Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya pertumbuhan rumah sakit terutama di kota-kota besar, menyebabkan tingkat kompetisi antar rumah sakit cukup tinggi. Dengan tingkat kompetisi yang tinggi, maka akan diikuti dengan segala upaya setiap rumah sakit untuk mempertahankan keberadaannya. Tidak dapat dihindari bahwa peranan sektor swasta akan bertambah besar, yang disebabkan karena meningkatnya sosial ekonomi penduduk, bertambahnya jumlah penduduk yang dilayani dan adanya kesadaran akan kualitas pelayanan yang baik.

( Hosizah, 2012 ). Bergesernya konsep rumah sakit, dari konsep lama ke konsep baru, dimana rumah sakit adalah institusi sosial semata mata, ke arah konsep rumah sakit sebagai institusi sosio ekonomi. Artinya adalah bahwa pengelolaan rumah sakit harus menggunakan prinsip prinsip ekonomi ( pengendalian biaya, efektif dan efisien ), dengan tetap menjalankan fungsi sosialnya. Keadaan ini mendorong rumah sakit untuk lebih memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dalam melakukan kegiatanya dengan tetap menjaga mutu yang baik. ( Gunadi, 1997 ) Rumah sakit kini sudah menjadi industri jasa dan sudah menjadi institusi yang multi disipliner. Berbagai jenis tenaga dari disiplin ilmu yang

berbeda berkumpul menjadi satu disini. Peranan manusia di rumah sakit menjadi sangat penting. Produk jasa yang dihasilkan rumah sakit amat ditentukan oleh jenis tenaga manusianya ( Gunadi, 1997 ). Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan oleh rumah sakit untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan merencanakan kebutuhan sumber daya manusia yang dimilikinya secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan setiap unit, bagian, dan instalasi rumah sakit. Karena sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan kompetitif akan dapat melaksanakan fungsi dari organisasi ( Indriana, 2009 ). Berdasarkan Kepmenkes No. 262/Permenkes/VII/1979, terdapat empat kategori ketenagaan di rumah sakit, yaitu tenaga medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan, dan tenaga non medis. Tersedianya setiap kategori ketenagaan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan di rumah sakit secara optimal. Bagian logistik merupakan salah satu unit penunjang di rumah sakit yang menyediakan suplai barang baik barang umum maupun perbekalan kesehatan dan mendukung kegiatan-kegiatan di rumah sakit agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Agar hal tersebut dapat tercapai, perlu dukungan sumber daya manusia dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi agar pekerjaan yang dibebankan dapat dilaksanakan dengan baik. Kekurangan staf yang dialami oleh bagian logistik dapat mempengaruhi

beban kerja pada tiap staf. Tingginya beban kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja staf ( Nurutami, 2009 ). Dalam penelitian Rismayanti (2009) menyatakan, manajemen logistik memegang peranan yang sangat penting karena perencanaan yang baik akan mempengaruhi kelancaran pelayanan rumah sakit. Jika barang yang dibutuhkan oleh bagian pemakai di gudang tidak tersedia, hal ini dapat menjadi penghambat kelancaran kegiatan administrasi dan operasional rumah sakit. Elemen penting dalam melakukan perencanaan SDM rumah sakit adalah dengan melakukan analisis kebutuhan sumber daya manusia. Salah satu indikator untuk menentukan kebutuhan sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan adalah berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilakukan oleh personil di bagian atau unit tempat kerja. Dengan dilakukan perhitungan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan beban kerja akan didapatkan jumlah SDM yang dibutuhkan yang sesuai dengan beban pekerjaan nyata di unit/bagian tertentu (Indriana, 2009 ). Dalam bukunya Ilyas (2000) menjelaskan beban kerja didasarkan pada pemanfaatan waktu kerja yang tersedia untuk melakukan serangkaian pekerjaan. Beban kerja dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan staf pada waktu kerja baik kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain seperti kegiatan pribadi dan kegiatan yang tidak produktif. Waktu kerja ini dilihat dari kesesuaian dengan standar waktu kerja yang dikeluarkan oleh Depkes RI yaitu waktu kerja nomal perhari adalah 8 jam (5 hari kerja), bila

seorang staf bekerja diatas 80% dari waktu produktifnya maka dapat dikatakan bahwa beban kerjanya tinggi. Tingginya beban kerja dipengaruhi oleh jumlah staf yang tersedia di suatu unit di rumah sakit belum memadai . Selain itu, fasilitas juga merupakan faktor yang mempengaruhi beban kerja staf. Menurut penelitian pada sebuah rumah sakit di Makasar, menunjukkan bahwa fasilitas yang cukup lengkap dapat membantu meringankan beban kerja staf. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa semakin jelas SOP ( Standat Oprasional Pelayanan) dan Petunjuk Teknis seorang staf maka akan sangat membantu dalam meringankan beban kerja staf tersebut (Irwandy, 2007). Saat ini, Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta memiliki 3 orang staf termasuk koordinator. Berdasarkan analisa tenaga kerjanya, unit perlengkapan mengalami kekurangan staf. Menurut hasil identifikasi masalah di Unit Perlengkapan yang dilakukan selama praktikum magang berlangsung diperoleh sebanyak 2 dari 3 orang staf (67%) yang menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan Jumlah staf di unit perlengkapan sesuai dengan beban kerja yang ada , dan hanya 1 orang staf (33%) yang menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Melihat dari pentingnya peranan sebuah manajemen logistik dalam menunjang kegiatan operasional rumah sakit maka perencanaan kebutuhan sumber daya manusianya harus sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi jenis dan jumlahnya. Karena kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan terjadinya

penggunaan waktu kerja yang tidak produktif atau sebaliknya kekurangan tenaga kerja akan mengakibatkan beban kerja yang berlebihan. Untuk itu diperlukan analisis perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban pekerjaan yang ada sehingga akan muncul jumlah staf yang ideal sesuai dengan beban pekerjaannya.

1.2 Perumusan Masalah Sampai saat ini di Rumah Sakit Haji Jakarta belum pernah dilakukan analisis mengenai perhitungan kebutuhan tenaga penunjang, khususnya bagi tenaga kerja di bagian Unit Perlengkapan. Sehingga belum diketahui angka kecukupan yang ideal bagi staf unit perlengkapan yang ada di rumah sakit pada saat ini. Masalah dalam penelitian ini adalah belum pernah dilakukannya perhitungan kebutuhan staf di unit perlengkapan rumah sakit yang sesuai dengan beban kerja di unit tersebut.

1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimana gambaran penggunaan waktu kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan produktif, tidak produktif dan kegiatan pribadi bagi staf yang bekerja di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta?

1.3.2

Berapa besarnya waktu kerja yang tersedia bagi staf yang bekerja di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta?

1.3.3

Berapa besarnya beban kerja bagi staf yang bekerja di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta?

1.3.4

Berapa besar standar waktu kelonggaran staf yang bekerja di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta?

1.3.5

Bagaimana gambaran kebutuhan staf yang bekerja di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Mendapatkan hasil analisis kebutuhan staf di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta. 1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran penggunaan waktu kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan produktif, tidak produktif dan kegiatan pribadi bagi staf yang bekerja di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta

2. Diketahuinya besarnya waktu kerja yang tersedia bagi staf Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta 3. Diketahuinya besarnya beban kerja bagi staf Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta 4. Diketahuinya besarnya standar waktu kelonggaran staf Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta 5. Diketahuinya gambaran kebutuhan staf di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Rumah Sakit Penelitian yang dilakukan mahasiswa dapat menjadi pertimbangan bagi rumah sakit dalam melakukan perencanaan dan pengembangan pegawai khususnya di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta 1.5.2 1. Bagi Peneliti Sebagai penambahan pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai ilmu manajemen sumber saya manusia, terutama mengenai analisis kebutuhan sumber daya manusia di rumah sakit

2.

Menambah kemampuan dalam melakukan analisa dan penyelesaian terhadap masalah melalui pendekatan yang bersifat ilmiah serta memenuhi salah satu prasyarat dalam menyelesaikan program pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat.

1.5.3

Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Penelitian dapat menjadi salah satu contoh bahan acuan bagi

penelitian sejenis

1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini dilakukan karena sebelumnya belum pernah dilakukan analisis kebutuhan tenaga di Unit Perlengkapan Rumah Sakit Haji Jakarta. Sasaran penelitian adalah seluruh staf di Unit Perlengkapan. Objek dari penelitian ini adalah beban kerja yang dilakukan staf pada saat melakukan pekerjaan di Unit Perlengkapan. Pengamatan dilakukan pada tanggal 29 Juli sampai 3 Agustus tahun 2013 selama enam hari kerja dengan menggunakan metode Work Sampling, dan untuk perhitungan jumlah kebutuhan menggunakan perhitungan dengan metode WISN ( Workload Indicators Staff Need ).

Anda mungkin juga menyukai