Anda di halaman 1dari 3

Profil FPPT Kukar

Forum Pemuda Pemerhati Tambang adalah organisasi non pemerintah (ornop) dan organisasi komunitas yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah HAM, gender, lingkungan hidup, masyarakat adat dan isu-isu keadilan sosial dalam industri pertambangan dan migas. Kutai Kartanegara tidak hanya menanggung praktek pertambangan yang destruktif di atas tanah dan sumber daya alamnya. Tetapi juga telah memiliki daftar panjang menyedihkan tentang pelanggaran HAM termasuk penggusuran paksa, hilangnya sumber kehidupan serta kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. FPPT bekerja dengan masyarakat korban di banyak daerah di Kutai Kartanegara yang dirusak oleh kegiatan pertambangan dan migas. Posisi dan tuntutan FPPT lahir dari keprihatinan terhadap penghancuran masiv lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat setempat akibat industri pertambangan dan migas. FPPT menemukan banyak fakta dilapang bahwa industri pertambangan mensejahterakan adalah mitos belaka. Landasan FPPT adalah Pengelolaan secara adil dan bijak kekayaan tambang dan sumber energi hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dan menjamin keberlanjutan keselamatan rakyat dan ekosistem kini dan masa depan. Filosofi dasar FPPT adalah terciptanya perlakuan yang adil dan keterlibatan bagi semua orang sejalan dengan hak-hak asasi manusia dan nilai-nilai lingkungan hidup. Filosofi ini merupakan motivator utama dibalik semua kegiatan FPPT. Kegiatan-kegiatan FPPT bertujuan untuk mewujudkan hak hidup masyarakat Kutai Kartanegara di lingkungan yang sehat, produktif, bahagia, dan berkelanjutan. Dalam kegiatannya FPPT dibatasi oleh Etika dan Nilai-nilai Dasar FPPT. Siapapun, baik individu atau kelompok yang bergerak memperjuangkan pengelolaan pertambangan dan energi lebih adil dan bijak kedepan, serta mendukung posisi FPPT, bisa terlibat dan mendukung kerja-kerja FPPT. Kerja-kerja FPPT dilakukan dalam bentuk pendampingan masyarakat korban, riset, pendidikan, kampanye penyadaran publik, advokasi kebijakan dan proses litigasi. Sejarah FPPT lahir pada tahun 2012, pada saat masyarakat korban tambang dan PKLH pendamping mereka bertemu dalam sebuah diskusi. DIskusi ini melahirkan kesadaran dan kesepakatan diantara seluruh partisipan tentang perlunya dibentuk suatu organisasi kepemudan untuk advokasi tambang. Sebanyak 20 partisipan dari segala penjuru Kukar termasuk mahasiswa turut mendeklarasikan lahirnya FPPT. Keorganisasian dan mandat FPPT disusun pada pertemuan konstituennya di tahun 2012, di tenggarong, Kaltim dan tahun 2012 pula di Tenggarong Seberang. Pertemuan ini memberikan

mandat dan posisi strategis FPPT untuk mendorong upaya moratorium atau penghentian sementara pemberian ijin dan aktifitas pertambangan dalam kerangka penataan ulang dan perbaikan pengelolaan pertambangan di Kutai Kartanegara. FPPT dimandatkan untuk mendorong Pengelolaan secara adil dan bijak kekayaan tambang dan sumber energi hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dan menjamin keberlanjutan keselamatan rakyat dan ekosistem kini dan masa depan. Keorganisasian FPPT terbuka bagi siapapun baik lembaga maupun individu yang melakukan perlawanan terhadap pertambangan dan migas. Keterbukaan dimaksudkan sebagai upaya untuk melibatkan sebanyak-banyaknya sumberdaya dalam upaya organisasi mencapai tujuan-tujuan. Keanggotaan atau Konstituen FPPT adalah individu, masyarakat korban tambang, dan NGO yang bergerak melakukan advokasi tambang. Nilai-nilai Dasar Partisipatif Demokratis Keadilan Gender Anti kekerasan Solidaritas Non Partisan Non Diskriminatif Keadilan antar generasi Perilaku Bijak terhadap Ekosistem Etika

Tidak menerima dana dari perusahaan tambang dan jasa pertambangan serta perusahaan lain yang merusak dan mencemari lingkungan Tidak menerima dan mengerjakan program-program yang dirancang atau yang didanai oleh perusahaan pertamabngan dan jasa pertamabngan kecuali yang didasari pada kesepakatan dengan masyarakat yang setara dan tidak mengikat Tidak boleh menjadi konsultan untuk kepentingan perusahaan tambang dan pihak-pihak lain yang merusak lingkungan dan melanggar HAM Tidak mendukung dan berpartisipasi dalam upaya yang bertentangan dengan perjuangan FPPT Apabila terbukti konstituen FPPT telah melanggar nilai-nilai dasar dan etika FPPT maka akan kehilangan hak sebagai konstituen FPPT.

Logo

Logo FPPT melambangkan:


Hubungan yang tidak terpisahkan antara konstituen FPPT yang sedang bekerja untuk suatu kondisi ideal yang dicita-citakan. Simpul - simpul dalam logo mengartikan suatu mekanisme kerja gerakan yang terdiri dari simpul kampung, simpul pulau dan simpul inti. Gerakan FPPT tidak tersentralisasi pada satu simpul tertentu, melainkan berupa suatu gerakan bersama-sama konstituen dan publik pendukungnya.

Konstituen

Organisasi non-pemerintah yang ikut terlibat dalam pembentukan awal FPPT Organisasi non-pemerintah yang sejalan dan mendukung gerakan FPPT Organisasi komunitas yang telah melakukan perlawanan terhadap praktek buruk pertambangan dan migas Masyarakat yang sedang melawan perlakuan buruk pertambangan dan migas Generasi masa depan

Anda mungkin juga menyukai