Anda di halaman 1dari 39

NUTRASETIKAL ALL KIND OF NUTRA DOSAGE FORMS

Ratih Wijayanti P.P Lastari Kusumaningrum Sarah Annisaa Gita Gracia Monica MelatiNurAnnisa Ariqa D. Shastiani Ratu Nida

260110110143 260110110145 260110110146 260110110158 260110110159 260110110160 260110009095

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

BAB I KOSMETIKA

Pengertian kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20. Sejak semula kosmetik merupakan salah satu segi ilmu pengobatan atau ilmu kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan; seperti para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana. Dalam perkembangannya kemudian, terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek samping, dan lainnya. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220/MenKes/Per/X/1976 tanggal 6 september 1976 yang menyatakan bahwa kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan kedalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain untuk membersihkan, menambah dayatarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

1.1NUTRIKOSMETIK

Nutrikosmetik

mempromosikan

konsep

dari

kecantikan

melalui

kesehatan

tubuh.Produk-produk ini digunakan dengan cara oral, sebagai pil atau likuid. Produk nutrikosmetik mempunyai bahan aktif, yang memberikan hubungan penting antara kesehatan dan peralatan kosmetik dari bahan nutrisi. Bahan utama yang sekarang sering digunakan dalam nutrikosmetika dalah kedelai, protein isoflavon, lutein, likopen, vitamin (A, B6, E), asam lemak omega 3, probiotik beta karoten, ester sterol : kondrotin dan koenzim Q10. Mereka bertindak sebagai antioksidan yang sekarang sering dipromosikan untuk peralatan untuk perawatan kulit. Antioksidan ini mengkotrol radikal bebas yang diproduksi sebagai produk dari reaksi biokimia. Nutrikosmetik melindungi dari efek radikal bebas, yang merupakan penyebab utama dari penuaan dini kulit. Produk ini juga mempunyai efek anti inflamasi yang melindungi kulit terhadap radiasi UV.

1.1.1 DEO PERFUME CANDY

Sains dan alam secara bersamaan menghasilkan makanan fungsional yang meninggalkan aroma bunga mawar yang indah pada kulit. Teknologi inovatif dibalik deo perfume candy berdasarkan penelitian yang dikonduksi oleh peneliti Jepang. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa aroma minyak bunga mawarmemancarkan senyawa aromatic, seperti geraniol, melalui kulit. Ketika penguapan terjadi melalui kulit, geraniol mengeluarkan aroma bunga mawar. Dalam satu buah deo perfume candy terkandung 12 mg dari geraniol. Kekuatan dan durasi dari aroma bunga mawar tergantung dari berat badan pengkonsumsi. Untuk menikmati keuntungan dari aroma bungamawar, kami merekomendasikan bahwa satu bungkus permen dapat efektif bagi pengkonsumsi dengan bobot 145 pound. Dalam hal ini, aromanya memberikan efek untuk jangka waktu sekitar 6 jam sebagai geraniol, dengan menguap melalui kulit.

1.1.2 INFORMASI PENTING

Bahan-bahan yang terkandung dalam deo perfume candy adalah gula, glukosa sirup, asam sitrat, asam maliat, geraniol, minyak bunga mawar, karmin, dan perasa alami tangerine. Versi bebas gula dari deo perfume candy terdiri dari isomalt (pengganti gula), acesulfame potassium, asam sitrat, mica acid, geraniol, minyak mawar, dan perasa alami tangerine. Deo perfume candy diproduksi dalam pabrik yang memproses gandum, kacang, dan telur. Deo perfume candy dapat dinikmati sebagai penggunaan yang menyenangkan. Pengalaman terbaik dari efek aromatic, mengkonsumsi sesuai dengan anjuran mengenai ukuran berat badan sebelum melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak keringat, seperti berolahraga, menari, atau aktivitas fisik lainnya. Ketika tubuh kita memetabolisme senyawa aromatic, wangi bunga mawar akan dipancarkan melalui kulit. Produk ini pada dasarnya tidak digunakan untuk mendiagnosis, perawatan, penyembuhan, ataupun pencegahan terhadap penyakit. Apabila kita memiliki alergi terhadap parfum, direkomendasikan untuk tidak mengkonsumsi deo perfume candy . Jika kita memperhatikan tentang sensitivitas individu kita terhadap bahan lain dari permen ini, sebaiknya sebelum menggunakan dikonsultasikan dahulu dengan dokter. Deo perfume candy, sekarang dan kedepannya, akan menjadi perlakuan yang menyenangkan dengan menghasilkan efek harum yang diproduksi dari bahan geraniol (wangi mawar). Deo tidak ditunjukkan untuk menjadi pengganti deodorant dan tidak di desain secara spesifik untuk memberikan aroma tubuh.

1.1.3 MEKANISME KERJA

Geraniol merupakan senyawa yang terdiri dari banyak karbon dan hydrogen, oleh karena itu, dapat dilihat bahwa senyawa ini merupakan senyawa yang larut dalam lemak. Jadi, geraniol dapat dengan mudah masuk melalui dinding sel dan melalui kulit.

Untuk menikmati keuntungan dari aroma mawar, direkomendasikan untuk mengkonsumsi 4 buah permen bagi orang dengan berat badans ekitar 145 pound. Kita harus memberikan waktu bagi geraniol untuk menguap secara perlahan melalui kulit sebelum menghasilkan wangi. Dengan kata lain, jika kita hanya mengkonsumsi satu buah permen dan mengendus pakaian kita, kita tidak akan dapat mencium wangi tersebut. Konsumsi paling tidak 4 buah permen dan biarkan tubuh kita memetabolisme produk tersebut. Jika kita sedang beraktivitas aktif seperti kerja lapangan, menari, atau melakukan olahraga, kita akan merasakan efeknya lebih cepat.

1.1.4 PENELITIAN

Tahun 2006, peneliti jepang mempublikasikan penelitian yang didemontrasikan bahwa senyawa aromatic, seperti geraniol, dideteksi dapat memancarkan wangi melalui kulit setelah dikonsumsi secara oral. 1. Akiyama Asako, Ito Kenji dalam Enhalation of Aromatic Compounds from Human Skin after Oral Intake, penelitian aroma 7(1):63-65 (2006) 2. Akiyama Asakodkkdalam Determination of Aromatic Compounds in Exhalated from Human Skin by Solid-Phase Micro Extraction and GC/MS with Thermo Desorption System Bunseki Kagaku, 55 (10):787-792 (2006)

1.2 KOSMESEUTIKAL

The FD&C Act mengelompokkan obat, kosmetik atau kombinasi kosmetik dan obat. Di industri kosmetik dikenal kosmeseutikal yaitu istilah untuk produk kosmetik yang mengandung

zat aktif yang bertindak sebagai obat (pharmaceutical) contohnya anti-wrinkle creams, baldness treatment, antiperspirant dan sunscreens. Pengelompokan kosmetik dan kosmeseutical sering menyulitkan bagi badan regulator seperti American Food and Drug Administration, sebagai contoh deodoran dapat dikelompokkan ke dalam kosmetik tetapi jika dinyatakan sebagai antiprespirant dikelompokkan sebagai obat karena dapat menciutkan pori pada kulit. Kosmeseutikal merupakan produk bioaktif, dapat mengobati penyakit kulit ringan (minor skin disorder) dan resiko (efek samping) rendah. Dalam kosmeseutikal digunakan berbagai bahan alami yang telah digunakan dalam kosmetika tradisional atau bahan sintesis yang umumnya mengandung konsentrasi yang lebih rendah dari yang biasa digunakan dalam obat topikal sehingga resiko penggunaannya rendah. Indonesia adalah negara tropis yang hanya punya 2 musim, dengan suhu umumnya selalu tinggi, kelembaban tinggi dan sinar matahari yang selalu bersinar sepanjang hari. Pada daerah semacam itu terdapat berbagai penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan tropis yang mungkin jarang atau lebih sedikit terdapat pada orang yang hidup di daerah bukan tropis. Berbagai penyakit kulit yang dihubungkan dengan lingkungan tropis misalnya kelainan pigmentasi kulit, kelainan penuaan dini, kelainan bau badan, ketombe, selulit dan akne. Oleh karena itu untuk daerah tropis dibutuhkan aplikasi bahan yang dapat mencegah terjadinya kelainan dengan menangkal faktor penyebab kelainan atau mengobati kulit yang telah terjadi. Aplikasi bahan tersebut adalh obat topikal atau kosmeseutikal. Contoh Produk Kosmeseutikal:

Sumber: http://www.sabinsa.com/products/cosmeceuticals/ 1.2.1 Anti Wrinkle dan Anti-Aging (Anti Kerut dan Anti Penuaan)

Dua tekhnologi tercanggih telah memungkinkan penemuan dan pembuatan molekul hexapeptide kombinatorial kimia dan sintesis peptida solid.hexapeptide anti kerut mewakili penemuan positif yang berdasarkan jalur ilmiah dari desain rasional untuk produksi GMP melalui studi biokimia mekanisme kerja anti kerut. Contoh Formulasi:

Mekanisme kerja dari zat aktif (hexapeptide): Analisis mekanisme kerja menunjukkan bahwa hexapeptide secara signifikan menghambat pelepasan neurotransmitter dengan potensi yang sama dengan BoNT A (Botullinum Neurotoxins), meskipun seperti yang diharapkan, itu berkhasiat jauh lebih rendah dari neurotoxin. Penghambatan pelepasan neurotransmitter adalah karena campur tangan hexapeptide dengan pembentukan dan / atau stabilitas dari kompleks protein yang diperlukan untuk mendorong Ca2+ eksositosis-dependent, yaitu fusi vesikular (dikenal sebagai SNARE) kompleks. Terutama, hexapeptide tidak menunjukkan Toksisitas oral in vivo atau iritasi primer pada dosis tinggi. Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa hexapeptide ini adalah non-toksik, molekul anti-kerut yang mengemulasi tindakan BoNTs saat ini digunakan. Oleh karena itu, dimasukkannya hexapeptide ini termasuk di 10% merupakan alternatif biosafe untuk BoNTs dalam kosmetik.

1.2.2 Anti Acne Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah jerawat, karena dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang. Jerawat adalah penyakit kulityang terjadi akibat peradanganmenahun kelenjar polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista tempat predileksi. Jerawat merupakan kelainan kulit yang bersifat umum, menyerang hampir pada semua remaja yang berusia 16-19 tahun, bahkan dapat berlanjut hingga usia 30 tahun. Di pasaran sediaan anti jerawat telah banyak beredar baik dalam bentuk gel, krim dan losio tetapi dari jenis sediaan tersebut bentuk gel lebih banyak dipilih. Kosmeseutikal anti akne mengandung bahan aktif konvensional misalnya sulfur, asam salisilat, resorsinol atau yang modern misalnya retinoid, nikotin amida, triklosan. Sulfur (belerang) umumnya digunakan dalam bentuk presipitat salah satu bentuk di samping bentuk koloidal dan sublimatum, telah lama digunakan dalam bidang dermatologi. Sumber alam yang tak akan ada habisnya terjadi adalah kawah gunung berapi, baik dalam bentuk padat maupun

dalam bentuk air belerang panas, namun sayang sekali belum ada penelitian yang membuktikan efektifitas air belerang langsung terhadapa acne. Sulfur mempunyai sifat anti acne, anti sebore, anti skabies dan antiseptik ringan. Bubuk sulfur berwarna kuning kehijauan atau keabu-abuan dan tetntunya agak berbau tidak nyaman yang merupakan kekurangan dari bahan ini. Kadar yang dapat digunakan dalam kosmeseutikal adalah 2- 10%. Efek samping penggunaan sulfur topikal adalah kemerahan kulit, kering dan bersisik. Asam salisilat merupakan bahan yang telah lama digunakan daalm boidang dermatologi sebagai keratoplastik (dalam kadar < 2 %). Penggunaan dalam kosmeseutikal anti acne dalam kadar 2-55, namun umumnya dalam kosmeseutikal terdapat dalam kombinasi dengan anti acne lain sehingga konsentrasinya kuang dari 2% yang merupakan kadar yang diizinkan dalam kosmeseutikal yang dijual bebas. Dalam 5 tahun terakhir asam salisilat dipopulerkan kembali sebaagai produk pengelupas kulit dengan nama BHA (asam beta hidroksi). Resorsinol merupakan bahan anti acne, anti gatal, anti jaamur dan anti sebore. Berbentuk kristal putih, tak berarna, larut dalam berbagai vehikel misalnya air, alkohol atau eter. Kadar terapi dalah 1-3% dan yang digunakan dalam kosmeseutikal umumnya <2%. Efek samping bahan ini adalah iritasi, alergi dan toksik pada darah sehingga jantung digunakan pada daerah kulit yang luas. Retinoid sebagai anti acne dalam kosmeseutikal jarang digunakan. Asam retinoat (RA) tidak diizinkan digunakan dalam kosmeseutikal. Bentuk retinoid yang diizinkan, retinol (all trans retinol) dengan kadar 0.01% - 0.1% atau retinal dengan kadar 0.05% lebih sering digunakan sebagai pelembab kulit daripada sebagai anti acne. Triklosan merupakan bahan antiseptik yang sering digunakan dalam kosmetika atau kosmeseutikal baik untuk bahan pengawet atau anti jerawat digunakan dalam kadar 0.1 0.5% dan umumnya dengan kombinasi sulfur, resorsinol dan lainnya.

Contoh Formulasi Nama Zat Benzoil Peroksida HPMC

Propilen Glikol Metil Paraben Aquadest

Air suling sebanayak 20 kali berat HPMC dipanaskan hingga mendidih, kemudian diangkat dan HPMC dikembangkan di dalamnya selama 15 menit, setelah kembang ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dalam etanil (1 dalam 5). Benzoil peroksida digerus lalau ditambah,an propilenglikol, lalu campurkan dengan basis dan di ad kan dengan aquadest, homogenkan.

Evaluasi gel benzoil peroksida hasil formulasi: Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau yang diamaati secara visual Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan 0,1 gram sediaan pada kaca transparan Pemeriksaan kadar benzoil peroksida dalam sediaan dilakukan secara spektrofotometri. Penentuan panjang gelombang maksimum benzoil peroksida di dalam asetonitril.

1.2.3 Sunscreen Sebuah tabir surya atau yang biasa disebut sunscreen adalah sebuah lotion untuk kulit yang ditambahkan dengan zat UV blocker. Paparan sinar UV dari matahari memiliki sejumlah dampak negatif pada kulit seperti terbakar, menyebabkan kerut, bahkan kanker. Maka dari itu tabir surya dirancang untuk melindungi kulit dari sinar UV. Tabir surya memiliki 2 mekanisme utama yaitu menghalangi atau memantulkan sinar UV dan menyerap sinar UV kemudian mengubahnya menjadi energi yang kurang berbahaya seperti panas. Sangat banyak tabir surya yang mengandung bahan-bahan yang bekerja dengan kedua mekanisme ini yang dikenal dengan istilah UV protection.

Pada awalnya tabir surya didesain untuk melindungi pemakainya pada saat ke pantai. Tapi pada saat ini produk yang sama juga digunakan oleh mereka yang melakukan olahraga salju, sejak sinar matahari menunjukkan efeknya terhadap kulit yang dapat dilihat pada pantulan permukaan salju. UV filter dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok berdasarkan asalnya. Anorganik UV filter atau yang disebut UV filter fisik bekerja dengan memantulkan dan menghamburkan radiasi UV. Kemudian organic UV filter, yang juga juga disebut UV filter kimia atau sunblock bekerja dengan mengabsorbsi radiasi. Jenis tabir surya yang paling penting adalah yang bekerja dengan mengabsorbsi radiasi eritemal UV. Karakteristik yang penitng dalam tabir surya adalah: 1. Tidak toksik dan tidak mempengaruhi metabolisme tubuh 2. Tidak berbahaya secara dermatologis seperti bebas dari efek iritan dan efek sensitasi yang berbahaya 3. Efektif mengabsorbsi rasdiasi eritemogenik 4. Tidak bersifat fotolabil, yaitu mampu mengabsorbsi radiasi eritemogenik, tidak mengalami perubahan kimia yang dapat mengurangi kemampuan sebagai tabir surya, sehingga mampu kmengubah senyawa lain yang berbahaya yang mungkin terdapat 5. Tidak menguap dan memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai 6. Tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat, dan sebagainya 7. Harus memiliki karakter fisik yang dapat diterima konsumen 8. Dapat terabsorbsi melalui kulit UV filter fisik secara umum adalah oksida logam, meskipun silikat dan talk juga biasa digunakan. Bahan ini menunjukkan perlindungan yang lebih tinggi dibandingkan bahan kimia dan juga merupakan bahan yang tidak larut dalam air. Sebagai pembanding, bahan ini kurang diterima oleh kebanyakan orang karena bahan ini biasanya membentuk lapisan film penghalang pada kulit yang menimbulkan rasa yang kurang nyaman. Selain itu, formulasi dengan menggunakan bahan ini sangatlah sulit karena bahan ini dapat memecahkan emulsi. Zink oksida merupakan UV filter fisik yang lebih efektif dibandingkan titanium oksida. Sediaan dengan bahan yang mampu memantulkan cahaya dapat lebih efektif bagi mereka yang terpapar radiasi

UV yang berlebihan, bahan ini juga memiliki toksisitas yang rendah, stabil terhadap cahay, dan menunjukkan induksi reaksi fototoksik atau fotoalergik. Namun penggunaan zink oksida sebagai tabir surya yang dimasukkan dalam formulasi kosmetik tidak diperkenankan dibeberapa negara. Umumnya UV filter fisik yang secara luas digunakan saat ini adalah titanium dioksida. UV filter kimia atau sunscreen merupakan senyawa organic dengan aktifitas molar yang tinggi terhadap range UV. Senyawa ini biasa terdiri dari struktur aromatik tunggal atau ganda, kadang merupakan konjugasi dari karbon-karbon ikatan ganda dan/atau gugus karbonil. Tabir surya kimia adalah bahan yang dapat melindungi kulit dengan mengabsorbsi energi UV dan mengubahnya menjadi energi panas. Senyawa ini mengabsorbsi radiasi UV dan mengubah energinya menjadi radiasi dengan gelombang yang lebih panjang. Tabir surya kimia cenderung membentuk energy yang lebih tinggi dalam keadaan dasar. Molekul ini akan menuju pada keadaan dasar, energi diemisikan dengan magnitude yang lebih rendah dari energy awal yang diabsorbsi. Energi ini di emisikan dalam bentuk panjang gelombang yang lebih panjang, sebagai radiasi panas ringan yang khas. Derivat sintetis senyawa ini dapat dibagi dalam 2 kategori besar yaitu pengabsorbsi kimia UVB (290-320 nm) dan UVA (320-400 nm). Tabir surya kimia yang biasa digunakan adalah oktil metoksisinamat sebagai UVB filter yang paling banyak digunakan. Bahan ini kurang efektif dalam mengabsorbsi UVB dibandingkan para-aminobenzoic acid (PABA) dan pada formulasinya dianjurkan penambahan UVB filter untuk memperoleh nilai SPF yang tinggi. UVA filter termasuk benzofenon, antranilat dan dibenzoilmetan. Oksibenzon adalah benzofenon yang paling luas digunakan, mengabsorbsi UVA dan UVB. Kedua bahan ini memiliki kekurangan yaitu bersifat fotolabil serta mudah terdegradasi dan teroksidasi.

Efektivitas Tabir Surya Parameter yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi efikasi produk tabir surya dan memberikan kepada pemakai yang berhubungan dengan informasi pada label produk. Parameter yang biasa digunakan disebut sebagai Sun Protection Factor (SPF) produk tabir surya, dengan hubungan terhadap peningkatan dosis UV pada kulit yang dilindungi dapat dengan tanpa menunjukkan eritema, sebagai perbandingan pada kulit yang tidak terlindungi.

SPF adalah perbandingan respon terhadap paparan sinar UV pada kulit yang terlindungi terhadap kulit yang tidak terlindung. Secara khusus, dosis minimum eritema (MED) diuji oleh setiap panelis pada tes SPF. Waktu/dosis pada simulasi cahaya UV dibutuhkan untuk menghasilkan keseragaman, yang hampir tidak menampakkan kemerahan pada kulit. Nilai MED akan berbeda berdasarkan tipe kulit Fitzpatrick. Untuk mengetahui nilai SPF, produk dengan dosis yang cocok dioleskan 2 mg/cm2 pada area 50-100 cm diatas punggung belakang bagian bawah. Lima hingga tujuh titik dipaparkan pada berbagai dosis simulasi cahaya UV. 12-24 jam setelah pemaparan UV, bagian ini dievaluasi . Nilai SPF dikalkulasi dengan menggunkan persamaan : SPF = MED kulit terlindung/MED kulit yang tidak terlindung. SPF dapat ditunjukkan dengan persen transmitan eritemal UV seperti 1/SPF X 100, atau yang dihambat, seperti (1(1/SPF) X 100)

Formulasi Sediaan Tabir Surya Secara khusus, umumnya tabir surya aktif terdiri dari beberapa tipe: 1. Minyak-minyak polar, cenderung untuk membuat produk terasa berlemak dan berminyak, khususnya dalam konsentrasi yang tinggi. 2. Padatan Kristal yang larut minyak membutuhkan konsentrasi pelarut/emollient berminyak untuk melarutkannya dan menjaga pembentukan kristalisasi pada produk dan juga membuat produk terasa berlemak dan berminyak. 3. Garam-garam yang larut air, cenderung untuk menurunkan kemampuan polimerik dalam larutan berair. Cenderung untuk membentuk tingkat polimer yang tinggi dan polimer tingkat tinggi ini membuat produk terasa lengket dan berat pada kulit. 4. Serbuk atau partikulat yang tidak larut dapat membuat kulit terasa kering dan sering menimbulkan tampilan putih yang tidak diharapkan pada kulit. Penambahan parfum pada sediaan atau formulasi tabir surya dipilih berdasarkan image yang ingin diberikan pada produk. Untuk tabir surya yang digunakan oleh para atlit, harus dipilih tipe aroma segar yang kering seperti lavender atau sitrus. Jika produk digunakan untuk berjemur di pantai, aroma yang lebih keras, lebih sesuai dengan aroma menawan atau menarik. Pada kasus lainnya aroma netral, seperti aroma bunga lebih cocok dengan produk. Parfum

dengan aroma yang manis harus dihindari untuk mencegah ketertarikan serangga. Dosis yang tepat tergantung pada tipe produk. Minyak suntan dengan basis minyak nabati biasa dianjurkan penambahan 1% parfum atau lebih, dengan sediaan berair atau rendah alcohol 0,1-0,3 %, untuk formulasi ini Tween 20 atau pengsolubilisasi lainnya harus ditambah pada parfum. Formulasi tabir surya dengan menggunakan titanium dioksida menggunakan serbuk termikronisasi untuk meningkatkan efektivitasnya sebagai tabir surya. Titanium dioksida dengan ukuran partikel 60 m mampu memantulkan dan membaurkan sinar UV dan sinar tampak, sementara partikel dengan diameter 230 m hanya mampu membaurkan sinar tampak. Ukuran partikel yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih luas di bandingkan dengan partikel ukuran besar. Sehingga kemampuan memantulkan dan membaurkan cahaya lebih besar. Berikut adalah contoh formulasi tabirsurya beserta zat yang digunakan dan cara pembuatannya: Standart Emulsion Sunscreen SPF 18
Formula Diluent Emolient Emulsifier Emolient Silicon Film former Emolient Sunscreen Sunscreen Salt Preservative

Batch Size 500 grams


% 58,75 5 11 2,5 7,5 1 0,5 8 4 0,75 1 100 Jumlah (gram) 293,75 25 55 12,5 37,5 5 2,5 40 20 3,75 5 500

Contoh zat yang digunakan Water Cetyl Dimethicone copolyol Octyl palmitate Cetyl dimethicone Cyclomethicone Ceresin wax Hydrogenated castor oil Titanium dioxide Zinc oxide Magnesium sulfate Germaben presertative (Parabens) Total

Cara pembuatan: 1. Air dipanaskan sampai suhunya 75C.

2. Ketika suhu sudah lebih dari 70C, ditambahkan cetyl dimethicone copolyol, octyl palmitate, cetyl dimethicone, cyclomethicone, ceresin wax, hydrogenated castor oil, titanium dioxide, dan zinc oxide. 3. Zat-zat yang sudah dicampurkan ke dalam air diaduk selama 20 menit sampai homogen. 4. Setelah itu ditunggu dingin. Ketika suhunya 45C, ditambahkan paraben ke dalamnya. 5. Kemudian didinginkan kembali, dan dicek pH dan viskositasnya. pH suncscreen ini harus antara 6,0 7,0 dan viskositasnya harus antara 6000 9000 P.

1.2.4 Antiperspirant

Antiperspirant adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud mempersempit pori sehingga mengurangi keluarnya keringat. Deodorant adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap keringat dan mengurangi bau badan. Pada hasil riset, setiap hari orang akann mengeluarkan air sebanyak 650-750 cc melalui transpirasi kulit. Air yang keluar melalui kulit ini akan menguap dan meninggalkan sisa-sisa lemak dikulit sehingga mudah sekali bakteri berkembang biak dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap sehingga senyawa antibakteri sangat dibutuhkan dalam sediaan antiperspirant.

Mekanisme Antiperspirant Penggunaan sediaan topikal yang cocok untuk mengurangi keluarnya keringat berdasarkan pengurangan jumlah keringat dan perubahan serangan bakteri sehingga bau badan dapat dicegah. Penggunaan garam aluminium saja dapat dianggap mempunyai efek antibakteri karena menghasilkan pH asam dari proses hidrolisis. Kulit dengan pH asam dianggap merupakan pertahanan natural terhadap infeksi bakteri dan jamur. Sediaan antiperspirant harus berdasarkan hidrolisis garam logam, karena mempunyai efek menghambat bakteri kulit. Pengamatan terhadap efek aluminium sulfat, aluminium klorhidroksida, dan dapar aluminium klorida dengan urea 5%, ternyata mempunyai efek bakterisida dan bakteriostatik yang sangat kuat. Efek deodorant garam aluminium terjadi dengan dua cara : 1. Aktivitas hambat bakteri yang disebabkan pH yang relative rendah. 2. Netralisasi bau dengan kombinasi kimia.

Penggunaan aluminium klorida atau krim topikal yang mengandung aluminium klorida dan surfaktan dapat mengurangi keluarnya keringat dan bau ketiak. Antiperspirant yang mengandung garam aluminium mempunyai aktivitas tidak langsung pada kelenjar keringat, atau memblokade pori dengan koagulasi protein oleh ion polivalen sehingga mengurangi keluarnya keringat. Disamping itu antiperspirant dapat menyebabkan reaksi inflamasi disekitar lapisan pembuluh dan lubang keringat dan adanya kontraksi dapat mengurangi keluarnya kringat ke permukaan kulit. Garam aluminium dapat mengakibatkan keratinisasi abnormal sehingga terjadi blockade pada muara kelenjar keringat sehingga aliran keringat terhambat. Aktivitas antiperspirant diuji berdasarkan histologi dengan menggunakan garam aliminium, AlCl3, ternyata dapat mengubah pembuluh epidermal sehingga menyebabkan sebagian besar keringat tertumpah ke sekitar jaringan. Aluminium klorida dapat menyebabkan anindrosis dengn mengubah permeabilitas atau fungsi resobsi pembuluh ekrin bagian epidermal. Aktivitas garam aluminium dalam antiperspirant belum seluruhnya jelas, adstringen garam alumiuim mempunyai efek antiperspirant, jika digunakan dalam kadar cukup tinggi misalnya tidak kurang dari 15%.

Zat tambahan 1. Alcohol Nama lain Berat molekul Rumus empiris Fungsi Kelarutan OTT 2. Lilin putih Nama lain Fungsi Pemerian Kelarutan : cera alba : emulgator : tidak berasa, berwarna putih atau berwarna kekunung-kuningan : larut dalam kloroform,ether, campuran minyak, minyak yang : ethanol 96%, ethil alcohol : 46,07 : C2H6O : antimikroba (10%) : tidak larut dengan kloroform, ether,glyserin, dan air : alkali, garam organik

mudah menguap,sukar larut dalam erhanol95%, praktis tidak larut dalam air OTT 3. Nipagin Nama lain Rumus empiris Berat molekul Fungsi Pemerian Kelarutan OTT 4. Propilenglikol Nama lain Rumus molekul Berat molekul Fungsi Pemerian Kelarutan OTT : metal etilen glikol : C3H8O2: 76,09 : solvent atau cosolvent (5-80%) : jernih, tidak berwarna, kental : tidak larut dalam aseton, kloroform,etanol95%, : pereaksi pengoksidasi seperti potassium permanganate : metil paraben : C8H8O3 :152,15 : anti mikroba (0,02-0,3%) : berbentik Kristal tidak berwarna atau Kristal putih : air 1:400,1:50 pada 500C, ethanol 1:2 : surfaktan nonionic, logam, talk, tragakan,dan lain-lain : zat pengoksidasi

5. Sodium lauryl sulfate Sinonim Rumus molekul Berat molekul Pemerian Fungsi : Natrii lauryl sulphate : C12 H25 NaO 4 : 288.38 : serbuk putih, atau cream sampai Kristal kuning : surfaktan anionic, emulsifying agent (0.5-2,5%), detergen pada shampoo (10%) pH kelarutan : 7.0-9,5 : sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter dan kloroforom

OTT 6. Boraks Sinonim Rumus molekul Berat molekul Pemerian

: garam alkaloid, dan mengendap dengan garam potassium.

: natrii tetraboraks : Na2-B4O7.10H2O : 381,37 : hablur transparent tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basa. Dalam udara kering merapuh.

Kelarutan

: larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol P, praktis tidak larut dalam ethanol (95%)P

Fungsi

: antiseptikum eksternal

7. Aluminium kalium sulfat Sinonim Rumus molekul Berat molekul Pemerian : tawas : Kal (SO4)2.12H2O : 474,39 : masa hablur atau butiran hablur tidak berwarna, transparan rasa manis dan sepat Kelarutan : sangat mudah larut dalam air mendidih, mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam ethanol (95%)P, mudah larut dalam glisrol P Fungsi 8. Oleum ricini Sinonim Pemerian : minyak jarak : cairan kental, kuning pucat atau hamper tidak berwarna, bau lemah, rasa manis kemudian agak pedas, umumnya memualkan Kelarutan : larut dalam 2,5 bagian etanol (90%)P, mudah larut dalam etanol mutlak P dan dalam asam asetat glacial P Bobot per ml Indeks bias : 0,953 sampai 0,964 g : 1,477 sampai 1,481 : adstringen

Bilangan asam tidak lebih dari 2,0 Bilangan asetil tidak lebih dari 140 bilangan iodium 62 sampai 90 Bilangan penyabunan 177 sampai 187

Formulasi dan prosedur sediaan antiperspirant 1. Sediaan antiperspirant berbentuk krim

Sumber: Klepak, 2000.

sumber: Klepak, 2000.

2. Sediaan antiperspirant berbentuk spray

sumber: Klepak, 2000. 3. Sediaan antiperspirant berbentuk stik dan padatan

Sumber: Klepak, 2000.

4. Sediaan antiperspirant berbentuk roll-on

Sumber: Klepak, 2000. alcohol based and hydro-alcoholic roll-on

Sumber: Klepak, 2000.

Adapun penilaian antiperspirant dapat dilakukan dengan menggunakan: 1. Metode noda (semi kuantitatif terbaik) Dengan meletakan pada ketiak bola pingpong yang disalut dengan campuran serbuk biru bromfenol yang dibalut dengan kain kasa.Salutan berubah menjadi biru dengan sedikit

keringat, kepekatan warna yang dihasilkan menunjukkan kecepatan sekresi ketiak. 2. Metode pencatatan kontinyu dan gravitasi Pada metode gravitasi, bahan absorben yang telah mengabsorbsi keringat ditimbang, sebagai bahan absorben digunakan kain kasa yang telah ditara.Sedangkan metode pencatatan kontinyu merupakan metode yang paling teliti karena menggunakan hygrometer elektronik. Dengan prinsip sama, yaitu dengan membuang terus menerus uap lembab yang dihasilkan oleh bagian kulit yang tertutup dengan menggunakan aliran udara kering.

II. Wine
Wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari anggur yang difermentasi atau buahbuahan lainnya. Keseimbangan kimia alami yang terdapat dalam anggur memungkinkan terjadinya fermentasi tanpa penambahan gula, asam, enzim, air, atau nutrisi lainnya.

2.1 Prosedur Pembuatan Wine Langkah 1 - Pemanenan Semakin matang anggur,konsentrasi gula dan senyawa aromatis akan semakin naik dan konsentrasi asam akan menurun. Tujuan utama pada saat panen adalah untuk memilih buah anggur yang optimal untuk dijadikan komposisi. Hal ini tergantung pada jenis anggur yang akan diproduksi. Misalnya, anggur bersodamembutuhkan keasaman yang lebih tinggi daripada masihtable wine. Perkembangan anggur diikuti olehpengambilan sampel dari anggur secara berkala dari beberapa minggu sebelumtingkat optimal yang diharapkan tercapai. Sampel dianalisis untuk pH (menggunakan pH meter), asam(dengan titrasi natrium hidroksida), gula (dengan indeks bias) dan rasa senyawa (dengan mencicipi). Ketika tingkat optimal yang dicapai,anggur dipanen.

Langkah 2-Pengancuran Buah anggur dikeluarkan dari batang secara perlahan-lahan dan dihancurkan untuk memecahkan kulit anggur. Belerangdioksida ditambahkan ke anggur pada tahap ini untuk

mencegah oksidasi dan menghambat kegiatan mikroba. Enzim juga dapat ditambahkan untuk menghancurkan dinding sel dan membantu pelepasan jus.

Langkah 3 - Menekan Proses ekstraksi jus tergantung pada jenis anggur untuk digunakan, tetapi selalu melibatkan proses pemerasan buahnya. Setelah menekan jus selanjutnya didiamkan untuk memisahkan padatan.Jika perlu jus dapa dijernihkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi.

Langkah 4 - Fermentasi Jus diinokulasi dengan ragi hidup, kemudian melakukan reaksi fermentasi: C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 Kekuatan yang mendorong reaksi ini adalah pelepasan energi yang tersimpan dalam gula untuk membuatnya tersedia untuk proses biologis lainnya. Dalam kondisi aerobik, reaksi dapat dilanjutkanlebih lanjut dan mengkonversi etanol untuk H2O dan CO2, melepaskan semua yang terdapat pada energi dalamgula asli. Proses ini tidak diinginkan dalam produksi anggur,sehingga fermentasi biasanya dilakukan di bawah selimut CO2 untuk meniadakan oksigen dan menyebabkan meningkatnya alkohol produksi.

Langkah 5 - Pemurnian Padatan yang tidak diperlukan,garam dan mikroorganisme dikeluarkan melalui berbagai proses fisik,setelah itu wine dimasukan ke dalam botol dan dijual.

2.2 Keuntungan Bagi Kesehatan Wine dan Penyakit Jantung Selama bertahun-tahunpeneliti bertanya-tanya bagaimana orang perancis bisa makan makanan yang kaya krim, mentega dan keju padahalasupan kalorinya lebih tinggi dibandingkan diet orang Amerika, namun Perancis memiliki kemungkinan terjadinya penyakit jantung lebih rendah daripada orang Amerika. Tingkat serangan jantung Perancis adalah satu-sepertiga dari AS Jawabannya adalah kebiasaan Perancis minum anggur dengan makanan.

The Copenhagen City Heart Study, yang diterbitkan dalam British Medical Journal, menunjukkan bahwa di antara lebih dari 13.000 pria dan wanita berusia 30 sampai 70 yang dilacak selama 12 tahun dan mengkonsumsi anggur setiap hari, 50% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal selama studi dibandingkan konsumen lainnya minuman beralkohol atau bukan peminum. Sangat penting untuk dicatat bahwa manfaat kesehatan yang terbesar dengan hanya dua atau tiga gelas anggur per hari (satu untuk perempuan). Jika lebih maka akan meningkatkan risiko kesehatan.

Kontrol Berat Badan Beberapa studi telah menunjukkan bahwa konsumsi moderat anggur (satu atau dua gelas per hari), sebagai bagian dari diet yang sehat, tidak berpengaruh untuk berat badan,dibandingkan dengan jenis lain dari minuman beralkohol.Minum anggur dengan makanan ,terbukti memiliki manfaat kesehatan lebih besar dari minum anggur dengan sendirinya, menurut penelitian yang dilakukan di Italia pada 70.000 subjek. Berdasarkan studi Harvard orang-orang yang meminum wine yang mengandung resveratrol, akan memberikan efek yang lebih sehat, lebih langsing dan memperpanjang waktu hidup hingga 30% lebih lama. Para peneliti percaya bahwa resveratrol mengaktifkan jalur panjang umur genetik yang sama seperti pembatasan kalori, satu-satunya diet yang dikenal untuk memperpanjang umur.

Pencegah Kanker Studi terbaru menunjukkan bahwa resveratrol dapat memblokir sel-sel kanker pada saat menyerang organ, sehingga mencegah penyebaran penyakit.

III. Sport Nutrition


Sport nutritionadalah studi dan praktik dari nutrisi dan diet yang berkaitan dengan kinerja atletik. Hal ini berkaitan dengan jenis dan jumlah cairan dan makanan yang diambil oleh seorang atlet, dan berhubungan dengan nutrisi seperti vitamin, mineral, suplemen dan zat-zat organik seperti karbohidrat, protein dan lemak.Tergantung pada lamanya latihan atau

kompetisi, kinerja dan daya tahan terutama dibatasi oleh hilangnya cairan tubuh, penurunan kadar gula darah, dan penipisan cadangan karbohidrat pada otot. Ketiganya dapat menghambat kinerja. Minuman olahraga (sport drinks), gel karbohidrat, dan bar energi (energy bars) dapat membantu mengembalikan cairan tubuh dan kadar karbohidrat. Pada makalah ini akan dijelaskan jenis sport nutrition yang akan dijelaskan adalah mengenaienergy bars.

3.1Energy Bars Energy bar adalah bar suplemental yang mengandung sereal dan makanan energi tinggi lainnya ditargetkan pada orang-orang yang membutuhkan energi cepat tapi tidak punya waktu untuk makan. Mereka berbeda dari minuman energi, yang mengandung kafein, sedangkan bar menyediakan energi makanan. Sementara makanan kaya karbohidrat dapat menyediakan energi untuk kegiatan atletik dan kegiatan lain, energy bar bisa menjadi pengganti makananbagi orang yang memiliki gaya hidup yang sibuk. Karena merek yang berbeda menawarkan profil nutrisi yang berbeda, maka setiap orang harus memilih energy baryang aka dikonsumsi secara cermat untuk melihat mana yang terbaik untuk aktivitasnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemnilihan energy bar. Karbohidrat Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh. Tidak semua karbohidrat sama, meskipun, dan beberapa mungkin lebih bermanfaat bagi aktivitas Anda daripada yang lain. Karbohidrat sederhana, seperti gula, diserap cepat oleh tubuhsehinggamenghasilkan energi lebih cepat. Namun, karbohidrat sederhana nantinya dapat membuat crash. Karbohidrat kompleks, seperti yang berasal dari biji-bijian, sayuran, susu dan beberapa buah-buahan, menyediakan energi berkelanjutan. Protein Protein adalah nutrisi yang mengandung asam amino, yang membangun jaringan tubuh, termasuk otot dan kulit. Sementara binaragawan dikenal untuk memprioritaskan protein, atlet lain juga dapat mendapatkan keuntungan dari asupan protein. Menurut penelitian dari "The

Dokter dan Sportsmedicine" edisi Juni 2009, protein dapat meningkatkan massa otot serta pemulihan dari latihan. Lemak Lemak merupakan nutrisi penting, tetapi Anda mungkin ingin memilih energy baryang rendah lemak. Meskipun lemak menyediakan energi karena tinggi kalori - menyediakan sembilan kalori per gram, sedangkan protein dan karbohidrat mengandung empat kalori per gram - nutrisi ini mungkin memiliki efek merugikan bila dikonsumsi dekat sesi latihan.

Yorktown Kru menjelaskan Anda harus membatasi asupan lemak selama dan sebelum aktivitas, karena terlalu banyak dapat menyebabkan kram. Kalori Energy bar yang lebih rendah kalori akan memberikan energi kurang dari energy bar yang mengandung kalori lebih tinggi, namun energy bar yang lebih tinggi-kalori dapat membuat Anda merasa penuh, yang dapat mempengaruhi kinerja Anda. Jika Anda berpartisipasi dalam sesi latihan lagi atau mencoba untuk menambah berat badan, energy bar yang lebih tinggi kalori mungkin diinginkan. Jika Anda mengkonsumsi energy bar yang lebih tinggi kalori, Anda harus meninggalkan lebih banyak waktu sebelum sesi latihan Anda daripada saat Anda mengkonsumsi energy bar rendah kalori. Terdapat 5 kategori dari energy bars, yaitu: 1. 2. Snack Bars (PowerBar Pria, Zone Perfect, Luna Bar, and Balance Bar) Meal Replacement or Weight Loss Bars (Kashi Go Lean Slimming system bars, Slim Fast Meal-on-the-Go bars) 3. Performance Bars (Tinggi karbohidrat, seperti PowerBar's Original Performance Bar dan The Clif Bar; dan yang tinggi protein seperti PowerBar's Protein Plus and Met Rx Protein Plus). 4. 5. Low Carb Bars (Atkins, Diabetics Choice Bars) Bars for Women (EAS's Results for women; Natural Vitality's "New You" bar)

Dapat dilihat bahwa terdapat berbagai macam energy bars yang terdapat di pasaran. Oleh karena itu sebelum mengkonsumsi suatu energy bar maka perlu memperhatikan kandungan

dari energy bar tersebut. Berikut ini adalah tabel beberapa contoh dari produk energy bars dan kandungannya.

Beberapa contoh dari energy barbeserta kandungannya

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyakjenis energy bar yang tersediadi pasaran.High-carbohydrate barsmerupakan pilihanyang sangat baik untukpengiisankarbohidrat saat sebelum maupun selamalatihanpanjang. Bar inibiasanya sekitar 70persen dari kalorinyamerupakan karbohidratsepertigula(sirup beras merah dansukrosa) dan biji-

bijian(gandum dan beras keripik). Indeks Glikemik mengacu pada seberapa cepat karbohidrat masuk ke dalam sirkulasi. Bar dengan indeks glikemik tinggi, cocok digunakan selama latihan, cepat melepaskan karbohidrat ke dalam aliran darah, memberikan otot injeksi cepat bahan bakar. Bar dengan indeks glikemik rendah, cocok digunakan sebelum latihan, lambat melepaskan gula ke dalam sirkulasi, menciptakan energi berkelanjutan. Karbohidrat dicerna dan muncul dalam sirkulasi pada tingkat yang berbeda, sehingga indeks glikemik dari sebuah bar dapat diprediksi berdasarkan bahan-bahannya. Protein dan lemak yang terkandung dalam bar juga mempengaruhi penyerapan. Sebagian besar bar memiliki indeks glikemik tinggi, terlepas dari penggunaan berbagai biji-bijian dan karbohidrat kompleks lainnya sebagai bahan utama.

3.1.1 Formulasi Berikut ini adalah contoh formulasi dari High Protein Energy Bar

Sumber: http://www.dptc.calpoly.edu/Prototypes/ENERGYBA.PDF

Pencampuran whey dan susu protein dengan protein kedelai menambahkan tingkat optimal nutrisi seperti asam amino rantai bercabang dan kalsium tanpa mengorbankan karakteristik rasa yang diinginkan. Menggunakan Whey Protein Concentrate (WPC) dan Nonfat Dry Milk (NDM) meningkatkan profil nutrisi dengan menambahkan protein, kalsium dan mineral. Whey adalah serum susu, limbah dari pembuatan keju atau mentega. Setelah proses koagulasi susu dalam pembuatan keju, akan terbentuk cairan yang disebut whey. Di dalamnya terkandung kurang lebih 50% laktosa, protein, vitamin dan mineral. Protein tersebut di purifikasi dan kemudian disebut sebagai whey protein. Whey juga mengandung glutathione, suatu antioksidan yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, sehingga berguna dalam mencegah penyakit degeneratif. Kandungan proteinnya dapat mengatur kadar gula darah pada penderita diabetes.Jenis whey ada beberapa macam tergantung pada jenis asam atau enzim yang digunakan dalam pembuatan keju. Whey manis dengan pH 5.9 6.6, berasal dari limbah keju yang menggunakan enzim sebagai metode koagulasinya, sedangkan whey asam dengan pH 4.3 4.6, diperoleh dari metode koagulasi yang menggunakan asam dan yang terakhir adalah jenis whey teknis yang menggunakan asam selain asam laktat seperti HCl dan asam sulfat.

WPC adalah tipe whey protein pertama yang beredar di pasaran. Pada WPChanya mengandung 30-40% protein dengankandungan laktosa dan lemak yang cukup tinggi. Tipe WPC ini biasanya digunakan oleh industri makanan dan minuman. Namun seiring dengan perkembanganteknologi dan ditemukannya proses ultra-filtration, WPC kini mengandung kadarprotein hingga 70-80% dengan kandungan laktosa dan lemak yang rendah. Secaraumum WPC menjadi pilhan banyak orang karena harganya yang terjangkau danmemberikan tingkat protein yang tinggi dan rendah lemak. Tetapi perlu diingatbahwa WPC masih mengandung laktosa sehingga kurang sesuai bagi orang yangmemiliki lactose intolerant.

3.1.2 Prosedur Pembuatan 1. Campur campuran protein, NDM, mineral susu dan tepung kacang pada kecepatan rendah selama kurang lebih 5 menit sampai tercampur rata. 2. Lanjutkan pencampuran dan tambahkan bahan cair (sirup beras, madu, kedelai minyak dan pasta). Aduk sampai merata. 3. Tambahkan gandum dan kacang kedelai dan campuran pada kecepatan rendah sampai tercampur merata. 4. Bentuk bar menjadi ukuran yang diinginkan dengan cara ekstrusi atau menekan. Lapisi dengan enrobing chocolate. 5. Kemas.

3.1.3 Fakta Nutrisi

Sumber: http://www.dptc.calpoly.edu/Prototypes/ENERGYBA.PDF

3.2 Whey Protein dalam Sport Nutrition Tubuh memiliki kebutuhan yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Dengan rutin diet seimbang, sudah didapatkan jumlah protein yang baik dari makanan. Tetapi dengan aktivitas fisik, dan rutinitas olahraga, tubuh membutuhkan protein tambahan untuk memulihkan atau bahkan bagi beberapa orang, untuk membangun otot. Berolahraga (melatih jasmani) merupakan pengujian terhadap kekuatan tubuh&otot sehingga membuat ketegangan pada serat otot Sebagai respon, tubuh memicu sintesis otot baru sehingga otot tumbuh lebih kuat&mampu menghadapi beban yang lebih besar. Otot-otot ini akan didorong untuk bertahan setiap ada penambahan beban kerja, membuat stress sehingga menimbulkan rasa sakit atau nyeri terutama saat berolahraga untuk pertama kali atau mencoba melakukan olahraga lebih berat dibandingkan dengan yang biasa dilakukan Karenanya seorang atlet membutuhkan asupan nutrisi yang sesuai agar tidak mudah lelah dan merasakan sakit otot. Di situlah whey protein berperan : Whey merupakan protein murni sehingga tubuh dengan cepat menyerap untuk pemulihan sel pasca-latihan maksimal dan untuk asupan gizi ke dalam sel otot. Whey adalah protein dengan kandungan asam amino esensial lengkap dengan antioksidan untuk membantu sistem kekebalan tubuh .

3.2.1Kandungan Whey Protein Isoleucine at 49.7-57.3mg/g Leucine (/supplements/Leucine/) at 79.8-106.6mg/g Valine at 18.4-59.3mg/g Lysine at 76.1-88.1mg/g Methionine and Cysteine (Sulfur containing) at 79.7mg/g combined, Phenylalanine and Tyrosine (Aromatic) at 58.2mg/g combined,

Threonine at 61.1-68.7mg/g Tryptophan at 17.3mg/g Histidine at 7.8-18.7mg/g Alanine at 42.1-55.5mg/g Whey protein mengandung kumpulan asam amino essensial yaitu asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan, termasuk Whey Protein, contohnya: Iso-leusin, Leusin dan Lisin (BCAA). Whey protein sendiri kaya akan sistein sehingga dapat mengurangi kerusakan oksidatif pada saat kita berolahraga. Menurut ahli fisiologi olahraga Fabio Comana dari American Council on Exercise, protein whey memiliki salah satu peringkat protein terbaik dalam hal komposisi asam amino dan kecernaan. Whey lebih unggul dari semua bentuk lain dari protein, membual profil asam amino sempurna untuk pembentukan otot , menguatkan, dan pemulihan. Berdasarkan nilai biologis (BV), ukuran efek protein tertentu pada keseimbangan nitrogen, serta daya cerna protein dikoreksi skor asam amino (PDCAAS), sebuah ukuran seberapa baik protein tertentu memasok sembilan asam amino esensial, whey protein mencetak lebih tinggi dari daging dan telur.

3.2.2 Mekanisme Kerja Whey Protein Secara keseluruhan, leusin dan asam amino esensial lainnya mempunyai dua peran penting dalam jalur sintesis protein sebagai molekul pembawa sinyal yang menginisiasi sintesis dari protein baru dan sebagai substrat. Suplemen whey protein meningkatkan kekuatan otot secara signifikan selama latihan kekuatan dibandingkan dengan karbohidrat dan/atau golongan pengatur tambahan protein . Whey protein juga bermuara dari perut dan diserap ke dalam aliran darah lebih cepat daripada protein lain, yang menghasilkan pemulihan otot lebih cepat. Dengan demikian, itu adalah pilihan terbaik bagi nutrisi pasca-latihan ketika tubuh dalam keadaan katabolik.

3.2.3 Hasil Penelitian Whey Berbagai macam penelitian menunjukkan hasil bahwa whey protein efektif untuk membantu program fat loss melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Menurunkan Kadar LemakPara peneliti dari Minnesotas Applied Research Center menemukan bahwa orang yang melakukan diet dengan mengurangi kalori disertai suplementasi whey protein dapat menurunkan kadar lemak tubuhnya lebih banyak daripada yang hanya menerapkan diet rendah kalori saja. Meningkatkan Massa OtotMenambah massa otot dapat mempercepat penurunan berat badan. Ini karena tubuh akan membakar kalori lebih banyak jika otot makin banyak. Hasil penelitian para ahli dari University of Texas Medical Branch menunjukkan bahwa konsumsi whey protein setelah latihan beban dapat meningkatkan pertumbuhan otot dengan cara merangsang pembentukan protein otot. Mengurangi Nafsu MakanMenambahkan asupan whey protein dapat menekan nafsu makan, sehingga menurunkan asupan kalori dan meningkatkan pembakaran lemak. Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menunjukkan bahwa setelah mengkonsumsi whey protein, maka asupan kalori kita akan lebih sedikit daripada biasanya. Whey protein merupakan sumber protein yang mudah dicerna dan efektif untuk membantu meningkatkan metabolisme Anda dan juga membantu tubuh membakar kalori lebih banyak. Dengan berlatih secara intens dan mengonsumsi whey protein, proses pembakaran lemak akan menjadi sempurna

3.2.4 Proses Mendapatkan Whey Protein Whey protein merupakan bagian dari produk susu, lebih khusus lagi, itu adalah cairan tansluscent yang ketika jadi, kasein akan dihapus untuk membuat keju. Pemisahan dimulai ketika enzim khusus ditambahkan ke dalam susu menyebabkan whey terpisah. Dadih yang digunakan untuk membuat keju, meninggalkan whey protein dalam bentuk cair. Whey cair ini kemudian dipasteurisasi dan dikeringkan menjadi bubuk untuk berbagai macam kegunaan.

3.2.5 Tipe-Tipe Whey Protein Biasanya digolongkan berdasarkan tipe dan proses pengolahannya: 1. Whey Protein Concentrate Pada awalnya Whey Protein Concentrate( WPC ) hanya mengandung 30-40% protein dengan kandungan laktosa&lemak yang cukup tinggi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ditemukannya proses ultra-filtration, WPC kini mengandung kadar protein hingga 80% dengan kandungan laktosa dan lemak yang rendah. WPC menjadi pilihan banyak orang karena harganya yang terjangkau dan memberikan tingkat protein yang tinggi dan rendah lemak. Tetapi perlu diingat WPC masih mengandung laktosa sehingga kurang sesuai bagi orang yang memiliki intoleransi laktosa.

2. Whey Protein Isolate WPI memiliki kandungan protein yang sangat tinggi (>90%) dengan kadar laktosa yang sangat rendah dan hampir bebas lemak. Agar menghasilkan WPI yang baik, whey harus diproses dengan temperature yang rendah dan tingkat keasaman yang rendah pula agar tidak terdenaturasi dan mengubah sifat alaminya sehingga Whey dapat bermanfaat optimal. Whey protein isolate dibuat dengan menyaring protein whey melalui Microfilter untuk menghapus laktosa dan abu dalam produk tersebut. perbedaan utama antara protein whey dan whey isolate bentuknya adalah jumlah protein, laktosa dan lemak yg ada. Whey bubuk protein mengandung 11-14,5 persen protein, 63-75 persen dan laktosa 1 sampai 1,5 persen lemak susu, menurut ahli gizi terdaftar Marjorie Geiser. Relatif, whey protein isolate mengandung lebih dari 90 persen protein dan sekitar 0,5 persen dari laktosa dan lemak susu per pemakaian.

3. Ion-exchanged Whey Protein Dihasilkan dengan memproses WPC melalui proses ionisasi secara elektrik dan menggunakan reagen untuk menyaring protein. Per gram ion-exchanged whey protein memiliki kadar protein tertinggi dibandingkan WPI melalui proses lainnya

Proses ion-exchanged mengubah sifat alami whey untuk menghasilkan kadar protein yang sangat tinggi sehingga ada subfraksi protein yang berkurang. Salah satu subfraksi protein yang berkurang adalah Lactoferrin yang memiliki sifat antivirus dan penambah daya tahan tubuh yang kuat.

Jenis ini melahirkan generasi selanjutnya yaitu micro-filtered whey isolate, yaitu jenis whey protein yang diproses melalui membran filter untuk menyaring whey sehingga didapatkan whey protein yang mengandung kadar protein yang sangat tinggi &masih mempertahankan semua subfraksi protein yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Beberapa jenis micro-filtration adalah Ultra Filtration (UF), Reverse osmosis (RO), Dynamic Membrane filtration (DMF), Radial Flow Chromatoraphy (RFC), Nano Filtration (NF), dan yang paling populer adalah Cross Flow Micro filtration (CFM).

4. Hydrolyzed Whey Protein Hydrolyzed Whey Protein adalah whey yang telah dipecah menjadi bagian-bagian kecil asam amino (peptide) dengan enzim tertentu sehingga dapat diserap dengan sangat cepat oleh tubuh dan memberikan manfaat positif kepada orang dengan kondisi alergi tertentu terhadap protein, orang yang mengalami gangguan pencernaan atau bayi dan anak kecil. Bagi binaragawan, bermanfaat karena kecepatan penyerapannya, yang sangat penting terutama sesudah latihan beban. Dibuktikan bahwa subjek yang diberikan diet berbahan dasar peptide/hydrolyzed protein memilik retensi nitrogen yang lebih tinggi daripada subjek yang diberikan diet dengan kandungan protein komplek serta kombinasi hydrolyzed whey dengan dekstrosa (karbohidrat sederhana) setelah latihan beban meningkatkan sekresi insulin dan retensi nitrogen yang jauh lebih tinggi daripada hanya mengkonsumsi protein komplek atau hanya karbohidrat sederhana saja. Retensi nitrogen yang lebih tinggi membantu pemulihan dan peningkatan masa otot yang lebih cepat Whey jenis ini rasanya pahit, biasanya harus dicampur dengan Whey jenis yang lain (WPC atau WPI) dengan komposisi sekitar 25-40% terdiri dari Hydrolyzed Whey.

3.2.6 Dosis dan Pemakaian Asam amino esensial sebanyak 6 g bersama dengan 35 g karbohidrat segera sebelum atau sesudah berolahraga akan mengoptimalkan sintesis protein otot sebanyak 200 persen di atas level istirahat.

DAFTAR PUSTAKA Ardi, Muhammad. 2012. PengertianKosmetika. Available online at

http://www.psychologymania.com/2012/10/pengertian-kosmetika.html American College of Sports Medicine. 2011. Selecting and Effectively Using Sports Drinks,Carbohydrate Gels and Energy Bars [online]. Tersedia di:

http://www.acsm.org/docs/brochures/selecting-and-effectively-using-sports-drinkscarbohydrate-gels-and-energy-bars.pdf [diakses tanggal 23 April 2013] Calpoly. 2012. High Protein Energy Bar [online]. Tersedia di:

http://www.dptc.calpoly.edu/Prototypes/ENERGYBA.PDF[diakses tanggal 23 April 2013]

Carunchia, M.E., A. Croissant, and E. Drake. 2005. Characterization of Dried Whey Protein Concentrate and Isolate Flavor. J Dairy Sci. Degeneres, Ellen. 2013. Deo Perfume Candy. Available online at http://perfumecandy.com/faq/ Draelos, Zoe Diana. Lauren A. Thaman. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care Product. Taylor & Francis Group. New York ; 137, 141, 146, 157, 159. Drayeer, Lisa, MA, RD. 2009. Energy Bar Review [online]. Tersedia di:

http://www.freediettips.com/diet_energy_bar_review.htm [diakses tanggal 23 April 2013] Frank, K. 2012. Whey Protein: In Depth Scientific Supplement Information. Public Health Nutr. Harbison, Martha. 2012. Does Edible Deodorant Work?. Available online at

http://www.popsci.com/science/article/2012-12/tested-deodorant-candy Harry, Ralph G. 1962. Modern Cosmeticology Volume One. Chemical Publishing Co. Inc. New York ; 205, 216,218. Jellinec, J.Stephan. 1970. Formulation and Function of Cosmetics. New York; 325, 332, 334, 336, 340. Klepak, Philip dan Jack Walkey. 2000. Cosmetics and Soaps. Britain: Kluwer Academic Publisher. Kline Company. 2008. Nutricosmetics. Available online at http://www.klinegroup.com/news/speeches/Nutricosmetics-apr08.pdf

Leksrisompong, P. 2013. Bitter Taste Inhibiting Agents for Whey Protein Hydrolysate and Whey Protein Hydrolysate Beverages. J Food Sci. Levenhagen, DK, et al. 2002. Postexercise Protein Intake Enhances Whole-body and Leg Protein Accretion In Human. Med Sci Sports Exerc. New Zealand Institute of Chemistry. Chemistry In Wine Making [online]. Tersedia di: http://nzic.org.nz/ChemProcesses/food/6B.pdf [diakses tanggal 24 April 2013] North Carolina Department of Commerce. The Health Benefits of Muscadine Grapes, Wines, and Nutraceuticals [online]. Tersedia di: http://www.nccommerce.com/Portals/10/Documents/MD%20News%20June%20200 8.pdf[diakses tanggal 24 April 2013] Salvador, Amparo. Albert Chisvert. 2007. Analysis of Cosmetic Products. Elsevier. Oxford ; 88, 94. Sullivan, Frost. 2007.Nutricosmetics - Health and Beauty Within and Without!. Available online at http://www.frost.com/sublib/display-market-insight.do?id=99171683
Walters, A. Kenneth. Michael S. Robert. 2008. Dermatologic, Cosmeceutic, and Cosmetic Development. Informa Healthcare, New York ; 419, 425, 432.

Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. Wasitaadtmadja SM. 2000. Dermatologi Kosmetik di Indonesia Dewasa Ini. Jakarta: IPKK FKUI/ RSCM Widi, Herning, Drh.2011. Apa Itu Whey? [online]. Tersedia di:

http://www.deptan.go.id/bbkptgpriok/detailberita.php?id=332 [diakses tanggal 23 April 2013] Willet, Brian. 2011. Comparison of Energy Bars [online]. Tersedia di:

http://www.livestrong.com/article/390363-comparison-of-energy-bars/ [diakses tanggal 24 April 2013]

Anda mungkin juga menyukai