Anda di halaman 1dari 16

Adab dan Doa Ziarah Kubur

Posted on May 3, 2008 by Syamsuri Rifai

Sekitar Persoalan Penghuni kubur Rasulullah saw bersabda: Berilah hadiah mayit-mayitmu. Kemudian kami (sahabat) bertanya: Apa hadiah untuk mayit? Beliau menjawab: Sedekah dan doa. (Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 570) Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya setiap Jumat arwah orang-orang mukmin datang ke langit dunia vertikal dengan rumah mereka, seraya masing-masing mereka memanggil dengan suara yang sedih sambil menangis: wahai keluargaku, anakanakku, ayahku dan ibuku, kerabatku, sayangi kami niscaya Allah menyayangi kalian dengan hadiah yang kalian berikan pada kami. Celaka kami (karena harta kami), kami yang dihisab, orang lain yang mengambil manfaat. Dalam hadis yang lain Rasulullah saw bersabda: Masing-masing mereka memanggil kerabatnya: Sayangi kami dengan dirham atau roti atau pakaian, niscaya Allah menyayangi kalian dengan pakaian dari surga. Kemudian Rasulullah saw menangis. Kami (sahabat) pun ikut menangis, Rasulullah saw tak kuasa berbicara karena banyaknya menangis. Kemudian beliau bersabda: Mereka itu adalah saudara kalian dalam agama, mereka hancur menjadi tanah setelah mereka (di dunia) diliputi kesenangan dan kenikmatan. Mereka memanggil dengan seruan: Celaka kami, sekiranya kami dulu menginfakkan harta kami di jalan ketaatan kepada Allah dan ridha-Nya, niscaya kami tidak butuh pada kalian. Lalu mereka pulang dengan kerugian dan penyesalan, dan mereka berseru: Cepatlah kalian bersedekah untuk mayit kalian. Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Jafar Ash -Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah pada orangorang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian. Aku bertanya lagi: Apa yang harus kami baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini. (lihat doa berikutnya) Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata: Barangsiapa yang tidak mampu berziarah kepada kami (Ahlul bait), maka hendaknya berziarah pada orang -orang shaleh yang berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala berziarah kepada kami; dan barangsiapa yang tidak mampu menyambung silaturahim pada kami, maka hendaknya menyambung silaturahim pada orang-orang shaleh yang berwilayah kepada kami, maka akan dicatat baginya seperti pahala menyambung silaturahim pada kami. Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: Barangsiapa yang mendatangi kuburan saudaranya yang mukmin, kemudian meletakkan tangannya pada kuburannya, dan membaca surat Al-Qadar (7 kali), maka ia akan diselamatkan pada hari kiamat. Dalam hadis yang lain disebutkan: dan menghadap ke kiblat. Syeikh Abbas Al-Qumi (ra) mengatakan: Pahala bacaan surat tersebut untuk orang yang membacanya, juga untuk penghuni kubur yang diziarahi. Karena hal ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang lain. Makruh Ziarah kubur di malam hari Tentang makruhnya ziarah ke kuburan orang-orang mukmin di malam hari, Rasulullah saw bersabda kepada Abu Dzar: Jangan sekali-kali kamu berziarah kepada mereka di malam hari. Adab dan doa ziarah kubur Pertama: Ketika memasuki areal kuburan mengucapkan salam. Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Jafar Ash-Shadiq (sa): Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau menjawab: Ucapkan: Assalmu al ahlid diyr, minal muminna wal muslimn, antum lan farthun, wa nahnu insyallhu bikum lhiqn. Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.

Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):

Asslamu al ahli l ilha illallh min ahli l ilha illallh , ya ahla l ilha illallh bihaqqi l ilha illallh kayfa wajadtum qawla l ilha illallh min l ilha illallh, ya l ilha illallh bihaqqi l ilha illallh ighfir liman qla l ilha illallh, wahsyurn f zumrati man qla l ilha illallh Muhammadun Raslullh Aliyyun waliyullh. Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari yang mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la ilaha illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la ilaha illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan himpunlah kami ke dalam golongan orang yang mengucapkan la ilaha illallah Muhammadur rasululullah Aliyyun waliyyullah. Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Barangsiapa yang memasuki areal kuburan, lalu mengucapkan (sala m tersebut), Allah memberinya pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya 50 tahun. Kedua: membaca: 1. Surat Al-Qadar (7 kali), 2. Surat Al-Fatihah (3 kali), 3. Surat Al-Falaq (3 kali), 4. Surat An-Nas (3 kali), 5. Surat Al-Ikhlash (3 kali), 6. Ayat Kursi (3 kali). Dalam suatu hadis disebutkan: Barangsiapa yang membaca surat Al -Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat AlQadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali). Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali): Allhumma inn as-aluka bihaqqi Muhammadin wa li Muhammad an l tuadzdziba hdzal mayyit. Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini. Rasulullah saw bersabda: Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat. Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:

Allhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin rawatahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghn bih an rahmatin min siwka, wa alhiqhu biman kma yatawallhu. Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai. Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke kuburan orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada kuburannya dan membaca doa tersebut. Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Jafar Ash -Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah ke orangorang yang telah meningga? Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami

ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian. Aku bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini:

Allhumma jfil ardha an junbihim, wa shid ilayka arwhahum, wa laqqihim minka ridhwn, wa askin ilayhim mir rahmatika m tashilu bihi wahdatahum, wa tnisu bihi wahsyatahum, innaka al kulli syay -in qadr. Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka, sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu, rahmat yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)

Adab-adab Ziarah Kubur

Buraidah bin Al hashib r.a., berkata, Rosulullah telah bersabda, sesungguhnya dahulu aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka kini ziarahilah kuburan (karena yang demikian dapat mengingatkan kalian akan akhirat) dan (dengan menziarahi kubur adalah menambah kebaikan). Barangsiapa yang berkehendak untuk menziarahi maka ziarahilah dan jangan kalian mengucapkan kata-kata yang batil (HR. Muslim. Abu Daud, Ahmad, dll) Pernahkah anda melihat orang yang duduk-duduk santai diatas kuburan atau bahkan tidur-tiduran. Atau yang lebih keterlaluan mereka bermain judi (kartu diatas kuburan). Jika pernah maka beristighfarlah dan memohonlah kepada Allah agar dijauhkan dari perilaku yang demikian. Dari hadits diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pada zaman awal Islam berziarah kubur dilarang. Menurut Imam An-nawawi dalam kitabnya Al Majmu bahwa kata al hajru dalam hadits tersebut bermakna ucapan ucapan batil. Memang orang-orang jahiliyyah pada masa dahulu ketika berziarah kubur biasa mengucapkan kalimatkalimat yang batil. Namun ketika aqidah ummat Islam telah kuat dan syariat serta hukum-hukumnya telah mantap maka Rosulullah membolehkan ziarah kubur dan bahkan menganjurkannya. Kalimat-kalimat batil yang diucapkan biasanya berupa permintaan kepada ahli kubur dan meminta pertolongan kepada mereka. Termasuk meminta kepada Allah tetapi memakai para ahli kubur sebagai perantara. Mengambil benda-benda tertentu dari areal kuburan untuk dijadikan jimat dll. Tindakan mereka mirip dengan yang dilakukan kaum nabi Nuh as. Bagaimana dengan sikap dan tindakan mayoritas kaum muslimin sekarang. Hampir mirip atau bahkan sudah tiada beda. Saat ini sering kita jumpai banyak muslim datang ke kuburan tidak dalam rangka untuk mengingat mati, tapi justru meminta sesuatu kepada penghuni kubur tersebut. Atau mereka meminta kepada Allah tapi dengan perantara orang yang telah dikubur itu. Tindakan semacam ini tentu salah dan harus diperbaiki. Padahal tujuan disyariatkannya ziarah kubur adalah agar peziarah dapat mengambil Itibar berupa mengingat kematian. Serta agar meyakini bahwa tempat kembalinya hanyalah syurga atau neraka. Di samping itu juga untuk memberi manfaat kepada ahli kubur

yang diziarahi berupa doa kesejahteraan dan keselamatan. Karena itu ada baiknya kita ketahui adab -adab ziarah kubur agar kita tidak terjebak kepada tindakan syirik. Memberi salam dan mendoakan ahli kubur. Hal ini didasarkan kepada hadits dari Aisyah: Sesungguhnya nabi saw dahulu sering keluar rumah menuju ke kuburan Baqi dan mendoakan penghuni kubur. Aisyah bertanya tentang hal tersebut dan dijawab, Sesungguhnya aku diperintahkan untuk mendoakan mereka. (HR. Ahmad). Dalam hadits yang lain disebutkan: Rosulullah saw dahulu bila malam telah berlalu beliau keluar rumah menuju ke Baqi (makam kaum muslimin) sambil berucap, semoga kesejahteraan terlimpahkan bagi (penghuni) rumah kaum mukminin, bagi kami dan kalian apa yang telah dijanjikan kelak dan kami insya Allah akan berjumpa dengan kalian. Ya Allah, ampunilah penghuni kubur Baqi al Ghorqod). (HR. Muslim, An-nasai, Ahmad, dll) Tidak membaca Al Quran di kuburan. Mengenai membaca al quran di kuburan tidak ada satupun riwayat dari hadits yang membolehkannya. Kalaulah membaca al Quran disyariatkan tentu hal itu juga dilakukan oleh Rosulullah dan para sahabat. Faktanya tidak ada satupun contoh dari nabi untuk membaca Al Quran di kuburan. Bahkan Rosulullah pernah bersabda: Janganlah kalian jadikan rumah -rumah kalian sebagai kuburan, karena sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya di baca surat Al baqoroh. (HR. Muslim dan Tirmidzi) Hadits tersebut mengandung pemahaman bahwa kuburan bukanlah tempat untuk membaca Al Quran. Dan ia menganjurkan untuk membacanya di rumah. Ibnu taymiyah mengatakan: tidak ada pernyataan Imam SyafiI da lam masalah ini karena di kalangan madzhab Imam SyafiI membaca Al Quran di kuburan dihukumi bidah. Imam Malik mengatakan: saya tidak pernah mengetahui ada seorang pun yang melakukan demikian. Hal ini dikarenakan diketahui bahwa tidak ada seorang shahaba t ataupun tabiin yang melakukannya. Melepas sandal, sepatu atau alas kaki. Hal ini didasarkan pada hadits dari Basyir bin al Hanzalah ra., ia berkata: Aku mengikuti Rosulullah saw dalam suatu kesempatan saat melewati pemakaman muslimin. Ketika beli au tengah berjalan, tiba-tiba pandangannya terarah pada seorang laki-laki yang berjalan di pekuburan dengan menggunakan terompah, kemudian beliau menegurnya, wahai orang yang memakai terompah, lepaskanlah kedua terompahmu dari kakimu. Orang itu tertegun, dan ketika ia tahu kalau yang menegurnya Rosulullah saw., ia tanggalkan kedua terompahnya dan membuangnya. (HR. Ashhabus Sunan) Terkait hadits tersebut Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Barinya mengatakan: Hadits tersebut menunjukkan makruhnya berjalan di tengah pemakaman dengan memakai sandal. Tidak menabur bunga atau menanam pohon diatasnya. Jika hal ini dibolehkan tentu para sahabat dan para salafussholih telah melakukannya, karena mereka adalah orang-orang yang tamak melakukan amal sholih. Terkait ini Ibnu Umar mengatakan: setiap yang diada-adakan adalah sesat, sekalipun kebayakan orang menganggapnya baik. (HR. Ibnu Baththah) Adapun hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas dimana Rosulullah meletakkan pelepah daun kurma basah di atas dua makam sambil berkata, semoga dapat meringankan adzab keduannya sebelum mengering, yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim adalah kekhususan bagi Rosulullah. Buktinya setelah itu tidak ada satupun sahabat atau tabiin yang melakukan amalan Rosulullah tersebut. Tindakan menabur bunga di atas makam adalah kebiasaan orangorang Nasrani. Hal tersebut merupakan kekhususan bagi Rosulullah dikuatkan hadits yang diberitakan oleh Jabir ra. Ia menyebutkan bahwa Rosulullah saw bersabda, Aku telah melewati kuburan, kudengar ada dua makam dan kedua mayat didalamnya tersiksa, karenanya aku bermaksud dengan syafaatku untuk mencegahnya selama pelepah tersebut masih lunak (belum mongering) (HR. Muslim) Dalam hadits tersebut terlihat jelas bahwa sebab keringanan adzab adalah karena syafaat beliau dan doanya, bukan karena basahnya pelepah kurma. Semoga dengan risalah singkat ini kita dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Amin !

Tips dan Tata Cara Ziarah Kubur yang Baik dan Benar Adab Mengunjungi Makam Orang yang Sudah Meninggal Dunia Agama Islam
Dari pengertian dan definisinya ziarah kubur adalah suatu kegiatan atau aktivitas mengunjungi makam dari orang yang telah meninggal dunia baik yang dulu semasa hidupnya kita kenal maupun yang tidak kenal. Pada saat berziarah ke kuburan sebaiknya anda mengikuti tata cara yang baik agar mendatangkan hikmah bagi yang berziarah maupun yang diziarahi. Contoh makam yang orangnya dulu pernah kita kenal adalah seperti makam orang tua, saudara, teman, guru, tetangga, pacar, dan lain sebagainya. Ziarah ke kuburan yang orangnya dulu tidak kita kenal adalah seperti menziarahi taman makam pahlawan, makam ulama islam, dan lain-lain. Adab Dalam Berziarah Kubur yang Baik dan Benar Menurut Islam : 1. Berperilaku sopan dan ramah ketika mendatangi areal pemakaman. 2. Niat dengan tulus dan ikhlas karena ingin mendapatkan Ridho dari Allah SWT, Bukan untuk meminta sesuatu pada orang yang sudah meninggal. 3. Tidak duduk, menginjak-injak, tidur-tiduran, dll di atas makam orang mati 4. Tidak melakukan tindakan tidak senonoh seperti buang air besar, kencing, meludah, melakukan hubungan suami isteri, buang sampah sembarangan, dan lain-lain. 5. Mengucapkan salam kepada penghuni alam kubur 6. Mendoakan arwah orang yang telah meninggal agar bahagia dan tenang di alam kubur sana dengan ikhlas

Tips dan Tata Cara Ziarah Kubur yang Baik dan Benar - Adab Mengunjungi Makam Orang yang Sudah Meninggal Dunia - Agama Islam
Dari pengertian dan definisinya ziarah kubur adalah suatu kegiatan atau aktivitas mengunjungi makam dari orang yang telah meninggal dunia baik yang dulu semasa hidupnya kita kenal maupun yang tidak kenal. Pada saat berziarah ke kuburan sebaiknya anda mengikuti tata cara yang baik agar mendatangkan hikmah bagi yang berziarah maupun yang diziarahi. Contoh makam yang orangnya dulu pernah kita kenal adalah seperti makam orang tua, saudara, teman, guru, tetangga, pacar, dan lain sebagainya. Ziarah ke kuburan yang orangnya dulu tidak kita kenal adalah seperti menziarahi taman makam pahlawan, makam ulama islam, dan lain-lain. Adab Dalam Berziarah Kubur yang Baik dan Benar Menurut Islam : 1. Berperilaku sopan dan ramah ketika mendatangi areal pemakaman. 2. Niat dengan tulus dan ikhlas karena ingin mendapatkan Ridho dari Allah SWT, Bukan untuk meminta sesuatu pada orang yang sudah meninggal. 3. Tidak duduk, menginjak-injak, tidur-tiduran, dll di atas makam orang mati 4. Tidak melakukan tindakan tidak senonoh seperti buang air besar, kencing, meludah, melakukan hubungan suami isteri, buang sampah sembarangan, dan lain-lain.

5. Mengucapkan salam kepada penghuni alam kubur 6. Mendoakan arwah orang yang telah meninggal agar bahagia dan tenang di alam kubur sana dengan ikhlas.

Etika Ziarah ke Makam Rasulullah SAW


December 2nd, 2009 | Oleh Cordova Press

Sejatinya afdhaliyah (hal-hal afdhol) yang secara khusus diperuntukkan bagi Masjid Nabawi yang mulia, Masjidil Haram, dan Masjidil Aqsha adalah semata-mata takrim penghormatan dari Allah SWT terhadap ketiga masjid ini. Demikian pula keutamaan shalat di masjid-masjid yang lain. Oleh karena itu, barangsiapa yang datang ke sana tentu hanya datang dalam rangka ingin mendapatkan pahala yang berlipat-lipat dan demi memenuhi ajakan Nabi SAW, di mana beliau menganjurkan agar kita memasang pelana kuda untuk berangkat dan ziarah ke tiga masjid yang mulia itu. Sebenarnya tidak ada adab dan aturan khusus yang berlaku bagi peziarah ke tiga masjid yang mulia ini, hanya saja ada keracunan persepsi yang menimpa sebagian orang, sehingga mereka menetapkan adab tertentu untuk ziarah ke Masjid Nabawi. Padahal kerancuan persepsi ini tidak akan terjadi, kalaulah sekiranya di dalam Masjid yang mulia ini tidak ada kuburan Nabi. Agar orang Muslim mempunyai gambaran yang jelas dan benar bila hendak ke Madinah dan ingin ziarah ke Masjid Nabawi, maka ada beberapa adab ziarah ke Masjid Nabawi. Apabila hendak masuk Masjid Nabawi, maka masuklah dengan mendahulukan kaki kananya, lalu mengucapkan doa:, Allahumma Shallialaa Muhammad Wasallim, Allaahummaf Tahlii Abwaaba Rahmatik (Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam kepada (Nabi) Muhammad, Yaa Allah bukalah pintu-pintu rahmat- Muhammad bagiku!). Kemudian mengerjakan shalat tahiyyatul masjid dua rakaat sebelum duduk. Waspadalah, jangan sampai shalat menghadap kuburan Nabi yang mulia dan menghadap ke sana ketika berdoa. Kemudian bergerak menuju Makam Rasulullah SAW, untuk mengucapkan salam kepada beliau. Hindari berziarah ke Makam Rasulullah dengan meletakkan kedua tangannya pada dadanya, lalu menundukkan kepalanya seolah memohon dan meminta sesuatu dari Makam Rasul, dan jangan pula bersikap merendah (menghinakan diri) yang hanya layak ditujukan kepada Allah SWT.

Kemudian ucapkan salam kepada Rasulullah dengan redaksi salam yang pernah beliau ucapkan kepada mayat-mayat di makam Baqi. Banyak redaksi salam yang secara sah bersumber dari Nabi SAW. Di antaranya adalah, Assalaamuala Ahlid Diyaari Minal Mukminiina Wal Muslimin, Wa Yarhamullaahul Mustaqdimiina Minna Wal Mustakhiriin, Wa Inna Insya Allaahu Bikum Laahikuun (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada penghuni alam kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin, dan (mudah-mudahan) Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada orang-orang yang telah meninggal dunia di antara kita dan orangorang yang akan meninggal dunia, dan sesungguhnya kami, insya Allah, pasti akan berjumpa dengan kalian). Jika diperhatikan secara seksama, maka bangunan Raudhah, yang terdapat makam Rasul dan kedua sahabatnya, atau terkenal dengan khas kubah hijau diatasnya itu, tidak bersatu dengan bangunan Masjid Madinah. Sehingga jika ada yang beranggapan bahwa makam Rasulullah itu terletak di dalam Masjid Nabawi adalah keliru. Seperti halnya rumah Rasul dulu yang merapat dengan Masjid Nabawi dengan lorong pintu yang langsung berhadapan. Saat ini smartHAJJ Cordova sudah berada di kehangatan bumi Rasul Madinah Al-Munawwarah. Melakukan ziarah ke Makam Rasul dan para sahabatnya di pemakaman Baqi. Menikmati bagaimana peradaban Madinah bisa terwujud dengan kegemilangan melalui sejarah dan kepemimpinan Rasulullah SAW Tercinta. Selamat Menikmati nuansa Anshar di Perkampungan suci, sampaikan salam kami untuk Baginda Rasul SAW. Bahwa kami benar-benar rindu padanya.

Tentang Ziarah Kubur


Diterbitkan pada Rabu, 30 September 2009 10:16 Dilihat: 2428

Biasanya setiap hari Jumat atau sebelum menjelang bulan Ramadhan dan di Hari Raya , komplek pemakaman ramai tidak sedikit dikunjungi orang-orang yang berziarah. Ada yang berziarah ke makam orang tuanya. Ada yang berziarah ke makam sanak familinya atau kerabatnya. Ada pula yang berziarah ke makam para sesepuh dan ulama. Hal ini demi untuk mendoakan mereka yang telah mendahului kita agar Allah memberikan kepada mereka rahmah dan ampunan dan mengharamkan jasad-jasad mereka dari sentuhan api neraka.

Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan Abu Daud, pada awal sejarah Islam pernah melarang umat Islam untuk berziarah kubur. Beliau khawatir umat Islam mengkultuskan kuburan, berlaku syirik, atau bahkan menyembah kuburan. Tapi setelah keimanan umat Islam meningkat dan kuat. Maka Rasulullah SAW tidak khawatir lagi. Nabi pun kemudian bersabda : Aku dulu melarang kamu berziarah kubur. Sekarang, aku anjurkan melakukannya. Sebab bisa mengingatkan kita kepada akhirat" . Maka tradisi berziarah ini sangat baik dan terpuji demi mengingatkan kita semua, termasuk orang kaya, pamong praja, dan berpangkat, bahwa satu hari hidup kita pasti akan berakhir di pekuburan. Semua kemegahan hidup, rela tak rela, harus ditinggalkan dan kita harus terima babak baru perjalanan menghuni liang kubur yang luasnya sekitar 1 x 2 meter saja. Telah ditetapkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulullah SAW telah menganjurkan kita, disaat memasuki kompleks pemakaman, agar mengucapkan salam kepada ahli kubur seperti memberi salam kepada orang hidup: "Salam sejahtera bagimu penghuni kubur dari kaum Mukminin dan Mukminat. Dan kami Insya Allah akan betemu dengan kalian. Kamu adalah orang orang yang mendahului kami dan kami akan menyusul kalian. Kami bermohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan kalian."

Karena mereka (ahli kubur) mendengar, melihat, mengetahui dan membalas salam kita, akan tetapi kita tidak bisa mendengar mereka. Ucapan salam biasanya diberikan kepada orang yang mendengar dan berakal..Jika tidak, maka ucapan ini tidak mempunyai fungsi atau seolah-olah bersalam kepada benda mati yang tidak mendengar dan berakal. Para salaf shaleh, mereka semua bersepakat dengan apa yang telah ditetapkan Rasulullah SAW dan dijadikan sesuatu yang mutawatir (diterima kebenarannya) yang mana ahli kubur (mayyit) mengetahui orang yang berziarah dan mendapatkan ketenangan dengan kedatangannya. Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa mayyit setelah dikubur mendengar suara sandal orang yang mengantarkannya ke kuburan. Dari A'isyah ra sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : " Tidaklah diantara kalian berziarah kuburan saudaranya dan duduk disisinya, kecuali ia (mayyit) telah mendapatkan ketenangan dan ia hadir (datang) untuk menjawab salamnya sampai yang berziarah berdiri (pulang)".

Diriwayatkan oleh Abi Hurairah ra.. bahwa Rasulullah SAW berkata : "jika seseorang melewati kuburan saudaranya dan memberi salam kepadanya, maka ia (mayyit) akan menjawab salamnya dan mengetahui siapa yang menziarahinya. Dan apabila seseorang melewati kuburan seseorang yang tidak dikenal kemudian memberi salam, maka ia (mayyit) akan mejawab salamnya". Dari Ibnu Abdul Barr sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Jika seorang Muslim melewati kuburan saudaranya yang pernah dikenal di dunia, kemudian memberi salam kepadanya, maka Allah akan mengembalikan ruhnya kepadanya untuk menjawab salamnya". Diriwatkan oleh Bukhari Muslim, pernah Rasulullah SAW menyuruh mengubur orang orang kafir yang meninggal dalam peperangan Badar di kuburan Qulaib. Kemudian beliau berdiri di muka kuburan dan memanggil nama nama mereka satu persatu : " Wahai Fulan bin Fulan!! .. Wahai Fulan bin Fulan!!.. Apakah kamu mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah kepada kamu? Sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah kepada ku ". Sayyidina Umar bin Khattab yang berada disamping Nabi bertanya : " Ya Rasulullah sesungguhnya kamu telah berbicara dengan orang-orang yang sudah usang (mati)". Maka Rasulullah SAW pun berkata : "Demi Yang telah mengutus aku dengan kebenaran, sesungguhnya kamu tidak lebih mendengar dari mereka dengan apa yang aku katakan". Ini semuanya merupakan nash-nash dan dalil-dalil yang menyatakan bahwa mayit itu mendengar, melihat , mengetahui dan membalas salam seseorang. Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menerangkan bahwa ahli kubur (mayyit) itu mendengar, melihat, mengetahui apa yang terjadi disekitarnya dan membalas salam kita seperti orang hidup. Karena mereka (ahli kubur) tidak mati. Akan tetapi mereka berpindah dari satu alam ke alam yang lain, dari alam dunia ke alam barzakh. Allah berfirman didalam Surat al Muminun ayat 100 yang berbunyi : Sekali lagi tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka (ahli kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan . Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW dan sahabatnya pernah melewati salah satu kuburan Muslimin. Setelah memberi salam kepada ahli kubur, tiba-tiba Rasulullah berhenti di dua kuburan. Kemudian beliau berpaling kepada sahabatnya dan bersabda : "Kalian tahu bahwa kedua penghuni kuburan ini sedang diazab di dalam kubur? Mereka tidak diazab karena dosadosa dan kesalahan mereka yang besar. Akan tetapi mereka diazab karena dosa-dosa dan kesalahan mereka yang sepele dan kecil. Yang pertama diazab karena suka berbuat namimah (mengadu domba/fitnah) dan yang kedua diazab karena tidak beristinja' (tidak cebok setelah hadats kecil)". Kemudian Rasulullah SAW memetik dua tangkai pohon dan ditancapkannya di

kedua kuburan tersebut. Sahabat bertanya apa maksud dari yang telah dilakukan Rasulullah SAW itu. Beliau bersabda : "Allah memberi keringanan azab bagi kedua penghuni kubur tersebut semasih tangkai-tangkai pohon itu basah dan belum kering. Karena tangkai-tangkai pohon tersebut beristighfar untuk penghuni kubur yang sedang diazab". Sekarang, jika Allah memberi keringanan azab kepada ahli kubur karena istighfar sebatang pohon, istighfar seekor binatang, istighfar sebuah batu, pasir dan kerikil atau benda-benda mati lainnya yang tidak berakal. Apalagi istighfar kita sebagai manusia yang berakal dan beriman kepada-Nya . Dalam kitab Subulus Salam, Ash-Shonai telah menegaskan bahwa ziarah kubur merupakan hikmah bagi kita yang hidup, agar kita bisa mengambil itibar dan contoh yang baik dari saudara -saudara kita yang telah mendahului kita. Pula telah diterangkan dalam kitab tersebut bahwa ahli kubur (mayyit) mendengar, melihat, mengetahui dan membalas salam orang yang berziarah sama seperti menziarahi orang hidup. Cukup bagi yang datang ke pemakaman diberi nama penziarah. Maka pasti yang diziarahi (ahli kubur) mengetahui siapa yang menziarahinya. Tidak mungkin dinamakan penziarah jika yang diziarahinya tidak mengetahui siapa yang menziarahinya. Pula memberi salam kepada ahli kubur. Jika ahli kubur tidak mendengar dan mengetahui siapa yang memberi salam, hal ini sama saja dengan memberi salam kepada benda jamad atau benda mati. Maka ucapan salam diberikan kepada yang hidup, berakal, dan mendengar salam yang diberikan kepadanya. Contohnya, dalam kitab al-Ruh, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah meriwayatkan bahwa al-Fadhil bin Muaffaq disaat ayahnya meninggal dunia, sangat sedih sekali dan menyesalkan kematiannya. Setelah dikubur, ia selalu menziarahinya hampir setiap hari. Kemudian setelah itu mulai berkurang dan malas karena kesibukannya. Pada suatu hari dia teringat kepada ayahnya dan segera menziarahinya. Disaat ia duduk di sisi kuburan ayahnya, ia tertidur dan melihat seolah-olah ayahnya bangun kembali dari kuburan dengan kafannya. Ia menangis disaat melihatnya. Ayahnya berkata : wahai anakku kenapa kamu lalai tidak menziarahiku? Al-Fadhil berkata : Apakah kamu mengetahui kedatanganku? Ayahnya pun menjawab : Kamu pernah datang setelah aku di kubur dan aku mendapatkan ketenangan dan sangat gembira dengan kedatanganmu begitu pula teman-temanku yang di sekitarku sangat gembira dengan kedatanganmu dan mendapatkan rahmah dengan doa-doamu. Mulai saat itu ia tidak pernah lepas lagi untuk menziarahi ayahnya . Pada zaman paceklik, Bisyir bin Mansur selalu datang ke kuburan muslimin dan menghadiri shalat jenazah. Di sore harinya seperti biasa dia berdiri dimuka pintu kuburan dan berdoa : Ya Allah berikan

kepada mereka kegembiraan disaat mereka merasa kesepian. Ya Allah berikan kepada mereka rahmat di saat mereka merasa menyendiri. Ya Allah ampunilah dosa-dosa mereka dan terimalah amal-amal baik mereka . Bisyir berdoa di kuburan tidak lebih dari doa-doa yang tersebut diatas. Pernah satu hari, dia lupa tidak datang ke kuburan karena kesibukannya dan tidak berdoa sebagaimna ia berdoa setiap hari untuk ahli kubur.. Pada malam harinya dia bermimpi bertemu dengan semua ahli kubur yang selalu di ziarahinya. Mereka berkata : Kami terbiasa setiap hari diberikan hadiah darimu dengan doa -doa. maka janganlah kamu putuskan doa-doa itu.

Jika dalam berdoa ada adab-adab dan waktu-waktu yang mustajab dan diterima. Begitu pula dalam berziarah ada adab-adab dan waktu-waktu yang baik untuk berziarah. Adapun waktu yang baik dan tepat untuk berziarah adalah hari Jumat. Sebagimana Sufyan al-Tsauri telah diberitahukan oleh al-Dhohhak bahwa siapa yang berziarah kuburan pada hari Jumat dan Sabtu sebelum terbit matahari maka ahli kubur mengetahui kedatangannya. Hal itu kaerna kebesaran dan kemuliaan hari Jumat. Pernah Hasan al Qassab dan kawannya datang berziarah kekuburan muslimin. Setelah mereka memberi salam kepada ahli kubur dan mendoakannya, mereka kembali pulang. Di perjalanan ia bertemu dengan salah satu temannya dan berkata kepada Hasan al-Qassab : Ini hari adalah hari Senin. Coba kamu bersabar, karena menurut Salaf bahwa ahli kubur mengetahui kedatangan kita di hari Jumat dan sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya. (lihat kitab al-Ruh) Disebut dalam kitab al-Ruh bahwa Ibunya Utsman al Tofawi disaat datang sakaratul maut, berwasiat kepada anaknya : Wahai anakku yang menjadi simpananku disaat datang hajatku kepadamu. Wahai anakku yang menjadi sandaranku disaat hidupku dan matiku. Wahai anakku janganlah kamu lupa padaku menziarahiku setelah wafatku. Setelah ibunya meninggal dunia, ia selalu datang setiap hari Jumat ke kuburannya, berdoa dan beristighfar bagi arwahnya dan bagi arwah semua ahli kubur. Pernah suatu hari Utsman al Tofawi bermimpi melihat ibunya dan berkata : Wahai anakku, sungguh kematian itu suatu bencana yang sangat besa r. Akan tetapi, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada-Nya sungguh aku sekarang berada di Barzakh yang penuh dengan kenikmatan. Aku duduk di tikar permadani yang penuh dengan rauhan dan raihanah dengan sandaran dipan-dipan yang dibuat dari sutera halus dan sutera tebal. Demikianlah keadaanku sampai datangnya hari kebangkitan.. Utsman al Tofawi betanya : Ibu!.. Apakah kamu perlu sesuatu dari ku ? Ibunya pun menjawab : Ya!..Kamu jangan putuskan apa yang kamu telah lakukan untuk menziarahiku dan berdoa bagiku. Sesungguhnya aku selalu mendapat

kegembiraan dengan kedatanganmu setiap hari Jumat. Jika kamu datang ke kuburanku semua ahli kubur menyambut kedatanganmu dengan gembira. Diriwayatkan dalam kitab Ar-Ruh, bahwa salah satu dari keluarga Ashim al Jahdari pernah bermimpi melihatnya dan berkata kepadanya : Bukankan kamu telah meninggal dunia? Dan dimana kamu sekarang? Ashim berkata : Saya berada diantara kebun -kebun surga. Saya bersama teman-teman saya selalu berkumpul setiap malam Jumat dan pagi hari Jumat di tempat Abu Bakar bin Abdullah al Muzni. Disana kita mendapatkan berita-berita tentang kamu di dunia. Kemudian saudaranya yang bermimpi bertanya : Apakah kalian berkumpul dengan jasad-jasad kalian atau dengan ruh-ruh kalian? Maka mayyit itu ( Ashim al-Jahdari ) berkata : Tidak mungkin kami berkumpul dengan jasad-jasad kami karena jasad- jasad kami telah usang. Akan tetapi kami berkumpul dengan ruh-ruh kami .. Kemudian ditanya : Apakah kalian mengetahui kedatangan kami ? . Maka dijawab : Ya!.. Kami mengetahui kedatangan kamu pada hari Jumat dan pagi hari Sabtu sampai terbit matahari . Kemudan ditanya : Kenapa tidak semua hari-hari kamu mengetahui kedatangan kami? . Ia (mayyit) pun menjawab : Ini adalah dari kebesaran dan keafdholan hari Jumat . Tradisi berziarah adalah tradisi yang tetap hidup dengan segala warna-warninya dan merupakan suatu hikmah dari Allah dan sunah Rasulullah yang baik, terpuji dan patut dingat maknanya sedalam-dalamnya agar bisa mengingatkan diri kita bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian.. Wallahu alam.

Doa Ziarah Kubur


Doa Ziarah Kubur

Assalammualaikum ya ahli kubur Bismillah hirohmanirohim Asshaduala ilahaillallah waashadua anna muhamdar rosululloh Ilahadrotin nabiyil mustopa muhamadin soleloh hu alaiha wassalam alfatihah suma Ila hadrotin sohabattullah hususon abu bakar umar usman ali rodiyaa allah al humul fatihah suma Ila hadrotin ya wali ya allah hususon syeh abdul kodir jaelani rodiyaalah humul fatihah suma ila hadrotin ahli kubur hususon nama yang akan dikirim doa al fatihah lailahaillalloh muhamadar rosullolah Bismillahirrahmanirrahim . Al ikhlas 3 X Lailahaillaloh muhamadar rosululoh Bismillahirrahmanirrahim . Al Falaq Lailahaillaloh muhamadar rosululoh Bismillahirrahmanirrahim An-nas

Lailahaillaloh muhamadar rosululoh Bismillahirrahmanirrahim . Alif lam mim. Dzalikal-kitabu larayba fih. Hudal lil muttaqin.Alladzina yuminuna bil ghaybi wayuqimunash shalata wamimma razaqna hum yunfiqun.Walladzina yuminuna bimaunzila ilayka wama unzila minqablika wabil akhirati hum yuqinun. Ulaika ala hudam-mirrabbihim wa ula ika humulmuflihun. Lailahaillaloh muhamadar rosululoh Bismillahirrahmanirrahim . Wa ilahukum ilahuw-wahidul la ilaha illa huwarrahmanur rahim.Allahu la ilaha illa huwal hayyulqayyum , la takhudzuhusinatuw wala nawm, lahu mafis-samawati wama fil-ardh,mandzal-ladzi yasyfau indahuilla bi idznih, yalamu ma baynaaydihim wama khalfahum walayuhithuna bisyay-im-min ilmihiilla bima sya wasiakursiyyuhus-samawati walardha wa la yauduhuhifzhuhuma wa huwal aliyyulazhim. Bismillahirrahmanirrahim . Surat yassin Dilanjut dengan doa selamat.

Doa Ziarah Kubur Berikuta adalah doa ziarah kubur yang diajarkan oleh Rasulullahshallallahu alaihi wasallam-,sebagimana diriwayatkan oleh Imam Muslim 2/671,Ibnu Majah 2/671: ,

Assalamu alaikum ahlad diaar minal muminina wal muslimin wa inna in syaaallahu bikum laahiquun wa yarhamullahul mustaqdimina minna wal mustakhiriin,asalullaha lana walakumul aafiah

Artinya: "Semoga kesejahteraan atasmu wahai penduduk kampung (barzakh/kubur) dari kalangan kaum mukminin dan muslimin,sesungguhnya kamiinsyaAllah-akan menyusul (kalian),saya mohon kepada Allah untuk saya dan kalian supaya diberi keselamatan (dari apa yang tidak diinginkan)".

Hal-hal Yang Dianggap Benar Ketika Ziarah Kubur

Membaca surat Yasin di kuburan Hadits yang menganjurkan akan hal ini adalah lemah bahkan sebagian ulama mengatakan hadits tentang hal ini adalah "la ashla lahu" (hanya dibuat-buat oleh orang-orang),walupun ada sanadnya akan tetapi sanadnya haliq (kacau balau),lihat penjelasan lengkapnya dalam kitab ad-Da'ifah hadits ke 1246. Menghadiahkan al-Fatihah Ketika Ziarah Kubur Ini adalah amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan generasi terdahulu ummat ini,lihat penjelasannya dalam Tafsir al-Manar 8/268. Membacakan Surat al-Ikhlash Sebanyak 11 Kali Hadits yang menganjurkan akan hal ini adalah maudhu' (palsu),lihat kitab Ahkamul Jana'iz hlm.193. Memberikan Upah Bagi Yang Membacakan al-Qur'an Untuk Mayat Amalan ini termasuk amalan yang diada-adakan dan tidak pernah dicontohkan oleh generasi terdahulu ummat ini,lihhat penjelasannya dalam Fatawa Syaikhul Islam 354.

Menghias Kuburan Termasuk membangunya dengan menembok,menyemen,mengecat,dan menulis diatasnya,ini semua dilarang oleh agama kita yang mulia ini lihat Syarah ath-Thariqah al-Muhammadiyyah 1/114,115.

Read more: http://abuzaidaz.blogspot.com/2012/10/doa-ziarah-kubur.html#ixzz2N5kjbWoR

Anda mungkin juga menyukai