Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH SEKSUALITAS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh: Kurnia Kartika Ajie 12.1123

PRODI DIII AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH 2013

I.

KONSEP TEORI
A. Pengertian Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut. B. Tinjauan seksual dari beberapa aspek Makna seksual dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya: 1. Aspek biologis. Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anantomi dan fisiologi dari sistem reproduksi (seksual),kemampuan organ seks, dan adanya hormonal serta sistem saraf yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual. 2. Aspek psikologis. Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya,serta memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain. 3. Aspek sosial budaya. Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat. C. Perkembangan seksual Perkembangan seksual diawali dari masa pranatal dan bayi,kanakkanak,masa pubertas,masa dewasa muda dan pertengahan umur serta dewasa. 1. Masa pranatal dan bayi Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang.berkembangnya organ seksual mampu merespon rangsangan,seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina pada wanita. Menurut sigmund Freud tahap perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah: a. Tahap oral,terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan,kesenangan,atau kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisa,menggigit,mengunyah,atau bersuara. b. Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat pengeluaran feces. Anak mulai menunjukkan kelakuannya,sikapnya sangat narsistik(cinta terhadap diri sendiri),dan egois. Pada tahap ini anak sudah dapat dilatih dalam hal kebersihan. 2. Masa kanak-kanak

a. Todler (1-3 tahun) * * * Identitas gender berkembang secara kontinu Mampu mengidentifikasi gender diri sendiri Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama. Misalnya berinteraksi dengan boneka, pakaian yang dipakai

b. Pre school (4-5 tahun) * * * * * Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar Menyukai orang tua yang berbeda jenis Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada

c. School age (6-12 tahun) * * * * * * Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama (mis. Anak perempuan dengan ibu) Senang berteman dengan sesama jenis Kesadaran diri meningkat Mempelajari konsep dan peran gender Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan perilaku seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas

d. Remaja (12-18 tahun) * * * * * * Karakteristik seks mulai berkembang Mulai terjadi menstruasi Mengembangkan hubungan yang menyenangkan Dapat terjadi aktivitas seksual, mis.masturbasi Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks/heteroseks) Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang tua

e. Dewasa awal (18-40 tahun) * Terjadi aktivitas seksual * Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat

* *

eberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan rumah tangga Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan

f. Dewasa tengah (40-65 tahun) * * * * Penurunan produksi hormon Wanita mengalmi menopouse (umumnya usia 40-55 tahun) Laki-laki mengalami klimakterium secara bertahap Mulai memperkokoh standar moral dan etik

g. Dewasa Akhir (65 tahun ke atas) * * * Aktivitas seksual lebih berkurang Sekresi vagina berkurang, peyudara mengalami atropi Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan perlu waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi

D. Penyimpangan seksual pada orang dewasa 1. Transeksualisme Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat kelaminnya,adanya keinginn untuk berganti kelamin. 2. Pedofilia Kepuasan seksual ini dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan dengan anak dibawah pubertas.disebabkan karena kelainan mental(skizofrenia,gangguan kepribadian organik).

3. Eksibisionisme Kepuasan seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum. 4. Fetisisme Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks (pakaian dalam,stocking,dll).disebabkan oleh bedah pergantian kelamin. 5. Transvestisme

Kepuasan seksul dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukanperan seks yang berlawanan(pria yang senang menggunakan pakaian dalam wanita). 6. Voyerisme/ skopofilia Kepuasan 7. Masokisme Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan/ disakiti terlebih dahulu secara fisik/psikologi. 8. Sadisme Kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti objeknya,baik secara fisik/ psikologis(menyiksa pasangan). Disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yang salah. 9. Homoseksual dan lesbianisme Penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis. 10. Zoofilia Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang. 11. Sodomi Kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus. 12. Nekropilia Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat. 13. Koprofilia Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feces. 14. Urolagnia Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan urine yang diminum. 15. Oral seks/ kunilingus Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin wanita. 16. Felaksio Kepuasan seksual dicapai dengan mulut pada alat kelamin laki-laki. 17. Froterisme/ friksionisme Kepuasan seksual dicapai dengan menggosokkan penis pada pantat wanita/ badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia. 18. Goronto seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain/aktivitas seksual orang lain.

Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia. 19. Frottage Kepuasan seksual dicapai dengan meraba orang yang disenangi tanpa diketahui lawan jenis. 20. Pornografi Gambar/ tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual (maramis WF,2004). E. Bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal Beberapa bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain: 1. Prostitusi Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat impersonal, tanpa adanya emosi yang berlangsung cepat,tanpa adanya orgasme pada wanita. 2. Perzinahan Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami/ istri. 3. Frigiditas Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual/ orgasme selama senggama.faktor yang menyebabkan karena adanya kelainan dalam rahim, adanya hubungan yang tidak baik dengan suami,rasa cemas,takut,bersalah. 4. Impotensi Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau mempertahankan ereksi.disebabkan oleh faktor psikologis(kecemasan, pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yang salah). 5. Ejakulasi prematur Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan sperma yang terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama. 6. Vaginismus Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan yang sangat menyakitkan pada vagina sehingga penis terjepit dan tidak bisa keluar. Disebabkan karena kelainan organis dan psikologis (ketakutan). 7. Dispareunia

Keadaan

yang

ditandai

dengan

timbulnya

kesulitan

melakukan

senggama. Kejadian ini terjadi pada saat sperma keluar karena kurangnya cairan vagina. 8. Anorgasme Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks dalam bersenggama biasanya bersifat psikis ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa mengalami puncak kepuasan. 9. Kesukaran koitis pertama Keadaan ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan diantara pasangan saat melakukan koitus pertama. F. Siklus respon seksual 1. Tahap suka cita Merupakan tahap awal dalam respon sesuai pada wanita ditandai dengan banyaknya lendir pada daerah vagina, sedangkan pada lakilaki ditandai dengan ereksi pada penis dan penebalan pada skrotum. 2. Tahap kestabilan Pada tahap ini wanita mengalami retraksi dibawah klitoris serta meningkatnya otot-otot pernapasan. Pada laki-laki ditandai dengan meningkatnya ukuran glan panis dan tekanan otot pernapasan. 3. Tahap orgasme atau puncak Pada wanita ditandai dengan adanya kontraksi yang tidak sengaja dari uterus, uretra, terjadi hiperfentilasi dan meningkatnya denyut nadi. Sedang pada laki-laki ditandai dengan relaksasi pada sfingter kandung kemih, hiperfentilasi, meningkatnya denyut nadi. 4. Tahap resolusi atau peredaan Pada wanita ditandai dengan relaksasi dinding vagina secara berangsur-angsur, serta otot-ototberangsur kembali normal. Sedang pada laki-laki ditandai dengan menurunnya denyut pernapasan dan denyut nadi,serta melemasnya otot penis.

G. Faktor-faktor yang memengaruhi masalah seksual 1. Tidak adanya panutan atau roll model. 2. Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti adanya trauma, kehamilan, atau abnormalitas anatomi genetalia.

3. Kurang pengetahuan mengenai masalah seksual. 4. Penganiayaan secara fisik 5. Adanya penyimpangan psikoseksual 6. Konflik terhadap nilai 7. Kehilangan pasangan karena kematian atau perpisahan

II. ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keinginan seksual klien itu beragam,sebagian ingin menikmati seks setiap hari sementara yang lainnya menginginkan hanya satu kali dalam sebulan dan yang lainnya lagi tidak mempunyai keinginan seksual sama sekali. Keinginan tersebut ditunjukan dalam bentuk rasa senang,sedih, tidak nyaman maupun nyaman. Secara tidak sadar pasien menunjukan isyarat terhadap masalah seksual mereka. Di lain pihak perawat harus memberikan kesempatan bagi klien untuk mendiskusikan tentang seks dengan mengawali topik tersebut saat melakukan pengkajian. Dalam pengkajian ini yang perlu dikaji pada klien adalah riwayat keperawatan dan pegkajian fisik. 1. Riwayat Keperawatan Dalam menanyakan riwayat keperawatan harus ada beberapa

pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah pasien memiliki masalah seksual. Adapun pertanyaan yang ditujukan untuk orang dewasa, orang tua klien dan remaja itu bolah berbeda, contohnya: A. Pertanyaan ditujukan pada orang dewasa a. Bagaimana perasaan anda tentang bagian seksual dari bagian hidup anda? b. Apakah anda memperhatikan adanya perubahan dalam cara anda merasakan tentang diri anda sebagai pria, wanita, suami atau istri ? 1. Pertanyaan untuk orang tua klien a. Apakah anda memperhatikan anak anda mengeksplorasi tubuhnya misalnya saja menyentuh penisnya?

b. Pernahkah anda membicarakan dengan anak anda tentang seks? 2. Pertanyaan kepada Remaja a. Apakah anda mempunyai pertanyaan tentang seks atau lainnya? Pertanyaan pada riwayat kesehatan harus mencakup pokok pikiran tentang PMS, kontrasepsi dan hubungan yang abusive. B. Pengkajian fisik Pemeriksaan fisik penting untuk mengevaluasi penyebab kekuatiran atau masalah seksual. Teknik yang dapat dilakukan yaitu inspeksi dan palpasi. Perawat dapat melakukan pemeriksaan bagian genetalia dan payudara interna dan externa klien. Klien wanita maupun pria dapat belajar dari perawat untuk malakukan pemeriksaan secara mandiri.

B. Diagnosa Keperawatan Berbahan pola seksualitas dan disfungsi seksual bergantung pada apakah klien merasakan masalah kekuatiran dalam pencapaian kepuasan Jika seksual kekuatiran atau klien mengekspresikan mengenai seksualitas.

diekspresikan maka diagnosanya adalah perubahan pola seksual. Perawat harus mengkaji masalah anatomis, fisiologis, sosiokultural, etika dan situasi. Contoh contoh diagnosa: 1. Perubahan pola seksualitas b.d a. Ketakutan dengan kehamilan b. Efek antihipertensif c. Konflik atau stersor perkawinan d. Depresi trehadap kematian atau perpisahan dari pasangan 2. Disfungsi seksual b.d

a. Cedera medulla spinalis b. Penyakit kronis c. Nyeri d. Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti 3. Syndrom trauma perkosaan b.d a. Ketidakmampuan perkosaan masa lalu untuk mendiskusikan pengalaman

4. Gangguan citra tubuh b.d a. Efek mastektomi atau kolostomi yang baru dilakukan b. Disfungsi seksual c. Perubahan pasca persalinan 5. Konflik pengambilan keputusan b.d a. Aktivitas seksual sebelum menikah b. Penggunaan kontrasepsi

C. Perencanaan Ketika merencanakan intervensi perawat perlu memperhatikan diagnosa. Rujukan pada dokter mungkin diperlukan seperti pada ahli ginecologis atau ahli urologi. Contohnya untuk masalah ketidaknyamanan pelviks yang hebat ketika melakukan senggama. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan intervensi yaitu: 1. Menentukan tujuan perencanaan. 2. Melibatkan klien dan pasangan seks bila diijinkan untuk menimbulkan keinginan dalam mencapai tujuan.

3. Mengevaluasi tujuan secara teratur untuk menentukan apakah tujuan tersebut tetap realistik dan menjadi minat bersama. 4. Mempertimbangkan tindak lanjut komunitas, maksudnya sekelompok klien dengan masalah seksual yang sama dapat berbagi cerita.

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A.Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 1.Jakarta:Salemba Medika Herdman, T.Heather.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20122014.Jakarta : EGC Wilkinson,Judith M.2012.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai