Anda di halaman 1dari 6

MEKANISME HIDROLIS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK TIPE PLUNYER MANUAL

Suharto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto S.H., Tembalang, Kotak Pos 199/SMS, Semarang, 50275 Telp. 024-7473417, 7466420 (hunting), Fax. 024-7472396 Abstrak Kemajuan IPTEKS mendorong manusia untuk berfikir kritis dan kreatif. Usaha Kecil dan Menengah dalam mewujudkan menjadi industri kreatif salah satunya melalui perubahan mesin manual menjadi mesin otomatis. Tujuan penelitian ini untuk merancang dan membuat mekanisme sistem hidrolik pada mesin injeksi plastik tipe plunyer manual. Mesin injeksi plastik tipe plunyer semula digerakkan secara manual diganti dengan tenaga motor listrik. Motor listrik ini menggerakan sistem hidrolik sehingga dorongan maju-mundur plunyer untuk proses pencetakan plastik sepenuhnya dilakukan dengan tenaga hidrolis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan proses perancangan, proses pembuatan, proses perakitan, dan pengujian mesin. Hasil penelitian berhasil merancang dan membuat mekanisme sistem hidrolik sebagai pengganti mekanisme injeksi plastik. Uji coba mesin dengan mencetak bahan HDPE titik cair 2000C. Gaya dorong hidrolis menghasilkan 4 ton, silinder 80 mm; panjang langkah 168 mm pengoperasian lebih mudah, ringan, sehingga mesin dapat dioperasikan oleh semua orang. Kata kunci: hidrolik, manual, mesin injeksi plastik

1. Pendahuluan Dengan berkembangnya teknologi yang semakin cepat, terutama dalam dunia industri membutuhkan alat bantu produksi yang dapat diandalkan dan mengikuti perkembangan jaman. Sehingga banyak berbagai macam industri mengalihkan sistem operasinya dari sistem manual beralih menggunakan sistem semiotomatis maupun otomatis. Selain itu dampak dari krisis moneter yang berkepanjangan menuntut kreativitas dan inovasi yang tinggi di segala bidang terutama yang berkaitan langsung dengan dunia industri. Penerapan kreativitas dan inovasi diantaranya diwujudkan dalam penciptaan teknologi yang modern, salah satunya dalam rancang bangun alat bantu produksi yaitu mesin cetak plastik (plastic moulding). Sejak plastik ditemukan, pemakaian bahan-bahan teknik (kayu dan logam) mulai tergeserkan. Teknik ini pertama kali dikenalkan oleh John Wesley Hyatt pada tahun 1868, dengan melakukan injeksi celluloid panas ke dalam mold, untuk membuat bola billiar. Pada tahun 1909 Leo H.Baekeland menemukan mesin fenol-formadehid yang

saat ini dapat dicetak dengan mesin injeksi tipe ulir. (Irvin I Rubin,1973 : 1) Kapasitas mesin cetak injeksi tergantung pada besar gaya tekan pada cetakan dan banyaknya bahan yang dapat diolah per siklus. Umumnya mesin cetak injeksi mempunyai gaya tekan yang berkisar antara 0,4 hingga 22 MN, dan jumlah bahan yang dapat dicetak bervariasi antara 1 gram hingga 9 kg. (B.H.Amstead, dkk, 1990) Keuntungan menggunakan mesin cetak injeksi: a. Produk dapat dibuat dalam jumlah massal. b. Produk dapat dibuat dalam ukuran besar. c. Biaya produksi per satuan produk relatif murah. d. Proses dapat dibuat otomatik atau komputerisasi. Kerugian menggunakan mesin cetak injeksi : a. Persaingan antar pabrik menghasilkan keuntungan yang terbatas. b. Biaya pembuatan cetakan relatif mahal. c. Harga mesin dan perlengkapannya mahal. d. Pengendalian proses rentan terhadap kerusakan yang berakibat mesin tidak konsisten dalam bekerja.

183

Klasifikasi Mesin Cetak Injeksi a. Mesin Injeksi Tipe Ulir Tunggal Mesin tipe ini sangat luas pemakaiannya karena fleksibel dan dapat dipakai untuk mencetak produk dengan segala ukuran baik secara terputus maupun kontinyu. Desain umumnya mendatar, sedang untuk kapasitas kecil ada yang dibuat secara vertical. Mesin tipe ini dibuat otomatis dan banyak dijumpai pada industri besar.

pemanas dengan kompor minyak, dan unit penjepitan cetakan. Mekanisme Sistem Hidrolik Mekanisme sistem hidrolik mengganti peran tangan manusia yang mekanismenya digerakkan oleh motor listrik. Sistem hidrolik terdiri dari motor listrik, pompa hidrolik, kopling, pengaturan tekanan, katup kontrol, oli hidrolik, filter, slang penghubung, naple, dan silinder hidrolik. Instalasi sistem hidrolik digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Mesin Injeksi Plastik Otomatis b. Mesin Injeksi Tipe Plunyer Tunggal Mesin tipe ini jumlah pemakaiannya tidak sebanyak mesin injeksi tipe ulir (kira-kira 60 % tipe ulir, 35 % tipe plunyer dan 5 % tipe lainnya), Namun mesin tipe ini masih tetap dipakai hingga saat ini. (F.Johanneber,1982:196). Mesin tipe ini dibuat dengan penggerak manual dan banyak dijumpai pada UKM.
Unit Injeksi, Unit Pemanas plunyer Unit Penjepitan b. Power Unit Hidrolik

a. Instalasi Sistem Hidrolik

Gambar 3: Mekanisme sistem hidrolik Dasar Sistem Hidrolik Gambar 2. Mesin Injeksi Plastik Plunyer Manual Tipe Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal yang menyebutkan bahwa dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat lubang yang sama besar berisi fluida, yang kemudian di beri tekanan dari arah yang sama pada setiap titiknya maka akan di pancarkan 184

Komponen Utama Mesin Injeksi tipe Plunyer manual terdiri dari: unit injeksi/plunyer, unit

kesegala arah dengan tekanan dan jumlah aliran yang sama. Dari bunyi hukum Pascal tersebut dapat diperoleh suatu bentuk dasar sistem hidrolik seperti gambar di bawah ini :

penelitian efektifitas penggantian mekanisme injeksi manual menjadi mekanisme injeksi dengan tenaga hidrolis. Penelitian ini dilakukan untuk untuk menentukan rancangan terbaik, pembuatan, perakitan, dan pengujian pada mesin injeksi plastik dengan modifikasi pada mekanisme penggerak manual menjadi mekanisme penggerak sistem hidrolik. 2. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam merancang, membuat, dan menguji hasil yang terbaik sebagai pengganti mekanisme penggerak manual melalui aplikasi mekanisme penggerak dengan sistem hidrolik, sebagai berikut: PERANCANGAN MESIN PEMBUATAN MESIN ASEMBLING MESIN

Gambar 4: Dasar Sistem Hidrolik Dari gambar di atas dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

Dimana : = Gaya masuk = Gaya keluar = Jari-jari piston kecil = Jari-jari piston besar Dari persamaan di atas diketahui besarnya dipengaruhi oleh gaya masuk dan luas penampang dari piston dan Dalam sistem hidrolik, hal ini dimanfaatkan untuk mengubah gaya tekan fluida yang dihasilkan oleh pompa hidrolik untuk menggerakkan silinder-silinder kerja agar lebih besar dari gaya yang dikeluarkan pompa Identifikasi masalah pada UKM Plastik Sumber rejeki Jatingaleh Semarang yang membuat komponen plastik dengan mesin injeksi plastik secara manual, diantaranya: diperlukan operator dengan tenaga besar, dan produktifitas masih rendah. Dua hal inilah yang memberikan inspirasi untuk melakukan 185

PENGUJIAN MESIN Gambar 5: Metode Penelitian Kriteria desain yang harus dan diharapkan dapat dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Kriteria yang harus ( MUST ) dipenuhi, yaitu : a. Mudah dan aman dalam pengoperasiannya. b. Mampu melakukan penginjeksian cairan plastik dengan baik. c. Mampu memproduksi dengan hasil yang sama. 2. Kriteria yang diharapkan ( WISH ) dipenuhi, yaitu : a. Mudah dalam perawatan dan perbaikan. b. Konstruksi mesin tidak rumit. c. Biaya komponen mesin tidak mahal.

Keterangan gambar : 1. Dudukan poros 2. Silinder hidrolik 3. Dudukan silinder hidrolik 4. Pengatur injeksi 5. Dudukan hopper 6. Hopper 7. Base plate cavity 8. Base plate core 9. Clamping link assy 10. Dudukan poros 11.Tabung dan kompor minyak 12. Pengunci 13. Power unit hidrolik 14. Kontrol silinder hidrolik

Gambar 6: Hasil Rancangan Tahap perancangan dilakukan dengan mengukur dimensi panjang langkah saat mesin melakukan injeksi, menghitung tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan injeksi. Posisi silinder hidrolis dibuat segaris dengan tabung pemanas agar gaya dorong dapat maksimal. Selanjutnya menentukan dimensi silinder hidrolis, power unit, volume oli hidrolik, katup (valve), naple yang berfungsi sebagai penghubung antar selang dengan katup lainnya. Tahap pembuatan dilakukan dengan dasar gambar hasil perancangan, selanjutnya dilakukan perakitan komponen dengan mempertimbangkan kemudahan merawat atau maintainability, harus mengusahakan agar produk yang dirancang memenuhi hal-hal berikut ini: komponen produk mudah untuk dibersihkan, diberi pelumasan, mudah dilepaskan untuk keperluan perbaikan jika terjadi kerusakan. Tahap berikutnya dilakukan pengujian mesin untuk mengetahui hubungan antara tekanan, suhu, waktu, hasil produk yang terbaik. Kapasitas Dimensi : 100 gr HDPE/injeksi : Panjang = 3740 mm Lebar = 672 mm Tinggi = 1380 mm

Gambar 7: Hasil Pembuatan Mesin 3.2. Pengujian Mesin

Pengoperasian Mesin Cetak Plastik Injeksi tipe plunyer Sistem Hidrolik dengan Pemanas Kompor Minyak adalah sebagai berikut: a. Menghidupkan kompor minyak untuk preheating (pemanasan awal). Proses ini dimaksudkan untuk memanaskan barel pemanas agar dalam pencairan bahan tidak terlalu lama b. Setelah waktu pemanasan dianggap cukup, 3. Hasil dan Pembahasan bahan plastik dimasukkan kedalam barel 3.1. Spesifikasi Mesin pemanas lewat hopper Spesifikasi dari mesin cetak plastik injeksi c. Tunggu sekitar 15 menit hingga plastik penggerak clamping sistem hidrolik berbasis yang ada didalam barel pemanas telah cair UKM dengan pemanas kompor minyak adalah : d. Gerakkan tuas penjepitan 900 searah jarum Nama : Mesin Cetak Plastik Injeksi jam sehingga clamping unit pada posisi Tipe Plunyer menekan (cetakan tertutup). Tenaga penggerak : Manual dan Hidrolik 186

e. Tekan saklar pada power unit untuk menggerakkan silinder hidrolik sehingga silinder akan bergerak maju dan mendorong bahan plastik yang telah cair masuk ke dalam cetakan. f. Tunggu beberapa saat sebelum cetakan dibuka, hal ini dimaksudkan untuk memberikan waktu pemenuhan pada rongga produk di dalam cetakan. g. Gerakkan tuas penjepitan 900 berlawanan dengan arah jarum jam sehingga clamping unit pada posisi terbuka sehingga clamping pada posisi mundur (cetakan terbuka). h. Keluarkan produk. Data percobaan: Nama produk Mangkok Jeli ; bahan High Density Polietylene (HDPE).Variabel yang dibandingkan pada percobaan ini adalah waktu, suhu, dan tekanan saat dilakukan proses penginjeksian yaitu dengan cara menahan tuas hidrolik selama beberapa saat supaya bijih plastik yang sudah cair dapat masuk secara merata ke dalam cetakan dengan percobaan tanpa adanya penahanan selama proses penginjeksian. Tabel 1 : Data Hasil Percobaan
Percobaan keVariabel Pembanding Lama Suhu Tekanan penahanan (200 C) (80 (detik) bar) 2 tetap tetap 2,5 tetap tetap 3 tetap tetap 3,5 tetap tetap 3 tetap tetap 4 tetap tetap 4,5 tetap tetap 5 tetap tetap 6 tetap tetap 7 tetap tetap 8 tetap tetap 9 tetap tetap 10 tetap tetap 11 tetap tetap 12 tetap tetap 13 tetap tetap 14 tetap tetap 15 tetap tetap Hasil Percobaan

Klasifikasi produk hasil percobaan

Gambar 8. Produk Hasil Percobaan Berdasarkan klasifikasi produk hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa produk Mangkok Tempat Jeli yang terbaik ditunjukkan pada percobaan ke 6 dengan waktu penahanan 4 detik, suhu 2000C, dan tekanan 80 bar. Kegagalan dalam percobaan disebabkan karena: a. Kerapatan cetakan Produk hasil percobaan yang memiliki flash/sirip dikarenakan kurang rapatnya penutupan cetakan, akibat setting awal pasangan mold tersebut pada posisi yang sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap poros pengarah. b. Suhu cetakan. Produk hasil percobaan yang tidak terisi penuh disebabkan karena kurang panasnya suhu cetakan sehingga bijih plastik cair sudah membeku sebelum mengisi rongga cetakan secara penuh 4. Kesimpulan dan Saran 4.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mesin injeksi plastik tipe plunyer terdapat beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Rancangan bagian mesin injeksi plastik tipe plunyer yang mengalami perubahan dari sistem penggerak manual menjadi sistem penggerak otomatis dengan tenaga hidrolik adalah bagian penginjeksian. Pertimbangan desain selain fungsinya, konstruksi sederhana, biaya, juga pengoperasian yang mudah. 2. Pembuatan mekanisme sistem hidrolik mampu memberikan gaya yang besar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Buruk tidak penuh Buruk tidak penuh Buruk tidak penuh Buruk tidak penuh Buruk tidak penuh Baik dengan sirip sedikit Baik dg sirip satu sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi Baik dg flash pada kedua sisi

187

dengan konstruksi yang ringkas, melalui pembuatan/pengadaan power unit sampai dengan slinder hidrolik. 3. Pengujian mesin injeksi plastik tipe plunyer memberikan hasil cukup memuaskan dalam proses pencetakan komponen plastik membutuhkan waktu yang singkat, tenaga untuk mengoperasikan kecil, dan suara tidak bising. 4.2.Saran 1. Pengoperasian alat harus sesuai dengan prosedur yang telah ada. 2. Lakukan pemanasan pada cetakan/mold sampai suhu kerja dan untuk waktu pencairan bijih plastik sekitar 15 menit 3. Perhatikan kerapatan cetakan/mold pada saat clamping unit ditutup. 4. Pastikan jelaga kompor minyak tidak masuk ke hopper pencairan plastik agar hasil produk tidak ikut kotor.

5. Daftar Pustaka Krist,Thomas. 1989, Hidroulika. Erlangga: Jakarta. Parr, Andrew. 2003. Hidroulik dan Pneumatika: Pedoman Bagi Teknisi dan Insinyur. Erlangga:Jakarta Rubin,Irvin I. 1972, Injection Molding:Teory And Practice. New York:John Wiley&Sons Inc Suga,K & Sularso. 1997. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramitha:Jakarta. The Society of Plastic Engineers. 2002. Plastics Technicians Toolbox: Injection Molding-Molds. Ranjon Publishing:Brookfield. http://en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene_tere phthalate

188

Anda mungkin juga menyukai