Anda di halaman 1dari 26

PEMBEDA

BRONKITIS

TBC PARU

PNEUMONIA

ABSES PARU

FISTULA BRONKOPLEURAL dgn EMFISEMA

DEFINISI

Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahanperubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.

penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Yang berbentuk batang yang berukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Yang tergolong dalam Mycobacterium tuberculosae complex adalah : M.tuberculosae, Varian Asian, Varian African I, Varian African II, M. bovis angka insiden penyakit TB menurun sejak ditemukannya pengobatan dengan kemoterapi, data statistik memperlihatkan bahwa angka kasus insiden sebesar 6,8 per 100.000 pada masyarakat Amerika Serikat; 41,3 % muncul pada orang keturunan asing

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.

EPIDEMIOLOGI

Di negara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi. Di Indonesia Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan congenital.

-Pneumonia merupakan suatu penyakit yang terjadi pada semua tempat di dunia. Merupakan salah satu kasus terbesar penyebab kematian pada semua kelompok umur -Pada anak-anak,mayoritas penyebab kematian yang terjadi pada saat kelahiran.Dengan lebih dari 2 juta kematian dalam setahun meliputi seluruh dunia. -Pneumonia biasanya sering terjadi pada laki-laki daripada wanita -Seringkali pada orang kulit hitam

(CDC, 2000d). beberapa daerah yang memang beresiko terjangkit TBC adalah daerah Afrika, Amerika, Asia, kep pasifik dan Hispanik) harus diadakannya perbaikan fasilitas, penampungan bagi tuna wisma, rumah sakit dan rumah perawatan. ETIOLOGI a. Kelainan congenital terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor pertumbuhan dan factor perkembangan fetus memegang peran penting. Bronchitis congenital ini mempunyai ciri : - Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru. - Bronchitis konginetal sering menyertai penyakitpenyakit konginetal lainya, b. Kelainan didapat TBC disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosae, juga terdapat Mycobacterium tuberculosae complex adalah : M. Tuberculosae, Varian Asian, Varian African I, Varian African II, M. Bovis. Pembagian tersebut berdasarkan perbedaan secara epidemiologi. kuman kuman TBC memiliki lipid yang membuat kuman ini tahan terhadap asam yang menyebabkan

daripada kaukasian. -Orang yang masuk rumah sakit dengan sedikit alasan juga resiko tinggi terhadap pneumonia.

Bakteri Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif atau gram-negatif seperti : Steptococcus pneumoniae (pneumokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae, Legionella, hemophilus influenzae. Virus Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory, Syncytial adenovirus, chickenpox (cacar air), Rhinovirus, Sitomegalovirus, Virus herves simpleks, Virus sinial pernapasan, hantavirus. Fungi Aspergilus, Fikomisetes, Blastomises dermatitidis,

merupakan akibat: - Infeksi Bronchitis sering terjadi sesudah seseorang menderita pneumonia yang sering kambuh dan berlangsung lama, pneumonia ini merupakan komplikasi pertusis maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru dan sebagainya. - Obstruksi bronkus disebabkan oleh: korpus alineum, karsinoma bronkus atau tekanan dari luar terhadap bronkus. PATOGENESIS dua mekanisme dasar : 1. Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis. Infeksi pada bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul bronchitis. 2. Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya

kuman ini lebih tahan terhadap gangguan fisis dan kimia, ini karena sifat dormant kuman TBC dimana kuman dapat aktif kembali setelah lama inaktif . kuman TBC bersifat aerob sehingga ia lebih suka berada di suasana yang banyak mengandung O2. kuman TBC menempati bagian apikal paru-paru karena tekanan pada daerah ini lebih tinggi.

histoplasma kapsulatum. Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga bisa di sebabkan oleh bahan-bahan lain/noninfeksi : 1. Pneumonia Lipid : Disebabkan karena aspirasi minyak mineral 2. Pneumonia Kimiawi : Inhalasi bahan-bahan organik dan anorganik atau uap kimia seperti berillium 3. Extrinsik allergic alveolitis : Inhalasi bahan debu yang mengandung alergen seperti spora aktinomisetes termofilik yang terdapat pada ampas debu di pabrik gula 4. Pneumonia karena obat : Nitofurantoin, busulfan, metotreksat 5. Pneumonia karena radiasi

1.tuberkulosis primer : terjadi karena penularan TBC paru terjadi karena kuman dibatukkan /dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Tergantung suasana kelembaban dan suhu jika kelembabannya

Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan. Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru

bronchitis, pada bagian distal obstruksi dan terjadi infeksi juga destruksi bronkus. Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan sifatnya kronik. Keluhan-keluhan yang timbul juga berlangsung kronik dan menetap . keluhan-keluhan yang timbul erat dengan : luas atau banyaknya bronkus yang terkena, tingkatan beratnya penyakit, lokasi bronkus yang terkena, ada atau tidaknya komplikasi lanjut.. keluhankeluhan yang timbul umumnya sebagai akibat adanya beberapa hal : adanya kerusakan dinding bronkus, akibat komplikasi, adanya kerusakan fungsi bronkus.

a. Infeksi pertama ( primer ) Kecuali pada bentuk bronchitis congenital. Infeksi yang mendahului bronchitis adalah infeksi bacterial yaitu mikroorgansme penyebab pneumonia. Dikatakan bahwa hanya infeksi bakteri saja yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding bronkus sehingga terjadi bronchitis, sedangkan infeksi virus tidak dapat ( misalnya

tinggi kuman TBC dapat bertahan hingga bermingguminggu sampai berbulan-bulan. biasanya terhisap saat bernafas , jika terhisap oleh orang dewasa maka akan menetap di jaringan paru dan jalan nafas. kuman aka n dihadapi oleh neutrofil lalu oleh makrofag kebanyakan partikel ini akan mati / dibersihkan oleh makrofag. 2. Tuberculosis PostPrimer(sekunder) : pada kuman TBC yang dormant TB primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen / tuberculosis dewasa akibat menurunnya imunitas , malnutrisi, alcohol, maligna, diabetes, AIDS, Gagal ginjal

oleh mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi.Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus.Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit. Virus Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak.Biasanya virus masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan hidung.setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis. Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli. Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi

adenovirus tipe 21, virus influenza, campak, dan sebagainnya ). b. Infeksi sekunder Tiap pasien bronchitis tidak selalu disertai infeksi sekunder pada lesi, apabila sputum pasien yang semula berwarna putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi kuning atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob misalnya : fusifomis fusiformis, treponema vincenti, anaerobic streptococci. Kuman yang erring ditemukan dan menginfeksi bronkus misalnya : streptococcus pneumonie, haemophilus influenza, klebsiella ozaena.

pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu. Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus. Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan metapneumovirus. Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV). Bakteri Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran

pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli. Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju paru. Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan cytokin, menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun. Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung. Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas

pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae, bakteri gram negatif dan bakteri atipikal.Penggunaan istilah Gram positif dan Gram negatif merujuk pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram. Istilah atipikal digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat, menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain. Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebut pneumococcus adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus. Gram positif penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif. Beberapa dari bakteri gram

negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk Haemophilus influenzae,Klebsiella pneumoniae,Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa,dan Moraxella catarrhalis. Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin memasuki paru-paru jika muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma pneumoniae,dan Legionella pneumophila. Jamur Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obatobatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain. patofisiologi dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.Histoplasmosis paling sering

GAMBARAN KLINIS

Ciri khas pada penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai produksi sputum,

Demam , Biasanya subfebril menyerupai influenza . Tapi

ditemukan pada lembah sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian barat daya. Parasit Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paruparu.Parasit ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paruparu,biasanya melalui darah. Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi oksigen. Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon dengan dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan parasit. Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis. PNEUMONIA TIPIKAL Febris mendadak, batuk produktif dengan sputum yang purulen dan

adanya haemaptoe dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis dapat demikian hebat pada penyakit yang berat, dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan.

1. Keluhan-keluhan a. Batuk batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum bervariasi, umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak ada infeksi skunder sputumnya mukoid, sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah

kadang-kadang panas badan mencapai 40-41C . Serangan demam pertama dapat tumbuh sebentar kemudian kambuh lagi . Batuk/ batuk darah Terjadi karena iritasi bronkus , Batuk diperlukan untuk membuang produk radang keluar. Sifat batuk mula mila dari batuk kering kemudian timbul sputum . Keadaan lebih lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah,. Sesak nafas. Ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut Nyeri dada . Jarang ditemukan dan timbul apabila radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis . Terjadi gesekan kedua pleura ketika pasien menarik. Melepaskan nafas Malaise . radang

kemungkinan nyeri dada pleuritik , pekak pada perkusi, peningkatan fremitus, egofonia, suara nafas bronkial dan ronki) PNEUMONIA ATIPIKAL Batuk kering, penonjolan gejala ektrapulmonalis ( seperti nyeri kepala, myalgia, keletihan, sakit leher, mual, muntah serta diare.

b. Haemaptoe Hemaptoe terjadi pada 50 % kasus bronchitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah ( pecah ) dan timbul perdarahan. Pada dry bronchitis ( bronchitis kering ), haemaptoe justru gejala satu-satunya karena bronchitis jenis ini letaknya dilobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk., pasien tanpa batuk atau batukya minimal. Pada tuberculosis paru, bronchitis ( sekunder ) ini merupakan penyebab utama komplikasi haemaptoe. c. Sesak nafas ( dispnue ) Pada sebagian besar pasien ( 50 % kasus ) ditemukan keluhan sesak nafas. Timbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya bronchitis kronik yang terjadi dan seberapa jauh timbulnya kolap paru dan destruksi jaringan paru yang terjadi sebagai akibat infeksi

yang menahun,. Gejalanya terdapat anoreksia tidak ada nafsu makan, berat badan semakin turun, sakit kepala, nyeri otot, meriang. Terjadi hilang timbul.

berulang ( ISPA ), yang biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema yang menimbulkan sesak nafas. Kadang ditemukan juga suara mengi ( wheezing ), akibat adanya obstruksi bronkus. Wheezing dapat local atau tersebar tergantung pada distribusi kelainannya. d. Demam berulang Bronchitis merupakan penyakit yang berjalan kronik, sering mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada paru, sehingga sering timbul demam ( demam berulang ) 2. Kelainan fisis Tanda-tanda umum yang ditemukan meliputi sianosis, jari tubuh, manifestasi klinis komplikasi bronchitis. Ditemukan ronchi basah yang jelas pada lobus bawah paru yang terkena . 3. Kelainan laboratorium Pada keadaan lanjut dan mulai sudah ada insufisiensi paru dapat ditemukan polisitemia sekunder. Bila penyakitnya ringan gambaran darahnya

normal. Seing ditemukan anemia, yang menunjukan adanya infeksi kronik, atau ditemukan leukositosis yang menunjukan adanya infeksi supuratif. Urine umumnya normal kecuali bila sudah ada komplikasi amiloidosis akan ditemukan proteiuria. Pemeriksaan kultur sputum dan uji sensivitas terhadap antibiotic, perlu dilakukan bila ada kecurigaan adanya infeksi sekunder. 4. Kelainan radiologist Gambaran foto dada ( plain film ) yang khas menunjukan adanya kista-kista kecil dengan fluid level, mirip seperti gambaran sarang tawon pada daerah yang terkena, ditemukan juga bercak-bercak pneumonia, fibrosis atau kolaps. Gambaran bronchitis akan jelas pada bronkogram. 5. Kelainan faal paru Pada penyakit yang lanjut dan difus, kapasitas vital ( KV ) dan kecepatan aliran udara ekspirasi satu detik pertama ( FEV1 ), terdapat tendensi penurunan, karena terjadinya

obstruksi airan udara pernafasan. Dapat terjadi perubahan gas darah berupa penurunan PaO2 ini menunjukan abnormalitas regional ( maupun difus ) distribusi ventilasi, yang berpengaruh pada perfusi paru. 6. Tingkatan beratnya penyakit a. Bronchitis ringan Ciri klinis : batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal. b. Bronchitis sedang Ciri klinis : batuk produktif terjadi setiap saa, sputum timbul setiap saat, ( umumnya warna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat ), adanya haemaptoe, umumnya pasien masih Nampak sehat dan fungsi paru normal. Pada pemeriksaan paru sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag terkena, gmbaran foto dada masih terlihat normal.

c. Bronchitis berat Ciri klinis : batuk produktif dengan sputum banyak, berwarna kotor dan berbau. Sering ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada obstruksi nafas akan ditemukan adany dispnea, sianosis atau tanda kegagalan paru. Umumny pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia, septikemi, abses metastasis, amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan kelainan : bronkovascular marking, multiple cysts containing fluid levels. Dan pada pemeriksaan fisis ditemukan ronchi basah kasar pada daerah yang terkena. DIAGNOSIS Diagnosis pasti bronchitis dapat ditegakan apabila telah ditemukan adanya dilatasi dan nekrosis dinding bronkus dengan prosedur pemeriksaan bronkografi dan melihat bronkogram yang didapat. Beberapa penyakit yang perlu Diagnosis TBC paru dapat ditegakan apabila : 1.Pasien dengan sputum BTA positif : a. pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis Diagnosis pneumonia harus didasarkan pada pengertian patogenesis penyakit hingga diagnosis yang dibuat mencakup bentuk manifestasi, beratnya proses penyakit dan etiologi pneumonia. Cara ini akan mengarahkan dengan baik kepada terapi empiris dan pemilihan

dipertimbangkan : - Bronchitis kronis ( ingatlah definisi klinis bronchitis kronis ) - Tuberculosis paru ( penyakit ini dapat disertai kelainan anatomis paru berupa bronchitis ) - Abses paru ( terutama bila telah ada hubungan dengan bronkus besar ) - Penyakit paru penyebab hemaptomisis misalnya karsinoma paru, adenoma paru ) - Fistula bronkopleural dengan empisema

ditemukan BTA sekurang-kurangnya pada 2x pemeriksaan atau b. satu sediaan spurtumnya positif disertai dengan kelainan radiologis yang sesuai dengan gambran TB aktif , c. Satu sediaan sputumnya positif disertai biakan yang positif 2.Pasien dengan sputum BTA negetif a.Pasien dengan pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis tidak ditemukan BTA sedikitnya pada 2x pemeriksaan tetapi gambaran radiologis sesuai dengan gambaran TB aktif b.Pasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis tidak ditemukan BTA sama sekali tetapi pada biakannya positif.

antibiotik yang paling sesuai terhadap mikrooganisme penyebabnya.

KOMPLIKASI

Bronchitis kronik Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis. Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia. Efusi pleura atau empisema Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena ( arteri pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau anastomisis pembuluh darah. Sinusitis . Kor pulmonal kronik. Kegagalan pernafasan.

Komplikasi dini : Pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus, Poncets arthropathy Komplikasi lanjut : Obstruksi jalan napas, kerusakan parenkim berat, fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindroma gagal napas dewasa.

Kadang-kadang pneumonia berperan penting dalam penambahan masalah medis yang disebut komplikasi.Komplikasi yang paling sering disebabkan oleh pneumonia karena bakteri daripada pneumonia karena virus.Komplikasi yang penting meliputi : Gagal nafas dan sirkulasi Efek pneumonia terhadap paruparu pada orang yang menderita pneumonia sering kesulitan bernafas,dan itu tidak mungkin bagi mereka untuk tetap cukup bernafas tanpa bantuan agar tetap hidup.Bantuan pernapasan non-invasiv yang dapat membantu seperti mesin untuk jalan nafas dengan bilevel tekanan positif,dalam kasus lain pemasangan endotracheal tube kalau perlu dan ventilator dapat digunakan untuk membantu pernafasan. Pneumonia dapat menyebabkan gagal nafas oleh pencetus akut respiratory distress syndrome(ARDS).Hasil dari gabungan infeksi dan respon inflamasi dalam paru-paru segera diisi cairan dan menjadi sangat kental, kekentalan ini menyatu dengan keras menyebabkan kesulitan

penyaringan udara untuk cairan alveoli,harus membuat ventilasi mekanik yang dibutuhkan. Syok sepsis dan septik merupakan komplikasi potensial dari pneumonia.Sepsis terjadi karena mikroorganisme masuk ke aliran darah dan respon sistem imun melalui sekresi sitokin.Sepsis seringkali terjadi pada pneumonia karena bakteri; streptoccocus pneumonia merupakan salah satu penyebabnya.Individu dengan sepsis atau septik membutuhkan unit perawatan intensif di rumah sakit.Mereka membutuhkan cairan infus dan obat-obatan untuk membantu mempertahankan tekanan darah agar tidak turun sampai rendah.Sepsis dapat menyebabkan kerusakan hati,ginjal,dan jantung diantara masalah lain dan sering menyebabkan kematian. Effusi pleura,empyema dan abces Ada kalanya,infeksi mikroorganisme pada paru-paru akan menyebabkan bertambahnya(effusi pleura) cairan dalam ruang yang mengelilingi paru(rongga pleura).Jika mikroorganisme itu sendiri ada di rongga

pleura,kumpulan cairan ini disebut empyema.Bila cairan pleura ada pada orang dengan pneumonia,cairan ini sering diambil dengan jarum (toracentesis) dan diperiksa,tergantung dari hasil pemeriksaan ini. Perlu pengaliran lengkap dari cairan ini,sering memerlukan selang pada dada.Pada kasus empyema berat perlu tindakan pembedahan.Jika cairan tidak dapat dikeluarkan,mungkin infeksi berlangsung lama,karena antibiotik tiak menembus dengan baik ke dalam rongga pleura. Jarang,bakteri akan menginfeksi bentuk kantong yang berisi cairan yang disebut abses. Abses pada paru biasanya dapat dilihat dengan foto thorax dengan sinar x atau CT scan.Abses-abses khas terjadi pada pneumonia aspirasi dan sering mengandung beberapa tipe bakteri.Biasanya antibiotik cukup untuk pengobatan abses pada paru,tetapi kadang abses harus dikeluarkan oleh ahli bedah atau ahli radiologi. TATA LAKSANA A. Pengobatan konservatif, 1. Pengelolaan umum Pengelolaan umum ditujukan untuk semua pasien bronchitis, A. Medikamentosa : RHZES (antibiotika/antibakt eri) R: Rifampisin Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia yang disebabkan bakteri

meliputi : a. Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat untuk pasien : Membuat ruangan hangat, udara ruangan kering. Mencegah / menghentikan rokok Mencegah / menghindari debu,asap dan sebagainya.

b. Memperbaiki drainase secret bronkus, Melakukan drainase postural Mencairkan sputum yang kental Dapat dilakukan dengan jalan, misalnya inhalasi uap air panas, mengguanakan obat-obat mukolitik dan sebagainya. Mengatur posisi tepat tidur pasien c. Mengontrol infeksi saluran nafas. Adanya infeksi saluran nafas akut ( ISPA ) harus diperkecil dengan jalan mencegah penyebaran kuman, apabila telah ada infeksi perlu adanya antibiotic yang sesuai agar

H: Pyrazinamid z: Isoniazid E: Ethambutol S: Streptomisin ( digunakan jika eritromisin sudah tidak berfungsi lagi) Pengobatan : 2 bulan pertama RHZE selama 6 bulan ,; 4 bulaan selanjutnya RH berlanjut tidak boleh berhenti jika berhenti mengulang dari dosis awal. di beri juga antipiretik (parasetamol) dan analgetik (ibuprofen) B.NonMedikamentosa Eradikasi TB : 1. penggabungan kemoterapi yang efektif , identifikasi kontakan kasus serta tindakan lanjut yang tepat. 2. Terapi Kemofilaktik pada kelompokkelompok yang beresiko tinggi

Pengobatan untuk pneumonia seharusnya didasarkan pada mikroorganisme penyebab dan sensitivitas antibiotik. Di United Kingdom amoxicillin adalah antibiotik yang dipilih untuk sebagian besar pasien dengan Community acquired pneumonia,kadangkala ditambah dengan chlarithromycin pasien yang alergi terhadap penisilin diberi erithromycin,bukannya amoxicillin Pengobatan konservatif selama 7 sampai 10 hari Antibiotik yang digunakan untuk hospital aquiredpneumonia meliputi vancomycin,sefalosporin generasi III dan IV,carbapenem,flouroquin olon dan aminoglikosida.Antibiotikantibiotik ini diberikan secara intravena Seseorang yang kesulitan bernapas karena pneumonia,harus segera mendapatkan tambahan oksigen Pneumonia viral yang

infeksi tidak berkelanjutan. 2. Pengelolaan khusus a. Kemotherapi pada bronchitis Kemotherapi menggunakan obat-obat antibiotic terpilih, pemkaian antibiotic antibiotic sebaikya harus berdasarkan hasil uji sensivitas kuman terhadap antibiotic secara empiric. Walaupun kemotherapi jelas kegunaannya pada pengelolaan bronchitis, tidak pada setiap pasien harus iberikan antibiotic. Antibiotik diberikan jika terdapat aksaserbasi infeki akut, antibiotic diberikan selama 7-10 hari dengan therapy tunggal atau dengan beberapa antibiotic, sampai terjadi konversi warna sputum yang semula berwarna kuning/hijau menjadi mukoid ( putih jernih). Kemotherapi dengan antibiotic ini apabila berhasil akan dapat mengurangi gejala batuk, jumlah sputum dan gejala lainnya terutama pada saat terjadi aksaserbasi infeksi akut,

disebabkan oleh virus influenza A dapat diobati dengan rimantadini atau amantadine

tetapi keadaan ini hanya bersifat sementara. b. Drainase secret dengan bronkoskop Menentukan dari mana asal secret Mengidentifikasi lokasi stenosis atau obstruksi bronkus Menghilangkan bstruksi bronkus dengan suction drainage daerah obstruksi.

3. Pengobatan simtomatik Pengobatan ini diberikan jika timbul simtom yang mungkin mengganggu atau mebahayakan pasien. a. Pengobatan obstruksi bronkus b. Pengobatan hipoksia. c. Pengobatan haemaptoe. d. Pengobatan demam. B. Pengobatan pembedahan a. Tujuan pembedahan : mengangkat ( reseksi ) segmen/ lobus paru yang terkena.

b. Indikasi pembedahan : Pasien bronchitis yang yang terbatas dan resektabel, yang tidak berespon yang tidak berespon terhadap tindakan-tindakan konservatif yang adekuat. Pasien perlu dipertimbangkan untuk operasi Pasien bronchitis yang terbatas tetapi sering mengaami infeksi berulang atau haemaptoe dari daerakh tersebut. Pasien dengan haemaptoe massif seperti ini mutlak perlu tindakan operasi.

c. Kontra indikasi Pasien bronchitis dengan COPD Pasien bronchitis berat Pasien bronchitis dengan koplikasi kor pulmonal kronik dekompensasi.

d. Syarat-ayarat operasi. Kelainan ( bronchitis ) harus terbatas dan resektabel Daerah paru yang terkena telah mengalami perubahan ireversibel Bagian paru yang lain harus masih baik misalnya tidak ada bronchitis atau bronchitis kronik. Kesehatan masyarakat dirancang untuk deteksi dini dan pengobatan pada kasus dan sumber infeksi. Peradikasi TB antara lain : kemoterapi efektif, idintifikasi kasus dengan cepat dan tindak lanjut, penanganan pada orang yang telah kontak dengan pasien terinfeksi TB, uji Berhenti merokok Tes untuk wanita hamil dengan grup B streptoccocus Penghisapan melalui mulut dan tenggorokan pada bayi dengan cairan amnion berwarna meconium mengurangi jumlah dari pneumonia karena aspirasi Vaksin penting untuk pencegahan pneumonia pada anak-anak dan dewasa. Vaksin terhadap haemophillus influenza dan streptoccocus pneumonia dalam tahun pertama kehidupan berperan dengan baik pada masa anak-anak.Vaksin terhadap streptoccocus pneumonia juga dapat diberikan pada orang dewasa. Pemakaian masker untuk petugas

PENCEGAHAN

Pengobatan dengan antibiotic atau cara-cara lain secara tepat terhadap semua bentuk pneumonia yang timbul pada anak akan dapat mencegah ( mengurangi ) timbulnya bronchitis Tindakan vaksinasi terhadap pertusis ( influenza, pneumonia ) pada anak dapat pula diartikan sebagai tindakan preventif terhadap timbulnya bronchitis.

PROGNOSIS

Pemilihan pengobatan secara tepat ( konservatif atau pembedahan ) dapat memperbaiki prognosis penyakit. Pada kasus-kasus yang berat dan tidak diobati, prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari 5-10 tahun. Kematian pasien karena pneumonia, empiema, payah jantung kanan, haemaptoe dan lainnya.

infeksi TB pada kelompok yang berisiko tinggi. Baik jika pasien mengikuti penatalaksanaan dengan baik.

kesehatan yang menangani pasien

Dengan pengobatan,sebagian tipe dai pneumonia karena bakteri dapat diobati dalam satu sampai dua minggu. Pneumonia karena virus mungkin berakhir lama,pneumonia karena mycoplasma memerlukan empat sampai lima minggu untuk memutuskan sama sekali. Hasil akhir dari episode pneumonia tergantung dari bagaimana seseorang sakit,kapan dia di diagnosa pertama kalinya. Salah satu cara untuk meramalkan hasil dipakai skor beratnay pneumonia atau CURB-65 score,dimana memerlukan perhitungan dari beratnya gejalgejala,penyakit utama,dan umur.(6) Skor ini dapat membantu dalam memutuskan orang tersebut dirawat di rumah sakit atau tidak. Pada daerah-daerah didunia tanpa kemajuan sistem perawatan kesehatan,pneumonia merupakan ancaman kematian.Akses yang terbatas untuk klinik dan rumah sakit,akses terbatas untuk sinar x,terbatasnya antibiotik pilihan dan ketidak mampuan untuk

perawatan kondisi utama yang tidak dapat dihindari menunjukan tingginya angka kematian dari pneumonia.

Anda mungkin juga menyukai