Judi Prajitno
11/07/2013
Presented by:
NORSAIN, SE.M.Ak
dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan / Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan dalam negeri (a tax consumption expenditure) Pengenaan sebagai nilai tambah (value added tax) dari suatu transaksi dari suatu transaksi Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) pada setiap produksi / penyerahan. Mulai dari hulu hingga hilir, saat konsumen akhir membeli atau memanfaatkan barang/jasa tsb terdapat objek pemungutan PPN pada selisih Judi Prajitno 11/07/2013 harga penyerahan dan harga pembelian
Barang Kena Pajak (BKP) dan / atau Jasa Kena Pajak (JKP) selaku pemikul beban pajak yang sebenarnya
Judi Prajitno
11/07/2013
1. Obyektif
Karakteristik PPN
Ditentukan adanya obyek Tidak melihat penghasilan tinggi / rendah; kaya / miskin; laba / rugi
Karakteristik (Contd)
5. Multi Stage Tax (tiap jalur produksi/distribusi)
H : 100 PK 10 B PM 10
Distributor
H : 120 PK 12
C PM 12
Agen
H : 150 PK 15 D
Toko
H : 200 PK 20
A
Pabrik
PM 15 PPN ymhdb 20 - 15 : 5
PM 20
Konsumen A / B
PPN ymhdb 10 - 0 : 10
PPN ymhdb 12 - 10 : 2
PPN ymhdb 15 - 12 : 3
PPN ymhdb 20 - 0 : 20
Judi Prajitno
Konsumen A : Kaya / Mampu / Laba Konsumen B : Miskin / Tdk Mampu / Rugi A & B menanggung beban Pajak yg sama
11/07/2013
B
PKP Penjual Pajak Keluaran (PK) : 12
C
PKP Pembeli
Sebagai :
Pajak Masukan (PMK) : 12 (Dikreditkan terhadap PK)
1 2
Faktur Pajak
Judi Prajitno
11/07/2013
B
PKP Penjual
Pemungut
KPKN Bendh Pemrth Pembeli
1
Faktur Pajak
2 Bank
Judi Prajitno
11/07/2013
Subyek PPN
1. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
- Permohonan Dikukuhkan Nomor PKP - Otomatis wajib menjadi PKP menurut UU No PKP Jabatan - Pengusaha Kecil Memilih u jadi PKP
ayat (1) huruf a, huruf c, huruf f, huruf g, dan huruf h UU PPN, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak No PKP
Pengusaha Kena Pajak wajib : memungut PPN dan / atau PPnBM yg terhutang Faktur Pajak
Judi Prajitno
11/07/2013
tidak wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan Pajak PPnBM.
2.
Batasan Pengusaha Kecil ditetapkan oleh Menteri Keuangan. PMK-68/2010 : Pengusaha kecil = pengusaha yg selama satu thn buku melakukan penyerahan BKP dan/ atau JKP dgn jml peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tdk lebih dari 600 jt
3. Pengusaha kecil dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP harus memenuhi
4.
Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, apabila sampai dgn suatu bulan dlm tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi 600 jt. akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi 600 jt
Judi Prajitno
5. Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP dilakukan paling lama
11/07/2013
OBYEK PPN
Pasal 4 UU PPN :
a. b. c. d. e. f. g. h.
penyerahan BKP dalam DP oleh Pengusaha impor BKP penyerahan JKP dalam DP oleh Pengusaha pemanfaatan BKP tdk berwujud dari luar DPdi dlm DP pemanfaatan JKP dari luar DP di dlm DP ekspor BKP oleh PKP ekspor BKP Tidak Berwujud oleh PKP ekspor JKP oleh PKP
penyerahan seluruh aktiva, kecuali atas penyerahan aktiva yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, serta penyerahan aktiva berupa sedan dan station wagon.
Judi Prajitno 11/07/2013
yg hasilnya digunakan sendiri / pihak lain. 3. Bangunan, berupa satu / lebih konstruksi teknik yg ditanam / dilekatkan secara tetap pd satu kesatuan tanah dan/atau perairan dengan kriteria: a) konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja; b) diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan c) luas keseluruhan paling sedikit 300 m2 (tiga ratus meter persegi).
4. PPN terutang = 10 % x DPP 5. DPP = 40% jml biaya yg dikeluarkan dan/atau yg dibayarkan untuk membangun
bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah. 6. Saat terutang = saat mulai dibangunnya bangunan.
Judi Prajitno 11/07/2013
Judi Prajitno
11/07/2013
TIDAK DIKENAKAN PPN (contd) Psl 4A ay.(3) UU PPN Non JKP (Jasa Kena Pajak)
9. jasa penyiaran yg tidak bersifat iklan; 10. jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yg menjadi bagian yg tdk terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri; 11. jasa tenaga kerja; 12. jasa perhotelan; 13. jasa yg disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum; 14. jasa penyediaan tempat parkir; 15. jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam; 16. jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan 17. jasa boga atau katering.
penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian; pengalihan BKP karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing); penyerahan BKP kpd pedagang perantara atau melalui juru lelang; pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas BKP; BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yg menurut tujuan semula tdk untuk diperjualbelikan, yg masih tersisa pd saat pembubaran perusahaan; penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan BKP antar cabang; penyerahan BKP secara konsinyasi; dan penyerahan BKPoleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan yg dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yg penyerahannya dianggap langsung dari PKP kepada pihak yg membutuhkan BKP.
Judi Prajitno
11/07/2013
EXISTING
pada
setiap
transaksi
Dikenakan PPN, namun penyerahannya dianggap langsung dari supplier kepada konsumen (Psl 1A (1) huruf h)
Judi Prajitno
11/07/2013
EXISTING
Dikenakan PPN.
Tidak dikenakan PPN, dengan syarat semua perusahaan yang terlibat telah terdaftar sebagai PKP (Psl 1A (2) huruf d).
Judi Prajitno
11/07/2013
5.
penyerahan BKP kpd makelar sebagaimana dimaksud dlm KUHD; penyerahan BKP untuk jaminan utang-piutang; penyerahan BKP dari pusat-cabang / antar cabang dlm hal PKP melakukan pemusatan tempat pajak terutang; pengalihan BKP dlm rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dgn syarat pihak yg melakukan pengalihan dan yg menerima pengalihan adalah PKP; BKP berupa aktiva yg menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yg masih tersisa pd saat pembubaran perusahaan, dan yg Pajak Masukan atas perolehannya tdk dpt dikreditkan sbgmn dimaksud dlm Psl 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
Judi Prajitno
11/07/2013
Hubungan Istimewa
Psl 2 UU PPN
Dalam hal Harga Jual atau Penggantian dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka Harga Jual atau Penggantian dihitung atas dasar harga pasar wajar pada saat penyerahan BKP atau JKP itu dilakukan. Hubungan istimewa dianggap telah terjadi apabila : 1. Pengusaha mempunyai penyertaan langsung atau tidak langsung sebesar 25 % atau lebih pada Pengusaha lain. Contoh : PT.A mempunyai penyertaan pada PT.B sebesar 50%. Dan PT.B mempunyai penyertaan pada PT.C sebesar 50%, maka antara PT.A dan PT.B, PT.B dan PT.C, PT.A dan PT.C terjadi hubungan istimewa. 2. Hubungan antara Pengusaha dengan penyertaan 25 % atau lebih pada dua pengusaha atau lebih. Contoh : PT.X mempunyai penyertaan pada PT.Y sebesar 30%. Dan PT.X juga mempunyai penyertaan pada PT.Z sebesar 40%, maka antara PT.X dan PT.Y, PT.X dan PT.Z, PT.Y dan PT.Z ada hubungan istimewa.
Judi Prajitno 11/07/2013
Hubungan Istimewa
Psl 2 UU PPN
Hubungan istimewa dianggap telah terjadi apabila : (contd) 3. Pengusaha yg satu menguasai Pengusaha yg lainnya atau dua atau lebih Pengusaha berada di bawah penguasaan Pengusaha yang sama baik langsung maupun tidak langsung. 4. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus satu derajad, dan / atau kesamping satu derajat. a. sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat : ayah, ibu, anak b. sedarah dalam garis keturunan kesamping satu derajat : kaka dan adik c. semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat : mertua, anak mantu, anak tiri d. semenda dalam garis keturunan kesamping satu derajat : ipar
Judi Prajitno
11/07/2013
Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/ JKP atau sebelum dimulainya pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran.
Judi Prajitno 11/07/2013
Penyerahan BKP
22/10/2010
Pembayaran I
10/11/2010
Pembayaran II
20/12/2010
Judi Prajitno
11/07/2013
2. 3. 4.
Judi Prajitno
11/07/2013
Judi Prajitno
11/07/2013
Tarif pajak 10% tsb di atas dapat diubah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% yg perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
: Harga Jual : Harga Penggantian : Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + BM + BMT : PMK No.75/2010
11/07/2013
ilustrasi
PT. L adalah industri benang yang menjual
benang ke PT. CL Harga jual = Rp. 1,000,00 PPN = Rp. 1,000,00 X PPn 10% = Rp. 100,00 (setor ke kas negara)
Judi Prajitno
11/07/2013
ilustrasi
PT. CL memproses benang menjadi kain
400,00) PPN = Rp. 1,500,00 X PPn 10% = Rp. 150,00 (setor ke kas negara)
Judi Prajitno
11/07/2013
ilustrasi
PT. SB membeli kain melakukan proses menjadi
garmen Harga jual = Rp. 2,000,00 (Rp. 1.650 + Rp. 350,00) PPN = Rp. 2,000,00 X PPn 10% = Rp. 200,00 (setor ke kas negara)
Semakin panjang mata rantai produksi, distribusi,
dan konsumsi terjadi pengenaan pajak berganda dengan beban pajak yang ditanggung konsumen akhir PPN
Judi Prajitno 11/07/2013
Penyerahan BKP melalui pedagang Harga yg disepakati antr Dapat perantara perantara & pembeli Penyerahan BKP melalui juru lelang Harga lelang Dapat Penyerahan Jasa Pengiriman Paket Penyerahan Jasa Biro Perjalanan / Wisata 10 % tagihan 10 % tagihan Tidak Dapat Tidak Dapat
11/07/2013
Judi Prajitno
PM dlm suatu Masa Pajak dikreditkan dgn PK dlm Masa Pajak yg sama.
2.
3. 4. 5. 6.
Apabila dlm suatu masa pajak PKP melakukan penyerahan yg terutang & yg tdk terutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yg terutang pajak dpt diketahui dgn pasti dari pembukuannya, jumlah PM yg dpt dikreditkan adl PM yg berkenaan dgn penyerahan yg terutang pajak. Apabila dlm suatu masa pajak PKP melakukan penyerahan yg terutang & yg tdk terutang pajak, sedangkan PM u/ penyerahan yg terutang pajak tdk dpt diketahui dgn pasti, jumlah PM yg dpt dikreditkan u/ penyerahan yg terutang pajak dihitung dgn pedoman yg diatur dgn Peraturan Menteri Keuangan PMK 78/2020 PM yg telah dikreditkan oleh PKP blm berproduksi dan telah diberikan pengembalian wajib dibayar kembali oleh PKP dlm hal PKP tsb mengalami keadaan gagal berproduksi dlm jk wkt paling lama 3 (tiga) thn sejak Masa Pajak pengkreditan Pajak Masukan dimulai. Besarnya PM yg dpt dikreditkan oleh PKP yg peredaran usahanya dlm 1 (satu) thn tdk melebihi jml tertentu, dpt dihitung dgn menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan.
Judi Prajitno 11/07/2013
2.
3.
4.
Besarnya PM yg dpt dikreditkan oleh PKP yg melakukan kegiatan usaha tertentu dihitung dgn menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan.
PM yg dpt dikreditkan, ttp blm dikreditkan dgn PK pd Masa Pajak yg sama, dpt dikreditkan pd Masa Pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) bln setelah berakhirnya Masa Pajak yg bersangkutan sepanjang blm dibebankan sbg biaya & blm dilakukan pemeriksaan. Dalam hal terjadi pengalihan BKP dlm rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha, PM atas BKP yg dialihkan yg belum dikreditkan oleh PKP yg mengalihkan dpt dikreditkan oleh PKP yg menerima pengalihan, sepanjang Faktur Pajaknya diterima setelah terjadinya pengalihan dan PM tsb blm dibebankan sebagai biaya atau dikapitalisasi.
6.
7.
Judi Prajitno
11/07/2013
5.
6. 7. 8. 9.
perolehan BKP / JKP sebelum pengusaha dikukuhkan sbg PKP; perolehan BKP / JKP yg tdk mempunyai hubungan langsung dgn kegiatan usaha; perolehan & pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan; pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sbg PKP; perolehan BKP / JKP yg Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan pemanfaatan BKP Tidak Berwujud JKP dari luar Daerah Pabean yg Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan perolehan BKP / JKP yg PM nya ditagih dgn penerbitan ketetapan pajak; perolehan BKP / JKP yg PM nya tidak dilaporkan dlm SPT Masa PPN, yg ditemukan pd waktu dilakukan pemeriksaan; dan perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi
Judi Prajitno
11/07/2013
Dasar Hukum
Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak yang peredaran usahanya dalam 1 (satu) tahun tidak melebihi jumlah tertentu, kecuali Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (7a), dapat menghitung dengan menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan.
39
7/11/2013
40
7/11/2013
Kewajiban
Kewajiban - Memberitahukan Secara Tertulis Bagi yg telah menjadi PKP : paling lama pada saat batas waktu penyampaian SPT Masa PPN Masa Pajak pertama dalam tahun buku dimulainya penggunaan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi pengusaha yang baru dikukuhkan sebagai PKP: paling lama pada saat batas waktu penyampaian SPT Masa PPN Masa Pajak saat dikukuhkan sebagai PKP.
Kewajiban untuk Konsisten PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan harus melaksanakan secara taat asas dalam 1 (satu) tahun buku, sepanjang peredaran usaha dalam 1(satu) tahun buku tidak melebihi Rp 1,8 M
41 Tutor : Judi Prajitno 7/11/2013
42
7/11/2013
Kewajiban Beralih ke Mekanisme PK - PM Sbg dampak Pembetulan SPT Masa (Pasal 13)
1. Dalam hal PKP yg melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak tertentu dlm periode tahun buku penggunaan pedoman penghitungan pengkreditan PM, dan mengakibatkan peredaran usaha tahun buku yg bersangkutan menjadi lebih besar dari 1,8 M, maka PKP wajib menggunakan mekanisme PK-PM 2. Kewajiban menggunakan mekanisme mekanisme PK-PM dlm hal PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN tertentu, berlaku mulai Masa Pajak setelah Masa Pajak yg peredaran usahanya menjadi lebih besar dari Rp1.8 M 3. Penggunaan mekanisme PK-PM dilakukan dengan cara pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak dimana peredaran usaha tahun buku yang bersangkutan menjadi lebih besar dari 1,8 M
43
7/11/2013
2.
3.
44
7/11/2013
PKP yang telah menggunakan mekanisme pengkreditan PK-PM dapat kembali menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan apabila peredaran dalam 2 tahun tidak melebihi Rp1,8 M
45
7/11/2013
Penghitungan
Prosentase Pedoman Penghitungan a. 60% (enam puluh persen) dari PK untuk penyerahan Jasa Kena Pajak; dan b. 70% (tujuh puluh persen) dari PK untuk penyerahan Barang Kena Pajak
Penghitungan PK PK = 10% x DPP dimana DPP = peredaran usaha PPN yang Wajib Disetor PPN yang wajib disetor setiap masa pajak = PK () PM, sehingga: a. Bagi PKP yang menyerahkan JKP = 4% x DPP (jmlh peredaran usaha) b. Bagi PKP yang menyerahkan BKP = 3% x DPP (jmlh peredaran usaha)
46 Tutor : Judi Prajitno 7/11/2013
Contoh 1 PKP C bergerak di bidang perdagangan sepatu dan sandal. PKP C menggunakan pedoman pengkreditan Pajak Masukan (telah memenuhi ketentuan). Selama masa Januari 2011 PKP A melakukan penyerahan sebesar 4.200.000,Berapakah PPN kurang bayar yang dilaporkan di dalam SPT Masa Januari 2011 ? Jawab : PK = 10 % x Rp. 4.200.000,- 420.000,PM = 70 % x PK 294.000,PPN Kurang Bayar 126.000,- (atau sama dgn 3% x DPP) Contoh 2 PKP D bergerak di bidang jasa konsultasi HRD. PKP D menggunakan pedoman pengkreditan Pajak Masukan (telah memenuhi ketentuan). Selama masa Januari 2011 PKP D melakukan penyerahan sebesar 5.800.000,Berapakah PPN kurang bayar yang dilaporkan di dalam SPT Masa Januari 2011 ? Jawab : PK = 10 % x Rp. 5.800.000,PM = 60 % x PK PPN Kurang Bayar
47 Tutor : Judi Prajitno
Contoh 3 PKP E bergerak di bidang bengkel mobil. PKP E menggunakan pedoman pengkreditan Pajak Masukan (telah memenuhi ketentuan). Selama masa Januari 2011 PKP E melakukan penyerahan sbb : - Atas penjualan onderdil mobil sebesar Rp. 62.000.000,- Atas jasa perbaikan & service sebesar Rp. 14.000.000,Berapakah PPN kurang bayar yang dilaporkan di dalam SPT Masa Januari 2011 ? Jawab : PK atas BKP = 10 % x Rp. 62.000.000,PK atas JKP = 10 % x Rp. 14.000.000,Jumlah PK PM atas BKP = 70 % x PK PM atas JKP = 60 % x PK Jumlah PM Rp. 6.200.000, Rp. 1.400.000,Rp. 7.600.000, Rp. 4.340.000, Rp. 840.000,Rp. 5.180.000,-
PPN Kurang Bayar = Rp. 7.600.000,- - Rp. 5.180.000,- = Rp. 2.420.000,48 Tutor : Judi Prajitno 7/11/2013
Ketentuan Umum
Dalam rangka memberi kemudahan menghitung PPN yang harus disetor oleh PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu wajib menghitung besarnya PM yg dapat dikreditkan dengan menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM
51
7/11/2013
Dasar Hukum
Pasal 9 ayat (7a) dan ayat (7b) UU PPN Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha tertentu dihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan.
52
7/11/2013
PKP yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu, wajib menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM
53
7/11/2013
Penghitungan
Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM adalah: a. 90% dari PK, dalam hal PKP melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran. b. 80% dari PK, dalam hal PKP melakukan penyerahan emas perhiasan secara eceran
PK = 10% x DPP DPP = peredaran usaha PPN yg wajib disetor setiap Masa Pajak = PK PM yg dapat dikreditkan, sehingga:
a. Bagi PKP yg menyerahkan kendaraan bermotor bekas = 1% x DPP b. Bagi PKP yg menyerahkan emas perhiasan secara eceran = 2% x DPP
Tutor : Judi Prajitno 7/11/2013
54
Contoh 1 PKP A bergerak di bidang perdagangan mobil bekas secara eceran. Selama masa Januari 2011 PKP A melakukan penyerahan mobil bekas sebesar 1.200.000.000,Berapakah PPN kurang bayar yang dilaporkan di dalam SPT Masa Januari 2011 ? Jawab : PK = 10 % x Rp. 1.200.000.000, 120.000.000,PM = 90 % x PK 108.000.000,PPN Kurang Bayar 12.000.000,- (atau sama dgn 1% x DPP) Contoh 2 PKP B bergerak di bidang perdagangan emas perhiasan secara ecera. Selama masa Januari 2011 PKP B melakukan penyerahan emas perhiasan sebesar 300.000.000,Berapakah PPN kurang bayar yang dilaporkan di dalam SPT Masa Januari 2011 ?
2. Dalam hal suatu Masa Pajak, PKP yg melakukan Kegiatan Usaha Tertentu beralih usaha diluar Kegiatan Usaha Tertentu, maka penghitungan pengkreditan PM :
a. PKP dapat menggunakan deemed omzet apabila omzet dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi Rp1,8 M b. PKP wajib menggunakan mekanisme pengkreditan PM dengan PK apabila omzet dalam 1 (satu) tahun buku di atas Rp1,8 M 3. Bagi PKP Orang Pribadi yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan, pengertian tahun buku adalah tahun kalender
56
7/11/2013
57
7/11/2013
TERIMA KASIH
58
7/11/2013