Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa A 2009 yang Sedang Mengerjakan Skripsi pada Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Padjadjaran Tahun 2012/2013

1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan jenjang Strata-1 di peguruan tinggi di Indonesia, mahasiswa diwajibkan untuk membuat sebuah penelitian ilmiah yang dikenal dengan sebutan skripsi. Penulisan skripsi bagi calon penerima gelar sarjana merupakan sebuah hal mutlak sebagai bukti sumbangsih pemikiran mahasiswa terhadap lingkup keilmuan yang ia dalami. Hal ini juga sebagai sebuah jaminan bahwa calon pemegang gelar sarjana tersebut telah teruji pemahaman dan kemampuannya dalam melakukan sebuah penelitian, pengolahan, dan penyajian karya ilmiah yang diakui dalam forum kajian keilmuan di bidang tertentu. Karena itu, penulisan skripsi sebagai sebuah karya ilmiah menjadi pertarungan hebat bagi mahasiswa tingkat akhir sebagai langkah final mereka untuk meraih gelar sarjana. Berbagai kendala dan masalah kerap datang menghadang. Entah itu masalah yang berkaitan dengan halhal teknis maupun permasalahan yang berkaitan dengan kondisi psikologis mahasiswa itu sendiri. Fenomena inilah yang cukup menarik perhatian penulis untuk dikaji lebih lanjut. Penulis menemukan realitas di mana para mahasiswa tingkat akhir yang sedang menjalani proses pengerjaan skripsi kerap menghadapi gejala-gejala psikologis yang kurang wajar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan observasi dan penelitian awal yang penulis lakukan, dari 20 orang mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi yang penulis wawancara,

19 orang diantaranya mengalami gangguan psikologis ringan seperti susah tidur, susah berkonsetrasi, kurang nafsu makan, dan sering tidak nyaman dalam berbagai aktivitas yang ia kerjakan. Gejala yang ditemukan pada realitas kehidupan responden tersebut membawa penulis pada sebuah hipotesis awal bahwa mahasiswa yang sedang menjalani proses penulisan skripsi terindikasi mengalami gangguan psikologis ringan yaitu berupa perasaan cemas atau kecemasan. Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut, yang tidak jelas sebabnya. Tidak seorangpun bebas dari kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan dalam derajat tertentu (Gunarsa, Singgih 2008). Sedangkan menurut Retno (2006), kecemasan adalah perasaan takut yang dialami seseorang akibat keadaan-keadaan yang menekan. Kecemasan merupakan keadaan emosi individu yang muncul karena adanya tekanan dan ancaman terhadap dirinya. Kecemasan berkaitan pula dengan konflik pribadi individu yang menggunakan hasil hubungan interpersonal individu. Meskipun menyebabkan individu pada kondisi yang tidak menyenangkan kecemasan memiliki arti penting sebagai peringatan bagi individu agar mengetahui adanya bahaya yang mengancam dirinya. Berdasarkan rujukan teori tersebut, penulis meyakini bahwa kondisi kecemasan yang dialami oleh responden tersebut berada pada tingkat di atas kewajaran (rata-rata). Perasaan cemas yang dialami oleh sebagian besar responden mengindikasikan bahwa mereka mengalami gangguan psikologis yang tidak menyenangkan. Hal ini merupakan sebuah kondisi di mana responden, dalam hal ini kita sebut sebagai pasien dari gangguan psikologis tersebut, membutuhkan perawatan untuk menyembuhkan mereka dari gangguan kecemasan itu.

Jika hal ini kita hubungkan dengan kajian Ilmu Keperawatan, maka upaya untuk melakukan penyembuhan terhadap kecemasan tersebut harus dikaji dari berbagai sudut pandang. Secara teori, dalam Ilmu Keperawatan Jiwa (Psikologis), seorang perawat berperan sebagai fasilitator . (temukan landasan teori atau rujukan konsep perihal keperawatan jiwa yang menegaskan bahwa fungsi seorang perawat itu untuk membantu pasien untuk mengembalikan kondisi normalnya Karena itulah perawat harus mengetahui faktor2 penyabab penyakit pasien tersebut).

Berdasarkan rujukan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat berperan untuk membantu pasien dalam menemukan faktor-faktor yang menjadi pemicu gejala atau gangguan yang dialami pasien dan memberikan konsultasi bagaimana penanganan yang tepat terhadap gangguan tersebut. Dalam kondisi ini, penulis memandang bahwa gangguan kecemasan memiliki dua faktor utama, yakni faktor internal dan juga eksternal. Faktor internal merupakan faktor penyebab yang berasal dari dalam diri pasien itu sendiri, seperti tingkat kepercayaan diri, motivasi diri, gangguan saraf, serta gangguan fisiologis tubuh lainnya. Faktor-faktor internal ini bisa dikaji lebih lanjut dalam bidang ilmu psikologi atau ahli kejiwaan. Sedangkan, faktor yang kedua ialah faktor eksternal yang berasal dari luar diri pasien itu sendiri. Dalam hal ini, faktor eksternal yang berpengaruh pada kondisi gangguan kecemasan ialah faktor lingkungan dan sosial budaya (freud dalam Suryabrata, 1993). Dalam penelitian ini, penulis menmfokuskan penelitian pada faktor eksternal ini. Dalam kaitannya untuk pemulihan kecemasan yang berhubungan dengan faktor eksternal ini, dalam

ilmu keperawatan, penulis memandang bahwa faktor eksternal ini menjadi landasan berpikir untuk menemukan formulasi perawatan yang tepat bagi pasien yang mengalami kecemasan. Karena itulah, penulis mengambil hipotesis bahwa gangguan kecemasan itu bisa dipulihkan dengan adanya dukungan sosial terhadap pasien.Menurut pandangan penulis, dukungan sosial tersebut memiliki hubungan erat terhadap gangguan kecemasan tersebut. Namun, dukungan sosial seperti apa yang mampu membantu pasien dalam merehabilitasi gangguan kecemasannya? Karena itulah, pada penelitian ini, penulis hendak mencoba memaparkan hubungan faktor eksternal berupa dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan pada responden. Pada penelitian ini, penulis memfokuskan dukungan sosial tersebut kepada dukungan keluarga semata. Hal ini dikarenakan bahwa dalam gangguan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi bisa dipengaruhi dengan kuantitas dan kualitas dukungan yang ia peroleh dari keluarganya. Dukungan sosial sangat diperlukan setiap individu di dalam setiap siklus kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin dibutuhkan pada saat seseorang menghadapi masalah atau sakit. Di sinilah peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat (Ferry EfendidanMakhfudli, 2009). Friedman (1998) mendefinikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama-sama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).

Oleh karena itu, pada penelitian ini, penulis ingin mencari hubungan antara dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi, khususnya mahasiswa A 2009 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan penulis pada bagian Latar Belakang, maka penulis merumuskan masalah yang hendak diteliti pada penelitian ini ialah untuk mengetahui: Bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan mahasiswa A 2009 yang sedang mengerjakan skripsi pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran tahun ajaran 2012/2013.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hubungan antara dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian ini untuk memberikan gambaran hubungan tersebut yang nantinya bisa berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya di bidang keperawatan jiwa. 1.3.2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini ialah untuk: a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa A 2009 Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad yang sedang mengerjakan skripsi.

b. Mengidentifikasi bentuk dukungan keluarga terhadap mahasiswa A 2009 Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad yang sedang mengerjakan skripsi. c. Mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan mahasiswa A 2009 Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad yang sedang mengerjakan skripsi.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran terhadap khazanah ilmu keperawatan khususnya di bidang keperawatan psikologis yang berkaitan dengan gangguang kecemasan (Anxiety). 1.4.2. Kegunaan Praktis Secara praktis dan aplikatif, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran terhadap khalayak umum tentang upaya mereduksi dan menangani gangguan kecemasan yang bisa saja dialami oleh keluarga yang sedang menjalani pendidikan tingkat akhir strata-1 atau mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

1.5. Kerangka Pemikiran Penelitian ini berawal dari pemahaman penulis bahwa tingkat kecemasan yang dialami oleh sebagian besar mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi bisa diatasi dengan mempertimbangkan dan mengkaji banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang menjadi daya tarik penulis ialah faktor dukungan keluarga. Faktor

dukungan keluarga tersebut menjadi salah satu bagian penting dalam mereduksi tingkat kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir tersebut, Karena itu, penelitian ini hendak mencari bagaimana bentuk hubungan antara dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian ini bisa penulis sederhanakan dalam bagan berikut ini:
Mahasiswa FIK Unpad A 2009 yang sedang mengerjakan skripsi

Ditemukan fenomena pada mahasiswa tersebut yang mengindikasikan adanya gejala kecemasan

Penulis tertarik terhadap fenomena ini dan melakukan observasi serta kajian kepustakaan.

Ternyata dari observasi dan kajian yang penulis lakukan, memang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi itu mengidap gangguan kecemasan (Anxiety)

Anxiety dipengaruhi oleh banyak faktor, internal dan eksternal. Untuk pemulihan pun harus mengacu pada faktor-faktor itu.

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan perhatian pada faktor eksternal yang mempengaruhi anxiety

Faktor eksternal tersebut salah satunya ialah dukungan sosial. Dalam penelitian ini, dukungan sosial yang menjadi acuan penulis ialah dukungan keluarga.

Oleh karena itu, penelitian ini hendak menemukan hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan mahasiswa A 2009 yang sedang mengerjakan skripsi pada Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad. 7

.tambahkan

teori-teori,

landasan

kajian,

dan

konsep2

keilmuan

lainnya..temukan teori mengenai faktor2 yang mempengaruhi kecemasan yang memuat bahwa dukungan sosial juga berpengaruh pada tingkat kecemasan. Terus teori2 mengenai dukungan keluarga, dan teori2 atau konsep yang menyatakan hubungan sebab akibat antara kondisi jiwa seseorang (kecemasan) yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, sosial, dan budaya

1.6. Metodelogi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang hendak menemukan hubungan antara dua faktor yang mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, yaitu faktor dukungan keluarga yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif merupakan penelitian non-eksperimental yang menyajikan data hasil survey dengan penjelasan secara deskriptif. ..jelaskan lebih lanjut soal bagaimana teknik pengumpulan data, teknik sampling, teknik pngolahan data, dan teknik penyampaian hasil penelitiannya..

1.7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan akan berlangsung pada Maret-April 2013 dan bertempat di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor.

Anda mungkin juga menyukai