Anda di halaman 1dari 2

Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Prasarana dan Sarana Sanitasi Permukiman

Oleh : Hairul Amin / 081011043

Pembahasan Soal 1 : Depo Sutorejo merupakan salah satu fasilitas pengolahan sampah organik hasil kerja sama antara Surabaya dengan Kitakyushu. Pengolahan yang dilakukan termasuk kedalam pengolahan secara biologis yaitu sampah organik yang berasal dari daerah-daerah layanan di Surabaya dilakukan pencacahan yang sebelumnya telah dilakukan pemilahan yang selanjutnya dapat dijadikan kompos atau pupuk. Dari segi sanitasi, keberadaan Depo Sutorejo akan sangat mendukung program Pemerintah seperti STBM dimana salah satu pilarnya menyatakan pengelolaan sampah berwawasan lingkungan. Seperti yang telah diketahui, sebagian besar komposisi sampah di Indonesia khususnya di Surabaya merupakan sampah organik. Akan tetapi, sampah-sampah tersebut oleh masyarakat atau pemerintah Surabaya langsung dilakukan pengangkutan ke tempat pembuangan akhir tanpa dilakukan pengolahan. Sampah organik merupakan sampah yang mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan sampah anorganik jika tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu karena dapat menimbulkan lindi yang menyebabkan pencemaan air, gas metan yang mempunyai sifat ledak, bau yang mengganggu estetika, dan dapat mengundang vektor-vektor penyakit yang dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Dengan dibangunnya fasilitas pengolahan sampah organik Depo Sutorejo di Surabaya, resiko-resiko seperti yang telah disebutkan diatas dapat dihindari atau setidaknya dikurangi sehingga program sanitasi di Surabaya dapat mengalami peningkatan. Disamping itu juga manfaat lain dari sampah organik yang dapat dijadikan kompos atau pupuk yang bernilai ekonomis. Pembahasan Soal 2 : Pengelolaan sampah di Surabaya dikatakan high cost management dikarenakan dari mulai kontrol terjadinya sampah hingga pembuangan akhir membutuhkan biaya yang tinggi. Dalam melakukan kontrol terjadinya sampah di Surabaya, biaya yang tinggi disebabkan hal tersebut mengharuskan mengubah kebiasaan masyarakat, misalkan untuk mensosialisasikan penggantian penggunaan plastik dengan bahan yang lebih biodegradable membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selanjutnya dalam hal penampungan sampah akan dibutuhkan bak-bak sampah individu ataupun komunal dalam jumlah yang besar, hal ini berhubungan dengan Kota Surabaya yang berpenduduk banyak sehingga jumlah timbulan sampah yang dihasilkan juga akan tinggi. Selanjutnya untuk pengangkutan dan pengolahan, seperti yang pernah diberitakan di media, Pemerintah Kota Surabaya telah membeli beberapa unit insenerator untuk mengolah sampah Kota Surabaya. Akan tetapi, pada kenyataannya alat-alat tersebut tidak difungsikan dikarenakan

masalah sumber daya manusianya, padahal seperti yang diketahui untuk membeli alat-alat tersebut dibutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk pengangkutan, kebutuhan akan biaya yang besar disebabkan oleh pengangkutan sampah Kota Surabaya yang berifat long distance transportation dan kebutuhan akan jumlah truk pengangkut. Long distance transportation disebabkan oleh rute pengangkutan sampah Surabaya yang tidak efisien dan efektif sehingga akan berdampak pada biaya dan kecepatan kedatangan sampah. Untuk pembuangan akhir, biaya yang tinggi disebabkan oleh kebutuhan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Pembahasan Soal 3 : Pada gambar tersebut terlihat suatu kondisi pengelolaan sampah yang tidak memenuhi prinsip pengelolaan sampah. Pertama dari segi pewadahan, pengangkutan sampah di TPA tersebut menggunakan truk tanpa penutup dengan volume yang hampir tidak mencukupi untuk menampung sampah. Hal ini dapat menyebabkan sampah tercecer dijalan sehingga menggangu lingkungan dari segi kesehatan, estetika, dan kebersihan. Kondisi berikutnya memperlihatkan kondisi sampah yang dijadikan tempat hidup vektor-vektor penyakit. Berdasarkan prinsip sanitasi seharusnya sampah bersifat no disease atau tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya juga terlihat sampah menghasilkan lindi yang merupakan pencemar, sehingga pengelolaan sampah di TPA tersebut tidak memenuhi prinsip sanitasi yang kedua yaitu no leachate atau tidak dihasilkan lindi. Lindi yang tidak dilakukan pengolahan akan berpotensi mencemari air tanah dan air permukaan sehingga menjadikan air tanah ataupun air permukaan tidak aman untuk dikonsumsi dan menimbulkan penyakit. Selain menghasilkan lindi, pembuangan sampah juga dilakukan secara open dumping, pembuangan sampah secara open dumping akan menyebabkan bau yang dihasilkan sampah mengganggu masyarakat yang tinggal di sekitar TPA tersebut. Dampak negatif lain yang dapat ditimbulkan sampah yaitu dihasilkannya gas metan yang dapat meledak pada tekanan tinggi dan terbentuknya lindi yang semakin besar pada musim hujan. Secara keseluruhan, pengelolaan sampah di TPA tersebut masih belum memenuhi prinsip pengelolaan limbah padat.

Anda mungkin juga menyukai