Anda di halaman 1dari 10

1 PERBANDINGAN WAKTU REAKSI PADA MAHASISWA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH NORMAL DAN OVERWEIGHT DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

LAMBUNG MANGKURAT Asnawati, M. Bakhriansyah, Herdiko Shalatin Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Bagian Farmakoligi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ABSTRAK Overweight didefinisikan dengan angka IMT antara 25 dan 29,9 kg/m2. Overweight dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif yang dapat mempengaruhi waktu reaksi dari individu tersebut. Waktu reaksi adalah interval waktu antara penerimaan stimulus dan munculnya respon pada subjek dan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kemampuan pemrosesan stimulus dalam sistem saraf pusat. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan apakah ada perbedaan waktu reaksi pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini adalah penelitian survei observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dan pemilihan sampel menggunakan metode total sampling untuk kelompok IMT overweight dan stratified random sampling untuk kelompok IMT normal. Rerata waktu reaksi terhadap rangsangan visual kemudian dicatat dan didapatkan nilai rata-rata waktu reaksi 0,35 untuk kelompok overweight dan 0,309 untuk kelompok normal. Hasil analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu reaksi pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight (p = 0,008). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan waktu reaksi pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Kata-kata kunci: Waktu reaksi, indeks massa tubuh, mahasiswa FK UNLAM

COMPARISON OF REACTION TIME IN STUDENT WITH NORMAL BODY MASS INDEX AND OVERWEIGHT IN MEDICAL FACULTY OF LAMBUNG MANGKURAT UNIVERSITY Asnawati, M. Bakhriansyah, Herdiko Shalatin Departement of Physiology Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin Departement of Pharmacology, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin Medical Doctor Study Program, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin ABSTRACT Overweight is defined as a range of body mass index between 25 and 29.9 kg/m 2. Overweight is able to cause cognitive disorders. Hence it can influence the reaction time. Reaction time is the time interval between receiving a stimulus and a response of a person. It is a method to determine the ability of stimulus processing in the central nervous system. The present study was carried out to determine the difference of reaction time in student with normal and overweight body mass index in medical faculty of Lambung Mangkurat University. It was an analytic observational study with a cross-sectional approach and the sampling methods used were total sampling and stratified random sampling for for overweight group and normal BMI group, respectively. Their reaction time to visual stimuli was recorded. The results showed that the mean of reaction time was 0.350 second and 0.309 second for overweight and for normal BMI, respectively. Then, the data were analyzed by using independent t test with 95% level of confidence. There was a significant difference of reaction time in students with normal BMI and overweight (p = 0.008). It could be concluded that there is a difference of reaction time in students with normal BMI and overweight in Medical Faculty of Lambung Mangkurat University. Keywords: Reaction time, body mass index

PENDAHULUAN Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global telah memberikan berbagai dampak pada masyarakat. Di antara dampak negatif yang terjadi ialah perubahan dalam gaya hidup, yakni dari traditional life style berubah menjadi sedentary life style, yakni kehidupan dengan aktivitas fisik sangat kurang. Hal ini yang bertanggung-jawab terhadap peningkatan kejadian overweight (1). Dalam 10 tahun terakhir, kejadian overweight di seluruh dunia menunjukkan peningkatan yang bermakna. Angka kejadian overweight pada remaja di Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian yang dilakukan Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI mencatat dari 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, prevalensi overweight diperkirakan mencapai angka 17,5%. Angka ini mengalami peningkatan 0,5% setiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan terhadap 176 siswa sekolah menengah ke atas di kota Depok didapatkan prevalensi overweight sekitar 23,82% (2,3). Meningkatnya prevalensi overweight remaja dunia dapat berdampak pada kondisi kesehatannya nanti. Overweight memiliki hubungan dengan kondisi medis individunya, seperti penyakit kardiovaskular, respirasi, dan endokrin. Selain itu, beberapa penelitian neurofisiologis telah menunjukkan bahwa indeks masa tubuh (IMT) yang tergantung pada tinggi dan berat badan dapat mempengaruhi keadaan neurofisiologis dalam hal kemampuan kognitif, perhatian, respons, dan ingatan. Untuk mengetahui keadaan umum neurofisiologi dapat diketahui dengan uji waktu reaksi. Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk merespon stimulus eksternal. Peningkatan waktu reaksi mengindikasikan adanya gangguan neurofisiologi. Waktu reaksi merupakan uji yang sensitif dan dapat dilakukan dengan peralatan sederhana, sehingga hal ini merupakan cara yang murah untuk

4 menguji kemampuan sensorik motorik untuk dapat mengetahui keadaan umum neurofisiologi seseorang (4). Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK UNLAM) ratarata memiliki rentang usia rata-rata antara 18-21 tahun yang tergolong ke dalam periode remaja akhir (5). Pada tahun ajaran 2011/2012, FK UNLAM memiliki mahasiswa 250 orang berjenis kelamin laki-laki, yang terdiri dari 3 angkatan, 2009, 2010 dan 2011 dari 5 program studi yang ada, yaitu Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Program Studi Kedokteran Gigi (PSKG), Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM), Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), dan Program Studi Psikologi (PSPsi). Hal ini menjadikan alasan penelitian dilakuan di FK UNLAM dikarenakan jumlah mahasiswa yang banyak, sehingga diharapkan sampel yang dibutuhkan untuk penelitian dapat terpenuhi. Di samping itu, alasan lain adalah penelitian ini belum pernah dilakukan di FK UNLAM.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Pengambilan data dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat pada bulan Mei sampai Oktober 2012. Populasi yang digunakan pada penelitain ini adalah seluruh mahasiswa FK UNLAM dari semester II sampai VI yang berjumlah 250 orang. Sampel yang digunakan diambil dengan menggunakan teknik total sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut: (1) Berjenis kelamin laki-laki, (2) Dalam keadaan sehat, (3) Memiliki IMT antara 25-29,9 kg/m2, (4) Tidak dalam keadaan lelah, (5) Usia antara 18-21 tahun, (6) Tidak mengkonsumsi obat atau minuman yang dapat menginduksi atau menghambat sistem saraf, (7) Kooperatif, subyek penelitian dapat diajak kerja sama untuk melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol yang diambil dengan menggunakan teknik stratified random sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut: (1) Berjenis kelamin laki-laki, (2) Dalam keadaan sehat, (3) Memiliki IMT antara

5 18,5-24,9 kg/m2, (4) Tidak dalam keadaan lelah, (5) Usia antara 18-21 tahun, (6) Tidak mengkonsumsi obat atau minuman yang dapat menginduksi atau menginhibisi sistem saraf, (7) Kooperatif, subjek penelitian dapat diajak kerja sama untuk melakukan prosedur penelitian. Alat yang digunakan ada penelitian ini adalah lembar kuesioner (lampiran 1) dan informed consent (lampiran 2), laptop Sony Vaio, software waktu reaksi dengan nama Kosinski Software, alat penimbang berat badan Onemed (dengan satuan kilogram dan kapasitas 100kg, dengan ketelitian 0,01kg), alat pengukur tinggi badan Onemed (dengan satuan sentimeter dan kapasitas 2 meter, ketelitian 0,1cm), dan kalkulator Casio. Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah: (1) Tahap persiapan, dilakukan survei awal tentang IMT pada mahasiswa FK UNLAM dan memilih subjek sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan lembar kuisioner. Selanjutnya, dijelaskan tentang prosedur dan manfaat penelitian kepada subjek. Apabila subjek setuju, subjek diminta menandatangani informed consent. (2) Tahap pengukuran berat badan, subjek diminta melepas sepatu dan barang lain selain pakaian. Kemudian, subjek diminta naik ke alat timbang badan dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang, tetapi tidak menutupi jendela baca. Subjek harus tenang, tidak bergerak-gerak dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan). Setelah itu, ditunggu sampai panah di jendela baca berhenti sempurna dan angka yang ditunjukkan oleh panah penunjuk dicatat. (3) Tahap pengukuran tinggi badan, subjek diminta melepaskan alas kaki (sandal/sepatu) dan topi (penutup kepala) dan dipastikan alat geser pada alat pengukur tinggi badan berada di posisi atas. Setelah itu, subjek diminta berdiri tegak persis di bawah alat geser. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, bokong, dan tumit menempel pada dinding tempat alat pengukur tinggi badan dipasang. Pandangan subjek lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas. Alat geser digerakkan sampai menyentuh bagian atas kepala subjek sampai berada tepat di tengah kepala subjek. Dalam keadaan ini bagian

6 belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding. Angka tinggi badan dibaca pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar (ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata. (4) Tahap perhitungan IMT, data berat

badan dan tinggi badan dikumpulkan, kemudian dihitung dengan rumus

. (5) Tahap

pengukuran waktu reaksi, subjek ditenangkan dan diposisikan dalam posisi tegak menghadap layar laptop. Kemudian, subjek diberikan penjelasan mengenai prosedur pengukuran, yakni, jika subjek melihat perubahan warna pada target di layar laptop, subjek segera menekan tombol atau mouse laptop sesegera mungkin. Hal tersebut diulangi sampai 10 kali. Data dicatat dan dirata-ratakan, kemudian dimasukkan kedalam tabel data waktu reaksi individu. Data IMT dan waktu reaksi yang diperoleh dari pengukuran langsung pada subjek akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. ANALISIS DATA Data dianalisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian mengenai perbedaan waktu reaksi pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight di FK UNLAM bulan Mei sampai Oktober 2012. Penelitian ini menggunakan dua kelompok uji, yaitu, kelompok overweight dan kelompok IMT normal sebagai kontrol. Pada pengukuran IMT mahasiswa laki-laki sebanyak 250 orang didapatkan gambaran, mahasiswa laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat sebanyak 67,6% memiliki IMT normal dan 12% memiliki IMT overweight. Penelitian ini menggunakan mahasiswa overweight sebagai kelompok uji dan mahasiswa IMT normal sebagai kelompok kontrol. Kelompok overweight terdiri 30 orang

7 mahasiswa atau 12% dari total populasi yang meliputi 10 orang mahasiswa PSPD, 7 orang mahasiswa PSKG, 1 orang mahasiswa PSIK, 5 orang mahasiswa PSKM dan 7 orang mahasiswa PSPsikologi. Mahasiswa kelompok IMT normal seharusnya diambil dengan menggunakan presentase yang sama untuk masing-masing program studi, namun dikarenakan jumlah sampel yang kurang untuk kelas PSPsikologi, maka persentase tersebut tidak dapat disesuaikan. Jumlah sampel tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1. 12 10 Jumlah Sampel (orang) 8 6 4 2 0 Overweigth PSPD PSKG PSIK PSKM IMT Normal PSPsikologi
1 1 10 10

7 5

7 5 4

Gambar 5.1. Distribusi Sampel Kelompok Mahasiswa Overweight dan Kelompok Mahasiswa IMT Normal di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Pada kedua kelompok tersebut selanjutnya dilakukan pengukuran waktu reaksi. Setelah dilakukan pengukuran kemudian hasilnya dicatat, dan dimasukkan ke tabel data. Gambaran rerata waktu reaksi pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Rerata Waktu Reaksi Mahasiswa Overweight dan Kelompok Mahasiswa IMT Normal di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Perbedaan waktu reaksi pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight di FK UNLAM selanjutnya dilakukan analisis dengan uji t test tidak berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebelum melakukan uji t tidak berpasangan, data numerik harus dibuktikan berdistribusi normal. Untuk penelitian ini didapatkan data yang tidak berdistribusi normal, sehingga perlu ditransformasi. Hasil transformasi data menunjukkan distribusi normal, sehingga dapat dilakukan uji t tidak berpasangan. Hasil analisis dengan uji t tidak berpasangan menunjukkan nilai p = 0,008. Karena nilai p < 0,05, maka didapatkan hasil yang bermakna dan hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat perbedaan antara waktu reaksi pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight di FK UNLAM. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa terdapat perbadaan waktu reaksi pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Overweight diketahui memiliki komplikasi bermacam-macam gangguan berdasarkan sistem organ antara lain pada sistem kardiovaskular, respiratorik, endokrin, dan neurologis. Overweight dalam kaitannya dengan sistem neurologis dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan gangguan neuron, yang mana berhubungan dengan waktu reaksi. Pada

9 overweight terjadi dislipidemia yang salah satunya ditandai dengan peningkatan LDL, di mana LDL tersebut dapat teroksidasi yang disebut dengan oxLDL. oxLDL yang tinggi dapat mengakibatkan degenerasi sel neuron dini dan selanjutnya berpengaruh pada waktu reaksinya. Selain itu, peningkatan nilai IMT pada overweight meningkatkan pula faktor resiko terjadinya sleep apnea. Sleep apnea merupakan keadaan di mana ketika seseorang tidur terjadi sesak napas yang selanjutnya dapat mengakibatkan oksigenasi ke jaringan berkurang, terlebih lagi ke otak sebagai pusat kognitif. Gangguan kognitif ini juga memiliki pengaruh terhadap waktu reaksi (6,7,8). PENUTUP Simpulan penelitian ini adalah: 1. Mahasiswa laki-laki di Fakultas Kedokteran Universita Lambung Mangkurat sebanyak 67,9% (169 orang) memiliki IMT normal, 14% (35 orang) memiliki IMT kurang dari normal, 12% (30 orang) memiliki IMT overweight, dan 6,4% (16 orang) memiliki IMT obese. 2. Mahasiswa laki-laki di Fakultas Kedokteran Universita Lambung Mangkurat memiliki waktu reaksi yang bervariasi antara 0,224-0,568 detik. Nilai rata-rata waktu reaksi untuk kelompok overweight adalah 0,35 detik dan untuk kelompok normal adalah 0,309 detik. 3. Terdapat perbedaan waktu reaksi (p=0,008) pada mahasiswa dengan IMT normal dan overweight di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Sebagai lanjutan penelitian ini, sebaiknya lebih dahulu dilakukan studi pendahuluan secara menyeluruh sehingga didapatkan sampel yang cukup. Selain itu juga dapat dilakukan penelitian yang mengendalikan variabel pengganggu agar didapat hasil yang lebih valid.

10 DAFTAR PUSTAKA 1. Southard V, Dave A, Douris P. Exploring the role of body mass index balance reactions and gait in overweight sedentary middle-aged adults: a pilot study. Journal of Primary Care & Community Health 2010; 1 (3): 178-83.

2. Crawford D, Jeffery R, Ball K, Brug J. Obesity epidemiology. Oxford: Oxford University Press, 2010.

3. Jafar N, Bahar B, Lusiana S. Asosiasi faktor risiko gaya hidup dan obesitas sentral pada status ekonomi tinggi dan rendah di daerah perkotaan Indonesia (analisis data riskesdas 2007). Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani 2009; 2 (4): 1979-2287. 4. Nene A, Pazare P, Sharma K. A study of relation between body mass index and simple reaction time in healthy young females. Indian J Physiol Pharmacol 2011; 55 (3): 288-91. 5. Ali M, Asrori M. Psikologi remaja: perkembangan peserta didik. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. 6. Li Y, Dai Q, Jackson J, Zhang J. Overweight is associated with decreased cognitive functioning among school-age children and adolescents. Obesity 2008; 16: 1809-15.

7. Landis C, Redline S. Pediatric sleep apnea: implications of the epidemic of childhood overweight. Am J Respir Crit Care Med 2007; 175: 436-41.

8. Adam J. Dislipidemia. Dalam: Sudoyo AW, ed. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. Jakarta: Interna Publishing, 2009.

Anda mungkin juga menyukai