone LH dari adenohypophisa. Matestrus sebagian besar berada dibawah pengaruh hormone progesterone yang dihasilkan oleh corpus luteum. Progesteron menghambat sekresi FSH oleh adenohypophisa sehingga menghambat folikel de Graaf yang lain dan mencegah terjadinya estrus. Apabila folikel-folikel menjadi matang, ovum dilepaskan dan turun ke tubafallopii. Dapat dilihat bahwa hormon juga memegang peranan penting

86

dalam kelangsungan produktivitas dari suatu ternak. Lebih lanjut mengenai hormon akan dibahas pada bab selanjutnya. Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh (Sorensen, 1979).

Hormon dalam Pengaturan Reproduksi Definisi Hormon Definisi hormon yang lain adalah suatu zat organik yang diproduksikan oleh sel-sel khusus dalam tubuh dirembeskan ke dalam aliran darah dengan jumlah yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi (Darwisito, 2002). Hormon adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Defenisi hormon harus memenuhi kriteria berikut :

Disekresikan oleh sel sel hidup kelenjar endokrin dan diahsilkan dalam jumlah kecil

Sekresi bersifat merocrin yaitu eksotosis tanpa menyebabkan kerusakan seluruh sel

Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus pada tempat spesifik Hormon mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus Harus mengatur (tidak memulai) aktivitas organ sasaran dan menghasilkan respon yang tepat

Tidak digunakan sebagai sumber energy

Kelenjar-kelenjar yang Menghasilkan Hormon dan Fungsi Kelenjar 1. Kelenjar Hipofisa Kelenjar hipofisa terletak pada lantai otak tengah. Kelenjar ini berasal dari dua sumber yang berbeda yaitu bagian yang berasal dari penjuluran stomodeum usus muka dan bagian dari lantai diencefalon. Kemudian bagian tersebut kemudian menyatu menjadi satu membentuk kelenjar hipofisa.

87

Gelambir anterior kelenjar hipofisa menghasilkan hormone gonadotropik yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH) yang pada hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH) dan Luteotropic Hormone (LTH), serta bagian posterior yang menghasilkan dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.

2. Kelenjar Ovarium Kelenjar ovarium ini terdiri atas dua macam yaitu estrogen dan progesterone. Estrogen dihasilkan oleh sel sel granulose folikel de Graaf. Hormon ini menyebabkan pertumbuhan alat alat perkembangbiakan, perkembangan tanda kelamin sekunder, dimulainya siklus rahim, siklus birahi, siklus kelenjar air susu, timbulnya gejala birahi atau siklus menstruasi pada manusia. Hormon progesterone dihasilkan oleh sel sel korpus luteum, selain oleh plasenta dan korteks kelenjar adrenal. Pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada uterus tidak semuanya atas pengaruh estrogen, sebab persiapan rahim untuk kebuntingan diatur oleh korpus luteum, progenteron berfungsi untuk mempertahankan

kebuntingan. Oleh karena itu apabila korpus luteum yang sedang berkembang dirusak atau dibuang, kebuntingan bias berakhir dengan keguguran.

3. Testis Fungsi endokrin dari testis terutama adalah menghasilkan testosterone, hormone kelamin jantan yang dihasilkan oleh sel sel interstitial. Hormon seperti testosterone yang berpengaruh terhadap sifat kejantanan disebut androgen. Testis adalah sumber utama androgen, tanpa androgen dalam jumlah sedikit juga dihasilkan oleh korteks adrenal ovary betina dan plasenta (Frandson, 1996).

88

Klasifikasi Hormon Berdasarkan Unsur Pembentuknya Hormon dapat dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan struktur kimianya, yaitu kelompok steroid dan kelompok protein (amina dan peptide). Hormon steroid merupakan molekul molekul kecil dan dapat secara bebas masuk ke dalam sel, keduanya mengubah fungsi sel dengan cara mengaktifkan gen. Hormon steroid merupakan hormone larut lemak, sehingga dengan mudah dapat menembus membrane sel menuju sel target. Mekanisme hormone steroid dapat dijelaskan sebagai berikut : Prinsip mekanisme kerja hormone steroid adalah sebagai berikut :

Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa Protein membawa hormone ke dalam inti sel Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali Hormon berinteraksi secara bolak balik dengan AND pada kromosom Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)

mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada robosom. Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah aktivitas hormone.

Tidak seperti halnya hormon protein yang mengaktifkan enzim, hormone steroid memulai memproduksi enzim baru yang tersedia untuk penggunaan jangka panjang. Tiroksin juga masuk ke dalam sel target dan mengadakan interaksi dengan gen untuk mengubah fungsi sel. Tetapi tiroksin menggunakan tempat ikatan di dalam nucleus untuk translokasi ke nucleus. Contoh kelompok hormone steroid adalah progesterone, cortisol, estradiol estrogen dan testosterone. Hormonhormone ini mempunyai beberapa pengaruh, tetapi secara umum aktivitasnya adalah lama, misalnya respon dalam waktu yang lama terhadap cekaman atau perkembangan reproduksi. Beberapa kelompok hormone protein yang mengandung peptide dan amina adalah insulin. Thyroid stimulating hormone (TSH), Folicle stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). Hormon hormone dalam kelompok ini umumnya melakukan aksinya dalam beberapa

89

menit dan hanya dalam waktu yang singkat. Pada umumnya hormonhormon dalam kelompok ini sering disimpan sementara dalam kelenjar endokrin dan siap tersedia untuk sekresi secepat mungkin.

Mekanisme kerja hormone protein diringkas sebagai berikut :

Hormon protein melekatkan dirinya sendiri pada reseptor spesifik di permukaan sel, tetapi hormone ini tidak termasuk ke dalam sel. Reseptor berassosiasi dengan sebuah enzim yang dinamakan adenilat siklase.

Komplek

hormone-reseptor

mengaktifkn

adenilat

siklase

dan

menyebabkan penguraian adenosine triposphate (ATP) untuk melepaskan Cyclic adenosine monophosphate (cAMP)

cAMP kemudian berdifusi ke dalam sel dan bergabung dengan reseptor intaseluler dan bertindak sebagai second messenger.

cAMP berpengaruh melalui rangkaian reaksi kompleks (fosfolirasi) yang dapat mengaktifkan enzim Enzim enzim inilah yang melakukan aktivitas hormone Ionion kalsium (Ca++) kadangkadang juga bertindak se bagai

second messenger bersama sama cAMP. Ion Ca++ berkombinasi dan mengaktifkan protein yang terdapat di intraseluler yang disebut calmodulin. Calmodulin yang telah diaktifkan ini kemudian dapat mengaktifkan enzim tertentu. cAMP berperan juga dalam hal sebagai berikut : merangsang sintesis protein, mempengaruhi proses sekresi dan mengubah permeabilitas.

2.22

FERTILISASI Proses Pembuahan Atau Fertilisasi Pembuahan adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar. Sebelum terjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai berikut. Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Dalam

90

perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh mukus (lendir) asa di dalam uterus dan saluran Fallopii. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk. Hasil pembuahan adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut:

Zigot membelah menjadi 2 sel, 4 sel, dan seterusnya. Dalam waktu bersamaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons, penuh dengan pembuluh darah, dan siap menerima zigot. Karena kontraksi oto dan gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus dan menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang. Terbentuk plsenta dan tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan jaringan ibunya. Fungsi plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zat-zat makanan dari ibu ke embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio ke peredana darah ibunya. Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya benturan yang mungkin terjadi. Embrio berusaha empat minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata, tangan, dan kaki. Setelah berusia enam minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga, dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk. Setelah berusia delapan minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan organ-organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai tahap ini sampai lahir, embrio disebut fetus (janin). Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap dilahirkan. Jika ovum yang sudah masak tidak dibuahi oleh sperma, jaringan penyusun dinding rahim yang telah menebal dan mengandung banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh/runtuh. Bersama-sama dengan ovum yang tidak dibuahi, jaringan tersebut

91

dikeluarkan dari tubuh lewat vagina dalam proses yang disebut menstruasi (haid).

FERTILISASI Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (coitus) dengan ejakulasi, sperma dari saluran reproduksi pria didalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi pada masa ovulasi (masa subur wanita), maka kemungkinan sperma akan bertemu dengan ovum yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Proses pembuahan ini terjadi didalam tuba fallopi, umumnya didaerah ampula/infundibulum. Ovum yang dilepaskan saat ovulasi dikelilingi oleh zona pelusida yang diluarnya ada sel yang membentuk corona radiata. Setelah terjadi pembuahan, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma yang lain.

Setelah sperma mencapai oosit terjadi : 1. reaksi zona atau reaksi kortikal pada selaput zona pelusida 2. oosit menyelesaikan pembelahan keduanya sehingga menghasilkan oosit definitive yang kemudian menjadi pronukleus wanita 3. inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria 4. ekor sperma lepas dan bergenerasi 5. pronukleus pria dan wanita yang haploid membentuk zygote yang diploid

Pembelahan / Perkembangan Awal Embrio Setelah terbentuk zigot, maka beberapa jam kemudian terjadi pembelahan zigot sehingga terbentuk dua blastomer. Dalam tiga hari selama perjalanan ke tuba, akan terbentuk sekelompok blastomer yang sama besar sehingga, hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Setelah sampai di stadium Morula, terjadi akumulasi cairan sehingga terjadi blastula yang akhirnya terbentuk blastokista. Sekumpulan sel yang ada didalam blastokista disebut massa sel dalam (Inter cell mass). Blastokista diluarnya dikelilingi

92

oleh sel-sel yang lebih kecil yang disebut trofoblas (Trophoblast) yang mempunyai kemampuan menerobos kedalam endometrium.

Implantasi / Nidasi Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan menimbulkan berbagai reasi seluler sehingga sel trofoblas tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus. Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi kurang lebih enam hari setelah konsepsi. Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru dikatakan terjadi kehamilan (Gravid). Pada hari ke empat, inti blastokista telah sampai pada permukaan stoma endometrium. Pada hari ke enam, blastokista mulai masuk kedalam stoma endometrium dan pada hari ke sepuluh, blastokista telah terbenam seluruhnya ke dalam stroma endometrium, sehingga tahap implantasi / nidasi berakhir. Selaput janin terdiri atas korion, amnion, kantung kuning telur, alantois. Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak akan menjadi plasenta. Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga tyerdiri dari komponen maternal yang disebut desidua (desidua basalis).

Desidua dibagi menjadi dua daerah, yaitu: 1. desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dengan dinding uterus 2. desidua capsularis, terletak diantara hasil konsepsi dengan cavum uteri 3. desidua parietalis/Vera, terletak meliputi/mengelilingi dinding uterus yang lain.

Plasentasi Pada minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis. Setelah kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis) terjepit, mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di desidua basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis).

93

Fungsi plasenta: 1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin 2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu. 3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin 4. alat pembentuk hormone (Endokrin) 5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi) 6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.

Plasenta dihubungkan dengan umbilikulus janin melalui tali pusar (Umbilical Cord) yang mengandung dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis. Mesoblast antara ruang amnion danm embrio menjadi padat disebut body stalk, menghubungkan embrio dengan dinding trofoblast yang kelak menjadi tali pusat.

Cairan Amnion Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Didalam ruang ini terdapat cairan amnion (Liquor Amnii). Volume cairan amnion (air ketuban) pada kehamilan berkisar antara 1000 1500 ml. Cairan amnion berasal dari sekresi oleh dindinmg selaput amnion/plasenta, kemudian setelah system urinorius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi, juga dikeluarkan kedalam rongga amnion. a) Bagian-bagian nidasi Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista (blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasentan dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone

94

yang memastikan bahwa emdometrium akan menerina (resesif) dalam proses implantasi embrio. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di satu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, disisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat (local) yaitu inhibitor cytokines danprotease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium. Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dalam berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormone 2. Trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada endometrium 3. Trofoblas yang invasif Infasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsiotrofoblas menghasilkan hCG yang akan mengubah sitotrofoblas menyekresi hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat dengan endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin. Trofoblas-trofoblas invasif lain yang melepas dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi proses invasi ke dalam jaringan maternal. Kelainan dalam optimalisasi aktivitas trofoblas dalam proses nidasi akan berlanjut dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi trofoblas ke arteri spiralis maternal lemah atau tedak terjadi, maka arus darah uteroplasenta rendah dan menimbulkan sindrom preeklamsia. Kondisi ini juga akan menginduksi plasenta menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal. Kenaikan tekanan darah ibu

95

dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat, sehingga menjadi infark plasenta. Sebaliknya, invasi trofoblas yang tidak terkontrol akan menimbulkan penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa dan koriokarsinoma.

2.23

Tumbuh Kembang Fetus Perkembangan bulan pertama sampai ke 2 Ada tonjolan di jantung dan bengkak dikepala, karena otak sedang berkembang. Jantung mulai berdetak, dan dapat dilihat detakannya pada suatu alat ultra sonic scan. Lesung pipit pada sisi kepala akan menjadi telinga. Dan terjadi pengentalan yang nantinya akan membentuk mata. Pada bagian atas badan akan terjadi pembengkakan yang akan membentuk tulang dan otot. Dan bengkak kecil menunjukan lengan dan kaki mulai tumbuh

Perkembangan Embrio Bulan Ke 3 Pada tahap ini, bagian muka pelan-pelan mulai terbentuk. Mata terlihat lebih jelas dan mempunyai beberapa warna. Juga telah terbentuk mulut dengan lidah. Pada tahap ini calon tangan dan kaki mulai terlihat menonjol pada sisi lateral corpus dan distal. Selanjutnya akan terlihat garis-garis bakal terbentuknya jari-jari tangan dan kaki. Juga mulai terbentuk organorgan dalam utama seperti jantung, otak, paru-paru, hati, ginjal, usus.

Perkembangan Embrio Pada Bulan Ke 4 Dua belas minggu setelah proses pembuahan, janin telah terbentuk sepenuhnya. Semua organ badannya, otot, lengan dan tulang telah lengkap. Janin mengalami pertumbuhan yang lebih matang. Saat minggu ke 14, denyut jantung berdetak lebih kencang dan dapat etrdengar menggunakan alat ultrasonic detector. Denyut jantung berdetak sangat cepat sekitar dua kali lebih cepat dari denyut jantung orang dewasa.

96

Perkembangan bulan ke 5-6 Pada masa ini janin tumbuh dengan cepat. Bagian tubuh tumbuh lebih besar sehingga badan dan kepala lebih proporsional. Garis-garis pada kulit jari kini telah terbentuk, sehingga janin memiliki sidik jari sendiri. Pada minggu ke 21 hingga minggu ke 25, anda akan merasakan gerakan janin untuk pertama kali. Pada mulanya akan terasa suatu denyutan atau sedikit peregerakan, dan mungkin terasa seperti gangguan pencernaan. Selanjutnya, anda akan merasakan janin anda menendang.

Perkembangan bulan ke 7-8 Janin kini bergerak dengan penuh semangat dan bereaksi terhadap sentuhan dan bersuara. Janin juga mempunyai kebiasaan untuk bangun dan tidur. Kebiasaan ini sering berbeda dengan kebiasaan anda. Ketika anda istirahat pada malam hari, janin mulai bangun dan menendang. Pada minggu ke 29, kelopak mata janin terbuka untuk yang pertama kali. Pada minggu ke 30, panjang janin normal Indonesia sekitar 33 cm.

Perkembangan bulan ke 9 sampai lahir Pada minggu ke 35 terjadi proses penyempurnaan kulit, yang sebelumnya berkerut, pada tahap ini lebih lembut dan halus. Pada minggu ke 38, janin pada umumnya terbaring turun, siap untuk proses kelahiran. Kadang-kadang sebelum kelahiran, kepala berpindah masuk ke panggul dan disebut masuk pintu atas panggul, namun, terkadang kepala janin belum masuk pintu atas panggul sampai kelahiran dimulai.

Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormone human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke- 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya adalah mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesterone sampai plasenta dapat membuat cukup progesterone sendiri.

97

Hormone korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormone tersebut dapat ditemukan dalam air kemih ibu hamil. Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartam). Pada umunya blastokista masuk ke endometrium dengan bagian dimana massa inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal ini ialah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau parasentral. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista memasuki endometrium , maka terdapatlah tali pusat dengan insersio valementosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear trophoblas) di sisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila nidasi telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk endoterm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan membentuk ruang amnion.denga ini, di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang membentuk antara dua ruangan, yakni ruangan amnion dan yolk sac. Pertumbuhan embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsure lapisan, yakni sel-sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion.

98

Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara ruang amnion dan embrio dan dinding trofoblas. Body stalk menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat. Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari bodu stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian bawah tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang berfungsi untuk melindungi 2 arteria umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. Kedua arteri dan satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaaskular janin dengan plasenta. Sistem kardiovaskular janin dibentuk pada kira-kira minggu ke-10. Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke-12, dan disusul oleh massa fetal dan perinatal. Ciri-ciri tersebut perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan.

CIRI - CIRI AIR KETUBAN Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira - kira 1000 1500 cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel - sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam dan organik. Kadar protein kira kira 2,6 % g per liter, terutama albumin. Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah paru paru janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa permukaan paru paru (alveolus) diliputi oleh zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru - paru untuk bernafas dan berkembang. Cara penilaianya adalah dengan jalan menghitung rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau janin letak sungsang,maka akan kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan, karena telah bercaampur dg mekonium.

99

Cara mengenali air ketuban 1) Dengan lakmus 2) Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa bercampur mekonaeum 3) Mikroskopis: lanugo dan rambut 4) Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih.

Air Ketuban untuk Diagnosis Akhir-akhir ini, air ketuban banyak menarik perhatian para peneliti, terutama untuk memonitor janin dalam kandungan, antara lain : Jenis kelamin bayi, Golongan darah ABO, Rhesus iso-imunisasi, Maturitas janin, Pemeriksaan tentang penyakit-penyakit. Untuk itu diperlukan analisa air ketuban yang diambil dengan cara amniosentesis transvaginal atau amniosentesis transabdominal.

Asal Air Ketuban Kencing janin (fetal urine), Transudasi dari darah ibu, Sekresi dari epitel amnion, Asal campuran (mixed origin)

2.24

Pertumbuhan Plansenta Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untu hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.

100

Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik burunya faal plasenta.

PEMBENTUKAN PLASENTA Pada minggu-minggu pertama perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas membentuk korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti semak-semak) Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang bulan ketiga sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion leave. Perbedaan pada kutub embrional dan abembrional korion juga dicerminkan pada susunan desidua. Desidua di atas korion frondosum, desidua basalis, sedangkan desidua diatas yang meliputi kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan bertambahnya besar gelembung korion, lapisan ini menjadi regang dan berdegenerasi. Selanjutnya, korion leave bersentuhan dengan dinding rahim pada sisi rahim yang lain dan keduanya bersatu. Rongga rahim kemudian tertutup. Oleh karena itu, satu-satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran adalah korion frondosum yang bersama dengan desidua basalis membentuk plasenta.

SUSUNAN PLASENTA Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen : a) Bagian janin dibentuk oleh korion frondosum dan vili b) Bagian ibu dibentuk oleh desidua basalis.

BAGIAN JANIN / PERMUKAAN FETAL (FETAL PORTION)

101

Pada sisi janin plasenta dibatasi oleh lempeng korion Pada daerah penyatuan, sel-sel trofoblas dan desidua saling bercampur baur. Daerah ini ditandai dengan adanya sel raksasa desidua dan sinsitium serta kaya akan zat mukopolisakarida amorf.

Sebagian besra sel sitotrofoblas berdegenerasi. Antara lempeng korion dan lempeng desidua terdapat ruang antar jonjot yang berisi darah ibu.

Ruang-ruang ini berasal dari lakuna dalam sinsitotrofoblas dan dibatasi oleh sinsitium yang berasal dari janin.

Cabang-cabang jonjot tumbuh ke dalam danau-danau darah antar jonjot.

BAGIAN IBU / PERMUKAN MATERNAL (MATERNAL PORTION) Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk sejumlah sekat yaitu sekat desidua yang menonjol ke dalam ruang antar jonjot tetapi tidak mencapai lempeng korion. Sekat-sekat ini mempunyai inti jaringan ibu, tetapi permukaannya diliputi oleh selapis sel sinsitium sehingga selamanya selapis sel sinsitium memisahkan darah ibu di dalam danau antar jonjot dari jaringan janin pada jonjot. Sebagai akibat pembentukan sekat ini, plasenta terbagi dalam sejumlah ruangan atau kotiledon. Oleh karena sekat desidua tidak mencapai lempeng korion, hubungan antara ruang antar jonjot dalam berbagai kotiledon tetap terpelihara. Sebagai akibat berlanjutnya pertumbuhan janin dan

pembesaran rahim, plasenta juga membesar. Peningkatan luas permukaan secara kasar sebanding dengan pembesaran rahim dan selama kehamilan, plasenta menutupi kira-kira 25 30 % permukaan dalam rahim. Peningkatan tebal plasenta diakibatkan oleh terbentuknya kaki-kaki dari jonjot-jonjot yang sudah ada dan tidak disebabkan oleh penembusan lebih lanjut ke dalam jaringan ibu. Ciri-ciri permukaan fetal : Tediri dari vili.

102

Mengahadap ke janin Warnanya keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh amnion. Di bawah amnion nampak pembuluh-pembuluh darah.

Ciri-ciri permukaan maternal : Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa yang kelak ikut lepas dengan plasenta. Mengahadap ke dinding rahim Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 1620 kotiledon. Permukaannya kasar beralur-alur.

LETAK PLASENTA Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.

BENTUK DAN UKURAN PLASENTA Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm dan beratnya 500-600 gram. Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim. Meskipun ruang manion membesar sehingga amnion tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion.

TIPE-TIPE PLASENTA Menurut bentuknya : 1. plasenta normal 2. plasenta membranasea 3. plasenta suksenturiata

103

4. plasenta spuria 5. plasenta bilobus 6. plasenta trilobus Menurut perlekatan pada dinding rahim : 1. plasenta adhesive 2. plasenta akreta 3. plasenta inkreta 4. plasenta perkreta

FUNGSI PLASENTA Nutrisasi Plasenta sebagai alat nutritif. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan : Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis bahan makanan maka makin lambat terjadi difusi. Sistem enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnya disintesis ke bentuk aslinya dalam bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses enzimatik : a) Protein dipecah menjadi asam amino b) Lemak dipecah menjadi asam lemak c) Hidrat arang dipecah menjadi glukosa d) Glikogen dipecah menjadi fruktosa e) Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil f) Obat-obatan Pinositosis. Caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah imunoglobulin G dan albumin. Ekskresi Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat pembuanga. Sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung. Zat utama yang diekskresi adalah karbon dioksida ( CO2 ). Bilirubin juga diekskresi karena sel darah merah diganti relatif sering. Terdapat sedikit

104

pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresi sangat sedikit. Respirasi Dalam sirkulasi janin terdapat fetal hemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebliknya mudah melepaskan karbon dioksida melalui sistem difusi dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.

Produksi Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta adalah : Korionik gonadotropin

Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap mengeluarkan estrogen dan progesteron. Korpus luteum berfungsi samapai plasenta sempurna.

Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormon tes kehamilan.

Puncaknya tercapai pada hari ke- 60 Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.

Korionik somato-mammotropin Hormon untuk metabolisme protein Bersifat laktogenik dan luteotropik Menimbulkan pertumbuhan janin Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak

Estrogen Plasenta Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron. Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim Retensi air dan garam

105

Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI Melaksanakan sintesis protein

Progesteron Permulaan hamil dibuat oleh korpus luteum dan plasenta. Penenang otot rahim selama hamil Bersama estrogen megaktifkan tubulus dan alveolus payudara. Menghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi

serta menghalangi pengeluaran LH.

Imunisasi Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4 bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu mellaui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibodi disalurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.

Barrier Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bakteria atau virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalah rahim dihalangi masuk melalui plasenta.

SIRKULASI PLASENTA Darah janin, mengandung sedikit oksigen. Dipompa oleh jantung janin menuju ke plasenta melalui arteri umbilikus dan diangkut sepanjang cabang ke pembuluh darah kapiler vili korionik. Setelah membuang karbondioksida dan menyerap oksigen, darah kembali ke janin melalui vena umbilikus. Darah maternal diangkut ke dasar plasenta dalam desidua oleh arteri spiralis dan mengalir ke dalam ruang darah di sekitar vili. Sirkulasi retroplasentaer terjadi karena aliran darah arteri spiralis dengan tekanan 70 mmHg sampai 80 mmHg sedangkan tekanan darah pada vena di dasar desidua basalis 20mmHg sampai 30mmHg. Diyakini bahwa arah aliran mirip mata air ; darah mengalir ke atas dan membasahi vilus saat disirkulasikan di sekelilingnya dan mengalir kembali ke

106

dalam cabang-cabang vena uterin. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.

Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, trasnpor aktif dan pinositosis. Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin. Obatobatan, alkohol, polutan lingkungan, virus dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas dari suirkulasi maternal ke sirkulasi janin.sebagian zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.

Faal plasenta Faal Uri Supaya janin dapat tumbuh dengan sempurna, dibutuhkan penyaluran darah yang membawa zat asam, asam amino, vitamin, dan mineral dari ibu kepada janin, begitu pula pembuangan karbondioksida dan limbah metabolisme janin ke sirkulasi ibu. Maka, faal uri adalah :

Nutrisasi, yaitu alat pemberi makanan pada janin, Respirasi, yaitu alat penyalur zat asam dan pembuang CO2, Ekskresi, yaitu alat pengeluaran sampah metabolisme, Produksi, yaitu alat yang menghasilkan hormon-hormon, Imunisasi, yaitu alat penyalur bermacam-macam antibodi ke janin, Pertahanan (sawar), alat yang menyaring obat-obatan dan kuman-kuman yang bisa melewati uri.

Hormon yang dihasilkan uri antara lain : Human chorionic gonadotropin (HCG), Ch orionic somatomammotropin (placental lactogen), Estrogen, Progesteron,

107

Tirotropin korionik dan relaksin, Hormon-hormon lain.

2.25

HUKUM MENDEL

a) prisipn hukum dan hukum mendel I dan II Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan 2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum segregasi (hukum pertama Mendel) Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna merah), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). 2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah). 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak

108

selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel) Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi. Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1. Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya. Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih

109

dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1

2.26

Fisiologi Persalinan Difinisi dan sebab-sebab mulainya persalinan

a) Pengertian Persalinan adalah serangkain kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Adapun menurut proses berlangsungnya, persalinan di bedakan sebagai berikut: 1) Persalinan spontan Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut. 2) Persalinan buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstrasi forsep atau SC 3) Persalinan anjuran Persalian yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

110

b) Sebab-sebab mulainya persalinan 1. Satu penurunan kadar progesterone : Progesterone menurun, timbul his. 2. Teori oksitosin : oksitosin meningkat pada akhir kehamilan, timbul his 3. Keregangan otot-otot : keregangan maksimal, timbl his untuk mengeluarkan 4. Pengaruh janin : hipofisie dan kelenjar suprarenal janin mampu menimbulkan his 5. Teori prostaglandin : dihasilkan desidua, mampu menimbulkan his.

c) Mekanisme persalinan Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin melalui panggul ibu. Ada enam gerakan dengan over lapping yang jelas, yaitu : 1. Penurnan Penurunan, yang meliputi engagement pada diameter oblique kanan panggul berlangsung terus selama persalinan normal pada wakt janin melalui jaan lahir. Gerakan-gerakan lainnya menyertai penurunan ini. Pada primigravida, sebelum persalinan dimulai sudah harus terjadi penurunan kepala yang jelas dalam proses engagement, asal tidak ada CVD dan segmen bawahrahim sudah terbentuk dengan baik. Pada multipara, mungkin engagemen tidak terjadi sampai persalinan benar-benar berjalan baik. Penurnan disebabkan oleh tekanan kontraksi uterus ke bawah dan padakala II dibantu oleh daya mengejan dari pasien dan sedikit oleh gaya berat.

2. Fleksi Sebelum persalinan mulai sudah terjadi fleksi sebagian oleh karena ini merupakan sikap alamiah janin dalam uterus. Tahanan terhadap penurunan kepala menyebabkan bertambahnya fleksi. Ociput turun mendahului sinsiput, UUK lebih rendah daripada bregma, dan dagu janin mendekati dadanya. Biasanya ini terjadi di PAP, tetapi mungkin pula baru sempurna

111

setelah bagian terendah mencapai dasar panggul. Efek dari pada fleksi adalah untuk merubah diameter terendah dari occipitotofrontalis (11cm) menjadi subecipitobregmatika ( 9,5 cm) yg lebih kecil dan lebih bulat. Oleh karena persesuaian antara kepala janin dengan panggul ibu mungkin tetat , pengurangan 1,5 cm dalam diameter terendah adalah penting.

3. Putaran paksi dalam Sebagian besar panggul mempunyai PAP yang berbentuk melingkar. Diameter anteropeosterior PTP sedikit lebih panjang dari pada diameter tranversa . PBP berbentuk oval anteroposterior separti kepala janin. Sumbu panjang kepala janin harus sesuai dengan sumbu panjang panggul ibu. Karenanya kepala janin yang masuk PAP pada diameter oblique atau tranvesa harus berputar ke diameter anteroposterior supaya dapat lahir. Ininlah yang dimaksud dengan pautaran paksi dalam.

4. Ekstensi Ektensi disebabkan oleh kedua kekuatan yaitu kontraksi uterus yang menimbulkan tekanan ke bawah dan dasar panggul memeberikan tahana ke depan. Perlu diperhatikan bahwa dinding depan panggul (pubis) panjangnya hanya 4-5 cm sedangkan diding belakang ( sacrum) 10-15 cm. dengan demikian sinsiput harus menempuh jarak yang lebih panjang dari pada ocsiput. Dengan semakin turunya kepala terjadilah penonjolan perineum diikuti dengan kepala putar di angulus subpubicus. Kemudian dengan proses ekstensi yang cepat sinciput menelurus sepanjang sacrum dan berturut-turut lahirnya bregma , dahi,hidung, mulut dan dagu melalui perinium.

5. Restitusi Restitusi pada waktu kepala mencapai dasar panggul maka bahu memasuki panggul . oleh kare na bahu tetap berada pada diameter obliqua sedangkan kepala berputar ke depan, maka leher ikut berputar. Begitu kepala dilahirkan dan bebas dari panggul maka leher berputar kembali dan

112

kepala mengadakan retitusi kembali 45o ( OA menjadi LOA) sehingga hubungannya dengan bahu dan kedudukannya dalam panggul menjadi normal kembali.

6. Putaran paksi luar Putaran paksi luar kepala sebenarnyamerupakan manipestasi putar paksi dalam dari pada bahu. Pada waktu bahu mencapai dasar panggul bahu depan yang lebih rendah berputar kedepan dibawah sympisis da diameter disakromialisberputar dari diameter oblique kiri menjadi diameter anteroposterior panggul. Dsengan begini maka diameter

memanjang bahu dapat sesuai dengan diameter memanjang PBP. Kepala yang telah berputar kembali 45o untuk mengembalikan hubungan dengan normal dengan bahu, sekarang berputar 45o lagi untuk

mempertahankannya: LOA menjadi LOT.

2.27

FISIOLOGI MASA NIFAS

Puerperium (masa nifas) atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6 12 minggu. Puerperium adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan. Puerperium dapat dibagi menjadi : Periode pasca persalinan : 24 jam pasca persalinan. Periode puerperium dini : minggu pertama pasca persalinan. Periode puerperium lanjut : sampai 6 minggu pasca persalinan.

PERUBAHAN FISIOLOGI dan ANATOMI Perubahan endokrin yang terjadi selama kehamilan akan terjadi secara cepat : hPL- human Placental Lactogen serum tidak terdeteksi dalam waktu 2 hari danhCG- Human Chorionic Gonadotropin tidak terdeteksi dalam waktu 10 hari pasca persalinan. Kadar estrogen dan progesteron serum menurun sejak 3 hari pasca persalinan dan mencapai nilai pra-kehamilan pada hari

113

ke 7. Nilai tersebut akan menetap bila pasien memberikan ASI ; bila tidak memberikan ASI estradiol akan mulai meningkat dan menyebabkan pertumbuhan folikel. hPr Human Prolactine pada pasien yang memberikan ASI, kadar human hPr akan meningkat. Sistem kardiovaskular akan kembali pada nilai sebelum kehamilan dalam waktu 2 minggu pasca persalinan. Pada 24 jam pertama terjadi hypervolemic state akibat adanya pergeseran cairan ekstravaskular kedalam ruang intravaskular. Volume darah dan plasma normal kembali pada minggu kedua. Sampai pada 10 hari pertama pasca persalinan, peningkatan faktor pembekuan dalam kehamilan akan menetap dan diimbangi dengan kenaikan aktivitas fibrinolisis.

PERUBAHAN MORFOLOGIS PADA TRAKTUS GENITALIA Melalui proses katabolisme jaringan berat uterus ceoat menurun dari 1000 gram saat persalina menjadi 100 200 g 3 minggu pasca persalinan. Servik kehilangan elastisitasnya dan segera memperoleh konsistensi normal. Dinding vagina edematous, kebiruan serta kendor dan tonus kembali kearah normal setelah 1 2 minggu. Pada akhir kala III, besar uterus setara dengan ukuran kehamilan 20 minggu dengan berat 1000 gram. Pada akhir minggu pertama berat uterus mencapai 500 gram. Pada hari ke 12, uterus sudah tidak dapat diraba melalui palpasi abdomen. clip_image002. Perubahan involusi tinggi fundus uteri dan ukuran uterus selama 10 hari pasca persalinan placental site mengecil dan dalam waktu 10 hari diameternya kira-kira 2.5 cm. Lochia yang terjadi sampai 3 4 hari pasca persalinan terdiri dari darah, sisa trofoblas dan desidua coklat kemerahan yang disebut lochia rubra. Selanjutnya berubah menjadi lochia serosa yang seromukopurulen dan berbau khas. Selama minggu II dan III, lochia menjadi kental dan putih kekuningan yang disebut lochia alba terdiri dari leukosit dan sel desidua yang mengalami degenerasi. Setelah minggu 5 6, sekresi lochia menghilang yang menunjukkan bahwa proses penyembuhan endometrium sudah

114

hampir sempurna. Lochia yang sangat berbau tidak sedap apalagi bila disertai dengan gejala sistemik berupa tanda tanda infeksi menandakan adanya endometritis.

PRINSIP PENATALAKSANAAN PUERPERIUM Pasca persalinan, bila pasien menghendaki maka diperkenankan untuk berjalan-jalan, pergi ke kamar mandi bila perlu dan istirahat kembali bila merasa lelah. Sebagian besar pasien menghendaki untuk beristirahat total ditempat tidur selama 24 jam terutama bila dia juga mengalami cedera perineum yang luas.

Fungsi perawatan medis adalah: Memberikan fasilitas agar proses penyembuhan fisik dan psikis berlangsung dengan normal. Mengamati jalannya proses involus uterus. Membantu ibu untuk dapat memberikan ASI. Membantu dan memberi petunjuk kepada ibu dalam merawat neonatus. Tak ada waktu yang baku mengenai lama perawatan pasca persalinan, diperkirakan bahwa semakin lama tinggal di rumah sakit, proses laktasi menjadi semakin baik.

PERAWATAN PUERPERIUM DI RUMAH SAKIT Ambulasi dini membuat perawatan nifas menjadi lebih sederhana. Pemeriksaan meliputi : Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan pernafasan secara teratur. Inspeksi perineum setiap hari untuk melihat proses penyembuhan. Pada pasien dengan cedera perineum luas perlu diberikan analgesik. Penilaian jumlah dan sifat lochia. Penilaian proses involusi dengan menentukan tinggi fundus uteri. Analgesik mungkin juga diperlukan bila ada keluhan nyeri akibat kontraksi uterus terutama saat laktasi.

115

MASALAH TRAKTUS URINARIUS 24 jam pasca persalinan, pasien umumnya menderita keluhan miksi akibat: Depresi pada reflek aktivitas detrussor yang disebabkan oleh tekanan dasar vesika urinaria saat persalinan. Fase diuresis pasca persalinan, bila perlu retensio urine dapat diatasi dengan melakukan kateterisasi. Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan Sectio Caesar.10% pasien pasca persalinan menderita inkontinensia (biasanya stress inkontinensia) yang kadang-kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot dasar panggul.

Retensio Urine Sensasi dan kemampuan pengosongan kandung kemih terganggu akibat pemberian anaestesi atau analgesi. Ching-chung dkk (2002) : angka kejadian retensio urine pasca persalinan 4%. Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dauer catheter selama 24 jam. Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu > 200 ml maka nampaknya ada gangguan proses urinasinya. Maka biarkan kateter tetap terpasang dan dibuka tutup setiap 4jam, bila volume urine < 200 ml kateter dilepas dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa. Retensio urine kemungkinan oleh karena hematoma atau edema sekitar urtehra sehingga terapi meliputi : antibiotika dan obat anti inflamasi,

MASALAH PENCERNAAN Sejumlah pasien pasca persalinan mengeluh konstipasi yang umumnya tidak memerlukan intervensi medis. Bila perlu dapat diberi obat pencahar supositoria ringan (dulcolax). Haemorrhoid yang diderita selama kehamilan

116

akan menyebabkan rasa sakit pasca persalinan dan keadaan ini memerlukan pemberian obat supositoria.

NYERI PUNGGUNG Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga dan menetap setelah persalinan dan pada masa nifas. Kejadian ini terjadi pada 25% wanita dalam masa puerperium namun keluhan ini dirasakan oleh 50% dari mereka sejak sebelum kehamilan. Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri.

MASALAH PSIKOLOGI PADA MASA NIFAS Keberadaan bayi tidak jarang justru menimbulkan stress bagi beberapa ibu yang baru melahirkan. Ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayi, melanjutkan mengurus suami, setiap malam merasa terganggu dan sering merasakan adanya ketidak mampuan dalam mengatasi semua beban tersebut. Banyak wanita pasca persalinan menjadi sedih dan emosional secara temporer antara hari 3 5 (third day blues) dan kira-kira 10% diantaranya akan mengalami depresi hebat.Third Day Blues Etiologi tak jelas, diperkirakan karena gangguan keseimbangan hormonal, reaksi eksitasi akibat persalinan dan perasaan tak mampu untuk menjadi seorang ibu. Third days blues dapat berupa : Lanjutan rasa cemas saat kehamilan dan proses persalinan Rasa tak nyaman pada masa nifas dan tak mampu menjadi orangtua. Ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu yang baik dan berguna Rasa lelah pasca persalinan dan kurang tidur /istirahat Penurunan gairah seksual atau tidak lagi menarik seperti waktu masih gadis Labilitas emosional. Depresi berat sampai beberapa minggu-bulan.

117

Penatalaksanaan : terapi medis, diskusi dengan paramedis, penjelaskan mengenai apa yang terjadi dan bila pasien menghendaki maka kunjungan keluarga dibatasi. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa rooming-in dapat mengurangi kejadian third days blues Seksualitas Pasca Persalinan. Setelah persalinan, waktu serta perhatian ibu banyak tersita untuk mengurus bayinya. Bila terdapat cedera perineum akibat persalinan, maka vagina dan perineum akan mengalami ketegangan selama beberapa minggu.Gairah seksual seringkali mengalami penurunan. Pada beberapa ibu yang memberikan ASI dapat terjadi penurunan libido dan menderita kekeringan pada vagina. Hubungan seksual bukan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh kenikmatan seksual dan wanita tersebut masih dapat menerima rangsangan seksual dalam bentuk sentuhan atau rangsangan lain yang tak jarang berlanjut dengan hubungan seksual intercourse dan dapat menyebabkan terjadinya orgasmus pada wanita. Konsultasi dan advis dari dokter kadang diperlukan bila terdapat penurunan gairah seksual pasca persalinan yang terlalu berat.

KONTRASEPSI dan STERILISASI Masa puerperium dini adalah saat terbaik untuk membahas mengenai kontrasepsi. Masa infertilitas anovulatoar hanya berlangsung selama 5 minggu pada pasien yang tidak memberikan ASI dan 8 minggu pada yang memberikan ASI secara penuh. Tubektomi dikerjakan saat SC atau maksimum 24 48 jam pasca persalinan normal. Beberapa pasangan menghendaki agar tubektomi dilakukan 6 8 minggu pasca persalinan untuk memberikan kesempatan bagi kesehatan anak dan memahami sepenuhnya arti sterilisasi permanen bagi keluarganya. Kontrasepsi alamiah dimulai segera setelah pasien mendapatkan haid. Perlindungan kontrasepsi alamiah pada pemberi ASI sekitar 98% sampai selama 6 bulan. Pada pasien non laktasi, pemberian kontrasepsi oral kombinasi ( sediaan kombinasi estrogen < 35 g dan progestin ) diberikan paling cepat 2 3 minggu pasca persalinan, jangan melakukan pemberian yang terlalu dini oleh karena pasien masih dalam hypercoagulable statePada pasien laktasi dapat diberikan kontrasepsi oral

118

yang hanya mengandung progestin (norethindrone 0.35

mg) atau injeksi

Depo-Provera 150 mg setiap 3 bulan agar tidak terjadi penekanan proses laktasi. Implan Levonorgestrel dapat diberikan setelah laktasi berlangsung dengan lancar (segera atau 6 minggu pasca persalinan), keberatan penggunaan metode ini adalah: perdarahan iregular, mahal dan kesulitan dalam pemasangan atau pengeluaran. IUD ( copper containing T Cu Ag , Paraguard t 380A , Progesterone-releasing Progestasert , levonorgestrel-releasing Mirena ) sangat efektif dalam pencegahan kehamilan dan sebaiknya dipasang pada kunjungan post partum pertama atau segera setelah persalinan (kejadian ekspulsi sangat tinggi). Jenis kontrasepsi bagi ibu pada masa laktasi. Kontrasepsi oral jenis Progestineonly 2 - 3 minggu pasca persalinan. Depo Provera 6 minggu pasca persalinan. Implan hormon 6 minggu pasca persalinan. Kontrasepsi oral kombinasi diberikan 6 minggu pasca persalinan dan hanya bila ASI sudah berlangsung dengan baik dan status gizi anak harus diawasi dengan baik.

PEMERIKSAAN PASCA PERSALINAN Kunjungan pasca persalinan pertama (4 6 minggu) Anamnesa mengenai perdarahan pervaginam. Tekanan darah dan berat badan. Darah lengkap. Pemeriksaan payudara: Pemakaian BH yang sesuai atau memadai. Kelainan puting dan masalah laktasi. Pemeriksaan vagina, kondisi hipoestrogen yang menyebabkan kekeringan epitel vagina diatasi dengan pemberian krim estrogen menjelang tidur malam. Inspeksi servik [ bila perlu dilakukan hapusan papaniculoau]. Pemeriksaan luka perineum. Pemeriksaan bimanual pada uterus dan adneksa.

119

Konsultasi mengenai: pekerjaan profesional rutin, metode kontrasepsi, dan perencanaan kesejahteraan dalam keluarga.

2.28

Adaptasi intra ke ekstra uterin bayi baru lahir

A. Bayi baru lahir normal Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 3742 minggu dan beratnya 2500 4000 kg . bayi baru lahir disebut juga dengan neonates yang merupakan individu sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Neotantus adalah bayi baru lahir sampai 4 minggu . masa naenatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu ( 28 hari ) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7hari sedangkan neonatus lanjut adalah 8-28 hari. B. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus Beberapa saat pertama kehidupan ekstrauterin adalah waktu yang paling dinamis dalam seluruh kehidupan . ketika lahir , bayi baru lahir mengalami perubahan dari ketergantungan penuh menjadi mandiri secara fisiologis sepanjang masa transisi (masa yang dimulai ketika bayi baru lahir hingga bulan pertama kehidupan ). Adaptasi neonatal ( bayi baru lahir ) adalah proses penyesuaian fungsional neonates dari kehidupan dalam uterus kekehidupan luar uterus . kemampuan adaptasi fisiolagis ini disebut juga homeostatis . bila terdapat gangguan adaptasi bayi akan sakit. C. Pernafasan Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena tekanan mekanik dari toraks sewaktu melalui jalan lahir( stimulasi mekanik ) , penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus ( stimulasi kimiawi ) , rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus ( stimulasi sensorik ) dan refleks deflasi hering breur. D. Sirkulasi

120

Pada masa fetus , peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis , lalu sebagian kehati dan sebagian lainya langsung keserambi kiri jantung kemudian kebilik kiri jantung . dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta keseluruh tubuh , sedangakan yang dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta . setelah bayi lahir , paru akan berkembang yang mengakibatkan tekanan arterior paru menurun yang diikuti dengan menurunya tekanan pada jantung kanan . kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan tekanan jantung kanan dan hal inilah yang membuat voramen ofale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam jam pertama setelah kelahiran . oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik , juga karena rangsangan biokimia yaitu Pa O2 naik serta duktus arteriosus yang berobliterasi.

2.29

Saluran Pencernaan (Traktus Digestivus) 1. Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang sebenarnya. 2. Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya melalui aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium. Mekonium tetap berada didalam usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan kontraksi otot usus sehingga mekonium keluar dan bercampur dengan cairan ketuban. Dalam beberapa kadaan keberadaaan mekonium dalam cairan amnion merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan merupakan indikasi adanya hipoksia akut. 3. Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi 4. Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya tergantung pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan neonatus pada beberapa hari pertama pasca persalinan.

121

5. Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam hepar belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon pengatur karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien. Dengan demikian, hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi bila janin berada pada suhu yang dingin atau malnutrisi. 6. Proses glukoronidasi pada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin tak dapat langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal neonatus atau adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadi kern icterus

2.30

Sistem Imunologi 1. Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen maternal atau invasi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan mulai terjadi sejak minggu ke 20 2. Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam bentuk perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa saat pasca persalinan. 3. Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah: granulosit monosit dan limfosit 4. Granulosit : granulosit eosinofilik basofilik dan neutrofilik 5. Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] dan B-cells [derivat dari Bone Marrow] 6. Immunoglobulin (Ig) adalah serum globulin yang terdiri dari IgG IgM IgA - IgD dan IgE 7. Pada neonatus, limpa janin mulai menghasilkan IgG dan IgM. Pembentukan IgG semakin meningkat 3 4 minggu pasca persalinan. 8. Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi intra uterin. Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena dapat melewati plasenta. IgG merupakan 90% dari antibodi serum jain yang berasal dari ibu. IgM

122

terutama berasal dari janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan adanya infeksi intrauterin.

2.31

Sistem Endokrinologi 1. Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin. 2. Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas. Insuin maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk insulin sendiri untuk kepentingan metabolisme glukosa. 3. Semua hormon pertumbuhan yang disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada janin, namun peranan sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum diketahui dengan pasti. 4. Kortek adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid dalam jumlah besar. Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin anensepali dapat menyebabkan kehamilan postmatur. 5. Janin memproduksi TSH thyroid stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 .

2.32

SENYAWA KIMIA DALAM JASAD KEHIDUPAN Kepentingan Biomedis 1. Fungsi utama siklus Krebs adalah merupakan jalur akhir oksidasi KH, Lipid dan Protein. KH, lipid dan protein semua akan dimetabolisme menjadi asetyl-KoA. menghasilkan energi. Kalo mengkonsumsi karbohidrat di dalam mulut akan dicerna jadi maltose (oleh ptyalin) hasil akhirnya adalah glukosa di dalam

asam piruvat kalo aerob diubah menjadi asetyl Co krebs.

123

namanya lipolisis. krebs. 2. Mempunyai peran utama pada glukoneogenesis, transaminasi, deaminasi dan lipogenesis nb: kalo pake genesis = membentuk, kalo -lisis = menguraikan.

Glukoneogenesis Adalah suatu proses pembentukan glukosa dari bahan non karbohidrat. Kok bisa? Bisa aja, soalnya ketika seseorang mengalami intake karbohidrat yang sangat rendah (mungkin mogok makan, kelaperan yang amat sangat) sehingga tidak diimbangi dengan asupan karbohidrat yang cukup, maka tubuh tetap akan membentuk glukosa. Tapi karena gak ada karbohidrat jadi bahannya bukan karbohidrat gitu. Hal ini merupakan salah satu mekanisme tubuh dalam upaya mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal. Glukosa sangat penting untuk tubuh karena sumber energi utama otak dan sel darah merah.Setelah makan, kadar glukosa akan kolisis. Ketika kita makan banyak, maka glukosa harus disimpan agar kadar gula dalam darah tidak meningkat. Bentuk simpanan glukosa di dalam

glikogenesis. Sebaliknya, kalau dalam keadaan lapar, puasa, aerobik atau exercise gitu, maka kebutuhan glukosa akan meningkat, sehingga simpanan glukosa akan dipecah melalui proses glikogenolisis. Inti dari metabolisme karbohidrat adalah untuk mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal. Kadar normal glukosa dalam darah sekitar 80-126, di bawah kadar = hipoglikemia, di atas kadar = hiperglikemia. Proses glukoneogenesis melibatkan siklus krebs.

124

Transaminasi adalah suatu proses pemindahan gugus atau pertukaran gugus amino (-amino) menjadi gugus keto (-keto) atau sebaliknya. Contoh gugus -asam amino (glutamat, aspartat, dll)

Macam-macam asam amino: 1. Asam amino esensial diperlukan tubuh tapi tubuh tidak bisa membentuk. Contoh: fenilalanin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, triptofan, treonin dan valin 2. Asam amino non essensial diperlukan tubuh tapi tubuh bisa membentuk. Contoh: alanin, asparagin, aspartat, sistein, glutamat, glutamin, glisin, hidroksiprolin, hidroksilisin, prolin, serin, dan tirosin. 3. Asam amino semi essensial Diperlukan tubuh, tubuh bisa membentuk tapi hanya sedikit. Contoh: arginin dan histidin. Untuk proses transminasi pembentukan asam aminonya adalah asam amino non essensial. Jadi proses transminasi itu bisa disebut juga proses pembentukan asam amino dari asam -keto. Contoh -keto yang mempunyai gugus CO (asam -keto glutarat, asam oksaloasetat) Yang utama di transaminasi -ketoglutarat dan oksalo asetat. Deaminasi Adalah proses pelepasan gugus amino (gugus yang mengandung N). Contoh konkrit proses deaminasi adalah kalau mengonsumsi protein maka di dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino, kemudian asam amino akan dipecah lagi yang hasil akhirnya adalah amoniak. Tapi karena amoniak itu bersifat sangat toksik amoniak itu tidak boleh ada di dalam darah, apalagi di otakmaka diubah menjadi urea. Urea kemudian akan diekskresikan melalui ginjal. Amoniak mempunyai konsentrasi yang lebih kecil daripada urea. Bahkan mungkin amoniak itu tidak boleh ada di urine. Trus kenapa di urine ada amoniak? Darimanakah amoniak urine? Amoniak diproduksi di ginjal, trus tujuannya tu ada kaitannya sama

125

keseimbangan asam basa. Jadi sebenarnya hasil akhirnya tuh amoniak, tapi karena bersifat toksik, si amoniak itu dibawa ke hepar untuk diubah menjadi urea. Intinya produk akhir dari protein adalah urea. Terus kalau ada gangguan pada ginjal, amoniak menumpuk, apa yang terjadi? Yaa terjadi keracunan amoniak. Solusinya gimana? Yaa mengkonsumsi makanan yang rendah protein. Supaya kadar amoniak yang dihasilkan nggak jadi banyak.

Lipogenesis Adalah proses pembentukan lemak. Asetyl Co.A diperoleh dari glikolisis Orang yang mengkonsumsi karbohidrat tinggi, maka di dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. 4. Menyediakan substrat untuk rantai respirasi (dalam bentuk hidrogen atau elektron). Jadi rantai respirasi masuk ke dalam respirasi level seluler yang ada kaitannya dengan loncatan elektron., bahan dasarnya adalah dari siklus krebs, yaitu ion hidrogen. Semua proses metabolisme itu hasilnya CO2, yang kemudian dibuang sebagai udara ekspirasi. Ketika kita

pembakaranmembakar sumber-sumber energi, baik karbohidrat,

melalui paru-paru tubuh. Tetapi tidak semua CO2 dibuang, ada beberapa atau sebagian kecil digunakan untuk proses pembentukan lemak. Karena pembentukan lemak mutlak membutuhkan CO2. reducing ekivalen (agen pereduksi) ATP, ion hidrogen atau

126

Fungsi Utama Siklus Krebs 1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia. 2. Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan untuk produksi ATP. 3. Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis asam lemak. 4. Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat. 5. langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponenkomponen siklus.

Pembentukan energi pada siklus krebs Ada 8 enzim dalam siklus asam sitrat yang mengkatalisis serangkaian reaksi yang secara keseluruhan adalah oksidasi gugus asetil menjadi 2 mol CO2 diikuti dengnan pembentukan 3 NADH, 1 FADH dan GTP. Reaksi tersebut adalah: 1. Kondensasi asetil CoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, sesuai dengan nama siklusnya. Reaksi ini dikatalisis enzim citrate synthase. Reaksi awal dalam siklus asam sitrat ini merupakan titik dimana atom klarbon dimasukkan ke dalam siklus sebagai asetil CoA. 2. Pengaturan kembali sitrat menjadi bentuk isomernya supaya lebih mudah untuk dioksidasi nantinya. Aconitase mengubah sitrat, alcohol tersier yang tidak siap untuk dioksidasi, menjadi senyawa alcohol sekunder, isositrat, merupakan senyawa yang lebih mudah dioksidasi. Reaksi ini melibatkan dehidrasi diikuti oleh hidrasi. Dalam hal ini gugus hidroksil sitrat ditransfer ke karbon yang berdekatan. 3. Oksidasi isositrat membentuk asam keto intermedier, oksalosuksinat disertai dengan reduksi NAD+menjadi NADH. Oksalosuksinat selanjunya didekarboksilasi menghasilkan a ketoglutarat. Ini merupakan tahap pertama dimana oksidasi diiringi dengan terbentuknya NADH dan pembebasan CO2. Reaksi ini dikatalisis enzim isositrat dehidrogenase.

127

4. a ketoglutarat selanjutnya didekarboksilasi membentuk suksinil CoA oleh multienzim a ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini melibatkan reduksi kedua NAD+ menjadi NADH dan membebaskan molekul CO2 kedua. Sampai titik ini, 2 mol CO2 sudah dihasilkan sehingga hasil bersih oksidasi gugus asetil telah lengkap. Perhatikan bahwa atom C dari CO2 bukan berasal dari asetil CoA. 5. Suksinil CoA selanjutnya diubah menjadi suksinat oleh suksinil CoA sinthetase. Energi bebas dari ikatan thioester ini disimpan dalam bentuk senyawa berenergi tinggi GTP dari GDP dan Pi. 6. Reaksi selanjutnya dalam siklus ini adalah oksidasi suksinat menjadi oksaloasetat kembali untuk persiapan putaran berikutnya dalam siklus. Syuksinat dehidrogenase mengkatalisis oksidasi suksinat mennjadi fumarat diiringi oleh reduksi FAD menjadi FADH2. 7. Fumarase selanjutnya mengkatalisis hidrasi ikatan rangkap fumarat menjadi malat 8. Tahapan terakhir adalah membentuk kembali oxaloasetat melalui moksidasi malat oleh enzim malat dehidrogenase. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH ketiga dari NAD+ Masuknya asam amino ke dalam siklus Krebs. Transaminasi asam amino oksaloasetat dan -ketoglutarat mengandung rantai karbon yang homolog dengan asam amino aspartat dan glutamat. Piruvat juga homolog dengan alanin. Persediaan asam amino ini melebihi keperluan biosintesis protein, kelebihannya dapat segera diubah menjadi zat-antara siklus Krebs dan oksidasi kerangka karbonnya dapat menghasilkan energi. Sebaliknya, asam-asam amino ini diperlukan misalnya untuk biosintesis, pembentukannya menggunakan analog asam keto yang didaur Krebs. Sehingga, demikian, daur Krebs yang biasa diartikan sebagai jalur katabolik dalam keadaan tertentu mempunyai fungsi anabolik. Interkonversi reversible antara asam -amino dan -keto dikatalisis oleh transaminase, aminotransferase yang berperan sebagai perantara pertukaran gugus karbonil dan gugus amino antara oksaloasetat glutamat dan piruvat glutamat.

128

Reaksi-reaksi anaplerotik Pengisian kekurangan/reaksi anaplerotik dibutuhkan untuk menjamin kecukupan zat-antara siklus Krebs. Hal ini diperlukan karena siklus Krebs dapat mengalami kekurangan zat intermidiet, diakibatkan karena peningkatan biosintesis aspartat dan glutamat. Keperluan akan zat antara dapat meningkat akibat jika terdapat sejumlah besar piruvat atau asetil KoA sehingga menipiskan oksaloasetat sebagai reseptor yang diperlukan pada sintesis sitrat. a. Piruvat karboksilase. Pada kondisi dibebaskannya epinefrin sebagai akibat tekanan emosi dapat dibentuk piruvat dari glukosa dan asetil KoA dari asam lemak dapat dibentuk dalam jumlah yang besar. Pada kondisi demikian, piruvat yang berlebih, akan diubah menjadi enzim alosterik dengan asetil KoA sebagai efektor positif. Konsentrasi asetil KoA yang tinggi akan mengaktifkan piruvat karboksilase untuk sintesis oksaloasetat. Pada tahapan berikutnya, oksaloasetat menerima gugus asetil KoA sehingga terbentuk sitrat yang sekarang dihasilkan lebih banyak dari biasa. b. Enzim malat. Reaksi ini akan merubah sebagian besar piruvat dari piruvat yang masuk menjadi malat melalui reaksi karboksilasi reduktif. Malat yang merupakan produksi tambahan dengan mudah diubah menjadi oksaloasetat. Di antara kedua jalur anaplerotik ini lebih diutamakan jalur piruvat karboksilase, Enzim malat namun demikian lebih reversibel dan menghasilkan lebih banyak NADPH yang diperlukan pada sintesis asam lemak.

Kompartementalisasi mitokondria Untuk kelangsungan fungsi mitokondria yang normal diperlukan kadar zat antara yang mencukupi kerja enzim dan juga adanya keseimbangan osmotik dan ion antara mitokondria dan sitosol. Tidak semua zat dalam sitosol dapat menembus mitokondria; contoh enzim sitosol (karena ukuran yang terlalu besar). Koenzim sitosol, seperti NAD+ dapat menembus membran luar karena ukurannya kecil, akan tetapi, tidak menembus membran dalam mitokondria. Membran luar mitokondria permeabel terhadap hampir semua

129

molekul kecil dan ruang yang terselubungi oleh membran ini dinamakan ruang-luar mitokondria.

2.33

METABOLISME LIPID

Fungsi lipid Ada beberapa fungsi lipid di antaranya: 1. Sebagai penyusun struktur membran sel Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material. 2. Sebagai cadangan energi Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa 3. Sebagai hormon dan vitamin Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis

Jenis-jenis lipid Terdapat beberapa jenis lipid yaitu: 1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh 2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida 3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid 4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

Asam lemak Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah: CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu: 1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap

130

2. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid) Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap

Gliserida netral (lemak netral) Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid. Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah: 1. Lemak Umumnya diperoleh dari hewan Berwujud padat pada suhu ruang Tersusun dari asam lemak jenuh

2. Minyak Umumnya diperoleh dari tumbuhan Berwujud cair pada suhu ruang Tersusun dari asam lemak tak jenuh

Fosfogliserida (fosfolipid) Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu rantai asam lemak. Penggunaan fosfogliserida adalah: 1. Sebagai komponen penyusun membran sel 2. Sebagi agen emulsi

131

Lipid kompleks Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid. Lipoprotein Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis lipid, yaitu: 1. Kilomikron Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal 2. VLDL (very low - density lypoproteins) VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak 3. LDL (low - density lypoproteins) LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer 4. HDL (high - density lypoproteins) HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.

Lipid non gliserida Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.

Sfingolipid Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.

Kolesterol Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon.

132

Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.

Steroid Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron. Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan sebagainya.

Malam/lilin (waxes) Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang.

Metabolisme lipid Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asamasam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.

133

Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh

albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan

134

keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

Metabolisme gliserol Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.

Oksidasi asam lemak (oksidasi beta) Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asilKoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase). Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+CH2-CH(OH)-CH2-COO-. Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut: Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.

135

Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.

Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin

palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon asam lemak dioksidasi menjadi keton. Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P) Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan sebagai berikut: 1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P) 2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA 3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P) 4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom C. Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.

136

Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

Penghitungan energi hasil metabolisme lipid Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah. Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Krebs yang masingmasing akan menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Krebs) = 78 ATP. Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan ketogenesis. Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan

steroidogenesis).

Sintesis asam lemak Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).

137

Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis. Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut. Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah: Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL. Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan. Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa. Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh. Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

2.34

DASAR IMUNOLOGI DAN SISTEM IMUN TUBUH Yang dimaksudkan dengan sistem imun ialah semua mekanisme

1. Sistem Imunitas Tubuh

yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup maupun yang mati asal hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit, berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain-lain iritan, ditemukan dalam lingkungan hidup sehingga setiap saat bahan-bahan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan.

138

Selain itu, sel tubuh yang menjadi tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diingini dan perlu disingkirkan. Kemampuan tubuh untuk menyingkirkan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan bahan asing tersebut dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh tubuh, misalnya di dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk dalam sumsum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh melalui darah, sistem limfatik, serta organ limfoid yang terdiri dari timus dan sumsum tulang (organ limfoid primer ), dan limpa, kelenjar limfe dan mukosa ( organ limfoid sekunder ), dan dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsi masing-masing.

2. Pembagian Sistem Imun Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik yang mempunyai kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, sistem imun ini semuanya terdiri dari leukosit ( sel darah putih ). Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan berfungsi sejak lahir dan merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam bermacam-macam sel

menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Sel-selnya terdiri dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator. Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya atau dengan kata lain sistem ini dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B.

139

Sistem imun spesifik terdiri dari

sel limfosit , merupakan kunci

pengontrol sistem imun. Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Terdapat 2 macam yaitu: sistem imun spesifik humoral ( sel B ), menghasilkan antibodi yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler virus dan bakteri, sedangkan sistem imun spesifik seluler ( sel T ) untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan.

3. Lintas Arus Sel Limfosit Sel limfosit berdiferensiasi dan menjadi matang di organ limfoid primer untuk kemudian masuk dalam sirkulasi darah. Sel B diproduksi dan menjadi matang dalam sumsum tulang sebelum masuk dalam darah dan organ limfoid sekunder. Prekusor sel T meninggalkan sumsum tulang, menjadi matang dalam timus sebelum bermigrasi ke organ limfoid sekunder. Limfosit yang sudah ada dalam organ limfoid sekunder tidak tinggal di sana, tetapi bergerak dari organ limfoid yang satu ke organ limfoid yang lain, saluran dalam sistem limfatik dan darah ( GAMBAR ). Dari sirkulasi limfosit memasuki organ limfoid sekunder atau rongga-rongga organ dan kelenjar limfe. Resirkulasi tersebut terjadi terus menerus. Keuntungan dari resirkulasi limfosit tersebut ialah bahwa sewaktu terjadi infeksi alamiah, akan banyak limfosit berpapasan dengan antigen asal mikroorganisme. Keuntungan lain dari resirkulasi limfosit ialah bahwa bila ada organ limfoid misalnya limpa yang defisit limfosit karena infeksi, radiasi atau trauma, limfosit dari jaringan limfoid lainnya melalui sirkulasi akan dapat dikerahkan ke dalam organ limfoid tersebut dengan mudah. Hanya iradiasi yang mengenai seluruh tubuh akan dapat menghentikan pertumbuhan sel sistem imun seluruhnya. Pada keadaan normal ada lintas arus limfosit aktif terus menerus melalui kelenjar limfe, tetapi bila ada antigen masuk, arus limfosit dalam kelenjar limfe akan berhenti sementara. Sel yang spesifik terhadap antigen ditahan dalam kelenjar limfe untuk menghadapi antigen tersebut dan hal ini akan menimbulkan kelenjar bengkak yang sering terjadi pada infeksi.

140

4.

Sitokin atau Interleukin Pada reaksi imunologik banyak substansi yang bekerja serupa hormon yang dilepaskan oleh sel leukosit, yang berfungsi sebagai sinyal interseluler yang mengatur respon imunologi lokal maupun sistemik terhadap rangsangan dari luar. Substansi tersebut secara umum dikenal dengan nama sitokin, yang kemudian pada tahun 1979 nama yang disepakati adalah interleukin ( IL ) yang berarti adanya komunikasi antar sel leukosit. Sitokin yang diproduksi dan bekerja sebagai mediator pada imunitas nonspesifik misalnya IFN ( interferon ), TNF ( Tumor Necrotic Faktor ) dan IL-1 sedang yang lainnya terutama berperanan pada imunitas spesifik. Pada yang akhir sitokin bekerja sebagai pengotrol aktivasi, proliferasi dan diferensiasi sel. Produksi sel sistem imun dikontrol oleh sitokin yang juga mengatur hematopoiesis yang secara kolektif disebut Colony Stimulating Factor ( CSF ). Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara dalam komunikasi interseluler yang sangat poten. Dewasa ini lebih dari 100 jenis sitokin yang sudah diketahui.

PERKEMBANGAN IMUNOLOGI 1. Konsep baru sistem imun Pandangan sekarang: sistem imun tidak hanya berfungsi sebagai pertahanan tubuh tetapi sistem imun juga sebagai organ sensor seperti susunan saraf pusat ,yang bekerja sama dengan sistem neuroendokrin untuk mempertahankan homeostasis. Sebelum menjadi konsep baru teori ini

dinyatakan dalam bentuk hipotesis oleh Husband (1995 ). Hal ini disebabkan adanya fakta-fakta yang menunjang /mendukung hipotesis tersebut yaitu, bahwa sekitar 100 tahun yang lalu ilmuwan fisiologi dari Perancis yaitu Claude Bernard mengobservasi tentang La fixite du milieu interieur est la condition de la vie libre. Selanjutnya oleh ilmuwan fisiologi dari Amerika yaitu Walter B Cannon ( 1939 ), diterjemahkan sebagai homeostasis yang kemudian didefinisikan sebagai suatu proses fisiologi di dalam tubuh yang diperantarai oleh sistem saraf pusat untuk mengontrol pergerakan dan komposisi cairan, pertumbuhan dan perbaikan

141

jaringan, pemanfaatan energi dan menjaga agar suhu tubuh tetap konstan, yang kemudian sering disebut sebagai aktivitas untuk bertahan atau cybernetics. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut di atas maka ditetapkan 3 kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: 1.Harus ada regulasi antara sistem imun dan sistem saraf pusat, karena sistem saraf pusat ini merupakan mediator pada proses homeostasis. 2. Interaksi antara ke 2 sistem tersebut harus berlangsung 2 arah. 3. Regulasi dari sistem imun juga harus berpengaruh pada proses fisiologi lainnya

2.Regulasi sistem imun dan sistem neuroendokrin Ada bukti-bukti yang menunjukkan Susunan Saraf Pusat berpengaruh atas fungsi sistem imun baik langsung atau tidak langsung melalui sistem endokrin atau hormon, yaitu: Inervasi jaringan limfoid: Timus, limpa dan kelenjar limfe menerima inervasi simpatetik non adrenergik yaitu mengontrol aliran darah melalui jaringan limfoid, jadi pasti akan mempengaruhi arus lintas limfosit (sistem imun spesifik). Pituitrin/aksis Adrenal: Stres dapat mempengaruhi penglepasan hormon adrenokortikotropik ( ACTH ) dari pituitrin. Hal ini akan melepas glukokortikoid yang bekerja imunosupresif. Juga limfosit memproduksi steroid sebagai respon terhadap corticotrophin-releasing factor, dan medula adrenal melepas katekolamin yang dapat mengubah gambaran migrasi leukosit dan respon limfosit. Endokrin dan regulasi neuropeptida: limfosit memiliki reseptor terhadap banyak hormon seperti insulin, tiroksin, growth hormon dan somastostatin. Hormon-hormon tersebut dilepas selama stres, memodulasi fungsi sel T dan B yang kompleks yang tergantung dari kadar mediator.

3. Interaksi antara sistem imun dan neuroendokrin harus berlangsung 2 arah. Hormon dan neurotransmiter merupakan messenger molekul dari sistem neuroendokrin ke sistem imun apabila ada perubahan dari lingkungan misalnya stres, sebaliknya sitokin berfungsi serupa pada sistem imun terhadap sistem neuroendokrin apabila ada infeksi mikroorganisme ( antigen ), buktinya:

142

Tikus C57/BL adalah jenis yang resisten terhadap infeksi parasit protozoa Leishmania major, untuk itu diperlukan sistem imun spesifik seluler berupa dikeluarkanya substansi sitokin berupa IL-2 (Interleukin 2 ) dan IFNsit T. Dan ternyata tikus ini adalah jenis yang menunjukkan respon yang rendah terhadap hormon kortikosteroid. Sebaliknya tikus BALB/c sangat peka terhadap infeksi parasit ini karena ternyata jenis tikus ini menunjukkan respon yang tinggi terhadap hormon kortikosteroid. Padahal hormon ini justru menyebabkan tertekannya sistem imun seluler, sehingga tidak terbentuk substansi sitokin ( IL-2 dan IFN-

4. Pengaruh terhadap proses fisiologi lainnya akibat aktivasi sistem imun Adanya respon akut yang ditunjukkan berupa kerusakan jaringan setelah terjadinya infeksi sebetulnya merupakan manifestasi dari tubuh dalam rangka mencapai homeostasis. Setelah infeksi maka sistem imun akan teraktivasi dan akan melepaskan substansi sitokin seperti IL-1, IL-6 dan Interferon.Ternyata sitokin-sitokin ini dengan sistem saraf pusat sebagai mediator, menghasilkan gejala klinis yang bersifat fisiologis. Misalnya IL-1 dan IL-6 menyebabkan demam dan tidak ada nafsu makan, bahkan IL-6 menyebabkan kelumpuhan dan depresi, begitu juga dengan interferon dapat menyebabkan demam. anoreksia dan vomiting. Semua jenis respon tersebut di atas sering disebut sickness behaviour, dan sesungguhnya karena gejala-gejala seperti inilah yang

menyebabkan imunoterapi menggunakan sitokin sering dihindari. Dari penjelasan diatas yang didukung oleh data empiris ,maka hipotesis itu diterima sebagai konsep baru dari sistem imun. Tetapi dalam hal ini konsep yang lama tentang sistem imun tidak ditinggalkan, karena pada dasarnya konsep baru tersebut hanya sebagai pengembangan konsep lama. Kemudian sesuai dengan ciriciri spesifik dari pengetahuan maka dari hasil penelitian tersebut manusia berusaha untuk memanfaatkannya, atau sering dikatakan bahwa dengan ilmu manusia mencoba memanipulasi dan menguasai alam, yaitu dengan cara

memanipulasi sistem imun dengan pemberian hormon atau sitokin untuk pengobatan atau imunoterapi.

143

Dengan teknik rekombinan DNA, sitokin dapat diproduksi dalam jumlah besar. Sesuai dengan peranan biologiknya, maka sitokin dapat digunakan sebagai sebagai pengganti komponen sistem imun yang defisien atau untuk mengerahkan sel-sel yang diperlukan dalam menanggulangi defisiensi imun, merangsang sel sistem imun dalam respons terhadap tumor, infeksi virus atau bakteri yang berlebihan. Antisitokin telah digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun dan pada keadaan dengan sistem imun yang terlalu aktif. Terapi hormon juga banyak dilakukan pada manusia, tetapi untuk hewan hal ini sering memberikan efek samping tidak baik bagi manusia, terutama ternak yang dagingnya dikonsumsi manusia berupa residu hormon.

2.35

TRANSPER PANAS

TRANSPER PANAS a. Konduksi Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap benda mempunyai onduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin cepat ia mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain.

b.

Konveksi Pemindahan panas berdasarkan gerakan fluida disebut konveksi. Dalam hal

inifluidanya adalah udara di dalam ruangan.

c.

Radiasi Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang

elektromagnetik. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari

144

tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan-permukaan atau obyek-obye yang memancar, sehingga radiasi dapat terjadi di ruang hampa.

d.

Evaporasi Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas

hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.

Penerapan Hidrodinamika dalam pelayanan kebidanan a. Pengertian hidrodinamika Definisi : cabang ilmu fisika yang mempelajari zat yang mengalir. Meliputi : zat cair dan gas Tekanan Kecepatan aliran Lapisan-lapisan zat cair yang melakukan gesekan

Perbedaan Zat Cair dan Gas a. Zat Cair Molekul-molekul terikat secara longgar namun tetap berdekatan Tekanan yang terjadi oleh karena ada gaya gravitasi bumi yang bekerja terhadapnya Tekanan terjadi secara tegak lurus terhadap bidang.

b. Zat Gas Molekul bergerak bebas dan saling bertumbukan Tekanan gas bersumber pada perubahan momentum yang disebabkan tumbukan molekul gas pada dinding Tekanan terjadi tidsak tegak lurus terhadap bidang

c. Contoh-contoh alat yang digunakan dalam pelayanan kebidanan / kebidan yang

145

2.36

MIKROBIOLOGI

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. [1] Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup [2]. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies [2] Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia. Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. [1]Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) [1]. Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.[rujukan?]Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi [1]. Orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog.[rujukan?]Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik.[rujukan?] Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.[rujukan?] Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalamlaboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis.[rujukan?]Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme.[rujukan?] Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian

146

dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ.[rujukan?] Sementara itu, sebagian besar mikrooganisme dapat

menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.

Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal Inggris.[2] Dalam bukunya yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke mengilustrasikan struktur badan buah dari suatu jenis kapang[2] Ini adalah deskripsi pertama tentang mikroorganisme yang

dipublikasikan.[2]Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda. [2] Pada tahun 1684, van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam.[2] Mikroskop yang digunakan Leeuwenhoek kala itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam. [3] Alat itu dipegang dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus . Dengan alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang mengambang dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas. Beliau menemukan bakteri di tahun 1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water infusion).Van Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat surat pada Royal Society of London, yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 1684. Ilustrasi van Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya dikenal dengan nama "wee animalcules". Era Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek 1) Eubakteria sel prokariotik umumnya uniseluler (bersel tunggal memiliki dinding sel umumnya berupa peptidoglikan sel-selnya berbentuk bola, batang dan spiral ukuran sel berdiameter 0,5-1 mikron dan panjang 2-5 mikron reproduksi utama melalui pembelahan biner, selain itu dengan pertunasan, spora produktif dan fragmentasi organisme ini sangat luas penyebarannya di dalam dan di permukaan

147

bumi, atmosfer dan di lingkungan kita sehari-hari contoh organisme Escherechia coli, Lactobacillus bulgaricus 2) Virus Virus bukan termasuk sel (aseluler) tetapi dapat bersifat seperti makhluk hidup dapat melakukan reproduksi dengan memanfaatkan sel inang dengan ukuran yang sangat kecil, virus juga dipelajari dalam mikrobiologi struktur dan komposisi yang sederhana dibandingkan dengan sel prokariotik termasuk parasit obligat, yang memerlukan sel organisme lain untuk perkembangbiakannya ukuran 20-25 hingga 200-300 nm (untuk mengamati memerlukan mikroskop elektron) virus memiliki inang spesifik, yang hanya berkembang baik pada inang tertentu contoh organisme Tobacco mozaik virus, Human immunodefisiensi virus

2.37

VIROLOGI Virologi adalah studi tentang virus dan virus-seperti agen: struktur mereka,

klasifikasi dan evolusi, cara-cara mereka untuk menginfeksi dan memanfaatkan sel virus reproduksi, penyakit yang menimbulkan, teknik untuk mengisolasi dan budaya mereka, dan penggunaannya dalam penelitian dan terapi.Virologi sering dianggap bagian mikrobiologi atau patologi. Cabang utama dari virologi adalah klasifikasi virus. Virus dapat diklasifikasikan menurut sel inang mereka infect: virus binatang, tanaman virus, virus jamur dan bakteriofag (virus menginfeksi bakteri, yang meliputi virus yang paling kompleks). Klasifikasi lain menggunakan bentuk geometris mereka capsid (sering sebuah helix atau icosahedron) atau virus struktur (misalnya adanya atau tidak adanya amplop lipid). Virus dalam ukuran berkisar dari sekitar 30 nm untuk sekitar 450 nm, yang berarti bahwa sebagian besar dari mereka tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Bentuk dan struktur virus telah dipelajari oleh mikroskop elektron, spektroskopi NMR dan kristalografi sinar-X. Sistem klasifikasi paling bermanfaat dan paling banyak digunakan membedakan virus menurut jenis asam nukleat yang mereka gunakan sebagai bahan genetika dan metode replikasi virus yang mereka mempekerjakan untuk membujuk sel ke dalam memproduksi lebih banyak virus: Virus DNA (dibagi menjadi ganda-terdampar DNA virus dan virus DNA tunggal umum jauh lebih sedikit),

148

Virus RNA (dibagi menjadi virus RNA tunggal arti positif, negatif-sense tunggal RNA virus dan virus RNA ganda-terdampar umum jauh lebih sedikit), membalikkan transcribing virus (double-terdampar transkrip terbalik virus DNA dan tunggal transkrip terbalik virus RNA termasuk retrovirus). Selain virologists juga mempelajari '' subviral partikel, '' menular entitas yang lebih kecil daripada virus: viroid (telanjang melingkar RNA molekul menginfeksi tanaman), satelit (asam nukleat molekul dengan atau tanpa capsid yang memerlukan virus penolong untuk infeksi dan reproduksi), dan prion (protein yang dapat ada di konformasi patologis yang menginduksi molekul prion lainnya untuk mengasumsikan konformasi yang sama).

Laporan terbaru oleh Komite Internasional taksonomi virus (2005) daftar 5450 virus, diselenggarakan di lebih dari 2.000 spesies, 287 genera, 73 keluarga dan 3 perintah.

Takson di virologi tidak selalu monofiletik. Pada kenyataannya, hubungan evolusi dari berbagai kelompok virus tetap tidak jelas, dan tiga hipotesis mengenai asalusul mereka ada: Virus ini muncul dari materi non-hidup, secara terpisah dari dan secara paralel untuk bentuk-bentuk kehidupan lain, mungkin dalam bentuk selfreproducing RNA ribozymes mirip dengan viroid. Virus yang muncul dari sebelumnya, lebih kompeten selular bentuk kehidupan yang menjadi parasit untuk sel inang dan kemudian kehilangan banyak fungsi mereka; contoh seperti prokariota parasit kecil adalah mikoplasma dan Nanoarchaea. Virus muncul sebagai bagian dari genom sel, kemungkinan transposon plasmid, yang memperoleh kemampuan untuk "break gratis" dari host sel dan menginfeksi sel lainnya. Hal ini tentu mungkin bahwa berbagai alternatif yang berlaku untuk kelompok-kelompok virus yang berbeda. Minat khusus di sini adalah mimivirus, virus raksasa yang menginfeksi rhizaria dan membawa banyak mesin molekuler yang secara tradisional terkait

149

dengan bakteri. Adalah versi sederhana dari prokariota parasit, atau apakah itu berasal sebagai virus sederhana yang diperoleh gen dari inangnya? Evolusi virus, yang sering terjadi dalam konser dengan evolusi inang, belajar di bidang evolusi virus. Sementara virus mereproduksi dan berkembang, mereka tidak terlibat dalam metabolisme dan tergantung pada sel inang untuk reproduksi. Pertanyaan yang sering diperdebatkan apakah mereka hidup atau tidak adalah beberapa definisi yang tidak mempengaruhi realitas biologis virus.

150

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kaitan Biologi Reproduksi Dengan Ilmu Kebidanan Sesuatu dikatakan suatu ilmu manakala memiliki krakteristik dan spesifikasi baik obyek forma maupun obyek materia. Obyek forma berkaitan dengan cara pandang yang terfokus pada obyek penelaahan dalam batas dan ruang lingkup tertentu, sedangkan obyek materia adalah substansi dari obyek penelaahan dalam lingkup tertentu. Obyek forma maupun obyek materia pada ilmu Biologi jelas dan telah tergambar pada penjelasan sub bab di atas. Body of knowledge dan Body of theorydari ilmu Biologi sangat jelas, bagaimana dengan ilmu kebidanan dan dimana letak keterkaitannya, sehingga mahasiswa kebidanan perlu mempelajari Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan ? Obyek forma dari disiplin ilmu kebidanan adalah mempertahankan status kesehatan reproduksi termasuk kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa tuanya. Obyek materia disiplin keilmuan kebidanan adalah janin, bayi baru lahir, balita, siklus wanita secara utuh yang terfokus pada kesehatan reproduksi. Body of Midwifery Knowledge disusun meliputi ilmu dasar, ilmu sosial, ilmu terapan dan ilmu kebidanan. Keterkaitan dengan ilmu biologi terletak pada ilmu dasar sebagai obyek materia dari ilmu kebidanan yang meliputi; ilmu anatomi, fisiologi, mikrobiologi dan parasitologi, psikologi, fisika dan biokimia. Materi mata kuliah biologi dasar dan biologi perkembangan meliputi disiplin ilmu anatomi, fisiologi, mikrobiologi, fisika dan biokimia. Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada pefrempuan, keluarga dan komunitasnya. Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.

151

Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang dilakukan leh bidan yang bersifat mandiri, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari oleh etika dan kode etik bidan. Bidan perlu mengetahui peraturan dan pedoman yang

mendefinisikan peran, menggambarkan lingkup praktik, dan menentukan standar kompetensi mereka. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).

3.2 Hubungan Tumbuh Kembang Fetus Dengan Ilmu Kebidanan 1. PROSES PEMBENTUKAN EMBRIOGENESIS Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. a. Trimester 1 Dari Zigot menjadi Embrio Zigot adalah sebuah kumpulan sel yang terbagi hingga mencapai 100 sel, yang kemudian disebut dengan blastocyst, yaitu bagian dalam dari sel yang mana akan membentuk embrio. Sementara bagian luar dari sel akan membentuk plasenta yang kemudian memberikan nutrisi dan kehidupan bagi janin. Tiga minggu sebelum terjadinya kehamilan, blastocyst akan melekat pada dinding rahim ibu, dan kemudian melepaskan hCG. Hal ini akan terjadi hanya beberapa hari setelah pembuahan. Dokter kandungan biasanya akan mulai menghitung masa 40 minggu kehamilan, dari tanggal hari pertama haid ibu yang terakhir (walaupun biasanya pembuahan sering terjadi 2 minggu setelahnya, yaitu masa subur ibu). Pada usia 5 minggu, otak, sumsum tulang belakang, jantung dan beberapa organ lainnya mulai terbentuk. Saat ini embrio dibentuk dari 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Setiap jaringan dan organ janin akan dibentuk dari 3 lapisan ini. Ectoderm akan membentuk sistem saraf dan tulang 152

belakang, mesoderm akan membentuk jantung dan sistem peredaran darah, dan endoderm akan membentuk paru - paru, sistem pencernaan, kelenjar tiroid, hati, dan pankreas. Sementara itu, plasenta dan tali pusar mulai terbentuk, dimana tali pusar akan berfungsi untuk mengirimkan nutrisi dan makanan untuk embrio yang masih berkembang. Walaupun saat ini embrio masih seukuran biji beras, ibu hamil akan mulai merasakan tanda-tanda awal kehamilan seperti mual muntah di pagi hari, sering buang air kecil, mengantuk, dan keinginan untuk suatu jenis makanan. Payudara mulai terasa membesar, dan lebih lembek. Beberapa ibu bahkan mulai bertambah berat badannya. Tetapi pada umumnya, karena mual muntah, berat badan akan menurun. Pada masa inilah biasanya ibu mulai berkunjung ke dokter kandungan, dan pada minggu kelima ini, USG sudah dapat menangkap detak jantung janin. Ibu harus extra hati - hati pada trimester pertama ini, karena saat inilah organ organ utama janin mulai dibentuk. Sebaiknya ibu menghindari minum alkohol, obat - obatan tanpa pengawasan dokter, kafein, dan rokok. Ibu juga dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, berolahraga ringan secara teratur dan mengkonsumsi vitamin untuk memperkuat janin yang biasanya berupa asam folat. Dari embrio menjadi janin Pada minggu - minggu terakhir trimester 1, embrio mulai memiliki bentuk seperti struktur wajah dan tunas yang kemudian membentuk tangan dan kaki. Pada minggu ke 8, embrio kemudian menjadi janin. Organ - organ tubuh seperti ginjal, hati, paru - paru dan otak mulai berfungsi. Jari - jari mulai berbentuk demikian juga alat kelamin (yang belum dapat terlihat karena belum berbentuk penis ataupun vagina). Pada beberapa ibu, bajunya sudah terasa lebih ketat walaupun belum harus memakai baju hamil. b. Trimester 2 Bagi banyak wanita, pada trimester 2 inilah banyak terjadi perubahan dalam dirinya. Mual - muntah di pagi hari mulai hilang, rasa malas dan lemas tidak lagi dirasakan. Kesimpulannya, banyak yang merasakan dirinya kembali sehat pada trimester 2 ini. Napsu makan mulai kembali, bahkan mungkin menjadi 153

lebih banyak dari sebelumnya. Namun ada banyak juga wanita hamil yang pada trimester 2 ini mulai sering merasakan nyeri lambung (sakit mag). Walaupun saat ini ukuran janin hanya beberapa centimeter (masih sangat kecil), namun perut ibu mulai bertambah besar. Kelenjar susu pada payudara ibu mulai bekerja untuk produksi susu. Pada trimester inilah, payudara ibu mulai memproduksi cairan kekuningan yang kaya nutrisi untuk bayi, yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum akan menjadi makanan pertama begitu bayi lahir hingga beberapa hari setelahnya. Sekarang janin sudah mulai bergerak dan menendang, namun ibu belum dapat merasakannya. Ukuran kepala janin yang semula jauh lebih besar dari tubuhnya, sekarang mulai mengecil dan menjadi lebih proporsional. Saat ini janin memiliki rambut tipis dan halus, tumbuh di seluruh tubuhnya yang disebut dengan lanugo. Ginjal janin dan saluran kemih mulai memproduksi air kemih yang kemudian dikeluarkan ke air ketuban. Sel - sel darah merah pun mulai diproduksi. Minggu ke-15, ukuran janin kurang lebih 10 - 13cm dengan berat sekitar 200 gram. Walaupun kelopak matanya masih menutup, namun ia mulai sensitif terhadap sinar yang dapat tertangkap oleh matanya. Terkadang, dokter kandungan sudah dapat melihat jenis kelamin janin melalui USG saat ibu melakukan kunjungan di minggu ke 15 atau 16 ini. Antara minggu ke 16 dan 20, janin mulai dapat mendengar suara dari luar rahim ibunya, bahkan dapat mengenali suara ibunya sendiri. Wajahnya pun sudah dapat melakukan bermacam - macam ekspresi seperti meringis, merengut, tersenyum, dan lain - lain. Kepalanya mulai tumbuh rambut, tengkorak-nya pun mulai mengeras, dan jutaan syaraf kecil pada otaknya mulai memerintahkan otot untuk bergerak. Organ reproduksi-nya mulai terlihat jelas. Di akhir minggu ke 19 atau 20, ibu mulai dapat merasakan tendangan kecil pada dinding rahim. Beberapa wanita hamil terlihat lebih cerah dan bersinar. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ke wajah ibu. Banyak pula ibu hamil yang pada perut bagian bawahnya timbul garis - garis hitam. Garis garis hitam ini timbul karena adanya peningkatan pada pigmen kulit atau

154

melanin, yang biasanya akan hilang setelah melahirkan. Pada beberapa wanita juga akan timbul stretchmark yang biasanya juga akan hilang setelah melahirkan. Pada minggu ke-20, panjang janin sekitar 15 - 17cm, dengan berat hampir 1kg. Sistem pencernaannya mulai berfungsi lebih banyak dan memproduksi mekonium. Tubuhnya diselimuti dengan semacam cairan kental berwarna putih yang disebut vernix caseosa, dimana cairan ini berguna untuk melindungi kulitnya dari air ketuban di dalam rahim ibu. Untuk melatih sistem pencernaan dan paru - parunya, janin mulai dapat menelan dan menghirup air ketuban. Paru - parunya akan memproduksi suatu zat yang disebut surfactant, dimana zat ini akan membuat kantung udara dalam paru - parunya mengembang begitu ia dilahirkan ke dunia. Saat ini, kemungkinan besar wajah ibu hamil akan timbul jerawat, karena kulitnya memproduksi minyak lebih banyak. Pada beberapa kasus juga timbul varises pada kaki ibu. Perubahan lain yang dialami ibu hamil saat ini adalah payudara yang semakin membesar, perubahan warna kulit, sakit mag, dan kesulitan buang air besar. Minggu 27 adalah minggu terakhir dari trimester kedua. Saat ini, janin telah tumbuh hingga 35cm dengan berat sekitar 1kg. Tubuhnya sudah terlihat seperti bayi yang baru lahir. Jika terpaksa dilahirkan pada masa ini, ia sudah mempunyai kemungkinan untuk hidup walaupun akan menghadapi banyak masalah bersangkutan dengan kesehatannya. c. Trimester 3 Dalam masa 12 minggu ke depan, perkembangan janin di dalam rahim akan mencapai kesempurnaan, dan bersiap - siap untuk menjalani proses kelahiran. Panjang badannya kurang lebih 40 cm dengan berat badan sekitar 1,5 kg. Tubuhnya mulai berisi karena terbentuknya lemak di bawah kulitnya. Lemak yang terbentuk ini akan membantu janin dalam mengatur suhu tubuhnya begitu ia dilahirkan. Otaknya sekarang lebih besar dan lebih terstruktur,

155

demikian juga tengkorak kepalanya yang mulai menyesuaikan dengan pertumbuhan otak. Seiring dengan pertumbuhan janin, perut ibu mulai semakin membesar dan berbagai rasa tidak nyaman akan muncul. Mungkin ibu hamil akan merasa kesulitan untuk tidur (insomnia). Adanya tekanan pada diafragma ibu membuatnya sering sesak napas. Ini juga akibat dari perut yang membesar dan menekan organ - organ pencernaan ke atas dan tentu saja membuat ibu menjadi semakin tidak nyaman. Ibu juga akan merasakan pegal pada punggung dan kakinya, juga keinginan untuk buang air kecil yang semakin sering karena pertumbuhan janin yang semakin besar kini semakin menekan kandung kemih. Kebanyakan, pada trimester 3, otot - otot pada dinding rahim ibu hamil mulai melakukan latihan kontraksi yang disebut kontraksi palsu atau kontraksi braxton hicks. Terkadang kontraksi ini dirasa sangat kencang sehingga ibu mengira sudah mengalami proses persalinan. Kontraksi palsu ini hanya berlangsung sesekali dan tidak memiliki interval yang sama. Jika posisi ibu dirubah, kontraksi palsu kadang akan hilang dengan sendirinya. Berhati hatilah akan adanya kelahiran prematur jika pada trimester 3, terjadi kontraksi yang dianggap palsu, namun terjadi secara teratur dan semakin kencang. Pada minggu ke 32, janin sudah dapat menggerakkan bola matanya dan dapat membedakan gelap dan terang. Saat ini, penambahan berat badan bayi berlangsung lebih cepat yaitu sekitar 200 hingga 250 gram per minggu. Sekarang ukuran janin sudah mencapai kurang lebih 45 cm. Rambutnya sudah mulai melebat, dan ia juga sudah memiliki kuku pada jari - jari tangan dan kakinya. Rahim ibu mulai terasa sesak baginya, sehingga gerakan janin tidak leluasa seperti sebelumnya. Tendangan - tendangannya mulai terasa lebih kencang daripada sebelumnya, dan terkadang membuat perut ibu berubah bentuk karena posisi janin yang berubah - ubah dan terus bergerak. Pada minggu ke 35, panjang janin mencapai antara 47 - 50cm dengan berat kurang lebih 2,5 hingga 3 kg. Rambut halus di sekujur tubuhnya perlahan lahan mulai rontok. Cairan kental berwarna putih yang melindungi tubuhnya

156

dari air ketuban juga mulai menghilang. Seluruh organ tubuh janin semakin mendekati sempurna. Biasanya pada bulan terakhir di trimester 3, dokter kandungan meminta ibu untuk datang tiap seminggu sekali sampai saatnya melahirkan. Normalnya, pada minggu ke 35 kepala janin sudah berada di bawah, dan semakin mendekati jadwal kelahirannya, kepala janin akan menempati posisi engaged pada jalan lahir (terkunci pada jalan lahir). Karena posisi terkunci ini lah, kadang ibu merasakan sakit pada selangkangan dan pangkal paha jika sedang berjalan. Ibu hamil pun mungkin sudah dapat lebih lega dalam bernapas, tidak sesak seperti sebelumnya karena posisi janin sudah turun ke jalan lahir. Walaupun jadwal kelahiran biasanya ditetapkan pada 40 minggu, namun mulai minggu ke 37 sebenarnya janin sudah sempurna dan dapat dilahirkan dengan sehat. Panjangnya mungkin sudah mencapai 50 cm atau lebih dengan berat normal sekitar 2,8 hingga 3,3 kg. Minggu ke 40 adalah masa yang sesuai dengan perhitungan tanggal kelahiran (due-date). Namun sedikit sekali ibu yang melahirkan tepat dan sesuai dengan tanggal perkiraan kelahiran. Kebanyakan melahirkan beberapa hari lebih cepat atau lebih lambat. Namun jika hingga minggu ke 42 ibu belum juga melahirkan, biasanya dokter kadungan akan menggunakan metode induksi untuk memancing kontraksi agar janin dilahirkan. Hal ini karena takut terjadi keracunan air ketuban bagi janin yang sudah melewati jadwal perkiraan lahir.

2. AIR KETUBAN Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban. Banyaknya kadang-kadang sangat berbeda-beda, yaitu:

menjadi 240 cc Kalau banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan polyhydramnion atau hydramnion. Kalau terlalu sedikit kurang dari 500 cc, disebut olighydramnion. Air ketuban reaksinya alkalis, B.D-nya 1.007 - 1.025, baunya anyir.

157

Air ketuban untuk bagian besar terdiri air, tapi mengandung juga sedikit ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzym - enzym. Juga terdapat bintik bintik lemak yang berasal dari kulit badan anak (vernix easeosa) rambut yang halus yang berasal juga dari anak (lanugo) dan sel - sel yang berasal dari kulit anak maupun dari amnion. Air ketuban tak bisa dipisahkan dari kehidupan janin. Ditinjau dari fungsinya, cairan ini sangat penting untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu; menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi. Air ketuban yang volumenya cukup; tidak berwarna keruh, berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen untuk si janin. Namun sebaliknya, kelebihan atau kekurangan cairan ketuban akan mengganggu fungsi yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu ataupun janin.

Kondisi normal Seiring pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin mempengaruhi komposisi cairan ketuban. Jumlah air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu kehamilan. Jumlah itu pun akan bertambah atau berkurang sesuai perkembangan kehamilan. Saat usia kehamilan 25 - 26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi + 984 ml pada usia kehamilan 33 - 34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.

a. Faal 1. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan 2. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin 3. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara

158

4. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistim pencernaan janin, sistim otot dan tulang rangka, serta sistim pernapasan janin agar berkembang dengan baik 5. Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin 6. Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi 7. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka 8. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir 9. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom 10. Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu 11. Membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi 12. Mencegah perlekatan janin dengan amnion 13. Mungkin untuk menambah suplay cairan janin,dg cara ditelan atau diminum, yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin 14. Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira - kira 350 - 500 cc. b. Ciri Ciri Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira - kira 1000 1500 cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel - sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam dan organik. Kadar protein kira kira 2,6 % g per liter, terutama albumin.

159

Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah paru paru janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa permukaan paru paru (alveolus) diliputi oleh zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru - paru untuk bernafas dan berkembang. Cara penilaianya adalah dengan jalan menghitung rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau janin letak sungsang,maka akan kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan, karena telah bercaampur dg mekonium.

Cara mengenali air ketuban 2) Dengan lakmus 3) Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa bercampur mekoneum 4) Mikroskopis: lanugo dan rambut 5) Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih.

3.3 Kaitan Dasar Imunologi Dengan System Imun Pada Tubuh Balita

Air Susu Ibu dan Kekebalan Tubuh Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi perlindungan kepada bayi melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Berbagai telaah ilmiah telah dilakukan oleh para ahli terhadap komposisi ASI dan pengaruhnya terhadap kesehatan bayi. Pesan yang dapat disampaikan adalah ASI mengandung nutrisi esensial yang cukup untuk bayi walaupun ibu dalam kondisi kurang gizi sekalipun dan mampu mengatasi infeksi melalui komponen sel fagosit (pemusnah) dan imunoglobulin (antibodi). Komponen ASI lain yang juga mempunyai efek perlindungan, antara lain sitokin, laktoferin, lisozim dan musin. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang komponen-komponen tersebut.

160

Sistem kekebalan tubuh manusia Setiap makhluk yang lahir dibekali sistem kekebalan tubuh oleh Sang Pencipta baik makhluk yang sangat sederhana yaitu binatang bersel satu seperti amuba maupun makhluk yang paling sempurna seperti manusia. Tingkat kekebalan tubuh yang dimiliki juga bervariasi. Secara garis besar sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2 jenis yaitu :

Kekebalan tubuh tidak spesifik Kekebalan tubuh tidak spesifik adalah sistem kekebalan tubuh yang ditujukan untuk menangkal masuknya berbagai zat asing dari luar tubuh yang dapat menimbulkan kerusakan/penyakit, seperti bakteri, virus, parasit atau zat berbahaya lainnya. Yang termasuk sistem kekebalan atau pertahanan tubuh tidak spesifik ialah 1. Pertahanan fisik : kulit, selaput lendir 2. Kimiawi : enzim, keasaman lambung 3. Mekanik : gerakan usus, rambut getar selaput lendir 4. Fagositosis : pemusnahan kuman/zat asing oleh sel darah putih 5. Zat komplemen yang berfungsi pada berbagai proses pemusnahan kuman/zat asing. Kerusakan pada sistem pertahanan ini akan memudahkan masuknya kuman/zat asing ke dalam tubuh, misalnya kulit yang luka, gangguan keasaman lambung, gangguan gerakan usus atau gangguan proses pemusnahan kuman/zat asing oleh leukosi (sel darah putih). Kekebalan tubuh spesifik Apabila kuman/zat asing yang masuk tidak dapat ditangkal oleh sistem kekebalan tubuh tidak spesifik, maka diperlukan sistem kekebalan dengan tingkat yang lebih tinggi atau sistem kekebalan spesifik . Ada 2 jenis kekebalan spesifik, yaitu (1) kekebalan selular (sel limfosit T) dan (2) kekebalan humoral (sel limfosit B yang memproduksi antibodi). Kekebalan ini hanya berperan pada kuman/zat asing yang

161

sudah dikenal, artinya jenis kuman/zat asing tersebut sudah pernah atau lebih dari satu kali masuk ke dalam tubuh manusia. Sistim kekebalan tubuh pada ASI Air susu ibu sering disebut sebagai darah putih karena mengandung sel-sel yang penting dalam pemusnahan (fagosit) kuman dan merupakan perlindungan pertama pada saluran cerna bayi. Para ahli menemukan makrofag dan limfosit di dalam ASI. Sama seperti sistim imun pada umumnya, ASI juga memiliki sistim pertahanan (sistem imun) tidak spesifik dan spesifik. Pertahanan tidak spesifik ASI Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama pada minggu-minggu pertama menyusui. Kolostrum dan ASI dini mengandung 1-3 juta sel darah putih (leukosit) per ml. Pada ASI matur, yaitu ASI setelah 2-3 bulan menyusui, jumlah sel ini menurun menjadi 1000 sel per ml yang terdiri dari monosit/makrofag (59-63%), sel neutrofil (18-23%), dan sel limfosit (7-13%) ASI juga mengandung faktor pelindung (protektif) yang larut dalam ASI seperti enzim lisozim, laktoferin (sebagai pengikat zat besi), sitokin (zat yang dihasilkan oleh sel kekebalan untuk mempengaruhi fungsi sel lain), dan protein yang dapat mengikat vitamin B12, faktor bifidus, enzim-enzim, dan antioksidan. Sel makrofag Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit (pemusnah bakteri) aktif sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada saluran cerna. Selain sifat pemusnah, sel makrofag juga memproduksi enzim lisozim, zat komplemen (komponen cairan tubuh yang berperan dalam perusakan bakteri), laktoferin, sitokin, serta enzim lainnya. Makrofag pada ASI dapat mencegah infeksi saluran cerna melalui enzim yang diproduksinya.

162

Sel neutrofil Neutrofil yang terdapat di dalam ASI mengandung sIgA yang dianggap sebagai alat transpor IgA dari ibu ke bayi. Peran neutrofil ASI lebih ditujukan pada pertahanan jaringan payudara ibu agar tidak terjadi infeksi pada permulaan laktasi. Lisozim Lisozim dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang terdapat pada selaput lendir saluran cerna. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua menyusui, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume yang sama.

Komplemen Komplemen adalah protein yang berfungsi sebagai penanda sehingga bakteri yang ditempel oleh komplemen dapat dengan mudah dikenal oleh sel pemusnah. Disamping itu, komplomen sendiri secara langsung dapat menghancurkan bakteri.

Sitokin Sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA kelenjar ASI. Sitokin yang berperan dalam sistim imun di dalam ASI adalah IL-l (interleukin-1) yang berfungsi mengaktifkan sel limfosit T. Sel makrofag juga menghasilkan TNF- dan interleukin 6 (IL-6) yang mengaktifkan sel limfosit B sehingga antibodi IgA meningkat.

Laktoferin Laktoferin bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Efek ini dicapai dengan mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian besar

163

bakteri patogen (misalnya Staphylococcus dan E. Coli). Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum. Peroksidase Peroksidase adalah enzim yang dapat menghancurkan kuman patogen. Berbeda dengan susu sapi, ASI tidak mengandung laktoperoksidase yang dapat

menyebabkan reaksi peradangan di dinding usus bayi, kalaupun ada kadarnya kecil.

Faktor protektif lain ASI juga mengandung protein yang dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat mengontrol pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran cerna. Makin banyak vitamin B12 yang diikat oleh protein mengakibatkan makin sedikit vitamin B12 yang digunakan oleh bakteri patogen.. Air susu ibu juga mengandung

glikoprotein (gabungan karbohidrat dan protein), glikolipid (karbohidrat dan lemak), dan oligosakarida yang berfungsi menyerupai bakteri pada permukaan mukosa saluran cerna bayi, sehingga dapat menghambat perlekatan bakteri patogen. pada mukosa saluran cerna. Gabungan makronutrien ini juga berfungsi mengikat racun kuman (toksin). Antioksidan dalam ASI, seperti tokoferol- dan karotin- merupakan faktor anti peradangan. Di dalam ASI juga terdapat faktor ketahanan terhadap infeksi stafilokokus (faktor antistafilokok) dan komponen yang menyerupai gangliosida yang dapat menghambat bakteri E. Coli.

Pertahanan spesifik ASI Mekanisme pertahanan spesifik oleh ASI diperantarai oleh limfosit T dan antibodi.

164

Limfosit T Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat dalam ASI. Sel limfosit T dapat menghancurkan kapsul bakteri E. Coli dan mentransfer kekebalan selular dari ibu ke bayi yang disusuinya. Imunoglobulin (antibodi) Imunoglobulin dihasilkan oleh Sel limfosit B. Sel limfosit B terutama

memproduksi sekretori IgA (sIgA) yang berfungsi melindungi IgA dari enzim penghancur protein (tripsin, pepsin) di saluran cerna bayi dan keasaman lambung. Imunoglobulin M (IgM) akan ditransfer pada awal kehidupan bayi sebagai perlindungan terhadap E.coli dan polio, bila ibu sudah pernah terpajan

sebelumnya. Imunoglobulin G IgG) dimiliki oleh bayi dari transfer melalui plasenta. Imunoglobulin D hanya sedikit sekali ditemukan dalam ASI, sedangkan IgE tidak ada. Kadar sIgA, IgG, dan IgM, tidak dipengarui oleh usia ibu, jumlah anak yang pernah dilahirkan, dan usia kehamilan. Imunoglobulin di dalam ASI tidak diserap oleh bayi tetapi berperan memperkuat sistim imun lokal saluran cerna. Limfosit B pada saluran cerna ibu diaktifkan oleh bakteri pada saluran cernanya, selanjutnya limfosit aktif ini bermigrasi ke kelenjar payudara menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi. Selain itu, beberapa kajian juga memperlihatkan kandungan antibodi terhadap jamur dan parasit pada ASI. Air susu ibu juga dilaporkan dapat meningkatkan jumlah sIgA pada saluran napas dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini dibuktikan dengan lebih rendahnya kejadian penyakit radang telinga tengah, pneumonia, penyebaran bakteri ke bagian tubuh lainnya, meningitis (radang selaput otak), dan infeksi saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu formula. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan dapat terlihat sampai tahun kedua. Demikian pula angka kematian bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibanding bayi yang mendapat susu formula.

165

IgA Sekretori (sIgA) Imunoglobulin A banyak ditemukan pada permukaan saluran cerna dan saluran napas. Dua molekul imunoglobulin A bergabung komponen sekretori membentuk IgA sekretori (sIgA). Fungsi utama sIgA adalah mencegah melekatnya kuman patogen pada dinding saluran cerna dan menghambat perkembangbiakan kuman di dalam saluran cerna. IgA sekretori di dalam ASI dilaporkan memiliki aktivitas antibodi terhadap virus (polio, Rotavirus, echo, coxsackie, influenza, Haemophilus influenzae, virus respiratori sinsisial/RSV), bakteri (Streptococcus pneumoniae; E. coli, klebsiela, shigela, salmonela, campylobacter), dan enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli serta Giardia lamblia. Begitu pula terhadap protein makanan seperti susu sapi dan kedelai (bergantung pada pajanan ibunya). Oleh karena itu, ASI dapat mengurangi angka kesakitan infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan bagian atas. Kolostrum Kolostrum mengandung sIgA dengan kadar sampai 5000 mg/dL yang cukup untuk melapisi permukaan saluran cerna bayi terhadap berbagai bakteri patogen dan virus. Begitu pula dengan antibodi lainnya, paling banyak terdapat dalam kolostrum. Selain itu, terdapat lebih dari 50 proses pendukung perkembangan imunitas termasuk faktor pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Perbedaan usia ibu mempunyai pengaruh terhadap kadar antibodi yang terkandung dalam kolostrum. Ibu yang masih remaja, kolostrumnya memiliki kadar IgA dan IgM sekretorik lebih banyak dibanding ibu yang usianya lebih tua. Adanya kadar antibodi yang masih tinggi terhadap virus polio dalam kolostrum perlu dipertimbangkan pada pemberian imunisasi polio per oral. Pada keadaan ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan sesudah pemberian vaksin polio per oral pertama, agar tidak terjadi netralisasi vaksin polio oleh sIgA kolostrum.

166

Hubungan ASI dengan kejadian alergi Mukosa saluran cerna bayi menunjukkan kemampuan serap yang tinggi terhadap molekul besar seperti protein utuh (misalnya protein susu sapi). Pada bayi yang memiliki risiko tinggi alergi, maka masuknya molekul besar ini menjadi proses pengenalan pertama dari alergen (molekul penyebab reaksi alergi). Paparan molekul yang sama selanjutnya akan menyebabkan timbulnya gejala penyakit alergi seperti gejala saluran cerna, eksema dan asma. Pada beberapa penelitian memperlihatkan pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan berhubungan dengan rendahnya kejadian penyakit alergi. Penelitian yang dilakukan di Australia pada 2187 anak selama 6 tahun menyimpulkan bahwa risiko terjadinya asma berkurang pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Penelitian lain menunjukkan adanya antibodi terhadap protein susu sapi pada bayi yang mengalami diare akut. Air susu ibu dan penularan infeksi Beberapa penyakit virus ibu dapat ditularkan kepada bayi melalui ASI. Walaupun virus dapat ditemukan dalam ASI, tetapi tidak selalu virus ini ditularkan ke bayi. Risiko tinggi penularan melalui ASI adalah infeksi akut saat lahir, yaitu saat antibodi untuk menetralisir virus masih sedikit terbentuk. Beberapa macam virus yang dapat ditemukan dalam ASI, yaitu : Cytomegalovirus (CMV) Virus sitomegalo (CMV) dapat ditemukan dalam ASI dan ditularkan ke bayi. Dari data yang ada, CMV yang ada di dalam ASI tidak menimbulkan efek yang membahayakan bayi. Antibodi terhadap CMV dapat dipindahkan ke janin melalui plasenta.

Virus rubella Virus rubella baik pada infeksi alamiah maupun pasca imunisasi pada ibu, dapat ditularkan ke bayi melalui ASI tetapi tidak menimbulkan efek yang 167

membahayakan.

Virus herpes simpleks Virus herpes simpleks dapat ditularkankan kepada bayi melalui ASI dan dapat menimbulkan penyakit, bahkan dapat mengenai seluruh tubuh. Hal ini terjadi terutama bila luka herpes pada permukaan payudara. Virus hepatitis B Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) dapat ditemukan pada ASI ibu pengidap hepatitis B. Tetapi belum ada bukti kongkrit yang membuktikan bahwa virus hepatitis B tersebut dapat ditularkan ke bayi melalui ASI. Dilaporkan, lebih kurang 40% ASI dari ibu HBsAg positif juga menunjukkan HBsAg positif. Walaupun demikian, penelitian tersebut tidak memperlihatkan perbedaan bermakna dari frekuensi penularan infeksi virus hepatitis B pada bayi yang mendapat ASI dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Penelitian menggunakan mikroskop elektron memperlihatkan hanya partikel HbsAg yang terkandung di dalam ASI ibu dengan HBsAg positif (tidak ada partikel Dane); hal ini menandakan bahwa ASI tidak menularkan penyakit hepatitis B.

Human immunodeficiency virus (HIV) Virus HIV dapat ditemukan dalam cairan ASI. Penularan makin tinggi bila stadium infeksi ibu makin berat. Kemungkinan penularan sekitar 10-15% bergantung lamanya pemberian ASI. Oleh karena itu pada pencegahan penularan HIV, salah satunya adalah dengan tidak memberikan ASI. Penyimpanan ASI dan kualitas kandungan sifat kekebalan Penyimpanan ASI yang diperah memiliki risiko menurunnya kadar kandungan kekebalan. Penyimpanan dmemakai bahan dari gelas merupakan pilihan ideal karena sifat gelas yang inert akan membuat komponen imunoglobulin dan komponen lain tidak akan menempel pada dinding wadah penyimpan. ASI dapat

168

disimpan tanpa perubahan di dalam lemari pendingin selama 72 jam. Pembekuan dapat mengurangi kemampuan aktivitas sel imun, sedangkan

perebusan/pemanasan dapat menurunkan efek IgA dan IgA sekretorik.

3.4 Jenis-Jenis Dan Manfaat Imunisasi Untuk Bayi Dan Balita Dalam Memberikan Asuhan Kebidanan Imunisasi bisa meningkatkan imunitas tubuh dan menciptakan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan sejumlah kecil mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan. Ada beberapa jenis imunisasi yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) kepada anak-anak: 1. Imunisasi Hepatitis B, berfungsi untuk melindungi hati. Jika anak terinfeksi virus hepatitis B, maka dalam jangka panjang ia memiliki risiko terserang penyakit liver ataupun kanker hati. Imunisasi ini harus diberikan kepada anak-anak sebanyak tiga kali. Pertama kali diberikan segera setelah si kecil lahir. Yang kedua kalinya saat ia berusia 1-2 bulan. Dan yang terakhir, saat berusia 6-18 bulan. 2. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC). Imunisasi ini berfungsi melindungi anak dari risiko terkena pneumonia, infeksi dalam darah, dan meningitis. Imunisasi PCV diberikan saat anak berusia di bawah dua atau lima tahun. 3. Imunisasi DTaP, yang fungsinya melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis. Difteri merupakan infeksi pada tenggorokan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Tetanus adalah penyakit yang menyebabkan kejang yang sangat hebat pada otot. Pertusis merupakan penyakit pernapasan yang berkembang menjadi batuk rejan. Imunisasi DTaP diberikan saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun. 4. Imunisasi Haemophilus Influenzae tipe B (HIB), yaitu imunisasi yang melindungi anak dari penyakit meningitis. Imunisasi diberikan melalui suntikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.

169

5. Imunisasi polio, bermanfaat untuk mencegah anak terinfeksi virus polio yang berakibat pada kelumpuhan permanen. Imunisasi polio biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun. 6. Imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella), yang berfungsi anak dari campak, gondok, dan rubella. Imunisasi MMR diberikan melalui dua kali suntikan, yaitu saat usia 12-15 bulan dan usia 4-6 tahun. 7. Imunisasi Varicella yang memiliki fungsi melindungi anak dari cacar air. Imunisasi varicella diberikan melalui suntikan saat usia 12-15 bulan. 8. Imunisasi terhadap virus Hepatitis A. Imunisasi ini dianjurkan untuk anak usia 12-23 bulan, dan diikuti dosis keduanya 6 bulan kemudian. 9. Imunisasi Rotavirus. Imunisasi ini berfungsi mencegah diare hingga dehidrasi pada anak terutama pada bayi. Imunisasi dianjurkan diberikan pada anak usia 2-4 bulan. Dengan memberikan imunisasi yang lengkap sesuai waktunya, berarti Bunda sudah memberikan perlindungan tambahan kepada buah hati tercinta. Dengan imunitas yang baik, si kecil akan dapat tumbuh dengan sehat dan tanpa hambatan, serta terhindar dari penyakit-penyakit berat. Jangan segan untuk

mengkonsultasikan hal ini dengan dokter anak atau bidan di lingkungan tempat tinggal kita. Dengan tubuh sehat dan kuat, anak-anak pasti bisa meraih masa depan yang lebih cerah.

170

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.

4.2 Saran 1. Bagi para wanita makalah ini dapat menjadi sumber wawasan tentang bagaimana cara kita merawat dan menjaga organ reproduksi. 2. Pelajar atau mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber dalam membuat suatu karya ilmiah atau penelitian 3. Makalah ini dapat menjadi jembatan dalam membuat atau menyusun makalah atau karya ilmiah yang berkaitan tentang organ reproduksi dan perkembangan fetus dalam Rahim.

171

Anda mungkin juga menyukai